STUDI KANDUNGAN GIZI PADA PAKAN DROP IN RUSA DI PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

(1)

ABSTRACT

STUDY OF NUTRITION CONTENT FOOD DROP IN DEER IN PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

By

Jumayanti Boru Hombing

Deer prosperity within ex-situ sanctuary could be estimated according to some factors, one of those its nutriens. The rate of food comsumtion from whole deer from drop in feeder was about 88,05 kg per day with averages per individual about 4,63 kg per day. The averages amount off feeder needed should be around 6-10 kg per individual per day from vege-feeder and 1 kg from complementer feeder (Concentrate) (Perum Perhutani, 1997). The method use in this research were proximate analysis towards 100 grams per feeder samples. Based on ptoximat analyst it’s proven that drop in feeder contains good nutrition, which shown by its high water content, high BETN, protein and fiber in a close amount, and also contained enough fat. While, the fulfillment determined by the rate offeeder amount per day with sampling intensity about three times repetition. The result shown that feeder from drop in was high qualified to be consumed by deers.


(2)

ABSTRAK

STUDI KANDUNGAN GIZI PADA PAKAN DROP IN RUSA DI PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

Oleh

Jumayanti Boru Hombing

Kesejahteraan rusa didalam penangkaran ex-situ dapat ditaksir menggunakan beberapa faktor salah satunya faktor kandungan gizi. Kecukupan pakan rusa diukur berdasarkan rata-rata pakan per hari dengan intensitas pengambilan sampel melalui 3 kali pengulangan. Metode yang digunakan yaitu analisis proksimat dengan 100 gram per sampel pakan. Rata-rata konsumsi pakan drop in seluruh populasi rusa perhari sebesar 88,05 kg per hari dengan rata-rata per ekor sebesar 4,63 kg per hari per ekor. Jumlah kisaran kebutuhan pakan rusa seharusnya sebesar 6-10 kg hijauan per ekor per hari ditambah 1 kg konsentrat per ekor per hari (Perum Perhutani, 1997). Hasil analisis proksimat yang telah dilakukan diketahui bahwa pakan drop in yang diberikan oleh pengelola penangkaran memiliki kandungan gizi yang baik, hal ini terlihat pada kandungan air yang tinggi, BETN yang tinggi, protein dan serat yang tidak berbeda jauh nilainya serta kandungan lemak yang tidak berlebihan.


(3)

STUDI KANDUNGAN GIZI PADA PAKANDROP INRUSA DI PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

(Skripsi)

Oleh

JUMAYANTI BORU HOMBING

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(4)

ABSTRACT

STUDY OF NUTRITION CONTENT FOOD DROP IN DEER IN PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

By

Jumayanti Boru Hombing

Deer prosperity within ex-situ sanctuary could be estimated according to some factors, one of those its nutriens. The rate of food comsumtion from whole deer from drop in feeder was about 88,05 kg per day with averages per individual about 4,63 kg per day. The averages amount off feeder needed should be around 6-10 kg per individual per day from vege-feeder and 1 kg from complementer feeder (Concentrate) (Perum Perhutani, 1997). The method use in this research were proximate analysis towards 100 grams per feeder samples. Based on ptoximat analyst it’s proven that drop in feeder contains good nutrition, which shown by its high water content, high BETN, protein and fiber in a close amount, and also contained enough fat. While, the fulfillment determined by the rate offeeder amount per day with sampling intensity about three times repetition. The result shown that feeder from drop in was high qualified to be consumed by deers.


(5)

ABSTRAK

STUDI KANDUNGAN GIZI PADA PAKAN DROP IN RUSA DI PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

Oleh

Jumayanti Boru Hombing

Kesejahteraan rusa didalam penangkaran ex-situ dapat ditaksir menggunakan beberapa faktor salah satunya faktor kandungan gizi. Kecukupan pakan rusa diukur berdasarkan rata-rata pakan per hari dengan intensitas pengambilan sampel melalui 3 kali pengulangan. Metode yang digunakan yaitu analisis proksimat dengan 100 gram per sampel pakan. Rata-rata konsumsi pakan drop in seluruh populasi rusa perhari sebesar 88,05 kg per hari dengan rata-rata per ekor sebesar 4,63 kg per hari per ekor. Jumlah kisaran kebutuhan pakan rusa seharusnya sebesar 6-10 kg hijauan per ekor per hari ditambah 1 kg konsentrat per ekor per hari (Perum Perhutani, 1997). Hasil analisis proksimat yang telah dilakukan diketahui bahwa pakan drop in yang diberikan oleh pengelola penangkaran memiliki kandungan gizi yang baik, hal ini terlihat pada kandungan air yang tinggi, BETN yang tinggi, protein dan serat yang tidak berbeda jauh nilainya serta kandungan lemak yang tidak berlebihan.


(6)

STUDI KANDUNGAN GIZI PADA PAKAN DROP IN RUSA DI PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS

Oleh

JUMAYANTI BORU HOMBING Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pajarbulan pada tanggal 22 Oktober 1993, anak dari

pasangan bapak W. Sihombing dan ibu R Br. Manullang. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

Jenjang Pendidikan Penulis dimulai dari Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Pajarbulan yang diselesaikan pada tahun 2006, kemudian Penulis melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Way Tenong yang diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Way Tenong hingga tahun 2012.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru jalur tertulis (SNMPTN) pada tahun 2012. Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva). Penulis juga pernah melakukan KKN di desa Way Agung Kabupaten Way Kanan selama 40 hari pada bulan Januari-Febuari serta Praktik Umum (PU) pada bulan Juli-September (40 hari) Tahun 2015 di BKPH Karanganyar KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.


(10)

Kupersembahkan Karya Sederhana ini Kepada

Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang selalu mengiringi langkahku dengan doa,

pengorbanan, serta perjuangan demi kesuksesanku

serta adik-adikku yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

penyelesaian skripsi dan perkuliahanku.


(11)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Studi Kandungan Gizi Pada Pakan Rusa di PT. Gunung Madu Plantations” adalahsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut., M.P selaku pembimbing pertama serta dosen pembimbing akademik penulis, atas kesediaannya memberikan nasehat bimbingan, kritik, dan saran dalam proses penyelesaian kuliah dan skripsi ini; 2. Bapak Ir. Syahrio Tantalo, M.P selaku pembimbing kedua penulis,

terimakasih atas arahan, bimbingan serta kritik saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku penguji utama. Terimakasih untuk masukan dan saran kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini;

4. Bapak Dr. Melya Riniarti, Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;


(12)

iii

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis; 7. Bapak Galih dan Bapak Hartoyo selaku pembimbing lapang selama

melakukan penelitian di PT. Gunung Madu Plantations;

8. Ibu Ayu selaku HRD PT. Gunung Madu Plantations yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;

9. AyahandaWilson Sihombing dan ibunda TercintaRoma Br. Manullang yang telah mendoakan dan percaya kepada penulis;

10. Keluarga Besar PT. Gunung Madu Plantations, atas kebaikan dan fasilitas yang menunjang kegiatan penelitian

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sempurnaan dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi kebaikan dan kemajuan di masa mendatang. Semoga Tuhan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga karya Penulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 6 Desember 2016 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

1. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Kerangka Pemikiran ... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Rusa Sambar(Cervus unicolor) ... 6

