Peran Dimensi Kepribadian Big Five terhadap Psychological Adjustment Pada Mahasiswa Indonesia yang Studi Keluar Negeri

(1)

PERAN DIMENSI KEPRIBADIAN

BIG FIVE

TERHADAP

PSYCHOLOGICAL ADJUSTMENT

PADA

MAHASISWA INDONESIA YANG STUDI KELUAR NEGERI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

oleh

CINDY INGE ADELIA

081301116

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP, 2011/2012


(2)

Peran Dimensi Kepribadian Big Five terhadap Psychological Adjustment

Pada Mahasiswa Indonesia yang Studi Keluar Negeri Cindy Inge Adelia dan Rika Eliana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dimensi kepribadian big five terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

psychological adjustment dan Big Five Inventory. Skala psychological adjustment

disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi penelitian dan memiliki 33 aitem. Big Five Inventory yang digunakan peneliti dari inventori yang sudah ada dan telah diadaptasi ke bahasa Indonesia oleh bantuan ahli penerjemah dan memiliki 44 aitem. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 117 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dari hasil analisa, ditemukan bahwa ada peran tipe kepribadian Big Five dengan

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri

dengan nilai sig = 0,00 (p<0,05). Keterbatasan penelitian ini ada pada sampel. Penggunaan sampel yang lebih luas dan beragam akan memperkaya temuan penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh institusi ataupun organisasi yang membantu mahasiswa Indonesia melakukan studi keluar negeri.

Kata kunci : Big Five Personality, Psychological adjustment, Studi keluar negeri


(3)

Role of Big Five Personality to Psychological Adjustment on Indonesian’s Sojourners

Cindy Inge Adelia and Rika Eliana

ABSTRACT

This study aims to examine the Effect of Big Five Personality to

Psychological Adjustment on Indonesian’s Sojourners. The instruments used to collect the data arepsychological adjustment scale and Big Five Inventory. The scale of psychological adjustment was made within 33 items. Big Five Inventory was used from Big Five Inventory that had been adapted by professional

translator. Convenience sampling method was used to gather the respond of 117 samples. The data obtained are later analyzed using multiple regression analysis. The result shows that there is an effect of Big Five Personality to psychological adjustmen on Indonesian’s sojourners with sig = 0,00 (p<0,05). The limitation in this study is sample. The usage of a bigger and diverse sample will be able to enrich the findings of this study. The findings of this research can be used by the organization that helps Indonesian’s student go study abroad.


(4)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan sripsi dengan judul “Peran Dimensi Kepribadian Big Five terhadap Psychological Adjustment pada Mahasiswa Indonesia yang Studi Keluar Negeri”. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selama proses penulisan skripsi ini saya mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Disini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Rika Eliana M.Psi, Psikologselaku dosen pembimbing yang sudah banyak membantu saya dalam tugas akhir ini. Terima kasih atas dukungan, saran, serta waktu yang telah diberikan kepada saya.

3. Ari Widiyanta, M.Si, Psikolog selaku dosen penguji pada siding skripsi saya yang telah meluangkan waktunya untuk saya.

4. Omar Khalifah Burhan, M.Sc selaku dosen penguji pada siding skripsi saya, dan telah meluangkan waktu untu bimbingan serta diskusi dengan saya.

5. Kak Fasti Rola, M. Psi., psikolog selaku dosen pembimbing akademik. 6. Ibu Etty Rahmawati, M.Siyang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi


(5)

7. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi atas ilmu, pengalaman dan nasehat yang telah diberikan dan seluruh staf pegawai atas bantuannya selama masa-masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

8. Keluarga yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi dan masa-masa kuliah saya. Papa yang senantiasa rajin mengantar dan menjemput saya ke dan dari kampus, Mama yang senantiasa mendukung saya, dan kedua adik yang telah menyemangati dan membantu penyebaran skala saya. Thank you pa, ma, dek, chub. There will be no today without your support and love.

9. Kepada teman-teman seperjuangan 2008 atas memori selama masa-masa perkuliahan yang tidak terlupakan, terima kasih atas bantuan-bantuan yang telah diberikan.

10.Yang terakhir, kepada Jerry S.Psi, C.Ht, CTMP, CGA terima kasih untuk semua bantuan dan support yang diberikan, setiap bantuan sangat berarti bagi saya, thanks dear.. you always by my side..

Akhir kata, saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan saudara-saudara semua. Saya sangat menerima segala saran maupun kritik yang dapat membantu saya agar dapat menjadi lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Medan, Agustus 2012


(6)

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……….…. v

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………...…. ix

LEMBAR PERNYATAAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ………... 1

B. RUMUSAN MASALAH ………... 6

C. TUJUAN PENELITIAN………..…….. 6

D. MANFAAT PENELITIAN……….……….…... 7

E. SISTEMATIKA PENULISAN……….……….. 7

BAB II LANDASAN TEORI A. PSYCHOLOGICAL ADJUSTMENT……….……… 9

1. Definisi Psychological Adjustment…..……….. 9

2. Faktor Psychological Adjustment .…….……… 10

B. BIG FIVE PERSONALITY……..………..………. 11

1. Definisi Big Five Personality ………………..……….. 11

2. Tipe kepribadian Big Five ………... 12


(8)

D. PERAN DIMENSI BIG FIVE TERHADAP PSYCHOLOGICAL

ADJUSTMENT ………..…….……….. 15

E. HIPOTESA PENELITIAN ……….. 17

F. ALUR PIKIR PENELITIAN……… 19

BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ……….. 20

B. DEFINISI OPERASIONAL ……….. 20

1. Psychological Adjustment……………….. 20

2. Tipe kepribadian Big Five….……… 21

C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL……… 22

1. Populasi dan Sampel……….……….………… 22

2. Metode Pengambilan Sampel……….……… 22

3. Jumlah Sampel Penelitian…………..……… 23

D. ALAT UKUR PENELITIAN……….. 23

E. VALIDITAS, DAN RELIABILITAS... 24

1. Uji Validitas... .... 24

2. Uji Reliabilitas... .... 25

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR ... 26

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN... 27

1. Tahap Persiapan Penelitian... 27

2. Pelaksanaan Penelitian... 28


(9)

H. METODE ANALISIS DATA……….. 29

1. Uji Normalitas ……… 29

2. Uji Linearitas ………. 29

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN ………. 31

B. HASIL PENELITIAN ………..…. 34

1. Uji Asumsi ……….. 34

2. Hasil Utama Penelitian ………. 37

C. PEMBAHASAN ……… 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ……….… 43

B. SARAN ……….. 43

1. Saran Metodologis ……….. 43

2. Saran Praktis ……… 44


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dimensi kepribadian big five dari McCrae & Costa…… 12

Tabel 2. Blueprint Spesifikasi Psychological Adjustment ……… 24

Tabel 3. Blueprint Spesifikasi Big Five………... 24

Tabel 4. Blueprint skala adjustment setelah uji coba……… 27

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin………. 31

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia …..…. 32

Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Negara Studi ………... 32

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Dukungan Sosial……… 33

Tabel 9. Mean Empirik dan Mean Teoritik Psychological Adjustment……… 34

Tabel 10. Uji asumsi Normalitas... 35

Tabel 11. Linearitas Variabel Penelitian ……… 35


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

A. UJI COBA DAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR………….. 48 B. PENELITIAN

1. Skala Psychological Adjustment sebelum uji coba…………. 50 2. Skala Psychological Adjustment setelah uji coba ………….. 59 C. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi……….. 66


(12)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

Peran Dimensi Kepribadian Big Five terhadap Psychological Adjustment pada Mahasiswa Indonesia yang Studi Keluar

Negeri

Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2012

Cindy Inge Adelia NIM 081301116


(13)

Peran Dimensi Kepribadian Big Five terhadap Psychological Adjustment

Pada Mahasiswa Indonesia yang Studi Keluar Negeri Cindy Inge Adelia dan Rika Eliana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dimensi kepribadian big five terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

psychological adjustment dan Big Five Inventory. Skala psychological adjustment

disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi penelitian dan memiliki 33 aitem. Big Five Inventory yang digunakan peneliti dari inventori yang sudah ada dan telah diadaptasi ke bahasa Indonesia oleh bantuan ahli penerjemah dan memiliki 44 aitem. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 117 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dari hasil analisa, ditemukan bahwa ada peran tipe kepribadian Big Five dengan

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri

dengan nilai sig = 0,00 (p<0,05). Keterbatasan penelitian ini ada pada sampel. Penggunaan sampel yang lebih luas dan beragam akan memperkaya temuan penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh institusi ataupun organisasi yang membantu mahasiswa Indonesia melakukan studi keluar negeri.

