Rusa Sambar Cervus unicolor

8 dengan jenis pakan yang dimakan oleh satwa rusa tersebut. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah satwa, pakan dan lingkungan. Aktivitas juga mempengaruhi tingkat konsumsi Sita dan Aunurohim, 2013

B. Rusa Totol Axis axis

Rusa totol Axis axis merupakan salah satu satwa eksotis dari India yang banyak ditemui di Indonesia Frasser dan Stewart, 1992; Harianto dan Dewi, 2012. Sat- wa ini termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan ruminansia lain, yaitu ketajaman indra pendengaran, penciuman, serta ke- cepatan melompat dan berlari yang cukup tinggi Harianto dan Dewi, 2012.

C. Habitat

Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak terlalu rapat untuk tempat bernaung istirahat, kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Ruang space, dibutuhkan oleh individu-individu satwa untuk mendapatkan cukup pakan, pelindung, air, tempat untuk kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai ketinggian 2.600 m diatas permukaan laut dengan padang rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa terutama rusa timor, kecuali rusa sambar yang sebagian besar aktivitas hariannya dilakukan didaerah payau Takandjanji dan Garsetiasih, 2007. Salah satu komponen habitat yang penting dan dikategorikan sebagai faktor pem- batas limiting factor karena berpengaruh terhadap kesejahteraan, pertumbuhan serta perkembangan populasi satwa adalah makanan. Hal ini dapat dipahami ka- 9 rena makanan merupakan sumber energi yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok maintenance, pertumbuhan, memperbaiki dan mengganti bagian organ tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan pen- yakit, serta untuk perkembangbiakan reproduksi satwa. Pakan merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan pakan berlimpah sedangkan di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok rusa adalah hijauan berupa daun-daunan dan rumput-rumputan yang ketersediaannya kadang-kadang terbatas terutama di penangkaran sehingga dibutuhkan pakan tambahan. Rusa menghabiskan sebagian waktunya aktivitasnya untuk makan, rusa juga melakukan kegiatan mengumpulkan makanan, kawin serta merawat anak didalam habitatnya Pairah dkk, 2015. Perilaku rusa dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelompok sosial, suhu dan ketersediaan makanan Pairah dkk, 2014. Tempat yang menyediakan sumber pakan pada habitat alami adalah savana. Penangkaran rusa mempunyai prospek karena rusa mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat alaminya, mempunyai tingkat produksi dan reproduksi yang tinggi. Pembangunan penangkaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu komponen habitat yang terdiri dari pakan, air, naungan cover, dan ruang Takandjanji dan Garsetiasih, 2007.

D. Penangkaran Rusa

Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwaliar menyatakan bahwa pemanfaatan satwaliar ditujukan agar dapat didayagunakan secara lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Upaya 10 awal dalam pemanfaatan satwaliar tersebut dilakukan dengan kegiatan penangkaran. Penangkaran adalah upaya pengembangbiakan dan pembesaran dengan tetap menjaga kemurnian jenisnya. Menurut peraturan, dam memanfaatan satwaliar yang dilindungi diperlukan izin khusus dari Departemen Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam atau melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA. Upaya perlindungan satwa liar me- lalui penangkaran dilakukan dengan tetap menjaga kemurnian jenisnya, namun upaya persilangan antar jenis tetap dimungkinkan, yaitu dapat dilakukan pada generasi kedua F2 begitu juga untuk satwa hasil penangkaran, satwa yang dapat diperdagangkan adalah mulai F2 dan berikutnya. Hal itu dikarenakan satwaliar dilindungi yang diperoleh dari habitat alam untuk keperluan penangkaran dinyatakan sebagai satwa titipan negara sedangkan satwa generasi kedua dan berikutnya dinyatakan sebagai satwaliar yang tidak dilindungi Atmoko, 2007. Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami, dimana berdasarkan ciri pada habitat penangkaran terdapat peningkatan nutrisi, bertambahnya persaingan intra- spesifik untuk memperoleh makanan, berkurangnya pemangsaan oleh predator alami, berkurangnya penyakit dan parasit, serta meningkatnya kontak dengan manusia Griek dan Burk, 1992. Penangkaran rusa mempunyai prospek karena rusa mudah beradaptasi dengan lingkungan di luar habitat alaminya, mempunyai tingkat produksi dan reproduksi yang tinggi. Habitat untuk penangkaran harus berada pada tempat yang tenang, aman dari gangguan predator, mudah dicapai, tersedia air sepanjang tahun, dan permukaan tanahnya tidak berbatu, terdapat lapangan berupa rerumputan, pohon sebagai peneduh serta semak-semak Harian- to dan Dewi, 2012.