B. Rusa Totol(Axis axis)... 8

C. Habitat ... 8

D. Penangkaran Rusa ... 9

E. Pakan Rusa ... 11

F. Komposisi Jenis Pakan ... 12

G. Analisis Proksimat ... 14

3. METODE PENELITIAN ... 16

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

B. Objek dan Alat penelitian ... 16

C. Batasan Penelitian ... 16

D. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 17

1. Data Primer ... 17

2. Data Sekunder ... 17

D. Metode Pengumpulan Data ... 17

1. Data Primer ... 17

2. Data Sekunder ... 18

E. Analisis Data ... 19

1. Analisis Proksimat ... 19


(14)

v Halaman

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 22

A. Keadaan Penangkaran Rusa di PT. Gunung Madu Plantations... 22

B. Kondisi Biofisik PT. Gunung Madu Plantations ... 23

C. Vegetasi Dalam Penangkaran ... 24

5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. PakanDrop in... 25

1. Jenis PakanDrop In... 25

2. Konsumsi PakanDrop In ... 26

3. Kebutuhan Pakan ... 27

4. Kandungan Nutrisi Pakan ... 30

B. Komposisi Pakan ... 41

5. SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN

Tabel 6-7 ... 48-50 Gambar 13-24 ... 51-56


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Pakan yang diDrop InPengelola Penangkaran Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa Di PT.

Gunung Madu Plantations ... 25 2. Rata-rata Konsumsi Pakan Perjenis Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa Di PT.

Gunung Madu Plantations Oktober-November 2015 ... 26 3. Konsumsi PakanDrop InPer Hari Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa Di PT.

Gunung Madu Plantations Oktober-November 2015 ... 28 4. Kandungan Nutrisi Terhadap Pakan Rusa yang diberikan Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa Di PT.

Gunung Madu Plantations Oktober-November 2015 ... 30 5. Kandungan Nutrisi Empat Jenis Dedak Padi Berdasarkan Penelitian

Andini dan Suharni Tahun 1997 ... 39 6. Tally SheetPenimbangan Hijauan Dan Konsentrat Perhari pada penelitian

studi kandungan gizi pada pakandrop inrusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober-November 2015 ... 48 7. Tally SheetPenimbangan Berat Pakan Berdasarkan Jenis Pakan Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa Di PT.


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Penelitian Studi Kandungan

Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations ... 5 2. Skema Analisis Proksimat ... 15 3. Peta Lokasi Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop

InRusa di PT. Gunung Madu Plantations ... 23 4. Kondisi Vegetasi Areal Penangkaran Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober-November 2015 ... 24 5. Diagram Rata-rata Konsumsi Pakan Rusa Per Jenis Pada Penelitian

Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung

Madu Plantations Oktober- November 2015 ... 27 6. Grafik Konsumsi pakan Hijauan dan Pakan Konsentrat Selama

Penelitian Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada Pakan Drop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations

Oktober- November 2015 ... 29 7. Diagram Kandungan Air Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 31 8. Diagram Kandungan Protein Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 33 9. Diagram Kandungan Serat Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 34 10. Diagram Kandungan Lemak Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu


(17)

viii

Gambar Halaman

11. Diagram Kandungan Abu Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 36 12. Diagram Kandungan BETN Seluruh Pakan Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 37 13. Aktivitas Makan Rusa Sambar A Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 51 14. Aktivitas Makan Rusa Sambar(Cervus unicolor)dan Rusa Totol

(Axis axis)Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada Pakan Drop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations

Oktober- November 2015 ... 51 15. Rumput Sauhen(Penicum colonum)yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa

di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 52 16. Rumput Rayutan(Hypoestes polythyrsa)yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa

di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 52 17. Rumput Gajah(Pennisetum purpureum)yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa

di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 53 18. Daun Lamtoro(Leucaena leucocephala)yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa

di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 53 19. Dedak Padi yang diberikan Pengelola Pada Penelitian Studi

Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu

Plantations Oktober- November 2015... 54 20. Ubi Jalar(Ipomoea batataas) yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa

di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 54 21. Wortel(Daucus carota )yang diberikan Pengelola Pada

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa


(18)

ix

Gambar Halaman

22. Vegetasi dalam Penangkaran yang diberikan Pengelola Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop In

Rusa di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 55 23. Rumput dalam Penangkaran yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop In

Rusa di PT. Gunung Madu Plantations Oktober- November 2015... 56 24. Aktivitas Makan Rusa Totol(Axis axis)yang diberikan Pengelola

Pada Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang ting-gi baik flora maupun faunanya. Keanekaragaman hayati tersebut mengalami penurunan terutama populasi faunanya akibat adanya perburuan liar. Mengatasi kepunahan tersebut pemerintah telah melindungi 400 jenis satwa, mamalia, bu-rung maupun reptile (Manehat, 2000; Susmaleni, 2004). Rusa sambar merupakan salah satu komponen pembentuk ekosistem hutan yang memiliki peran sangat penting dalam siklus rantai makanan (Dewi dan Wulandari, 2011). Manusia me-manfaatkannya dengan berbagai cara dan sering kali menyebabkan terjadinya penurunan populasi mereka (terancam punah). Ancaman kepunahan dapat diatasi dengan program program yang tertuang dalam kegiatan konservasi sumber daya alam. Kegiatan tersebut meliputi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang lestari (Departemen Kehutanan, 1990; Dewi dan Wulandari, 2011).

Pemanfaatan rusa dapat dilakukan berdasarkan PP No. 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumnuhan dan satwa liat dalam bentuk pengkajian, penelitian, pengembangan penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran dan pemeliharaan untuk kesenangann (Direktorat Konservasi Keanekaragaman


(20)

pengembang-2 biakan dan pembesaran diluar habitat aslinya (ex-situ) dengan tetap memper-tahankan kemurnian jenisnya (Garsetiasih dan Takandjanji 2006). Salah satu komponen penting dalam pengelolaan satwa liar di penangkaran adalah ketersedi-aan tumbuhan pakan di dalam atau diluar areal penangkaran. Pentingnya kualitas dan kuantitas pakan pada ruminansia kecil etrmasuk rusa yang dipelihara dalam penangkaran dengan sistem tanpa dikandangkan (ekstensif) adalah karena pakan merupakan faktor pembatas atau kendala utama dalam penangkaran. Bahan pa-kan pada ruminansia tersebut nilai gizi papa-kan (Ramirez, 1999; Kwatrina dkk, 2011). Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan penelitian untuk menhe-tahui kandungan gizi pada pakan rusa tersebut.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apa saja jenis pakandrop inRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.

2. Bagaimana kandungan gizi pada pakan rusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.

3. Bagaimana hasil analisis tingkat kecukupan pakandrop inRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui jenis pakan drop inRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.


(21)

3 2. Mengetahui nilai kandungan gizi pakandrop inRusa dalam penangkaran PT.

Gunung Madu Plantations.

3. Menganalisis tingkat kecukupan pakanDrop InRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai informasi tentang kandungan gizi dan tingkat kecukupan pakan drop inRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu Plantations.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam pengel-olaan rehabilitas rusa untuk menunjang keberlangsungan hidup rusa serta rekomendasi bagi pengelola penangkaran rusa di PT. Gunung Madu Planta-tions

E. Kerangka Pikiran

Rusa merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi di Indonesia berdasarkan undang-undang. Jumlah populasi rusa itu sendiri terus berkurang akibat perburuan liar dan semakin tingginya degradasi habitat aslinya. PT. Gunung Madu Plantations merupakan salah satu perusahaan di provinsi lampung yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah. Perusahaan ini bergerak dibidang perkebunan yaitu perkebunan tebu. Perusahaan ini juga melakukan kegiatan penyelamatan satwa liar atau konservasi berupa penangkaran beberapa satwa liar. Salah satu satwa yang ditangkarkan di PT. Gunung Madu Plantations adalah Rusa.


