Pembahasan HUBUNGAN BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KINERJA KARYAWAN OUTSOURCING.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan kinerja, karena kepribadian ini cenderung pribadi yang mudah kesal, tertekan, murung, tidak ramah, gugup, pemalu, tidak menentu, ragu- ragu, dan takut. Selain itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa faktor kepribadian neuroticism juga berhubungan secara negatif dengan kinerja, karena tipe kepribadian neuroticism merupakan kepribadian yang pemalu, pemarah, merasa tidak aman, depresi, orang yang rentan, dan cemas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Awadh 2012 tipe kepribadian neurotcism cenderung pribadi yang mudah kesal, tertekan, murung, tidak ramah, gugup, pemalu, tidak menentu, ragu-ragu, dan takut. Mengambil dari salah satu sifat dari tipe kepribadian neuroticism yaitu tidak ramah. Di waktu penelitian, subjek penelitian terlihat ramah dalam menanggapi peneliti yang akan melaksanakan penelitian. Selain itu, sifat ramah tidak hanya diperlihatkan kepada peneliti saja akan tetapi subjek terlihat ramah ketika berhadapan dengan pengunjung mall. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil penelitian bahwa tipe kepribadian ini yaitu neuroticisim tidak berhubungan dengan kinerja karyawan. Faktor kepribadian conscientiousness mempunyai nilai signifikansi 0,387 dan nilai koefisien korelasi -0,177, karena signifikan p0,05 maka artinya faktor kepribadian conscientiousness tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan. Didalam penelitian Awadh 2012, faktor kepribadian ini yaitu kepribadian conscientiousness berhubungan positif dengan kinerja karena kepribadian ini cenderung rajin, penuh perhatian, waspada, sistematis dan tanggung jawab. Hasil penelitian Awadh 2012 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diatas berbeda dengan hasil pada penelitian ini, karena dalam penelitian ini dimungkinkan berbeda subjek dengan penelitian yang dilakukan oleh Awadh 2012. Tugas pokok dari seorang cleaner sebenarnya, tidak membutuhkan tipe kepribadian yang sistematis karena seorang cleaner dominan hanya menggunakan tenaga fisik . Faktor kepribadian extraversion mempunyai nilai signifikansi 0,923 dan nilai koefisien korelasi 0,020, karena signifikansi p0,05 maka artinya faktor kepribadian extraversion tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan Klang 2012 faktor kepribadian extraversion berhubungan secara positif dengan kinerja, karena tipe kepribadian ini merupakan kepribadian mudah bergaul, aktif, talkative, person-oriented, optimis, menyenangkan, kasih sayang, bersahabat . Hasil penelitian Klang 2012 diatas berbeda dengan hasil pada penelitian ini, karena dalam penelitian ini dimungkinkan berbeda subjek dengan penelitian yang dilakukan oleh Klang 2012. Tugas pokok dari seorang cleaner sebenarnya, tidak membutuhkan tipe kepribadian yang aktif. Aktif dalam mengeluarkan pendapat, karena seorang cleaner hanya mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik . Dari pernyataan diatas, bahwa diketahui ada beberapa faktor kepribadian yang berhubungan dan tidak terdapat hubungan. Didalam hasil penelitian ini juga terdapat satu faktor kepribadian yang berhubungan dengan kinerja dan empat faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja. Menurut Gibson 1996, dalam Indarti 2014 mengelompokkan variabel- digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu; variabel individu, variabel psikologi, dan variabel organisasi. Variabel individu meliputi kemampuan, ketrampilan, latar belakang, dan demografis. Variabel psikologi terdiri dari kepribadian, persepsi, motivasi, dan kepuasan kerja. Sedangkan variabel organisasi meliputi kepemimpinan, imbalan, lingkungan, dan budaya organisasi. Berdasarkan teori diatas terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi kinerja, seperti dalam variabel individu yang meliputi kemampuan, ketrampilan, latar belakang dan demografi. Selain itu, didalam variabel psikologi seperti perpsepsi, motivasi, dan kepuasan kerja juga mempengaruhi kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak hanya faktor kepribadian yang dapat berhubungan dengan kinerja. Di dalam hasil penelitian ini juga dapat dilihat bahwa subjek penelitian adalah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, untuk penggolongan usia pada subjek penelitian ini sebagian besar berada pada usia produktif bekerja yaitu rentang usia 19-25 tahun. Kelemahan dalam penelitian ini adalah tidak adanya analisis mengenai hubungan variabel big five personality dengan kinerja karyawan secara stimultan. Selain