Penangkaran Rusa TINJAUAN PUSTAKA

11 Peningkatan produksi dan reproduksi merupakan indikator keberhasilan dari usaha budi daya satwa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan penangkaran yaitu komponen habitat yang terdiri dari pakan, air, naungan cover, dan ruang. Rusa mempunyai adaptasi yang tinggi dengan lingkungannya sehingga mudah untuk ditangkarkan. Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami.

E. Pakan Rusa

Tumbuhan merupakan sumber pakan utama yang penting untuk kehidupan satwa, hal ini dikarenakan tumbuhan dapat menggunakan energi matahari dengan baik untuk fotosinsesis yang pada akhirnya menghasilkan suatu energi. Pakan satwa mengandung berbagai nutrient yang sama, hanya kadarnya saja yang berbeda. Nutrien penyususn pakan satwa harus dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu pertumbuhan sel tubuh, pengganti sel tubuh yang rusak dan mati serta dapat menghasilkan produk berupa energy, wol, bulu, telur, susu ataupun sebagainya. Menurut Suratmo 1979 rusa merupakan hewan pemakan rumput yang mempu- nyai jenis makanan yang beragam karena dapat hidup dihutan primer, hutan sekunder,savvana maupun padang rumput terbuka. Rusa merupakan salah satu hewan ruminansia yang sama halnya dengan ruminan- sia lain yang membutuhkan ransum makanan berupa hijauan. Makanan hijauan adalah seluruh bahan makanan dari tanaman berupa daun-daunan termasuk dida- lamnya bangsa rumput Graminae,Leguminosae dan hijauan dari tumbuhan lain. Kelompok makanan hijauan ini disebut makanan kasar. Menurut Susetyo 1980 12 karena hijauan sebagai pakan utama rusa maka hijauan tersebut tidak saja ber- fungsi sebagai bulk tetapi juga sumber gizi, sumber zat tenaga, vitamin dan min- eral. Menurut Syarief 1972, hijauan makanan rusa di Indonesia terdiri dari rerumputan, daun muda dari pohon dan semak. Kebutuhan akan hijauan pakan ini tergantung pada berat badan, jenis kelamin,umur serta aktifitas. Pentingnya kualitas dan kuantitas pakan pada satwa ruminansia kecil, termasuk rusa yang dipelihara dalam penangkaran dengan sistem tanpa dikandangkan ek- stensif adalah karena pakan merupakan faktor pembatas, di mana rendahnya kualitas dan kuantitas pakan seringkali menjadi faktor kendala utama dalam pe- nangkaran untuk tujuan produksi.

F. Komposisi Jenis Pakan

Salah satu faktor populasi satwa menyukai habitat tertentu adalah adanya kelim- pahan makanan satwa tersebut. Vegetasi pakan merupakan faktor biotis yang menunjang kelangsungan hidup jenis satwa herbivora. Tanaman pakan yang dikelola dengan baik mampu menghasilkan hijauan yang mengandung hampir semua zat makanan yang dibutuhkan Sukarji dkk, 2001; Maharani, 2011. 1. Hijauan segar Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik dipotong terlebih dahulu oleh manusia maupun yang tidak. Hijauan segar umumnya terdiri atas dedaunan dari rumput, tanaman biji-bijian jenis kacang-kacangan. Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi 13 terutaman didaerah tropis meskipun sering dipotong atau diamakan langsung oleh satwa. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangan berperan dalam menghasilkan energi. a. Rumput-rumputan Rumput gajah Pennisetum purpureum, rumput benggala Penicium maximum, rumput setaria Setaria sphacelata, rumput Brachiria Brachiria decumbens, rumput meksiko Euchlena mexicana dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar. b. Daun-daunan Daun nangka, daun pisang,daun turi, daun petai cina dll 2. Jerami dan hijauan kering Termasuk dalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ter- nak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18 jerami, hay, dan kulit biji kacang-kacangan. 3. Silase Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian, dan rumput-rumputan. 4. Konsentrat Pangan Penguat Pakan konsentrat adalah bahan pakan yang memiliki kadar protein dan karbohid- rat yang tinggi dan memiliki kadar serat kasar yang rendah, BETN yang tinggi serta mudah dicerna oleh hewan. Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil ke- lapa, garam dan mineral. Menurut Widodo dkk 2003; Maharani 2011, tanaman makanan ternak yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.