(22)

4 Terdapat dua jenis rusa yang ada di penangkaran PT. Gunung Madu Plantations yaitu rusa sambar(Cervus Unicolor) dan rusa totol(Axis axis). Penangkaran rusa mempunyai prospek yang baik karena rusa mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat alaminya, mempunyai tingkat produksi dan reproduksiyang tinggi. Dalam pembangunan penangkaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu komponen habitat yang terdiri dari pakan, air, naungan (cover) dan ruang

(Garsetiasih dan Mariana, 2007) selain komponen tersebut juga, kandungan gizi pada pakan rusa itu sendiri. Pengelolaan yang baik diperlukan agar usaha usaha pemanfaatan tersebut dapat memberikan hasil yang mampu menjaga kelestarian populasi rusa guna menghindari kepunahan sekaligus memanfaatkan rusa secara optimal dan berkelanjutan yang dapat dilakukan melalui penangkaran.

Saat ini belum diketahui tingkat kecukupan pakan yang di drop in dan pakan yang tersedia di penangkaran. Untuk mengetahui keterpenuhan pakan rusa dapat diketahui berdasarkan perhitungan pakan rusa per hari serta kandungan gizi. Data kandungan gizi pakandrop inRusa dalam penangkaran PT. Gunung Madu

Plantations diuji menggunakan analisis proksimat. Analisis kecukupan pakan rusa serta kandungan gizi pakandrop inrusa yang didapatkan, diharapkan menjadi in-formasi ilmiah dan acuan pengembangan rehabilitasi rusa di waktu mendatang.


(23)

5

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian studi kandungan gizi pada pakandrop inrusa di PT.GMP pada bulan Oktober-November 2015.

KERANGKA PEMIKIRAN

PT. Gunung Madu Plantations

Penangkaran Rusa

Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada Pakan Drop In Rusa

Analisis Proksimat Observasi Langsung Studi Literatur

Pengamatan jumlah konsumsi pakan

Drop Inrusa 1. Serat kasar

2. Lemak kasar 3. Protein kasar 4. Abu

5. Bahan ekstrak

tanpa nitrogen 1. Rumput gajah

(Pen-nisetum purpureum) 2. Lamtoro(Leucaena

leucocephala) 3. Rayutan (Hypoestes

polythyrsa)

4. Mantang (Ipomoea batatas)

5. Wortel (Daucus carota)

6. Rumput Sauhen (Pe-nicum colonum)

1. Perum Perhutani, 1997.

Base Data Kandungan Gizi Pakan Drop In Rusa di Penangkaran PT. GMP


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rusa Sambar(Cervus unicolor)

Rusa sambar atau rusa India merupakan jenis rusa yang umum berhabitat di Asia. Spesies ini mempunyai warna bulu yang gelap ataupun hitam kemerahan. Bagian bawahnya adalah lebih pucat. Rusa jantan mempunyai bulu leher yang pendek. Tinggi spesies ini adalah 102-160 cm dan mempunyai berat badan hingga 546 kg. Umur spesies ini mencapai 1620 tahun. Hutan sampai ketinggian 2600 m diat-as permukaan laut dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa sambar (Harianto dan Dewi, 2012).

Klasifikasi rusa sambar berdasarkan tata nama ilmiah adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Sob ordo : Ruminantia

Famili : Cervidae

Sub family : Cervinae

Genus : Cervus

Spesies : C. unicolor

(Vivaborneo, 2012; Harianto dan Dewi, 2012)

Rusa sambar memiliki tingkah laku kawin muncul antara bulan juni hingga bulan agustus (Imelda, 2004; Harianto dan Dewi, 2012). Aktivitas lain didefinisikan


(25)

7 sebagai aktivitas selain makan dan istirahat, misalnya berjalan, memelihara diri, merawat anak, bercumbu, bertarung, berlari dan lain-lain. Salah satu aktivitas menonjol adalah kegiatan yang berkaitan dengan perilaku berbiak pada jantan dewasa seperti bertarung, baik dengan sesama jantan maupun sekedar mengasah rangga di batang pohon. Rusa sambar yang telah dewasa memiliki rambut yang kasar, bagi anaknya memiliki bintikbintik pucat yang samar (Harianto dan Dewi, 2012).

Rusa di Indonesia merupakan salah satwa yang dilindungi, hal ini karena

populasinya di alam yang mulai berkurang akibat dari perambahan hutan sebagai habitatnya serta perburuan liar. Rusa sambar(Cervus unicolor)yang pengalami penurunan populasi ini perlu dilestarikan, salah satu upaya untuk menjaga keles-tarian rusa sambar(Cervus unicolor)adalah dengan melakukan konservasi satwa secara berkesinambungan. Konservasi yang dilakukan dapat berupa konservasi in-situ maupun konservasi ex-situ. Konservasi in-situ adalah perlindungan popu-lasi dan komunitas secara alami dalam habitat aslinya sedangkan konservasi ex-situ adalah kegiatan konservasi di luar habitat aslinya, dimana fauna tersebut di-ambil, dan dipelihara pada suatu tempat tertentu dengan kondisi yang dibuat me-nyerupai habitat aslinya dari pakan, air, naungan, dan ruang. Komponen habitat rusa sambar yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah pakan. Hal ini dikarenakan pakan merupakan faktor pembatas, kebutuhan pokok dan sumber en-ergi utama bagi rusa. Komponen habitat tersebut harus diperhatikan supaya kebu-tuhan hewan terpenuhi sehingga dapat hidup secara layak dan dapat membantu keberhasilan konservasi rusa sambar. Pemahaman tentang perilaku makan rusa sambar juga penting untuk diketahui, sebab perilaku makan sangat erat kaitannya


(26)

8 dengan jenis pakan yang dimakan oleh satwa rusa tersebut. Faktor yang

mempengaruhi konsumsi pakan adalah satwa, pakan dan lingkungan. Aktivitas juga mempengaruhi tingkat konsumsi (Sita dan Aunurohim, 2013)

B. Rusa Totol(Axis axis)

Rusa totol(Axis axis)merupakan salah satu satwa eksotis dari India yang banyak ditemui di Indonesia (Frasser dan Stewart, 1992; Harianto dan Dewi, 2012). Sat-wa ini termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan ruminansia lain, yaitu ketajaman indra pendengaran, penciuman, serta ke-cepatan melompat dan berlari yang cukup tinggi (Harianto dan Dewi, 2012).

C. Habitat

Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung (istirahat), kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Ruang (space), dibutuhkan oleh individu-individu satwa untuk mendapatkan cukup pakan, pelindung, air, tempat untuk kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai ketinggian 2.600 m diatas permukaan laut dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa terutama rusa timor, kecuali rusa sambar yang sebagian besar aktivitas hariannya dilakukan didaerah payau (Takandjanji dan Garsetiasih, 2007).

