Saat terjadinya Transaksi Elektronik Objek Transaksi Via EDC menurut UU ITE – Telekomunikasi

43 menggunakan kartu mereka untuk membayar harga barang kepada penjual yang menggesekan kartu tersebut pada mesin EDC adalah para pengguna.

3.3. Saat terjadinya Transaksi Elektronik

Menurut rumusan-rumusan pasal yang terdapat dalam UU ITE maupun UU Telekomunikasi yang mengatur mengenai saat terjadinya transaksi elektronik, saat terjadinya transaksi elektronik adalah pada saat penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima. Namun hal tersebut tidak berlaku apabila para pihak yang ada dalam transaksi elektronik tersebut menentukan lain. Berikutnya, persetujuan atas penawaran transaksi elektronik sebagaimana dimaksud di atas harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik. 12 Penulis berpendapat, bahwa apabila asas hukum sebagaimana dikemukakan di atas diterapkan kepada penggunaan EDC, maka dapat dikatakan bahwa kontrak elektronik via EDC terjadi pada saat pengguna menyerahkan kartunya, memasukan password dan PIN serta kasir menggesek kartu tersebut di mesin EDC.

3.4. Objek Transaksi Via EDC menurut UU ITE – Telekomunikasi

Secara eksplisit pasal-pasal dalam UU ITE maupun UU Telekomunikasi tidak mengatur mengenai apa saja yang dapat menjadi objek dalam transaksi elektronik. Namun bukan berarti hal tersebut tidak diatur dalam kedua UU tersebut. Objek transaksi dapat ditemukan dalam penjelasan Pasal 9 UU ITE yang berbunyi: 12 Pasal 20 UU ITE. 44 “Yang dimaksud dengan “informasi yang lengkap dan benar” meliputi: a informasi yang memuat identitas serta status subjek hukum dan kompetensinya, baik sebagai produsen, pemasok, penyelenggara maupun perantara;b informasi lain yang menjelaskan hal tertentu yang menjadi syarat sahnya perjanjian serta menjelaskan “barang danatau jasa” yang ditawarkan, seperti nama, alamat, dan deskripsi barangjasa.” Dari penjelasan tersebut, dapat Penulis simpulkan bahwa yang menjadi objek dalam transaksi elektronik adalan barang dan jasa. Dalam konteks EDC, maka data keuangan yang ada dan dapat diakses melalui kartu debit dan kartu kredit pengguna, adalah obyek transaksi elektronik via EDC 3.5.Hak dan Kewajiban dalam Transaksi Via EDC 13 Pasal-pasal yang terdapat dalam UU ITE maupun UU Telekomunikasi serta peraturan perundangan-undangan lain menurut tangkapan Penulis, juga mengatur hak-hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang ada dalam transaksi elektronik. Bagi Pelaku usaha, yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik, maka pihak itu berkewajiban untuk menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. 14 Pelaku usaha, yang juga sebagai pengguna jasa layanan agen eletronik harus bertanggungjawab atas segala akibat hukum yang timbul apabila kerugian 13 Menurut satuan amatan penelitian dalam hal ini UU ITE dan UU Telekomunikasi. 14 Pasal 9 UU ITE. 45 Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan. 15 Selanjutnya, bagi setiap orang yang terlibat dalam Tanda Tangan Elektronik yang berkewajiban memberikan pengamanan atas Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya. Pengamanan Tanda Tangan Elektronik tersebut sekurang-kurangnya meliputi: a Sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang tidak berhak; b Penanda Tangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menghindari penggunaan secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan Tanda Tangan Elektronik; c Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda, menggunakan cara yang dianjurkan oleh penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun cara lain yang layak dan sepatutnya harus segera memberitahukan kepada seseorang yang oleh Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda Tangan Elektronik atau kepada pihak pendukung layanan Tanda Tangan Elektronik. Apa yang baru saja dikemukakan tersebut dilakukan apabila: 1 Penanda Tangan mengetahui bahwa data pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah dibobol; atau 2 keadaan yang diketahui oleh Penanda Tangan dapat menimbulkan risiko yang berarti, kemungkinan akibat bobolnya data pembuatan Tanda Tangan Elektronik; dan Yang terakhir d dalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk mendukung Tanda Tangan Elektronik, Penanda Tangan 15 Pasal 21 Ayat 4 UU ITE. 46 harus memastikan kebenaran dan keutuhan semua informasi yang terkait dengan Sertifikat Elektronik tersebut. Setiap Orang yang melakukan pelanggaran ketentuan tersebut, bertanggung jawab atas segala kerugian dan konsekuensi hukum yang timbul. 16 Kewajiban berikutnya bagi para pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik adalah beriktikad baik dalam melakukan interaksi danatau pertukaran informasi elektronik danatau dokumen elektronik selama transaksi berlangsung. 17 Selanjutnya, Para pihak dalam melakukan transaksi elektronik, harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati. 18 Sedangkan hak dari para pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik adalah kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya, serta juga memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang untuk menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya. 19 Selanjutnya bagi Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya Sistem Elektronik sebagaimana 16 Pasal 12 UU ITE. 17 Pasal 17 Ayat 2 UU ITE. 18 Pasal 19 UU ITE. 19 Pasal 18 Ayat 2 dan 4 UU ITE. 47 mestinya. Penyelenggara Sistem Elektronik bertanggung jawab terhadap Penyelenggaraan Sistem Elektroniknya. 20 Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang tersendiri, setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib mengoperasikan Sistem Elektronik yang memenuhi persyaratan minimum yang adalah sebagai berikut: a dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan; b dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; c dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; d dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; dan e memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk. 21

3.6. Saat berakhirnya Transaksi Elektronik Via EDC