Kata kunci : Big Five Personality, Psychological adjustment, Studi keluar negeri


(14)

Role of Big Five Personality to Psychological Adjustment on Indonesian’s Sojourners

Cindy Inge Adelia and Rika Eliana

ABSTRACT

This study aims to examine the Effect of Big Five Personality to

Psychological Adjustment on Indonesian’s Sojourners. The instruments used to collect the data arepsychological adjustment scale and Big Five Inventory. The scale of psychological adjustment was made within 33 items. Big Five Inventory was used from Big Five Inventory that had been adapted by professional

translator. Convenience sampling method was used to gather the respond of 117 samples. The data obtained are later analyzed using multiple regression analysis. The result shows that there is an effect of Big Five Personality to psychological adjustmen on Indonesian’s sojourners with sig = 0,00 (p<0,05). The limitation in this study is sample. The usage of a bigger and diverse sample will be able to enrich the findings of this study. The findings of this research can be used by the organization that helps Indonesian’s student go study abroad.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia memiliki banyak universitas, tetapi hanya beberapa saja yang diakui sebagai universitas yang baik .Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan salah satunya adalah standarisasi pengajaran pada sekolah ataupun universitas yang ada. (Arikunto, 2003). Dalam segi permasalahan di dunia pendidikan, yaitu lingkungan sekolah yang tidak memadai, mutu pendidikan guru, kurangnya minat pada siswa sehingga rendahnya prestasi, biaya yang berat untuk bersekolah. (Samsul, 2007) Beberapa universitas diperkirakan memiliki akreditasi yang masih rendah dikarenakan oleh mutu pengajar dan bahkan dari sisi fasilitas yang diberikan oleh sekolah atau universitas. (Wirabowo dalam Forum hal 27, 14 Maret 2009)

"Pemerintah mendorong perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan universitasnya, sehingga mencapai peringkat yang terpandang di dunia internasional. Karena sampai kini sebagian besar kualitas PT masih sangat jauh dari apa yang diharapkan," kata Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Satryo Soemantri Brodjonegoro, di sela-sela lokakarya Pendidikan Internasional bertema "Indonesian Higher Education Institution Toward International Standardization." di Jakarta, Rabu (8/11). Mohammad (Detik, 09 November 2009)

Gambaran secara umum bahwa kualitas perguruan tinggi di Indonesia terkhusus Sumatera Utara dinilai masih kurang memadai.” Harahap (Waspada, 28 Februari 2011)


(16)

Berdasarkan kutipan yang telah dikemukakan, masyarakat mempertimbangkan untuk mencari ilmu di universitas ataupun sekolah di luar Indonesia, walaupun biaya untuk melanjutkan studi di luar negeri tidaklah murah (Tilaar, 2001). Orang tua juga memainkan peranan yang penting dalam pengambilan keputusan anaknya untuk kuliah atau bersekolah ke luar negeri. Orang tua beranggapan bahwa jika anaknya belajar keluar negeri itu akan membantu proses pembentukan kesuksesan dalam diri anaknya, sehingga kebanyakan orang tua selalu membantu anaknya dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikan mereka. (Lee, Wong & Brown, 1996). Dengan pertimbangan tersebut orang tua dengan sisi finansial yang mendukung akan membiayai anaknya untuk kuliah ke luar negeri atau yang kita kenal dengan istilah study abroad. Study abroad didefinisikan sebagai perencanaan yang dilakukan oleh murid untuk menyelesaikan suatu program edukasi dan segala aktivitas pembelajaran yang diluar dari negera asalnya dikutip dari Michael A Brzezinski, Interim Vice Provost Global Affairs, Dean of International Programs (Edukasi Kompasiana, 27 Mei 2006)

Ini adalah keinginan orang tua ku sebelum saya pergi ke Amerika. Saya tidak mempunyai keinginan tersebut…. Orang tuaku yang menginginkan saya pergi berkuliah di universitas disana.” Disebutkan MC (wawancara, personal, 07 Maret 2012)

Orangtua ku sudah memiikirkan masa depan ku… mereka beranggapan bahwa bersekolah di luar negeri akan lebih meningkatkan kemampuanku dalam segala hal.” dinyatakan SA (wawancara personal, 08 Maret 2012)

Mahasiswa yang menjalani studi ke luar negeri (study abroad) bisa diartikan sebagai sojourn. Sojourn didefinisikan sebagai orang baru yang tinggal


(17)

di tempat yang baru untuk sementara waktu (Ward, 2001). Menurut sumber wawancara yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mahasiswa Indonesia yang melakukan studi keluar negeri sering mengalami hambatan dalam transisi lintas budaya.

Memang seperti itu yang dialami aku dan teman-teman yang datang dari Indonesia, kami kesusahan ketika mau berkomunikasi dengan bule-bule disini, malahan kitanya jadi ga betah dan pengen pulang ke Indo aja, apalagi makanan disini ga ada pedas-pedasnya, ga enak” disebutkan JH (wawancara personal 8 September 2012)

“yahh.. kalau mau dibilang gua senang disini ya enggak jugaa.. mau dibilang ga senang ya enggak juga.. fine ajalah, gua sih ga permasalahin perbedaan budayanya, cumanya yah terkadang kitanya susah adaptasi dengan orang-orang disini, apalagi susah loh.. nyari makan yang halal disini, kebanyakan pork, pork aja..” disebutkan J

(wawancara personal 8 September 2012)

Menurut Argyle (1982) permasalahan lintas budaya muncul karena

sojourners, imigran mengalami kesusahan dalam menyesuaikan diri (adjustment)

di kehidupan sosial sehari-hari. Dan juga menurut Bochner (2001) Murid yang menjalani studi ke luar negeri (study abroad) akan mengalami dampak culture shock selama proses pencapaian tujuan dari akhir pendidikan mereka. Kingsley & Dakhari (2006) menyatakan bahwa culture shock bukan kondisi medis ataupun istilah klinis. Culture shock merupakan sebuah cara untuk mendeskripsikan perasaan bingung dan gelisah yang dimiliki seseorang ketika meninggalkan budaya yang telah familiar dan tinggal di budaya baru.

Mahasiswa yang mengalami culture shock dalam proses studi ke luar negeri (study abroad) harus bisa menyesuaikan diri secara psikologis (psychological adjustment) guna untuk menghadapi kendala yang terjadi dalam


(18)

proses akulturasi terhadap budaya baru di lingkungan baru (Oberg, 1998). Proses dalam menjalani psychological adjustment dinilai sangat penting terutama bagi

sojourners yang berada di dalam kurun masa 3 bulan sampai 1 tahun pertama.

Sojourners yang berhasil dalam proses psychological adjustment akan mencapai

well being (kesejahteraan hidup). Ketika well being tercapai maka sojourners

akan cenderung merasa puas dengan kehidupannya di host country. (Ward, 2006) dan sebaliknya apabila well being tidak tercapai sojourners akan cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya dan menutup diri dari budaya luar.

(Bochner, 2006). Berbagai kendala yang dihadapi sojourners pada umumnya menurut Ward (2006) adalah faktor individual seperti dukungan sosial, locus of internal, kepercayaan diri serta sense of coherence. Faktor tersebut akan mempengaruhi respon stres dan kemampuan diri mahasiswa dalam penyesuaian pada tugas yang diberikan. Jika sojourners berhasil dalam psychological adjustment, maka seperti yang disampaikan Ward (2006) mereka akan lebih gampang untuk mencapai well being daripada sojourners yang tidak berhasil menyesuaikan diri.

Menurut Ward (2006) psychological adjustment adalah respons afektif yang dikaitkan dengan proses adaptasi kita, dan juga suatu hal yang memotivasi individu untuk lebih menyesuaikan diri (Adjustment) dalam host culture guna untuk mencapai well being atau kepuasaan dalam transisi lintas budaya.

Psychological adjustment sangat diperanani oleh beberapa faktor, yaitu perubahan kehidupan, kepribadian, dan variabel dukungan sosial lainnya. (Searle dan Ward, 1990; Ward dan Kennedy, 1992). Faktor kepribadian diartikan sebagai


(19)

struktur neuro-psychic yang memandu persepsi dan reaksi sehingga individu memiliki pola perilaku, kepercayaan dan reaksi emosional yang diprediksi sesuai dengan konsistensinya. (Matsumoto, 2009). Kepribadian sendiri diartikan Pervin, Cervone, John (1996) sebagai karakteristik seorang individu dengan pola perilaku, perasaan dan pemikiran yang konsisten. Dari berbagai literatur yang ditelusuri,

big five merupakan satu-satunya teori kepribadian yang paling banyak digunakan di berbagai budaya dan hasil penelitian big five sendiri dapat merepresentasikan kepribadian individu secara lintas budaya (Barrick et al, 2005).Lebih lanjut, Bardi & Ryff (2007) menyatakan bahwa faktor kepribadian big five sebagai salah satunya model kepribadian yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan reliabilitas big five tidak diragukan lagi, bahkan dapat diaplikasikan di kebudayaan minoritas. Kebanyakan studi penelitian juga mengaitkan big five

tersebut pada mahasiswa yang sedang melakukan adjustment yang bersekolah keluar negeri (study abroad). Seperti pada penelitian Furnham (2001) mengenai hubungan big five dengan kemampuan kognitif, hasil penelitian tersebut menghasilkan bahwa individu dengan nilai Openess dan Conscientiouness yang tinggi akan lebih gampang dalam mengolah proses kognitif pada eksperimen yang diberikan. Dan juga pada penelitian O’conner dan Paunonen (1997) yang mengenai big five dengan pencapaian nilai akademik pada anak kelas SMP, hasil penelitian tersebut menghasilkan bahwa individu dengan nilai

Conscientiousness dan Openess yang tinggi akan mempunyai nilai akademik yang lebih tinggi, sedangkan individu dengan nilai Extraversion yang tinggi akan mencapai nilai sosialisasi dalam lingkungan bersekolah yang lebih baik.