Salah satu komponen habitat yang penting dan dikategorikan sebagai faktor pem-batas(limiting factor)karena berpengaruh terhadap kesejahteraan, pertumbuhan serta perkembangan populasi satwa adalah makanan. Hal ini dapat dipahami


(27)

ka-9 rena makanan merupakan sumber energi yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok(maintenance),pertumbuhan, memperbaiki dan mengganti bagian organ tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan pen-yakit, serta untuk perkembangbiakan (reproduksi) satwa. Pakan merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan pakan berlimpah sedangkan di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok rusa adalah hijauan berupa daun-daunan dan rumput-rumputan yang ketersediaannya kadang-kadang terbatas terutama di penangkaran sehingga dibutuhkan pakan tambahan. Rusa

menghabiskan sebagian waktunya (aktivitasnya) untuk makan, rusa juga

melakukan kegiatan mengumpulkan makanan, kawin serta merawat anak didalam habitatnya (Pairah dkk, 2015). Perilaku rusa dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelompok sosial, suhu dan ketersediaan makanan (Pairah dkk, 2014).

Tempat yang menyediakan sumber pakan pada habitat alami adalah savana. Penangkaran rusa mempunyai prospek karena rusa mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat alaminya, mempunyai tingkat produksi dan reproduksi yang tinggi. Pembangunan penangkaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu komponen habitat yang terdiri dari pakan, air, naungan(cover),dan ruang (Takandjanji dan Garsetiasih, 2007).

D. Penangkaran Rusa

Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar menyatakan bahwa pemanfaatan satwaliar ditujukan agar dapat didayagunakan secara lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Upaya


(28)

10 awal dalam pemanfaatan satwaliar tersebut dilakukan dengan kegiatan

penangkaran. Penangkaran adalah upaya pengembangbiakan dan pembesaran dengan tetap menjaga kemurnian jenisnya. Menurut peraturan, dam memanfaatan satwaliar yang dilindungi diperlukan izin khusus dari Departemen Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam atau melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Upaya perlindungan satwa liar me-lalui penangkaran dilakukan dengan tetap menjaga kemurnian jenisnya, namun upaya persilangan antar jenis tetap dimungkinkan, yaitu dapat dilakukan pada generasi kedua (F2) begitu juga untuk satwa hasil penangkaran, satwa yang dapat diperdagangkan adalah mulai F2 dan berikutnya. Hal itu dikarenakan satwaliar dilindungi yang diperoleh dari habitat alam untuk keperluan penangkaran dinyatakan sebagai satwa titipan negara sedangkan satwa generasi kedua dan berikutnya dinyatakan sebagai satwaliar yang tidak dilindungi (Atmoko, 2007).

Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami, dimana berdasarkan ciri pada habitat penangkaran terdapat peningkatan nutrisi, bertambahnya persaingan intra-spesifik untuk memperoleh makanan, berkurangnya pemangsaan oleh predator alami, berkurangnya penyakit dan parasit, serta meningkatnya kontak dengan manusia (Griek dan Burk, 1992). Penangkaran rusa mempunyai prospek karena rusa mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat alaminya, mempunyai tingkat produksi dan reproduksi yang tinggi. Habitat untuk penangkaran harus berada pada tempat yang tenang, aman dari gangguan predator, mudah dicapai, tersedia air sepanjang tahun, dan permukaan tanahnya tidak berbatu, terdapat lapangan berupa rerumputan, pohon sebagai peneduh serta semak-semak (Harian-to dan Dewi, 2012).


(29)

11

Peningkatan produksi dan reproduksi merupakan indikator keberhasilan dari usaha budi daya satwa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pembangunan penangkaran yaitu komponen habitat yang terdiri dari pakan, air, naungan (cover),dan ruang. Rusa mempunyai adaptasi yang tinggi dengan lingkungannya sehingga mudah untuk ditangkarkan. Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami.

E. Pakan Rusa

Tumbuhan merupakan sumber pakan utama yang penting untuk kehidupan satwa, hal ini dikarenakan tumbuhan dapat menggunakan energi matahari dengan baik untuk fotosinsesis yang pada akhirnya menghasilkan suatu energi. Pakan satwa mengandung berbagai nutrient yang sama, hanya kadarnya saja yang berbeda. Nutrien penyususn pakan satwa harus dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu pertumbuhan sel tubuh, pengganti sel tubuh yang rusak dan mati serta dapat menghasilkan produk berupa energy, wol, bulu, telur, susu ataupun sebagainya. Menurut Suratmo (1979) rusa merupakan hewan pemakan rumput yang mempu-nyai jenis makanan yang beragam karena dapat hidup dihutan primer, hutan sekunder,savvana maupun padang rumput terbuka.

Rusa merupakan salah satu hewan ruminansia yang sama halnya dengan ruminan-sia lain yang membutuhkan ransum makanan berupa hijauan. Makanan hijauan adalah seluruh bahan makanan dari tanaman berupa daun-daunan termasuk dida-lamnya bangsa rumput(Graminae),Leguminosaedan hijauan dari tumbuhan lain. Kelompok makanan hijauan ini disebut makanan kasar. Menurut Susetyo (1980)


(30)

12 karena hijauan sebagai pakan utama rusa maka hijauan tersebut tidak saja ber-fungsi sebagaibulktetapi juga sumber gizi, sumber zat tenaga, vitamin dan min-eral. Menurut Syarief (1972), hijauan makanan rusa di Indonesia terdiri dari rerumputan, daun muda dari pohon dan semak. Kebutuhan akan hijauan pakan ini tergantung pada berat badan, jenis kelamin,umur serta aktifitas.

Pentingnya kualitas dan kuantitas pakan pada satwa ruminansia kecil, termasuk rusa yang dipelihara dalam penangkaran dengan sistem tanpa dikandangkan (ek-stensif) adalah karena pakan merupakan faktor pembatas, di mana rendahnya kualitas dan kuantitas pakan seringkali menjadi faktor kendala utama dalam pe-nangkaran untuk tujuan produksi.

F. Komposisi Jenis Pakan

Salah satu faktor populasi satwa menyukai habitat tertentu adalah adanya kelim-pahan makanan satwa tersebut. Vegetasi pakan merupakan faktor biotis yang menunjang kelangsungan hidup jenis satwa herbivora. Tanaman pakan yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan hijauan yang mengandung hampir semua zat makanan yang dibutuhkan (Sukarji dkk, 2001; Maharani, 2011).

1. Hijauan segar

Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak. Hijauan segar umumnya terdiri atas dedaunan dari rumput, tanaman biji-bijian/ jenis kacang-kacangan. Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi


(31)

13 terutaman didaerah tropis meskipun sering dipotong atau diamakan langsung oleh satwa. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangan berperan dalam menghasilkan energi.

a. Rumput-rumputan

Rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput benggala(Penicium maximum), rumput setaria(Setaria sphacelata),rumput Brachiria (Brachiria decumbens), rumput meksiko(Euchlena mexicana)dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.

b. Daun-daunan

Daun nangka, daun pisang,daun turi, daun petai cina dll 2. Jerami dan hijauan kering

Termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ter-nak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay, dan kulit biji kacang-kacangan).

3. Silase

Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian, dan rumput-rumputan.

4. Konsentrat (Pangan Penguat)

Pakan konsentrat adalah bahan pakan yang memiliki kadar protein dan karbohid-rat yang tinggi dan memiliki kadar sekarbohid-rat kasar yang rendah, BETN yang tinggi serta mudah dicerna oleh hewan. Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil ke-lapa, garam dan mineral.