itu, data yang diperoleh dari skala kinerja karyawan kurang objektif karena data skala kinerja karyawan dalam penelitian ini hanya didapat dari teman sejawat saja. Seharusnya untuk skala kinerja karyawan juga dinilai oleh atasan, bawahan, diri sendiri, dan juga customer Dipboye, 1994. Sedangkan, kelemahan dari skala big five digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id personality belum menggunakan angket terbuka. Menurut Arikunto 2006 angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 67 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa tipe kepribadian agreeableness mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan. Kepribadian openness berdasarkan nilai signifikansi tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan. Faktor kepribadian neuroticism juga berdasarkan nilai signifikansi tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan. Faktor kepribadian conscientiousness tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan. Faktor kepribadian extraversion berdasarkan hasil penelitian juga tidak terdapat hubungan dengan kinerja karyawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi perusahaan 1. Saran untuk perusahaan adalah baiknya perusahaan mengadakan tes kepribadian bagi setiap calon karyawan outsourcing. 2. Jika perusahaan mengadakan tes kepribadian, hendaknya disarankan memilih kepribadian agreeableness. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Bagi peneliti selanjutnya 1. Pemilihan waktu penelitian juga perlu diperhatikan agar semua dapat dipersiapkan dengan matang dan juga mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mengadakan pengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain yang dapat dihubungkan dengan variabel penelitian sebelumnya. 3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti juga mengambil data dari supervisor, bawahan, diri sendiri dan customer untuk penilaian kinerja karyawan. Agar mendapatkan hasil atau data yang lebih objektif tentang kinerja karyawan. 4. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya untuk mengukur skala big five personality menggunakan angket terbuka. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 69 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:Bina Aksara. Askarian, N. 2013. The Relationship between Personality Traits and Job Performance Case Study: Employees of The Ministry of Education of Kerman. Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 5, No. 8, 322-335. Awadh, A, dan Ismail, W. 2012. The Impact of Personality Traits and Employee Work-Related Attitudes on Empoyee Perfoemance with the Moderating Effect of Organizational Culture: The Case of Saudi Arabia. Asian Journal of Business and Management Sciences. Vol. 1,No. 10, 108-127. Azwar, S. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka belajar. _______. 2008. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka belajar. Barrick, M, Michael K. 1991. The Big Personality Dimensions and Job Performance:A Meta-Analysis. Personnel Psychology.Vol. 44, No. 1, 1- 26. Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Danim, S. 2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara. Dipboye, R, dan Smith. 1994. Understanding Industrial and Organizational Behavior and Human Performance. Friedman, H, dan Schustack, M. 2008. Kepribadian:Teori Klasik Dan Riset Modern, edisi ketiga jilid I. Jakarta:Erlangga. Hadi, S. 2000. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: penerbit Andi. Hall, C Lindzey, G. 2001. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius. Hasibuan, M. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi aksara. Indarti, S, Susi., dan Mahda, M. 2014. Pengaruh Faktor Kepribadian Pegawai dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Regional XII BKN Pekanbaru. Jurnal Ekonomi, Vol. 22, No. 1, 1-16. Iskandar, Z. 2013. Penyesalan Pasca pembelian Ditinjau dari Big Five Personality. Jurnal Psikologi, Vol. 40, No. 1, 51-61. Ivancevich, J. 2001. Human Resources Management. Eight Edition. New York- USA: hill company Inc. Jawahar, LM. D. Carr. 2007, Conscientiousness and Contextual Performance: The Compensatory Effects of Perceived Organizational Support and Leader-Member Exchange. Journal of Managerial Psychology, Vol. 22, No. 4, 330-349. Klang, A. 2012. The Relationship between Peraonality and Job Performance in Sales. Master’s Thesis, Department of Psychology, Stockholm University. Lestari, D. 2014. Kajian Big Five Personality terhadap kinerja. Jurnal ilmu-ilmu sosial. Vol. Vol. 6,No. 2, 257-262. Mangkunegara, AP. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.