(20)

Ward dan koleganya (2006), pernah meneliti mengenai adjustment pada

Sojourners ditinjau dari teori Big Five dengan karakteristik sampel yang diambil adalah mahasiswa Singapura yang berkuliah ke Cina, lalu didapatkan hasil bahwa ada peranan antara adjustment dengan dimensi kepribadian dari big five. Hasil yang didapatkan adalah individu dengan skor dimensi kepribadian Neuroticism

dan Extraversion lebih sering dihubungkan dengan Psychological dan

Sociocultural adjustment, serta dimensi kepribadian Agreeableness dan

Conscientiousness juga dikaitkan dengan kesejahteraan Psychological dan

Sociocultural Adjustment pada Sojourners. Menurut Ward (2006) transisi lintas budaya dan culture distance serta budaya asal merupakan faktor yang memperanani psychological adjustment yang dilakukan Sojourners. Karena hal itu, peneliti ingin meneliti peranan dimensi kepribadian big five terhadap

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang bersekolah keluar negeri (study abroad)

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Apakah ada peranan dimensi kepribadian big five terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi ke luar negeri (study abroad)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat adakah peranan dimensi kepribadian big five terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi ke luar negeri (study abroad)


(21)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu : manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan ilmu dalam bidang Psikologi Sosial, yaitu mengenai psychological adjustment yang dilakukan mahasiswa Indonesia yang studi ke luar negeri (study abroad) jika ditinjau dari dimensi kepribadian big five.

2. Manfaat Praktis

Agar bisa membantu setiap mahasiswa Indonesia yang studi ke luar negeri (study abroad) dapat mempersiapkan diri dengan kendala dan

psychological adjustment yang dilakukan sesuai dengan dimensi kepribadian big five.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu bab I sampai bab V. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan


(22)

Teori yang yang relevan dalam penelitian ini adalah teori

psychological adjustment, dan teori big five.

Bab III Metodologi Penelitian

Merupakan metode penelitian yang terdiri dari: identifikasi variabel penelitian, definisi operasional penelitian, sampel dan populasi, alat ukur penelitian, validitas, reliabilitas, dan uji daya beda aitem, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum subjek penelitian, serta bagaimana analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Selain itu, pada bab ini juga akan diuraikan mengenai intepretasi data yang ada serta data tambahan. Kemudian data-data tersebut akan diuraikan dalam pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Di dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan peneliti mengenai hasil penelitian dilengkapi dengan saran-saran bagi pihak lain berdasarkan hasil yang diperoleh


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI PSYCHOLOGICAL ADJUSTMENT

1. Definisi Psychological Adjustment

Weiten dan Lloyd (2006) menyebutkan bahwa psychological adjustment

merupakan proses psikologis yang dilakukan oleh individu dalam mengatur atau mengatasi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Penyesuiaan diri berhubungan dengan bagaimana individu mengatur atau mengatasi berbagai kebutuhan dan tekanan.

Ward (2009) mendefinisikan psychological adjustment sebagai respons afektif yang dikaitkan dengan proses adaptasi kita, dan juga suatu hal yang memotivasi individu untuk lebih menyesuaikan diri (adjustment) dalam host culture guna untuk mencapai well being atau kepuasaan dalam transisi lintas budaya. Lebih lanjut dalam teori Kingsley dan Dakhari (2006) menambahkan bahwa proses psychological adjustment terhadap proses adaptasi cross cultural

dapat dipengaruhi oleh beberapa dimensi budaya, seperti cara berpakaian, cuaca, makanan, bahasa, masyarakat sekitar, sekolah, nilai-nilai kebudayaan. Yang dimaksud dengan nilai-nilai kebudayaan disini adalah nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya dan juga berperan sebagai acuan prilaku. (Tjahyadi, 1997)


(24)

Dengan demikian psychological adjustment diartikan penulis sebagai respon afektif dalam menghadapi lingkungan dan budaya baru untuk mendapatkan kepuasan hidup.

Psychological adjustment yang dialami paling berat adalah pada masa 3 bulan sampai 1 tahun pertama (Ward, 2006). Sojourners yang memasuki lingkungan budaya baru akan mengalami 4 tahapan emosional yang berbentuk kurva U (Oberg, 1998). Kurva U dari Oberg dimulai dari :

1) Honeymoon, masa dimana adanya perasaan euphoria, antusias dengan budaya baru.

2) Crisis, masa dimana timbulnya perasaan frustrasi, gelisah dan marah. 3) Recovery, masa dimana masa krisis telah berlalu dan sedang mempelajari

budaya baru.

4) Psychological adjustment, masa dimana individu sudah berhasil menyesuaikan diri dan mulai menikmati lingkungan barunya.

2. Faktor – Faktor PsychologicalAdjustment

a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi psychological adjustment menurut Ward (2006) adalah :

1) Perubahan Kehidupan

Perubahan kehidupan pada individu yang pindah ke lingkungan baru dapat mempengaruhi psychological adjustment nya.

2) Faktor Kepribadian

Karakteristik dari individu yang membedakan setiap individu dalam


(25)

3) Dukungan Sosial

Dalam menjalani proses psychological adjustment adanya dukungan sosial dari teman, guru ataupun orang tua baik yang di host country ataupun negara asal.

B. LANDASAN TEORI BIG FIVE PERSONALITY

1. Definisi Big Five Personality

Ada beberapa ahli teori kepribadian yang membedakan teori tersebut menjadi beberapa pendekatan. Pendekatan–pendekatan tersebut disebut pendekatan psikoanalisa, pendekatan neopsikoanalisa, pendekatan trait,

pendekatan life span, pendekatan humanistic, pendekatan kognitif, pendekatan

behavioral, pendekatan social learning dan pendekatan lainnya. (Schultz, 1994) Teori Big five personality merupakan salah satu adaptasi dari trait theory

yang dikemukakan oleh Eysenck, Cattel dan tokoh-tokoh lainnya. (Pervin, 2005).

Big five personality diuji dengan menggunakan pendekatan yang sederhana oleh peneliti, peneliti mencoba untuk mencari unit dasar dari kepribadian dengan menganalisa ucapan-ucapan yang digunakan orang-orang dalam kehidupan sehari–hari mereka (Pervin, 2005) .

Tidak semua teori kepribadian sedetil big five. Teori Big Five dari McCrae dan Costa juga memiliki posisi yang paling kuat karena alat instrument dari tokoh tersebut telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, walaupun ditegaskan bahwa peranan budaya bisa membedakan persepsi yang berbeda mengenai instrumen tersebut (Pervin, 2005).


(26)

Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti menggunakan teori kepribadiaan big five dari McCrae dan Costa yang menurut penulis cukup mendetil dan jelas karena McCrae dan Costa membagi karakteristik individu menjadi lima dimensi yang diakui oleh berbagai negara beserta instrumen yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. McCrae dan Costa (dalam Pervin, Cervone dan John, 2005) mengembangkan teori kepribadian tersebut menjadi lima dimensi bipolar yang luas dalam individu, yang membedakan individu satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan “Big Five Theory of Personality”. Semua lima dimensi tersebut menunjukkan reliabilitas dan validitas yang tetap stabil dari individu yang masih kecil sampai dengan masa dewasa. (McCrae dan Costa, 2003).

2. Dimensi–Dimensi kepribadian dari big five

McCrae dan Costa (Dalam Pervin, Cervone & John, 2005) kemudian menyebutkan dimensi-dimensi dalam big five adalah : Neuroticism (N), Extraversion (E), Openness to experience (0), Agreeableness (A), dan

Conscientiousness (C). Kemudian McCrae dan Costa menyebutnya sebagai OCEAN.

Neuroticism bertentangan dengan kestabilan emosional seperti: perasaan negatif, termasuk kegelisahan, kesedihan, iritabilitas, dan kecemasan yang tinggi.

Openness to Experience mendeskripsikan mengenai betapa luas dan kompleksnya mental dan pengalaman dari individu.


(27)

Extraversion & Agreeableness sama-sama merangkum sifat yang interpersonal, yaitu tertarik atau berminat dengan aktivitas yang berhubungan dengan orang banyak.

Conscientiousness mendeskripsikan perilaku goal/task-directed dan secara sosial membutuhkan kontrol impulsif.

Tabel 1. Dimensi Kepribadian big five oleh McCrae dan Costa NEUROTICISM

Tenang – Pencemas

Temperamen datar – Temperamental Memuaskan diri sendiri – Mengasihani diri sendiri

Nyaman – Self-Conscious

Tidak emosional – Emosional Kuat – Lemah

AGREEABLENESS Kejam – Lembut

Curigaan – Mempercayai Kikir – Loyal

Antagonis – Acquiescent

Kritikal – Lenient

Irritable – Good-Natured

EXTRAVERSION

Reserved – Affectionate

Kesepian - Aktif bergabung dalam kelompok

Pendiam – Banyak bicara

Sober – Fun-loving

Tidak berperasaan – Berhasrat

CONSCIENTIOUSNESS

Negligent – Conscientious

Malas – Rajin Tidak rapi – Rapi Telat – Tepat waktu

Tidak ada tujuan – Ambisius Gampang menyerah – Preserving

OPENESS TO EXPERIENCE

Down-to-earth – Imajinatif Tidak kreatif – Kreatif Konvensional – Orisinil

Memilih rutinitas– Memilih keragaman Tidak penasaran – Penasaran


(28)

C. MAHASISWA INDONESIA YANG STUDI KELUAR NEGERI

Mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri disebut sebagai sojourn

(Ward, 2006) Mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri akan cenderung mengalami permasalaha-permasalahan semasa individu menjalai proses studi tersebut.