Menurut Widodo dkk (2003); Maharani (2011), tanaman makanan ternak yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.


(32)

14 1. Cukup mengandung zat-zat makanan yan diperlukan

2. Mudah dicerna

3. Produksi per satuan luas tinggi

4. Mudah ditanam dan mudah berkembang 5. Berdaun lebat

6. Cepat dapat dipanen dan berumur panjang

7. Dapat ditanam dan mudah berkembang biak(compotable) 8. Mudah tumbuh kembali(Regrowth)

9. Tahan terhadap penyakit

G. Analisis Proksimat

Analisis proksimat merupakan analisis kimia pakan dengan mengunakan metode wende. Hasil analisis akan memperoleh nilai kadar air, abu, protein kasar, lemak, dan serat kasar dalam satuan persen. Abu merupakan sisa pembakaran dalam ta-nur pada suhu 500-600 celcius sehingga semua bahan organik habis terbakar. pro-tein kasar adalah kandungan nitrogen pakan dikalikan faktor propro-tein rata-rata (6.25) karena rata-rata nitrogen dalam ptotein adalah 16% sehingga faktor perkal-ian protein 100/16= 6,25. Terdiri dari asam-asam amino yang saling berikatan (ikatan peptida), amida, amina dan semua bahan organik yang mengandung nitro-gen. Lemak kasar merupakan semua senyawa dalam pakan yang dapat larut da-lam pelarut organik (chloroform, alkohol). Serat kasar adalah bagian karbohidrat yang tidak larut setelah pemasakan berturut-turut, masing-masing 30 menit H2SO4 (0,255 N) DAN NaOH (0,312 N). Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) adalah karbohidrat bukan serat kasar. Nilai BETN dihitung dengan selisih antara


(33)

kan-15 dungan karbohidrat dan serat kasar atau dihitung dari selisih antara pakan awal (100%) dikurangi kadar air, abu, lemak, protein dan serat kasar. Kadar BETN merupakan tolak ukur secara kasar kandungan pati pada suatu pakan ransum (Fathul dkk, 2013). Analisis proksimat yang akan dilakukan pada penelitian ini, dilakukan di laboraturium dengan menghitung sampel pakan yang telah dikering-kan. Skema analisis proksimat dapat dilihat pada Gambar 2.

Pemanasan pada suhu 105° C

Direbus dengan Asam

Direbus dengan Basa

Pembakaran

(Tilman dkk, 1989).

Gambar 2. Skema Analisis Proksimat Analisis proksimat

Sampel Bahan Makanan

Sampel Bahan Kering (Bebas Air )

Lemak Nitrogen

Residu

Abu dan serat kasar

Serat Kasar Abu


(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai Studi Kandungan Gizi pada PakanDrop Indi PT. Gunung Madu Plantations ini dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai November 2015 di penangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations.

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu alat yang digunakan selama berada di lapangan, terdiri dari kamera digital, jam digital, timbangan dan alat tulis dan alat yang digunakan untuk analisis proksimat yang terdiri dari timbangan analitik, desikator, oven, tanur, cawan porselin, tang penjepit, kertas saring, gelas ukur, labukjeldahldan alatsoxhlet apparatus.

Objek penelitian yang diamati yaitu pakandrop Inrusa dipenangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations.

C. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Objek penelitian adalah pakan rusa dipenangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations.


(35)

17 2. Peneliti menghitung kandungan gizi dan analisis kebutuhan pakandrop in

rusa yang diberikan olehkeeperdalam penangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations.

D. Jenis Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan berupa jenis pakan yang diberikan, jumlah konsumsi pakan rusa per hari serta kandungan gizi pada pakan rusa.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan datadata yang diperoleh dari studi literatur meliputi karakteristik lokasi penelitian, komposisi bahan pakan Indonesia dan penelitian-penelitian sebelumnya tentang rusa.

E. Metode Pengambilan Data 1. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi atau pengamatan langsung dilapangan (Direct Observation)(Zaistev dkk, 2015), pengukuran serta wawancara terbuka (In-Depth Interview)(Sugiono, 2013; Zazuli dan Dewi, 2015).

Data primer yang diambil pada penelitian ini meliputi:

a. Jenis-jenis pakan yang diberikan diketahui melalui wawancara dengan pengelola dan membandingkan dengan literatur yang sudah ada


(36)

18 b. Jumlah konsumsi pakan yang didrop indiketahui berdasarkan pengamatan

langsung dengan menimbang berat pakan semula dengan berat pakan sisa menggunakan alat timbangan.

Pengumpulan data jumlah konsumsi pakandrop inrusa yaitu dengan penimbangan berat awal pakan dikurangi sisa pakan rusa per hari. Jumlah konsumsi pakan yang diperoleh diolah ke dalam presentase dan ditabulasikan untuk melihat perbandingan per jenis pakan rusa.

Pakan tambahan(Drop In),diperoleh melalui:

1) Menimbang dan mencatat bobot pakan yang diberikan oleh pengelola sebanyak 3 hari dengan 3 kali pengulangan atau 12 kali penimbangan.. 2) Menimbang pakan sisa konsumsi rusa.

3) Mencatat jenis dan menimbang bobot pakan hijauan baik rumput maupun dedaunan secara terpisah sebanyak 100 gram.

4) Melakukan uji laboratorium serta menganalisis kandungan nutrisi pakan tambahan tersebut.

5) Analisis kecukupan pakan rusa dalam penangkaran.

Presentase jumlah konsumsi pakan rusa menurut Alikodra (1990) dapat dihitung dengan rumus :

% jumlah konsumsi per jenis pakan = Jumlah pakan yang dimakan Jumlah pakan yang diberikan

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui survey langsung dilapangan, studi literatur penelitian sebelumnya mengenai rusa serta wawancara kepada pihak pengelola.


(37)

19 F. Analisis Data

1. Analisis Proksimat

Komposisi kandungan gizi pakandrop inrusa dapat diketahui dengan analisis proksimat (Tillman dkk, 1989; Fathul, 1999; Fathul dkk, 2013; Maharani, 2011). Analisis proksimat adalah suatu metode analisi kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, lemak, serat, pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Komposisi kandungan gizi pakandrop indidapat dihitung dengan rumus :

a. Kadar air KA = C-A B-A Keterangan : KA : Kadar air (%)

A : Bobot cawan porselein (gram)

B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah dipanaskan (gram) Kemudian dihitung kadar air rata-rata dengan rumus :

KA (%) = KA1+ KA2 2

Keterangan : KA1 : Kadar air pada ulangan 1 KA2 : Kadar air pada ulangan 2


(38)

20 b. Kadar Abu

KAb = (B-A) - (C-A) (B-A) Keterangan :

KAb : Kadar abu (%)

A : Bobot cawan porselein (gram)

B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum diabukan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah diabukan (gram) Kemudian dihitung kadar abu rata-rata dengan rumus:

KAb (%) = Kab1 + Kab2 2 Keterangan :

KAb1 : kadar abu pada ulangan ke 1 KAb2 : Kadar abu pada ulangan ke 2 c. Kadar Protein

N = [ Lblanko–Lsampel ] x N Basa/100 B-A

Keterangan :

