40
Selanjutnya seperti telah Penulis kemukakan di atas, dalam pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik idealnya didasarkan atas asas
kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi, seperti yang di atur dalam Pasal 3 UU ITE.
Sedangkan tujuan dari pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik yang diatur dalam Pasal 4 UU ITE adalah untuk a mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; b mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.
Selanjutnya, tujuan pemanfaatan teknologi informasi, yang di dalamnya termasuk EDC adalah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang
untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab;
dan e memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
3.2. Pihak-pihak dalam Transaksi EDC
Menurut pendapat Penulis, hasil penelitian terhadap UU ITE menunjukan jalan bahwa pihak dalam suatu transaksi elektronik via EDC adalah: pertama,
pihak Penyelenggara Sertifikasi Elektronik. Pihak itu berbadan hukum berfungsi
41
sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.
4
Pihak selanjutnya dalam transaksi elektronik via EDC menurut hasil penelitian Penulis terhadap UU ITE adalah Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Dimaksud dengan Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh professional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh
Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.
5
Pihak selanjutnya adalah Penanda Tangan, yang dalam UU ITE adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan
Elektronik.
6
Pihak berikut yang terdapat dalam transaksi elektronik seperti EDC adalah pihak Pengirim, yang adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi
Elektronik danatau Dokumen Elektronik.
7
Pihak selanjutnya adalah seperti yag diatur dalam Pasal 1 Angka 19 UU ITE adalah Penerima. UU ITE mendefinisikan Penerima adalah subjek hukum
yang menerima Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dari Pengirim.
4
Pasal 1 Angka 10 UU ITE.
5
Pasal 1 Angka 11 UU ITE.
6
Pasal 1 Angka 13 UU ITE.
7
Pasal 1 Angka 18 UU ITE.
42
Selain para pihak di dalam UU ITE, UU Telekomunikasi juga mengatur mengenai hal tersebut. Para pihak dalam UU Telekomunikasi yang pertama
adalah Penyelenggara telekomunikasi. Yang dimaksud dengan Penyelenggara telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan
usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan Negara.
8
Pihak selanjutnya dalam transaksi elektronik yang diatur dalam UU Telekomunikasi adalah Pelanggan yang berarti perseorangan, badan hukum,
instansi pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi berdasarkan kontrak.
9
Pihak selanjutnya adalah Pemakai. Pemakai adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau
jasa telekomunikasi yang tidak berdasarkan kontrak.
10
Pihak yang juga tidak dapat ditinggalkan dalam analisis konvergensi antara UU ITE dan UU Telekomunikasi itu adalah Pengguna, yang merupakan
pelanggan dan pemakai.
11
Memerhatikan hal ini, maka Penulis berpendapat bahwa setiap pembawa kartu debit maupun kartu kredit yang berbelanja dan
8
Pasal 1 Angka 8 UU Telekomunikasi.
9
Pasal 1 Angka 9 UU Telekomunikasi.
10
Pasal 1 Angka 10 UU Telekomunikasi.
11
Pasal 1 Angka 11 UU Telekomunikasi.
43
menggunakan kartu mereka untuk membayar harga barang kepada penjual yang menggesekan kartu tersebut pada mesin EDC adalah para pengguna.
3.3. Saat terjadinya Transaksi Elektronik