Salah satu kendala yang dihadapi sojourn adalah permasalahan budaya. Menurut Argyle (1982) permasalahan lintas budaya muncul karena sojourners,

imigran mengalami kesusahan dalam menyesuaikan diri (adjustment) di kehidupan sosial sehari-hari. Dan juga menurut Bochner (2001) Murid yang menjalani studi ke luar negeri (study abroad) akan mengalami dampak culture shock selama proses pencapaian tujuan dari akhir pendidikan mereka. Kingsley & Dakhari (2006) menyatakan bahwa culture shock bukan kondisi medis ataupun istilah klinis. Culture shock merupakan sebuah cara untuk mendeskripsikan perasaan bingung dan gelisah yang dimiliki seseorang ketika meninggalkan budaya yang telah familiar dan tinggal di budaya baru. Beberapa dimensi budaya menurut Kinsgley & Dakhari (2006) adalah cuaca, makanan, pakaian, bahasa, sekolah, masyarakat sekitar, nilai-nilai kebudayaan.

Menurut Ward (2006) sojourn yang tidak berhasil beradaptasi di budaya baru akan mengalami dampak dalam penurunan nilai akademik, pencapaiaan self esteem yang rendah, dan memiliki lingkup pergaulan yang sedikit.


(29)

D. PERANAN DIMENSI KEPRIBADIAN BIG FIVE TERHADAP

PSYCHOLOGOICAL ADJUSTMENT PADA MAHASISWA

INDONESIA YANG STUDI KELUAR NEGERI

Individu yang memutuskan untuk ke luar negeri melanjutkan studinya akan menghadapi culture shock (Ward, 2006). Sojourners yang kemudian mengalami culture shock akan melakukan psychological adjustment. Psychological Adjustment ini muncul karena sojourners berusaha mempertahankan budaya asalnya (Leong, 2009). Sojourners Indonesia yang terutama melanjutkan studinya ke luar negeri menemukan banyak kesulitan. Budaya Indonesia cenderung memperhatikan kaidah-kaidah dan norma sosial, serta mementingkan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain (Koentjaraningrat, 2001). Dimensi budaya yang diartikan dalam kalimat tersebut adalah cuaca, makanan, pakaian, bahasa, sekolah, orang-orang masyarakat sekitar, nilai nilai kebudayaan pada masyarakat pada umumnya (Kingsley dan Dakhari, 2006). Sementara di negara barat cenderung mempertahankan nilai-nilai individualistik dan lebih menekankan pentingnya prestise dan penghargaan atas pencapainnya (achievement). (Syaifudin, 2006).

Keberhasilan para sojourners dalam proses psychological adjustment ditentukan oleh faktor kepribadian. Faktor kepribadian merupakan salah satu determinan agar sojourners berhasil dalam penyesuaiaan dirinya (Ward, 2006). Studi yang dilakukan oleh McRae dan Costa (2006) menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki skor Extroversion yang lebih tinggi lebih mampu berinteraksi dan membina hubugan lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki


(30)

skor Extroversion rendah. Individu dengan skor Extroversion yang lebih tinggi juga memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mencari dukungan sosial dari orang lain ketika menghadapi stress dibandingkan individu dengan skor

Extroversion rendah. Skor Conscientiousness tinggi juga diasosiasikan dengan penerimaan oleh teman sebaya dan kualitas pertemanan yang lebih baik. Lebih lanjut lagi, McCrae dan Costa (2006) mengatakan bahwa dimensi Neuroticism

pada big five merupakan aspek yang paling relevan dalam menentukan

psychological adjustment individu yang bersangkutan.

Lebih lanjut McCrae dan Costa (2005) juga menyebutkan sojourners yang memiliki skor Conscientiousness yang tinggi senantiasa aktif dalam mencari sumber informasi. Sehingga bagi sojourners dengan skor Conscientiousness ini diharapkan lebih reliabel dan terpercaya dalam menyerap dan memproses suatu informasi. Mereka dianggap lebih bisa diandalkan.

Penelitian yang dilakukan Ward, Leong dan Low (2004) menghasilkan bahwa dimensi kepribadian Neuroticisim dan Extraversion lebih sering dihubungkan dengan psychological adjustment pada sampel sojourners. Serta dimensi kepribadian Agreeableness dan Conscientiousness juga dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis pada sojourners.

Kemudan penelitian oleh Bardi & Ryff (2007) mengatakan bahwa faktor

Extroversion dan Neuroticism secara konsisten dihubungkan dengan adjustment

dan well-being. Penelitian tersebut sejalan dengan penjelasan McCrae & Costa (2006), extroversion berhubungan positif dengan adjustment. Individu dengan tipe kepribadian yang extrovert lebih menyenangi berinteraksi sosial dengan orang


(31)

lain dan mampu melakukan coping stress lebih efektif dibandingkan individu yang introvert terutama menjalani masa perkuliahan.

Sebuah studi mengenai resiliensi juga mengaitkan dimensi kepribadian big five dengan individu yang memiliki skor tinggi untuk extroversion, neuroticism,

openness, agreeableness dan conscientiousness. Mereka yang memiliki skor tinggilebih resilien terhadap tantangan dan cobaan (Rioli et al, 2002).

Lounsburry, Saudargas, dan Gibson (2004) menemukan bahwa individu yang memiliki skor tinggi untuk Agreeableness, Conscientiousness, dan

Neuroticism sangat jarang untuk drop out dari studinya. Hal yang sama juga berlaku untuk neuroticism dan conscientiousness sebagai prediktor terkuat untuk menjelaskan intensi mahasiswa untuk mengakhiri studinya. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa drop out juga dikaitkan dengan adjustment selama studinya.

Dan yang terakhir Individu dengan skor tinggi untuk dimensi Extroversion

mampu menangani masalah dengan cara yang positif dengan menggunakan strategi pemecahan masalah yang rasional serta mencari dukungan sosial (Bakker et. al, 2006). Dimensi agreeableness yang tinggi akan berkontribusi pada kemampuannya beradaptasi di lingkungan baru. Individu dengan skor Openness to Experience yang tinggi berperanan pada kemampuan menggunakan coping mechanism yang efektif, seperti humor dan mereka beranggapan situasi yang

stressful sebagai hal yang wajar dan tidak mengancam (Bakker et. al,2006).

Semua dimensi kepribadian pada big five adalah kesatuan kepribadian yang telah diteliti secara ekstensif dan berlaku untuk semua budaya (Pervin,


(32)

2005). Berdasarkan semua penelitian yang dicantumkan diatas didapatkan hasil bahwa dengan pertimbangan teoritis yang memadai, setiap dimensi kepribadian yang tertuang pada big five dapat diasosiasikan dengan psychological adjustment

pada sojourners.

E. HIPOTESA PENELITIAN

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesa penelitian berupa: “Ada peranan antara dimensi kepribadian big five terhadap

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri”. Selain hipotesa penelitian, peneliti juga mengajukan hipotesa tambahan berupa:

H1: Openess to Experience berperan terhadap psychological adjustment

H2: Conscientiousness berperan terhadap psychological adjustment

H3: Extraversion berperan terhadap psychological adjustment

H4: Agreeableness berperan terhadap psychological adjustment


(33)

F. ALUR PIKIR PENELITIAN

Kurangnya Universitas yang baik di Indonesia

Studi keluar negeri

Culture shock

Psychological Adjustment


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian mengenai peranan dimensi kepribadian Big Five terhadap

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisa regresi berganda. Metode ini digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dimensi kepribadian big five terhadap

psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang study abroad (studi keluar negeri).

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah psychological adjustment sebagai variabel tergantung (VT) dan dimensi kepribadian big five

sebagai variabel bebas (VB) B. DEFINISI OPERASIONAL 1. Psychological Adjustment

Psychological adjustment yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respons afektif yang dikaitkan dengan proses adaptasi individu, dan juga suatu hal yang memotivasi individu untuk menyesuaikan diri (adjustment) dalam host-culture guna mencapai kesejahteraan (well being) atau kepuasaan dalam transisi lintas budaya. Psychological adjustment dalam penelitian ini diukur dengan skala yang dibuat secara khusus untuk mengetahui perasaan subjek terhadap


(35)

dimensi-dimensi budaya baru tersebut. Dimensi-dimensi-dimensi budaya baru tersebut meliputi cuaca, makanan, pakaian, bahasa, sekolah, masyarkat sekitar, serta nilai-nilai budaya yang menjadi acuan perilaku bagi lingkungan tersebut. Alat ukur berupa skala yang dipakai tersebut akan dibuat berisikan 70 jenis pertanyaan dengan masing-masing dimensi budaya diberikan bobot 10 pertanyaan. Skala tersebut akan memuat lima alternatif pilihan (SS = Sangat Sesuai, S = Sesuai, N = Netral, TS = Tidak Sesuai, STS = Sangat Tidak Sesuai). Setiap aitem kemudian ditotalkan untuk menciptakan suatu skala interval yang mengindikasikan tingkat

psychological adjustment para partisipan. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka psychological adjustment semakin baik.