N : Besarnya kandungan nitrogen (%) Lblanko : Volume titran untuk blanko (ml) Lsampel : Volume titran untuk sampel ( ml) N basa : Normalitas NaOH sebesar 0,1 N : Berat atom nitrogen sebesar 14 A : Bobot kertas saring biasa (gram)

B : Bobot kertas saring biasa berisi sampel (gram)

Kadar protein rata- rata dapat dihitung dengan rumus : Kadar protein (%) = KP1 + KP2

2 Keterangan :

KP1 : Kadar protein ulangan ke 1 KP2 : Kadar protein ulangan ke 2

X 100%


(39)

21 d. Kadar Lemak

KL = [ (B-A) x Bk ](D-A ) x 100% B-A

Keterangan :

KL : Kadar lemak (%) BK : Kadar bahan kering (%) A : Bobot kertas saring (gram)

B : Bobot kertas saring berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) D : Bobot kertas saring berisi sampel sesudah dipanaskan (gram) Kadar lemak rata-rata dapat dihitung dengan rumus :

KL (%) : KL1 + KL2 2 Keterangan :

KL1 : Kadar lemak ulangan ke 1 KL2 : Kadar lemak ulangan ke 2 e. Kadar Serat

KS = (D-C)(F-E) x 100% A-B

Keterangan :

KS : Kadar serat (%) A : Bobot kertas (gram)

B : Bobot kertas berisi sampel (gram)

C : Bobot kertas saring whatman ashles (gram)

D : Bobot kertas saring whatman ashles berisi residu (gram) E : Bobot cawan porselein (gram)

F : Bobot cawan porselein berisi abu (gram)

2. Analisis Deskriptif

Penjelasan mengenai kandungan gizi pakandrop inrusa dijelaskan berdasarkan hasil analisis proksimat yang didapatkan kemudian membandingkan dengan literaratur yang ada sehingga dapat diketahui pemenuhan kebutuhan pakan sudah terpenuhi atau belum mencukupi.


(40)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Penangkaran Rusa di PT. Gunung Madu Plantations

Penangkaran rusa di PT. Gunung Madu Plantations memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti: penangkaran diberi pagar kawat dengan tinggi pagar 160 cm telah memenuhi syarat sebagai batas gerak rusa, dengan tujuan agar rusa tidak dapat keluar areal penangkaran dan tidak mendapat gangguan dari luar. Terdapat kolam penampung air dan tempat pemberian pakan oleh petugas yang terdiri atas: satu buah tempat dedak padi berbentuk persegi panjang, sebuah gubuk rumput, tiga kolam penampungan air, 16 buah air mancur (menyala tiga jam sehari pada saat kemarau).

Batas-batas penangkaran rusa pada peta lokasi di atas yaitu: Utara : Kandang Merak dan taman

Selatan : Jalan utama Timur : Taman Barat : Kolam Ikan

Pertambahan jumlah rusa yang ada di penangkaran bertampak pada kebutuhan akan pakan yang semakin bertambah. Kecukupan pakan tambahan merupakan faktor yang penting karena sebagian besar waktu beraktivitas rusa digunakan


(41)

un-23 tuk mencari makan dan istirahat. Pakan rusa berasal dari rumput yang didrop in oleh pengelola serta pakan yang ada didalam penangkaran. Tidak semua areal penangkaran efektif untuk tumbuh alami sehingga konsumsi pakan rusa dapat dibantu dengan mendatangkan pakan tambahan dari luar (drop in) untuk memen-uhi pertumbuhan dan perkembangbiakan rusa tersebut.

B. Kondisi Biofisik PT. Gunung Madu Plantations

PT. Gunung Madu Plantations merupakan perusahan swasta yang bergerak dibidang perkebunan tebu dan pengolahan gula. Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi sekitar 25.000 ha. Peta Lokasi Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop In Ru-sa di PT. Gunung Madu Plantations dengan skala 1:25000.

Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan, sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan permukiman karyawan. Terdapat sekitar 4.000 ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan PT GMP. Topografi


(42)

24 wilayah pada umumnya datar. Sepanjang bentang darat dijumpai adanya lebung yang potensial. Jenis tanah termasuk ultisol (podsolik merah kuning) dengan lapisan top soil sangat tipis. Curah hujan tahunan sekitar 2.700 mm.

Kondisi vegetasi di areal penangkaran tidak begitu rapat, hal ini terlihat dari ke-rapatan tajuk/penutupan tajuk sehingga sinar matahari dengan mudah masuk ke areal penangkaran. Jenis vegetasi yang ada di areal penangkaran yaitu beberapa jenis pohon diantaranya Lamtoro(Leucaena leucocephala),Sengon(Albizia chinensis),Saga(Adenantera pavonina),Durian(Durio zibethinus),Mentru (Schima wallichii),Alpukat(Persea americana),dan Laban(Lagerstromeia spe-ciosa),rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput pait (Axonopus compres-sus), Talas(Colocasia esculenta). Kondisi Vegetasi di Areal Penangkaran Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Kondisi Vegetasi di Areal Penangkaran Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations dengan skala 1:1500.


(43)

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian mengenai Studi Kandungan Gizi pada PakanDrop In Rusa di PT. Gunung Madu Plantations pada Oktober-November 2015 sebagai berikut.

1. Jenis dan kuantitas pakandrop insebagai berikut:

a) Jenis pakandrop inyang diberikan pengelola terdiri atas pakan utama berupa hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan, pakan konsentrat berupa dedak padi, serta pakan umbi-umbian yang diberikan setiap satu bulan.

b) Kuantitas pakan drop inuntuk 19 ekor rusa rata-rata sebesar 87,59 kg/hari, terdiri atas 73,29 kg hijauan dan 14,30 kg dedak padi.

2. Hasil analisis proksimat menunjukkan rumput potong serta pakan konsentrat memiliki kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari kesehatan pada rusa yang terlihat baik. Selain itu, rusa tersebut mampu melahirkan minimal satu anak rusa setiap tahun.

. Konsumsi pakan seluruh rusa di penangkaran sebesar 4,61 kg/ekor/hari yang terdiri atas hijauan 3,86 kg/ekor/hari per ekor serta pakan konsentrat 0,75 kg konsentrat/ekor/hari. Jumlah pakan tersebut masih dibawah standar


(44)

44 kebutuhan pakan rusa menurut Perum Perhutani (1997) yaitu 6-10 kg hijauan serta 1 kg konsentrat per ekor per hari.

B. Saran

Penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk pengelola penangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations antara lain.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesehatan rusa di penangkaran tersebut.

2. Perlu ditambah kuantitas pakandrop inatau mengurangi jumlah populasi rusa di penangkaran agar kebutuhan rusa terpenuhi sesuai dengan standar kebutuhan pakan di penangkaran.

3. Cara pemberian pakan hijauan dan pakan konsentrat perlu dilakukan secara simultan dan proposional.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Afzalani., R.A.Muthalib. dan Musnandar. 2008. Preferensi pakan, tingkah laku makan dan kebutuhan nutrien Rusa Sambar(Cervus unicolor)dalam usaha penangkaran di Provinsi Jambi. Jurnal Media Peternakan. 31(2): 114121.

Alikodra, H. 1990. Teknik Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Buku. IPB Press. Bogor. 389 p.

Andini, A.L dan Suharni, S. 1997. Hijauan dan Bahan Pakan Dalam Budidaya Ternak Kecil. Buku. Universitas Terbuka. Jakarta. 191 p.

