Arti Penting Transaksi Elekronik dalam Kaitan Dengan EDC

49 menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya. Apabila para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud, maka penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, harus didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional. 22 Selain para pihak, setiap orang juga dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan Sistem Elektronik danatau menggunakan Teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian. Masyarakat juga dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang menyelenggarakan Sistem Elektronik danatau menggunakan Teknologi Informasi yang berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan. 23

3.8. Arti Penting Transaksi Elekronik dalam Kaitan Dengan EDC

Kegunaan dari rumusan deskripsi atas studi undang-undang sebagaimana telah dikemukakan di atas adalah bahwa dari studi tersebut yang ada terlihat apabila hakikat dari transaksi elektronik adalah sebagai suatu kontrak. Hal itu terlihat dalam struktur analisis di atas mulai dari hakekat sampai dengan penyelesaian sengketa. 22 Pasal 18 Ayat 4 dan 5 UU ITE. 23 Pasal 38 UU ITE. 50 Bahwa transaksi dengan menggunakan EDC pada hakekatnya adalah suatu kontrak. Menurut pendapat Penulis, dalam transaksi yang menggunakan EDC sebagai suatu kontrak itu terdapat pihak-pihak misalnya pihak merchant penjual yang dalam hal ini diperankan oleh kasir yang menerima kartu debet atau kartu kredit kemudian menggesekan kartu tersebut pada mesin EDC dan melakukan tindakan-tindakan lain untuk melahirkan suatu perikatan dalam hal ini sebagai Penjual menerima pembayaran dari pihak Pembeli sebelum menyerahkan barang- barang yang telah dicatatkan pada mesin EDC komputer. Perlu penulis kemukakan sekali lagi soal kapan suatu kesepakatan dalam suatu transaksi elektronik, yaitu; Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima. 24 Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik. 25 Transaksi Elektronik terjadi pada saat kesepakatan antara para pihak yang dapat berupa, antara lain pengecekan data, identitas, nomor identifikasi pribadi personal identification numberPIN atau sandi lewat password. 26 24 Pasal 20 Ayat 1 UU ITE. 25 Pasal 20 Ayat 2 UU ITE. 26 Penjelasan Pasal 20 Ayat 1 UU ITE. 51 Hasil penelitian undang-undang di atas juga membenarkan bahwa transaksi elektronik dengan menggunakan EDC adalah suatu kontrak mengingat terjadinya perjanjian atau perikatan antara pihak Penjual dan pihak Pembeli sejalan dengan prinsip hukum yang mengatur mengenai saat terjadinya suatu perikatan, antara lain sejak adanya kata sepakat. Dalam hal ini, baik pihak-pihak maupun saat terjadinya perjanjian dalam transaksi menggunakan EDC tidak jauh menyimpang dari kaedah-kaedah konvensional mengenai para pihak dan juga saat terjadi perjanjian sebagaimana diatur dalam tuntutan hukum dalam KUHPerdata pasal 1320. Hanya saja, dalam beberapa hal, seperti munculnya dokumen dan atau informasi elektronik sebagai alat bukti, adalah merupakan hal yang unik dalam transaksi elektronik, dalam hal ini termasuk transaksi elektronik menggunakan EDC. Namun demikian hukum positif Indonesia telah menegaskan suatu prinsip penting, yaitu bahwa kegiatan melalui media system elektronik, termasuk melalui EDC catatan Penulis, yang disebut juga ruang siber cyber space, meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. 27 27 Lihat, Penjelasan atas UU RI No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, I Umum, Paragraf. 7. 52

3.9. Arti Penting Hasil Penelitian Perundang-Undangan