2. Dimensi kepribadian Big Five

Kepribadian dalam penelitian ini melibatkan 5 dimensi yang dikemukakan dalam teori kepribadian big five McCrae dan Costa, dengan 5 dimensi kepribadian yaitu: Openess to Experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness,

dan Neuroticism. Alat ukur yang dipakai tersebut telah diadaptasi dengan bantuan ahli bahasa yang kompeten dan professional judgement. Inventori tersebut terdiri dari 44 aitem dengan 5 alternatif pilihan (1 = Sangat Tidak Sesuai, 2 = Tidak Sesuai, 3 = Netral, 4 = Sesuai, dan 5 = Sangat Sesuai). Setiap alternatif pilihan memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Semakin tinggi nilai yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula atribut kepribadian yang dimilikinya, dan begitu pula sebaliknya.


(36)

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan sampel

Hadi (2000) mengemukakan bahwa semua individu yang memiliki generalisasi keadaan atau kenyataan yang sama disebut dengan populasi, sedangkan individu yang diselidiki yang merupakan bagian dari populasi disebut sampel. Sehubungan dengan hal ini, yang perlu mendapat perhatian bahwa sampel harus mencerminkan keadaan populasinya, agar sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri dan telah menetap dalam kurun waktu selama 3 bulan sampai 1 tahun.

2. Metode pengambilan sampel

Pengambilan sampel atau sampling menurut (Kerlinger, 2000) berarti mengambil suatu bagian dari populasi. Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar mewakili populasi (Kerlinger, 2000). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability, dalam teknik nonprobability setiap unsur (anggota) populasi diberikan peluang yang tidak sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non probabilitas yaitu convenience sampling. Dipilihnya teknik sampling ini adalah karena faktor kesediaan dan kemudahan dijumpainya sampel dengan karakteristik tertentu (Myers & Hansen, 2007).


(37)

3. Jumlah sampel penelitian

Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang dipakai peneliti adalah sebanyak 117 orang.

D. ALAT UKUR

Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap. Skala sikap digunakan untuk memperoleh dimensi kepribadian big five dan

psychological adjustment. Skala yang digunakan adalah skala psychological adjustment dan skala big five yang telah diadaptasi oleh ahli bahasa dan

professional judgement.

Menurut Langdridge (2004), skala sikap cenderung mempunyai daftar pernyataan yang mengacu ke satu sikap yang mau diteliti. Untuk mengukur sikap, peneliti menggunakan skala likert (Likert, 1932), yaitu lima (sampai tujuh) poin dimana responden bisa mengekspresikan berapa besar persetujuan atau tidak setujunya dalam sebuah pernyataan sikap. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala yang berisikan aitem-aitem untuk mengungkapkan apa peranan dimensi kepribadian big five terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri (study abroad).


(38)

Tabel 2. Spesifikasi (blueprint) Psychological Adjustment

No. Dimensi Budaya

Nomor Aitem

Jumlah Aitem

F UF

1. Cuaca 14, 22, 37, 69,

52

6, 25, 46, 56,

60 10

2. Makanan 9, 16, 31, 45,

66

2, 29, 51, 55,

67 10

3. Pakaian 8, 20, 34, 44,

58

15, 27, 38, 50,

68 10

4 Bahasa 7, 23, 43, 49,

62

13, 26, 32, 39,

57 10

5 Sekolah 4, 21, 36, 48,

61

20, 17, 42, 54,

65 10

6 Masyarakat Sekitar 5, 19, 33, 41, 59

12, 24, 28, 47,

64 10

7 Nilai-Nilai 1, 18, 35, 53,

70

3, 11, 30, 40,

63 10

Tabel 3. Spesifikasi (blueprint) Big Five Inventory

No. Dimensi Kepribadian

Nomor Aitem

Jumlah Aitem

F UF

1. Extraversion 1, 11, 16, 26,

36 6, 21, 31 8

2. Agreeableness 7, 17, 22, 32,

42 2, 12, 27, 37 9

3. Conscientiousness 3, 13, 28, 33,

38 8, 18, 23, 43 9

4 Neuroticism 4, 14, 19, 29,

39 9, 24, 34 8

5 Openness 5, 10, 15, 20,

25, 30, 40, 44 35, 41 10

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Uji Validitas


(39)

sejauh mana alat ukur mengukur dengan tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan ukur (Azwar, 2007).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam skala telah komprehensif mencakup semua aspek dalam penelitian dan tingkat relevansinya. Untuk menjaga validitas isi dari aitem-aitem di dalam alat ukur, peneliti akan menguji relevansi isi tes dengan analisis rasional (kesesuaian dengan blueprint

yang telah disusun oleh peneliti) dan meminta professional judgement (dari dosen pembimbing peneliti) (Azwar, 2007).

Uji validitas juga dilakukan dengan menghitung daya diskriminasi aitem yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007). Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi dimana komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total (rix). Koefisien korelasi aitem-total berkisar dari 0 (nol) sampai 1 (satu) dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.00. Sesuai dengan penilaian aitem pada level interval, maka pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya diskriminasinya dengan menggunakan Pearson Product Moment (Azwar, 2007).

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya, dimana dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap


(40)

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2007). Untuk menjaga reliabilitas alat ukur, peneliti akan menghitung koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama (Azwar, 2007). Koefisien reliabilitas (

r

xx’) berkisar mulai dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu); dengan 1 (satu) merupakan konsistensi sempurna. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu menandakan semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka nol menandakan semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2007). Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien alpha cronbach dengan menggunakan bantuan program SPSS version 16.0 for Windows.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba skala psychological adjustment dilaksanakan pada awal bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Uji coba dilakukan dengan menyebarkan skala melalui e-mail berdasarkan kesesuaian karakteristik populasi penelitian. Uji coba alat ukur melibatkan 258 orang. Dari hasil uji coba diperoleh 33 aitem. Relibalitias skala adjustment adalah 0,844 sedangkan untuk skala BFI versi bahasa Indonesia yang telah diadaptasi adalah 0,70 dan telah diuji validitas konstrak dengan hasil memuaskan (nilai loading rata-rata > 0.30 dan varian 41.45%). Distribusi aitem adjustment setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.


(41)

Tabel 4. Blueprint skala adjustment setelah uji coba dan penomoran baru

No. Dimensi Favorable Unfavorable Total

1. Cuaca 12, 21 16, 23, 26 5

2. Makanan 11 9, 18, 30 4

3. Pakaian 3, 32 19, 17 4

4. Bahasa 28 6, 24 3

5. Sekolah 20, 27 15, 33 4

6. Masyarakat Sekitar 14, 25 5, 7, 8, 29 6

7. Nilai-Nilai 1, 22, 31 2, 3, 10, 13 7

TOTAL 13 20 33

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psychological adjustment. Skala psychological adjustment memiliki 70 aitem dan disusun berdasarkan dimensi budaya dalam psychological adjustment. Skala ini memiliki 5 alternatif jawaban dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Skala BFI versi bahasa Indonesia memiliki 44 aitem dan disusun berdasarkan dimensi Big Five. Skala ini memiliki 5 alternatif jawaban dari sangat sesuai (5), sesuai (4), netral (3), tidak sesuai (2) dan sangat tidak sesuai (1).


(42)

b. Uji coba alat ukur

Uji coba terhadap skala penelitian dilaksanakan pada awal bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Uji coba dilakukan dengan mengirimkan

e-mail skala adjustment ke responden yang memiliki kriteria yang sesuai dengan karakteristik penelitian sebanyak 258 orang.

c. Revisi alat ukur

Dari analisa daya diskriminasi aitem, aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (<0,275) dikeluarkan dari skala. Aitem yang memiliki daya diskriminasi baik kemudian disusun menjadi skala yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Dari hasil analisa daya diskriminasi, skala psychological adjustment memiliki 33 aitem.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur selesai di uji coba dan direvisi, maka langkah selanjutnya adalah mengambil data penelitian. Pengambilan data penelitian dilaksanakan dari tanggal 3 Agustus sampai dengan 13 Agustus. Peneliti membuat program

GoDocs, sebuah aplikasi berbasis web yang memudahkan sampel penelitian yang berada di luar negeri untuk merespon secara online untuk skala adjustment dan BFI versi Indonesia. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 117 orang.

3. Pengolahan Data


(43)

H. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat peranan dimensi kepribadian Big Five terhadap psychological adjustment dengan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 16.0. tetapi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan pada regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16.00. Data terdistribusi normal jika p > 0,05 (Field, 2009). Data yang terdistribusi normal berarti data tersebut berada di tengah-tengah kurva normal (Langdridge, 2004)

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data psychological adjustment berkorelasi secara linear terhadap data variabel dimensi kepribadian

big five. Uji linearitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.00 dengan menggunakan test for linearity. Kedua variabel berhubungan secara linear jika nilai p pada kolom deviation from linearity menunjukkan angka p > 0,05. Variabel yang mempunyai hubungan linear tersebut berarti kedua variabel tersebut mengikuti garis lurus. (Abbott, 2011)

Jika asumsi telah terpenuhi, maka data tersebut dianalisis kembali untuk menguji hipotesa dengan menggunakan analisa regresi linear berganda. Taraf


(44)

signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% dengan pengetesan dua ujung (two-tailed).