Atmoko, T. 2007. Prospek dan kendala pengembangan penangkaran rusa sambar (Cervus unicolor). Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konserasi Biodiversitas Menuju Hutan Lestari. Balikpapan. 118123. 31 Januari 2007.

Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Buku.

Departemen Kehutanan RI. Jakarata. 31 p.

Departemen Kehutanan. 2006. Info Sosial Ekonomi. Buku. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan RI. Jakarta. 82 p.

Fathul, F. 1999. Panduan Praktikum Analisis Pakan Ternak. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 132 p.

Fathul,F., Liman., Purwaningsih, N., dan Tantalo, S. 2013.Pengetahuan Pakan dan Formulasi Ransum. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 191 p.

Frasser dan Stewart. 1992. Breeding record of deer in captivity. Journal of Zoology. 30 (2): 117121 p.

Garestiasih dan Takandjanji, M. 2006. Konsumsi dan palatabilitas pakan burung Bayan Sumba di penangkaran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 3(1): 7582 p.


(46)

46 Grierk, J. W dan Burk, T. 1992. Biology of Animal Behavior.Buku. Mosby

Year Book. Wellington. 978 p.

Harianto, S. P dan Dewi, B. S. 2012. Penangkaran Rusa Universitas Lampung.Buku. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 152 p.

Imelda. 2004. Tingkah Laku Sosial Rusa Sambar (Cervus unicolor Equinus) di Balai Raya Semarak Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu. 96 hal. Kwatrina, R.T., Takandjandji, M dan Bismark, M. 2011. Ketersediaan tumbuhan

pakan dan daya dukung habitat Rusa timorensis di Kawasan Hutan Penelitian Dramaga. Jurnal Plasma Nutfah. 17 (2): 129137.

Maharani, H. 2011. Studi Pakan Rusa Timor (Cervus timorensis russa, Mull & Schl) di Penangkaran Rusa Taman Wisata Lembah Hijau Kota Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung. 68 p.

Manehat. G. M. 2000. Studi Perilaku Makan Rusa di Penangkaran Wanawisata Monumen. Skripsi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 87 p.

Pairah., Santosa, Y., Praseto, L.B dan Mustari, A.H. 2014. The time budget of Javan Deer (Cervus timorensis) in Panaitan Island,Ujung Kulon National Park,Banten,Indonesia. Journal of Biosciences. 21(3): 121—126.

Pairah., Y.Santosa., Lilik. B. P dan Abdul. H.M. 2015. Home range and habitat use of reintroduced javan deer in Panaitan Island,Ujung Kulon National Park. Journal of Asia-Pacific Biodiversity. 8 (2): 203209.

Perum Perhutani. 1997.Pedoman Pelaksanaan Usaha Penangkaran Rusa. Buku. Perhutani. Jakarta. 235 p.

Ramirez, R.G. 1999. Feed resources and feeding techniques of small ruminants under extensive management condition. Small Ruminant Research Journal 34(2): 215230.

Semiadi, G. dan Nugraha, R. T. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Buku. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 282 p.

Siswandi dan Saragih, G. S. 2011. Daya dukung lahan semi arid untuk pengembangan Rusa Timor (Cervus timorensis) dengan sistem mini ranch. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 691—698. 24 Mei 2011.

Sita,V dan Aunurohim. 2013. Tingkah laku makan Rusa Sambar(Cervus unicolor)dalam konservasi ex-situ di Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2 (1): 171176.


(47)

47 Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Buku.

Alfabeta. Bandung. 234 p.

Sukarji, N.W., Suarna, I.W dan Pratama, I.B.G. 2001. Produktifitas rumput Stenotaphrum secundatum Cv. VanuatuPada Berbagai Taraf Pemupukan Nitrogen Dalam Kondisi Ternaung dan Tanpa Naungan. Jurnal Universitas Udayana. 1(1): 1123.

Suratmo, F.G. 1979. Tingkah Laku Marga Satwa: Konservasi Alam dan Pengelolaan Margasatwa Bagian II. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 128 p.

Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Buku. IPB Press. Bogor. 636 p. Susmaleni. 2004. Studi Pakan Drop In Rusa Sambar (Cervus unicolor) Pasca

Adaptasi Habitat di Kandang Penangkaran Universitas Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. 61 p.

Syarief, H. 1972. Kemungkinan Pembinaan Pembiakan Rusa di Indonesia. Buku. Yogyakarta. 147 p.

Takandjandji, M dan Garsetiasih, 2007. Model penangkaran rusa. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. Bogor. 3546. 20 September 2006. Teddy. 1998. Analisis Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Penangkaran

Rusa : Studi Kasus di Penangkaran Rusa Perum Perhutani. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 111 p.

Tilman, H., Reksohadiprojo, P., dan Lebdosukojo. 1989.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Buku. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 422 p.

Widodo,Y., Muhtrudin dan Liman. 2003. Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 97 p.

Wulandari, E. 2011. Studi Perilaku Harian Rusa Sambar (Cervus Unicolor) di Taman Wisata Alam Bumi Kedaton. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 98 p.

Zaistev,V.A., Seryodkin,I.V., Maksimova,D.A., dan Soutyrina,S.V. 2015. Study of the musk deer population structure on Sikhote-Alin Reserve. Journal of Achievement in the Life Sciences. 9(1): 8386.

Zazuli, M., dan Dewi , B.S. 2015. Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah (Pantroli dan Penjagaan) oleh Elephant Response Unit di Resort Toto Projo, Taman Nasional Way Kambas. Seminar Nasional Sains dan Teknologi IV


(1)

24 wilayah pada umumnya datar. Sepanjang bentang darat dijumpai adanya lebung yang potensial. Jenis tanah termasuk ultisol (podsolik merah kuning) dengan lapisan top soil sangat tipis. Curah hujan tahunan sekitar 2.700 mm.

Kondisi vegetasi di areal penangkaran tidak begitu rapat, hal ini terlihat dari ke-rapatan tajuk/penutupan tajuk sehingga sinar matahari dengan mudah masuk ke areal penangkaran. Jenis vegetasi yang ada di areal penangkaran yaitu beberapa jenis pohon diantaranya Lamtoro(Leucaena leucocephala),Sengon(Albizia chinensis),Saga(Adenantera pavonina),Durian(Durio zibethinus),Mentru (Schima wallichii),Alpukat(Persea americana),dan Laban(Lagerstromeia spe-ciosa),rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput pait (Axonopus compres-sus), Talas(Colocasia esculenta). Kondisi Vegetasi di Areal Penangkaran Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Kondisi Vegetasi di Areal Penangkaran Studi Kandungan Gizi Pada PakanDrop InRusa di PT. Gunung Madu Plantations dengan skala 1:1500.


(2)

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian mengenai Studi Kandungan Gizi pada PakanDrop In Rusa di PT. Gunung Madu Plantations pada Oktober-November 2015 sebagai berikut.

1. Jenis dan kuantitas pakandrop insebagai berikut:

a) Jenis pakandrop inyang diberikan pengelola terdiri atas pakan utama berupa hijauan yang terdiri dari rumput dan dedaunan, pakan konsentrat berupa dedak padi, serta pakan umbi-umbian yang diberikan setiap satu bulan.

b) Kuantitas pakan drop inuntuk 19 ekor rusa rata-rata sebesar 87,59 kg/hari, terdiri atas 73,29 kg hijauan dan 14,30 kg dedak padi.