(45)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan gambaran umum subjek penelitian, yang akan dilanjutkan dengan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 117 orang. Berdasarkan data yang diperoleh, berikut akan dipaparkan data subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, negara studi, dukungan sosial dan durasi menempati negara.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 6.

Jenis Kelamin

Jumlah (N)

Persentase (%)

Mean SD

Laki-laki 42 35.9

58,5 23,335

Perempuan 75 64.1


(46)

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Negara

Berdasarkan negara tempat subjek penelitian melanjutkan studi, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Negara Studi

Negara Studi Jumlah (N) Persentase (%)

Australia 29 24,79

Amerika Serikat 3 2,56

Inggris 2 1,71

Jepang 1 0,85

Jerman 3 2,56

Usia (tahun)

Jumlah (N)

Persentase (%)

Mean SD

17 6

5.13

19,70 1,663

18 13

11.11

19 31

26.5

20 30

25.64

21 16

13.68

22 15

12.82

23 3

2.56

24 2

1.71

27 1

0.85


(47)

New Zealand 1 0,85

RRC 3 2,56

Singapura 73 62,39

Korea Selatan 1 0,85

Taiwan 1 0,85

Total 117 100%

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Durasi Menempati Negara Berdasarkan durasi subjek penelitian menempati negara studi, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Negara Studi Durasi

(bulan)

Jumlah (N) Persentase

(%)

Mean SD

>3 dan < 6 62 52.99%

6.12 2.925 > 6 dan < 9 25 21.37%

> 9 dan < 12

30 25.64%

Total 117 100%

5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarakan Dukungan Sosial

Berdasarkan aspek dukungan sosial subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 9.


(48)

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Dukungan Sosial

Dukungan sosial

Jumlah (N) Persentase (%)

Keluarga 46 39,32%

Pertemanan 35 29,91%

Akademis 26 22,22%

Pribadi 10 8,55%

Total 117 100%

B. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi

Sebelum analisis data dilakukan, harus dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan pada regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16.0. Data terdistribusi normal jika p > 0,05 (Field, 2009). Hal ini dapat dilihat pada tabel 10.


(49)

Tabel 10. Uji asumsi Normalitas Test for Normality

Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. Standardized Residual

.077 117 .088

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil analisa pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,088 sehingga p > 0,05 yang berarti distribusi tersebut normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tingkat psychological adjustment berkorelasi secara linear terhadap data variabel big five. Uji linearitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dengan menggunakan test for linearity. Kedua variabel berhubungan secara linear jika nilai p pada kolom deviation from linearity menunjukkan angka p > 0,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Linearitas Variabel Penelitian Deviation from Linearity

F Sig

AL * OCEAN 1.393 0.106


(50)

AL * C 2.017 0.017

AL * E 1.098 0.367

AL * A 2.540 0.004

AL * N 0.908 0.567

PAL : Psychological Adjustment Level (Tingkat psychological adjustment) OCEAN : (Big FiveInventory)

Dari hasil analisa pada tabel 13 menunjukkan bahwa nilai F untuk variabel tingkat psychological adjustment * Big Five sebesar 1,393 dengan p = 0,106 yang berarti variabel penelitian tersebut memiliki hubungan linear. Selain itu, variabel

psychological adjustment * Opennes to Experience dengan nilai F = 1,387, p = 0,164 yang berarti variabel penelitian tersebut memiliki hubungan linear, variabel

psychological adjustment * Conscientiousness dengan nilai F = 2,017, p = 0,017 yang berarti variabel penelitian tersebut tidak memiliki hubungan linear, variabel

psychological adjustment * Extraversion dengan nilai F = 1,098, p = 0,367 yang berarti variabel penelitian tersebut memiliki hubungan linear, variabel

psychological adjustment * Agreeableness dengan nilai F = 2.540, p = 0,004 yang berarti variabel penelitian tersebut tidak memiliki hubungan linear, variabel

psychological adjustment * Neutroticism dengan nilai F = 0,908, p = 0,567 yang berarti variabel penelitian tersebut memiliki hubungan linear. Semua memiliki nilai p > 0,05 yang berarti semua data variabel penelitian linear kecuali pada varibel psychological adjustment * Conscientiousness dan psychological adjustment * Agreeableness yang memiliki p < 0,05. Artinya, hasil analisis regresi


(51)

untuk variabel Conscienctiousness dan Agreeableness tidak bisa digeneralisasikan pada populasi tetapi hanya berlaku untuk sampel penelitian ini saja.

2. Hasil Utama Penelitian

Setelah dilakukan uji asumsi, maka data kemudian dianalisa untuk menguji hipotesa penelitian. Hipotesa nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada peranan dimensi kepribadian Big Five terhadap psychological adjustment

pada mahasiswa Indonesia yangstudi keluar negeri. Hipotesa penelitian ini adalah ada peranan dimensi kepribadian Big Five terhadap psychological adjustment

terhadap tingkat psychological adjustment dengan penjabaran sebagai berikut : H1: Openess to experience berperan terhadap psychological adjustment. H2: Conscientiousness berperan terhadap psychological adjustment. H3: Extraversion berperan terhadap psychological adjustment. H4: Agreeableness berperan terhadap psychological adjustment. H5: Neuroticism berperan terhadap psychological adjustment.

Kriteria pengujian adalah Hipotesa penelitian diterima jika p < 0,05. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Analisa Regresi dengan SPSS Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0.722 0.521 0.499 7.007 a. Predictors: (Constant), O, C, E, A, N

b. Dependent Variable: Adjustment

Dari hasil analisis regresi linear diperoleh nilai Adjusted R Square 0,499 artinya, sumbangan big five terhadap psychological adjustment adalah sebesar 49,9%


(52)

ANOVA

Model Df F Sig.

1

Regression 5

24.130 0.000 Residual 111

Total 116

a. Predictors: (Constant), O, C, E, A, N b. Dependent Variable: Adjustment

Dari hasil analisis regresi linear diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05). Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak, berarti ada peranan antara dimensi kepribadian big five dengan psychological adjustment.

Coefficient Model

Standardized

Coefficient t Sig

Beta

1

Constant 8,742 0,000

O 0,523 5,624 0,000

C -0,053 -0,636 0,526

E 0,238 2,823 0,006

A 0,156 2,049 0,043

N -0,115 -1,636 0,105

a. Dependent Variable : Adjustment

Dari tabel coefficient tersebut didapatkan hasil dari hipotesa penelitian tambahan adalah :

H1 diterima, artinya terdapat peranan antara Openess to experience

terhadap psychological adjustment (sig = 0,00).

H2 ditolak, artinya tidak terdapat peranan antara Conscientiousness

terhadap psychological adjustment (sig = 0,526).

H3 diterima, artinya terdapat peranan antara Extraversion terhadap


(53)

H4 diterima, artinya terdapat peranan antara Agreeableness terhadap

psychological adjustment (sig = 0,043).

H5 ditolak, artinya tidak terdapat peranan antara Neuroticism terhadap

psychological adjustment (sig = 0,105).

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada 117 orang sampel menunjukkan bahwa hipotesa penelitian diterima (sig =0,00) dengan 49,9% (Adjusted R Square 0,499) sumbangan big five terhadap psychological adjustment. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya hubungan antara dimensi kepribadian big five dengan adjustment. Ward dan koleganya (2006), pernah meneliti mengenai adjustment pada Sojourners ditinjau dari teori Big Five dengan karakteristik sampel yang diambil adalah mahasiswa Singapura yang berkuliah ke Cina, lalu didapatkan hasil bahwa ada peranan antara adjustment dengan dimensi kepribadian dari big five.

Berdasar pada hasil analisa regresi, didapatkan hasil bahwa dimensi

Openness, Extraversion dan Agreeableness memiliki peranan terhadap

psychological adjustment. Sedangkan dimensi Conscientiousness dan Neuroticism

tidak memiliki peranan terhadap psychological adjustment. Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori dan penelitian terdahulu oleh para ahli.

Openess memiliki hubungan yang kuat antara consulting (Hamilton, 1988), training (Barrick & Mount, 1991; Vinchur et al., 1998) dan penyesuaian diri terhadap perubahan (Horton, 1992; Raudsepp, 1990). Berikut dari penelitian


(54)

Bakker mengenai dimensi Openness. Individu dengan skor openness yang tinggi akan berpengaruh pada kemampuan menggunakan coping mechanism yang efektif, seperti humor dan mereka beranggapan situasi yang stressful sebagai hal yang wajar dan tidak mengancam (Bakker et. al,2006). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa Openess memberikan peranan terhadap psychological adjustment. Individu dengan skor openness yang tinggi memiliki sifat yang modern, memiliki banyak pertanyaan dan menyiapkan diri untuk hal yang baru, baik secara sosial maupun politik, dan mereka senang mengambil resiko untuk mencoba hal baru (McCrae & Costa, 2006) sifat tersebut membuat mereka lebih gampang adjust di budaya serta lingkungan baru.

Bardi & Ryff (2007) mengatakan bahwa faktor Extroversion secara konsisten dihubungkan dengan adjustment dan well-being. Penelitian tersebut sejalan dengan penjelasan McCrae & Costa (2006), extroversion berhubungan positif dengan adjustment. Individu dengan tipe kepribadian yang extrovert lebih menyenangi berinteraksi sosial dengan orang lain dan mampu melakukan coping stress lebih efektif dibandingkan individu yang introvert terutama menjalani masa perkuliahan. Begitu juga sama dengan penelitian oleh Bakker, individu dengan skor tinggi untuk dimensi Extroversion mampu menangani masalah dengan cara yang positif dengan menggunakan strategi pemecahan masalah yang rasional serta mencari dukungan sosial (Bakker et. al, 2006). Penelitian tersebut telah mengkonfirmasi adanya peranan dimensi extraversion dengan Psychological adjustment sesuai dengan penelitian ini, mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri dengan skor Extraversion yang tinggi akan lebih gampang melakukan


(55)

psychological adjustment disbanding dengan mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri dengan skor Extraversion yang rendah.

Sedangkan pada dimensi Agreeableness, Bakker (2006) mengatakan Dimensi agreeableness yang tinggi akan berkontribusi pada kemampuannya beradaptasi di lingkungan baru. Individu yang memiliki skor Agreeableness yang tinggi mempunyai nilai penyesuaian diri yang baik, ramah, baik, simpatik dan penuh cinta kasih (John & Srivastiva, 1999). Dan kemudian penelitian yang dilakukan Ward, Leong dan Low (2004) menghasilkan bahwa dimensi kepribadian Agreeableness juga dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis pada

sojourners. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang mengatakan ada peranan antara Agreeableness dengan psychological adjustment

pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri.

Pada dimensi Conscientiousness, hasil penelitian ini mengatakan bahwa tidak ada peranan antara Conscientiousness dengan psychological adjustment,

hasil tersebut didukung oleh teori McCrae & Costa (2006) yang mengatakan bahwa orang dengan skor conscientiousness yang tinggi cenderung terfokus kepada task-oriented (McCrae dan Costa, 2006) sehingga individu tersebut kurang mementingkan relationship-oriented yang dimana diperlukan untuk mengembangkan psychological adjustment. Barrick & Mount (1993) juga menyampaikan bahwa individu dengan skor Conscientiousness akan menyebalkan karena terlalu focus kepada hasil, teralalu rapi dan memunculkan perilaku


(56)

bahwa tidak ada peranan antaradimensi Conscientiousness dengan psychological adjustment.

Dan yang terakhir adalah dimensi Neuroticism, individu dengan skor

neuroticisim yang tinggi dikenal sebagai individu yang pencemas dan pengkhawatir menurut McCrae dan Costa (2006). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Vestre (1984) bahwa individu dengan skor neuroticism yang tinggi akan cenderung mengkaitkan segala hal dengan pengalamannya yang tidak menyenangkan serta memiliki emosi dan pikiran yang terganggu. Hough et al (1990) menyatakan bahwa individu dengan skor neuroticism yang tinggi cenderung terkena resiko permasalahan psikiatris, karena individu dengan skor

neuroticism yang tinggi akan cenderung memiliki ide yang irasional, susah mengendalikan keinginan serta coping stress yang rendah / buruk. Sesuai dengan penelitian ini, mahasiswa Indonesia yang memiliki skor yang tinggi di

neuroticism akan mengalami kesulitan dalam psychological adjustment. Berdasar pada penelitian diatas, sesuai seperti hasil penelitian pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri bahwa individu dengan skor neuroticism yang tinggi akan susah melakukan psychologoical adjustment. Hasil tersebut sesuai dengan hasil di penelitian ini, yaitu tidak ada peranan neuroticism dengan psychological adjustment.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. Selanjutnya, pada akhir bab, peneliti akan memberikan saran bagi pengguna dan peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah, hipotesa penelitian mayor diterima, yang berarti ada peranan dimensi kepribadian big five

terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri. Dan beberapa hipotesa penelitian minor diterima, yang berarti ada peranan dimensi kepribadian openness, extraversion, agreeableness

terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri. Serta beberapa hipotesa penelitian minor ditolak, yang berarti tidak ada peranan conscientiousness dan neuroticism terhadap psychological adjustment pada mahasiswa Indonesia yang studi keluar negeri.

B. SARAN

1. Saran Metodologis

1) Teknik pengambilan sampel menggunakan probabiltiy sampling


(58)

2) Sampel penelitian lebih menjangkau luas dan ditambah tidak hanya di negara Asia, namun menjangkau lebih banyak ke negara Eropa dan Amerika sehingga perbedaan budaya lebih kontras. Penelitian ini menggunakan sampel yang lebih banyak terdapat di negara Asia.

2. Saran Praktis

1) Dari hasil penelitian ditemukan bahwa mahasiswa Indonesia yang ingin studi keluar negeri hendaknya lebih terbuka dengan ide baru, wawasan yang lebih luas, dan aktif menerima tantangan.

2) Organisasi yang membantu mahasiswa Indonesia studi keluar negeri hendaknya bisa memberikan informasi mengenai negara yang dituju lebih spesifik sehingga tidak terjadi kecemasan ketika sedang menjalani perkuliahan di negara yang dituju.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik).

Jakarta. Bumi Aksara.

Argyle, M. (1982). ‘Intercultural communication’. In S.Bochner (Ed.), Cultures in contact: Studies in cross-cultural interaction (pp. 61–80). Oxford: Pergamon Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cetakan ke-11

Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Bardi, A., & Ryff, C. D. (2007). Interactive effects of traits on adjustment to a life transition. Journal of Personality, Vol. 75, pp. 955-984.

Barrick, M.R. & Mount, M.K. (1996). Effects of impression management and self-deception on the predictive validity of personality constructs. Journal of Applied Psychology, 81, 261-272.

Brzezinski, M. A. (2006, Mei 27). Education Global Standard. Diakses di

2012

Cochrane, R. and Stopes-Roe, M. (2006). ‘Psychological and social adjustment of Asian immigrants to Britain: A community survey’. Social Psychiatry, 12,

195–206.

Daradjat, Z. (1989). Kesehatan Mental. Jakarta. CH. Haji Masagung

Feist, J., & Feist, G.J. (2006). Theories of Personality (6th Ed). New York : McGraw Hill.

Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London : SAGE Publications Ltd.John, O.P.

Foster, J.J., Barkus, E., & Yavorsky, C. (2006). Understanding and Using Advanced Statistics. London : Sage Publications, Inc.


(60)

Hamilton, E.E. (1988). The facilitation of organizational change. An empirical study of factors predicting change agents’ effectiveness. Journal of Applied Behavioural Science, 24, 37-59.

Harahap, L. (2011, Februari 28). Pemerintah Mulai Memantau Perkembangan di

Bidang Akademis. Diakses d

tanggal akses : Januari 2012

Irwanto. (1999). Psikologi Umum. Jakarta : Total Grafika.

John, O. & Srivastiva, S. (1999). The Big –Five Trait Taxonomy: History,

measurement and theoretical perspectives. Journal of Personality Psychology, Vol. 3, pp. 1-71.

Juffer, K.A (1985) The Culture Shock Adaptation Inventory. The Journal of Action Research. 12-13.

Kerlinger, F. N, (2000) Asas-Asas Penelitian Humanioral. Yogyakarta: FE UGM Kingsley, C & Dakhari, L (2002) Whole Dimension of Cross Cultural for

Expatriates and Sojourners. Diakses di

Lahey, B.B. (2007). Psychology : an Introduction (9th Ed). New York : McGraw Hill.

Langdridge, D (2004). Research Methods and Data Analysis in Psychology.

London : Pearson Education Limited.

Lee, R.C, Wong, R. & Brown, M. (1996) Relationship between parents and adolescence. New York : Mc Graw Hill

Lounsbury, J. W., Saudargas, R. A., & Gibson, L. W. (2004). An investigation of personality traits in relation to intention to withdraw from college. Journal of College Student Development, 45(5), 517-534.

Martinez, V.B., & John, O.P. (1998). Los Cinco Grandes Across Cultures and Ethnic Groups: Multitrait Multimethod Analyses. Amerika: American Psychological Assessment, Inc. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 75, No. 3, 729-750.

Matsumoto, D. (2009). The Cambridge Dictionary of Psychology. United Kingdom : Cambridge University Press

McCrae, R.R., Costa (2003). Personality in Adulthood : A Big Five Theory Perspectives. New York : Guildford Press, Inc


(61)

Mohammad, M. (2009, November 09). Seminar dan Pertemuan Standarisasi

Pendidikan. Diakses d

akses : September 2011

Oberg, K. (1998). ‘Cultural shock: Adjustment to new cultural environments’.

Practical Anthropology, 7, 177–182.

O’Connor, M.C., Paunonen S.V., (2007) Personality and Individual Differences.