2. Hasil analisis proksimat menunjukkan rumput potong serta pakan konsentrat memiliki kualitas yang baik. Hal ini terlihat dari kesehatan pada rusa yang terlihat baik. Selain itu, rusa tersebut mampu melahirkan minimal satu anak rusa setiap tahun.

. Konsumsi pakan seluruh rusa di penangkaran sebesar 4,61 kg/ekor/hari yang terdiri atas hijauan 3,86 kg/ekor/hari per ekor serta pakan konsentrat 0,75 kg konsentrat/ekor/hari. Jumlah pakan tersebut masih dibawah standar


(3)

44 kebutuhan pakan rusa menurut Perum Perhutani (1997) yaitu 6-10 kg hijauan serta 1 kg konsentrat per ekor per hari.

B. Saran

Penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk pengelola penangkaran rusa PT. Gunung Madu Plantations antara lain.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesehatan rusa di penangkaran tersebut.

2. Perlu ditambah kuantitas pakandrop inatau mengurangi jumlah populasi rusa di penangkaran agar kebutuhan rusa terpenuhi sesuai dengan standar kebutuhan pakan di penangkaran.

3. Cara pemberian pakan hijauan dan pakan konsentrat perlu dilakukan secara simultan dan proposional.


(4)

Afzalani., R.A.Muthalib. dan Musnandar. 2008. Preferensi pakan, tingkah laku makan dan kebutuhan nutrien Rusa Sambar(Cervus unicolor)dalam usaha penangkaran di Provinsi Jambi. Jurnal Media Peternakan. 31(2): 114121.

Alikodra, H. 1990. Teknik Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Buku. IPB Press. Bogor. 389 p.

Andini, A.L dan Suharni, S. 1997. Hijauan dan Bahan Pakan Dalam Budidaya Ternak Kecil. Buku. Universitas Terbuka. Jakarta. 191 p.

Atmoko, T. 2007. Prospek dan kendala pengembangan penangkaran rusa sambar (Cervus unicolor). Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konserasi Biodiversitas Menuju Hutan Lestari. Balikpapan. 118123. 31 Januari 2007.

Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Buku.

Departemen Kehutanan RI. Jakarata. 31 p.

Departemen Kehutanan. 2006. Info Sosial Ekonomi. Buku. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan RI. Jakarta. 82 p.

Fathul, F. 1999. Panduan Praktikum Analisis Pakan Ternak. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 132 p.

Fathul,F., Liman., Purwaningsih, N., dan Tantalo, S. 2013.Pengetahuan Pakan dan Formulasi Ransum. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 191 p.

Frasser dan Stewart. 1992. Breeding record of deer in captivity. Journal of Zoology. 30 (2): 117121 p.

Garestiasih dan Takandjanji, M. 2006. Konsumsi dan palatabilitas pakan burung Bayan Sumba di penangkaran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 3(1): 7582 p.


(5)

46 Grierk, J. W dan Burk, T. 1992. Biology of Animal Behavior.Buku. Mosby

Year Book. Wellington. 978 p.

Harianto, S. P dan Dewi, B. S. 2012. Penangkaran Rusa Universitas Lampung.Buku. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 152 p.

Imelda. 2004. Tingkah Laku Sosial Rusa Sambar (Cervus unicolor Equinus) di Balai Raya Semarak Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu. 96 hal. Kwatrina, R.T., Takandjandji, M dan Bismark, M. 2011. Ketersediaan tumbuhan

pakan dan daya dukung habitat Rusa timorensis di Kawasan Hutan Penelitian Dramaga. Jurnal Plasma Nutfah. 17 (2): 129137.

Maharani, H. 2011. Studi Pakan Rusa Timor (Cervus timorensis russa, Mull & Schl) di Penangkaran Rusa Taman Wisata Lembah Hijau Kota Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung. 68 p.

Manehat. G. M. 2000. Studi Perilaku Makan Rusa di Penangkaran Wanawisata Monumen. Skripsi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 87 p.

Pairah., Santosa, Y., Praseto, L.B dan Mustari, A.H. 2014. The time budget of Javan Deer (Cervus timorensis) in Panaitan Island,Ujung Kulon National Park,Banten,Indonesia. Journal of Biosciences. 21(3): 121—126.

Pairah., Y.Santosa., Lilik. B. P dan Abdul. H.M. 2015. Home range and habitat use of reintroduced javan deer in Panaitan Island,Ujung Kulon National Park. Journal of Asia-Pacific Biodiversity. 8 (2): 203209.

Perum Perhutani. 1997.Pedoman Pelaksanaan Usaha Penangkaran Rusa. Buku. Perhutani. Jakarta. 235 p.

Ramirez, R.G. 1999. Feed resources and feeding techniques of small ruminants under extensive management condition. Small Ruminant Research Journal 34(2): 215230.

Semiadi, G. dan Nugraha, R. T. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Buku. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 282 p.

Siswandi dan Saragih, G. S. 2011. Daya dukung lahan semi arid untuk pengembangan Rusa Timor (Cervus timorensis) dengan sistem mini ranch. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 691—698. 24 Mei 2011.

Sita,V dan Aunurohim. 2013. Tingkah laku makan Rusa Sambar(Cervus unicolor)dalam konservasi ex-situ di Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2 (1): 171176.


(6)

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Buku. Alfabeta. Bandung. 234 p.

Sukarji, N.W., Suarna, I.W dan Pratama, I.B.G. 2001. Produktifitas rumput Stenotaphrum secundatum Cv. VanuatuPada Berbagai Taraf Pemupukan Nitrogen Dalam Kondisi Ternaung dan Tanpa Naungan. Jurnal Universitas Udayana. 1(1): 1123.

Suratmo, F.G. 1979. Tingkah Laku Marga Satwa: Konservasi Alam dan Pengelolaan Margasatwa Bagian II. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 128 p.

Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Buku. IPB Press. Bogor. 636 p. Susmaleni. 2004. Studi Pakan Drop In Rusa Sambar (Cervus unicolor) Pasca

Adaptasi Habitat di Kandang Penangkaran Universitas Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. 61 p.

Syarief, H. 1972. Kemungkinan Pembinaan Pembiakan Rusa di Indonesia. Buku. Yogyakarta. 147 p.

Takandjandji, M dan Garsetiasih, 2007. Model penangkaran rusa. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. Bogor. 3546. 20 September 2006. Teddy. 1998. Analisis Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Penangkaran

Rusa : Studi Kasus di Penangkaran Rusa Perum Perhutani. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 111 p.

Tilman, H., Reksohadiprojo, P., dan Lebdosukojo. 1989.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Buku. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 422 p.

Widodo,Y., Muhtrudin dan Liman. 2003. Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Buku. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 97 p.

Wulandari, E. 2011. Studi Perilaku Harian Rusa Sambar (Cervus Unicolor) di Taman Wisata Alam Bumi Kedaton. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 98 p.

Zaistev,V.A., Seryodkin,I.V., Maksimova,D.A., dan Soutyrina,S.V. 2015. Study of the musk deer population structure on Sikhote-Alin Reserve. Journal of Achievement in the Life Sciences. 9(1): 8386.

Zazuli, M., dan Dewi , B.S. 2015. Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah (Pantroli dan Penjagaan) oleh Elephant Response Unit di Resort Toto Projo, Taman Nasional Way Kambas. Seminar Nasional Sains dan Teknologi IV