The Journal of Personality Vol 43 971–990

Pervin, L.A., Cervone, D. & John, O.P. (2005). Personality Theory and Research

(9th Ed). USA : John Wiley & Sons, Inc.

Raudsepp, E. (1990). Are you flexible enough to succeed? Manage, 42, 6-10. Riolli L, Savicki V, Cepani A. Resilience in the face of catastrophe: optimism,

personality and coping in the Kosovo crisis. J Appl Soc Psychol 2002; 32: 1604-27.

Samsul, Y (2007). Perbandingan akademik di tanah air dan negara barat. Edisi 5. Jakarta : Erlangga

Schultz, D. , & Schultz, S.E. (2008). Theories of Personality (7th Ed). USA : Wadsworth, Inc.

Scott, R., Scott, W.A. (1998). Adjustment for Aadolescents. London : Routledge Vinchur, A.J., Schippmann, J.S., Switzer, F.S. & Roth, P.L. (1998). A

meta-analytic review of predictors of job performance for salespeople. Journal of Applied Psychology, 83, 586-597.

Ward, C., Bochner, S., Furhanm, A. (2001). The Psychology of Culture Shock (2nd Ed). Philadelphia : Routledge

Wirabowo, A. (2009, Maret 14). Mutu dan Kualitas Pendidikan. Diakses di

akses: September 2011

Wong, P.T.P., Wong. L.C.J. (2006). Handbook of Multicultural Perspectives on Stress and Coping. New York : Springer Science+Business Media, Inc.


(62)

LAMPIRAN

A. UJI COBA DAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Reliabilitas Skala Psychological Adjustment

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.786 70

No Nomor Aitem

Koefisien Korelasi Product-Moment Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable

1 1 2 0.385 0.083

2 4 3 0.122 0.363

3 5 6 0.168 0.11

4 7 10 -0.117 0.082

5 8 11 0.441 0.334

6 9 12 0.198 0.323

7 14 13 -0.23 0.397

8 16 15 0.194 0.078

9 18 17 -0.002 0.025

10 19 24 0.332 -0.184

11 20 25 0.059 0.266

12 21 26 -0.186 -0.019


(1)

Berikut adalah beberapa karakteristik yang mungkin atau mungkin tidak

menggambarkan diri anda. Misalnya pada pernyataan “saya adalah seseorang yang

senang menghabiskan waktu dengan orang lain”, maka tuliskan singkatan di samping

pernyataan yang menyatakan anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

STS = SANGAT TIDAK SETUJU

TS = TIDAK SETUJU

N = NETRAL

S = SETUJU

SS = SANGAT SETUJU

CONTOHNYA :

1___SS___ Suka mengobrol

Mohon kerjasamanya untuk mengecek dan memastikan setiap pertanyaan telah diisi.

Terima kasih.

Saya adalah seseorang (yang)…

1. _______ Suka mengobrol.

2. _______ Cenderung mencari kesalahan orang lain.

3. _______ Mengerjakan tugas sampai selesai.

4. _______ Mudah merasa tertekan dan sedih.

5. _______ Memiliki ide-ide yang inovatif.

6. _______ Suka menyendiri.

7. _______ Senang membantu dan tidak egois.

8. _______ Terkadang ceroboh.

9. _______ Dapat menghadapi situasi stress dengan baik.

10. _______ Memiliki rasa ingin tahu terhadap banyak hal.


(2)

11. _______ Penuh semangat.

12. _______ Tidak takut berargumentasi dengan orang lain.

13. _______ Pekerja yang dapat diandalkan.

14. _______ Mudah merasa cemas.

15. _______ Cerdas dan suka berpikir.

16. _______ Penuh antusiasme.

17. _______ Mudah memaafkan.

18. _______ Cenderung tidak teratur atau berantakan.

19. _______ Pencemas.

20. _______ Memiliki imajinasi yang tinggi

21. _______ Cenderung pendiam

22. _______ Mudah mempercayai orang lain

23. _______ Cenderung pemalas

24. _______ Secara emosional stabil, tidak mudah tersinggung

25. _______ Mudah menemukan suatu ide baru.

26. _______ Percaya diri.

27. _______ Cenderung menjaga jarak dengan orang lain.

28. _______ Mampu bertahan hingga suatu tugas selesai.

29. _______ Suasana hati mudah berubah.

30. _______ Menghargai hal-hal yang indah dan berseni.

31. _______ Terkadang pemalu.

32. _______ Baik dan perhatian hampir terhadap setiap orang.

33. _______ Melakukan sesuatu dengan efisien.


(3)

35. _______ Lebih menyukai pekerjaan yang rutin.

36. _______ Santai dan mudah bergaul.

37. _______ Terkadang kasar kepada orang lain.

38. _______ Dapat membuat rencana dan menjalankannya.

39. _______ Mudah merasa cemas.

40. _______ Mempertimbangkan gagasan-gagasan yang ada.

41. _______ Kurang memiliki ketertarikan terhadap seni.

42. _______ Senang bekerjasama dengan orang lain.

43. _______ Perhatiannya mudah terganggu.

44. _______ Memiliki kemampuan yang baik dalam seni, music atau sastra.

Kemudian skala tersebut disebarkan meluas melalui program GoDocs. Berikut

merupakan

Uji asumsi Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Statistic

Df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Standardized

Residual

.077

117

.088

.990

117

.088


(4)

Linearitas Variabel Penelitian

Deviation from Linearity

F Sig

AL * OCEAN 1.393 0.106

AL * O 1.387 0.164

AL * C 2.017 0.017

AL * E 1.098 0.367

AL * A 2.540 0.004

AL * N 0.908 0.567

PAL :

Psychological Adjustment Level

(

Tingkat psychological adjustment

)

OCEAN : (

Big Five

Inventory

)


(5)

Analisa Regresi

Analisa Regresi dengan SPSS

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0.665 0.442 0.437 7.432

2 0.665 0.442 0.432 7.464

3 0.702 0.493 0.479 7.144

4 0.714 0.509 0.492 7.059

5 0.722 0.521 0.499 7.007

a. Predictors: (Constant), O b. Predictors: (Constant), O, C c. Predictors: (Constant), O, C, E d. Predictors: (Constant), O, C, E, A e. Predictors: (Constant), O, C, E, A, N f. Dependent Variable: Adjustment

ANOVA

Model Squares Sum of Df Square Mean F Sig.

1

Regression 5022.424 1 5022.424

90.936 0.000 Residual 6351.491 115 55.230

Total 11373.915 116 2

Regression 5022.951 2 2511.475

45.081 0.000 Residual 6350.964 114 55.710

Total 11373.915 116 3

Regression 5606.768 3 1868.923

36.619 0.000 Residual 5767.146 113 51.037

Total 11373.915 116 4

Regression 5792.515 4 1448.129

29.059 0.000 Residual 5581.400 112 49.834

Total 11373.915 116 5

Regression 5923.903 5 1184.781

24.130 0.000 Residual 5450.011 111 49.099

Total 11373.915 116 a. Predictors: (Constant), O


(6)

b. Predictors: (Constant), O, C c. Predictors: (Constant), O, C, E d. Predictors: (Constant), O, C, E, A e. Predictors: (Constant), O, C, E, A, N f. Dependent Variable: Adjustment

Std. Error Beta Lower

Bound

Upper

Bound Tolerance VIF

(Constant) 73.968 5.771 12.818 0.000 62.538 85.399

O 1.501 0.157 0.665 9.536 0.000 1.189 1.812 1.000 1.000

(Constant) 74.343 6.962 10.679 0.000 60.552 88.135

O 1.511 0.193 0.669 7.833 0.000 1.129 1.894 0.671 1.491

C -0.022 0.225 -0.008 -0.097 0.923 -0.467 0.423 0.671 1.491

(Constant) 72.410 6.688 10.827 0.000 59.161 85.660

O 1.188 0.208 0.526 5.710 0.000 0.776 1.600 0.529 1.891

C -0.125 0.217 -0.048 -0.577 0.565 -0.556 0.305 0.658 1.521

E 0.605 0.179 0.283 3.382 0.001 0.250 0.959 0.642 1.556

(Constant) 65.274 7.572 8.621 0.000 50.271 80.277

O 1.121 0.208 0.497 5.382 0.000 0.709 1.534 0.515 1.943

C -0.190 0.217 -0.072 -0.876 0.383 -0.621 0.240 0.642 1.558

E 0.530 0.181 0.248 2.928 0.004 0.171 0.888 0.613 1.632

A 0.476 0.247 0.148 1.931 0.056 -0.013 0.964 0.748 1.336

(Constant) 69.536 7.955 8.742 0.000 53.773 85.298

O 1.181 0.210 0.523 5.624 0.000 0.765 1.597 0.499 2.004

C -0.139 0.218 -0.053 -0.636 0.526 -0.571 0.293 0.628 1.592

E 0.508 0.180 0.238 2.823 0.006 0.151 0.865 0.610 1.640

A 0.502 0.245 0.156 2.049 0.043 0.016 0.988 0.745 1.342

N -0.330 0.202 -0.115 -1.636 0.105 -0.731 0.070 0.877 1.140

95% Confidence Interval for B

a. Dependent Variable: Adjustment 5 4 3 2 1 Coefficientsa B Collinearity Statistics Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Sig. t