Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil mayoritas responden memberikan stimulasi baik kepada anak dengan penilaian perkembangan
motorik halus yang normal sebanyak 11 orang 35,5. Berdasarkan hasil uji chi square pada tingkat
signifikan α = 0,05 95, maka didapatkan p
α 0,000 0,05 berarti Ho ditolak. Hal ini secara statistic menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 1-5 tahun.
C. Pembahasan
1. Interpretasi dan diskusi hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “Hubungan Pemberian
Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun Di Posyandu Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014”.
a. Pemberian stimulasi anak usia 1-5 tahun di posyandu Gampong
Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Pemberian stimulasi merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perkembangan seseorang, terbukti bahwa
perkembangan yang didasari oleh stimulasi akan lebih cepat terlatih dari pada perkembangan yang tidak didasari oleh stimulasi
Soedjatmiko, 2008.
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
Universitas Sumatera Utara
sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap
perkembangannya. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan bercakap-cakap,
membelai, mencium, bermain dan lain-lain. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak sehingga
anak akan lebih responsive terhadap lingkungannya dan lebih berkembang Ronald, S.H, 2011.
Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih sayang, bermain dengan
anak, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan Suherman, 2000. Stimulasi dapat dilakukan oleh orangtua terutama ibu setiap ada
kesempatan atau sehari-hari. Dalam pencapaian perkembangan motorik anak, tentunya
dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya distimulasi dari orangtua, terutama ibu. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
atau tidak mendapat stimulasi. Namun, banyak orangtua yang kurang memahami tentang pentingnya stimulasi dilakukan kepada anak-anak,
terutama umur 1-5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Pada pertanyaan mengenai “apakah ibu ada mengajari anak menggambar bentuk-bentuk seperti garis, bulatan dan lain-lain ?“,ibu
menjawab telah diberikan sebanyak 23 orang 74,2, pertanyaan tentang “apakah ibu ada mengajari anak memotong dengan
mengunakan gunting mainan?’, ibu menjawab telah diberikan sebanyak 14 orang 24,2, dan pertanyaan tentang “apakah ibu ada
mengajari anak menulis atau menggambar ?” ibu menjawab 10 orang 32,3.
Pertanyaan tersebut merupakan stimulasi yang penting diberikan kepada anak untuk perkembangan motorik halus dalam hal kecekatan.
Keterampilan-keterampilan motorik halus melibatkan otot kecil yang memungkinkan fungsi-gungsi seperti menggenggam dan
memanipulasi objek-objek kecil. Karena jari dan ibu jari menjadi dasar keterampilan-keterampilan manual yang lebih canggih seperti
menulis, menggambar dan menggunakan gunting Upton, 2012.
b. Perkembangan motorik halus anak usia 1-5 tahun di posyandu
gampong rantau panyang barat kecamatan meureubo kabupaten aceh barat tahun 2014
Untuk menilai perkembangan motorik halus di ukur dengan Denver II yang merupakan salah satu alat skrinning perkembangan,
alat ini membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada bayi atau anak
Suwariyah. 2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil penilaian perkembangan motorik halus dengan menggunakan lembar Denver II
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar perkembangan motorik halus anak dalam kategori normal yang artinya anak dapat melakukan tugas perkembangan
sesuai dengan garis usia. Seperti pada usia 40 bulan anak dapat melakukan tugas perkembangan membangun menara, menggambar,
mencoret-coret, menggoyangkan ibu jari dan mencontoh. Motorik halus adalah gerakan hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus, antara lain
adalah anak mulai dapat menggenggam, menulis, menggambar dan sebagainya.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya
dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari
motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan
anak belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan
keterampilan fisik serta kemantangan mental Upton, 2012
Perkembangan motorik halus anak perlu dilatih atau distimulasi
Universitas Sumatera Utara
agar dapat berkembang dengan baik. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa
kasih sayang, bermain dengan anak, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan Suherman, 2000.
Perkembangan motorik halus secara konsisten berhubungan positif dengan kemampuan kognitif khususnya, dan menjadi alat
prediksi dalam prestasi belajar yang rendah. Ada 3 hal yang paling penting dari keterampilan motorik halus: 1 Keterampilan
motorik halus dapat membentuk kemampuan dasar anak, 2 keterampilan halus dan membaca memiliki korelasi yang jelas dalam
memenuhi semua keperluan mata pelajaran, 3 keterampilan motorik halus memiliki dampak emosional pada perkembangan anak. Heidrun,
Albert, Philipp 2008 dalam Sudiarto. Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan
motorik yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya, pada umur tertentu anak belum bisa melakukan tugas perkembangan yang
sesuai engan kelompok umurnya. Tedjasaputra 2003 dalam Budianto 2013.
Keterlambatan motorik halus anak akan menyebabkan rasa rendah diri, kecemburuan terhadap anak lain, kekecewaan terhadap
orang dewasa, penolakan sosial, ketergantungan dan malu Hurlock, 2003. Menurut Sulistyaningsih 2010 rasa rendah diri, kecemburuan
terhadap anak lain, dan malu akan menyebabkan anak kesulitan memasuki bangku sekolah, sebab ketrampilan motorik sangat
diperlukan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya dalam hal
Universitas Sumatera Utara
bermain, keterampilan menulis dan membaca, sedangkan kekecewaan terhadap orang dewasa, ketergantungan dan rasa malu akan
menyebabkan prestasi anak jauh di bawah kemampuannya.
c. Hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik
halus anak usia 1-5 tahun di Posyandu Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 1-
5 tahun. Dari hasil penelitian, mayoritas responden di Posyandu Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meurebo Kabupaten
Aceh Barat memberikan stimulasi dengan kategori baik kepada anak dengan penilaian perkembangan motorik halus yang normal sebanyak
11 orang 35,5. Hal ini dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat
signifikan α = 0,05 95, maka didapatkan ρ α 0,000 0,05 berarti H
ditolak. Hal ini secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi dengan
perkembangan motorik halus anak usia 1-5 tahun. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan tugas perkembangan anak. Tugas perkembangan anak adalah
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, keberhasilan pencapaian tugas perkembangan di masa lalu membuat
seseorang bahagia dan sukses melalui tahap perkembangan
Universitas Sumatera Utara
berikutnya. Sedangkan kegagalan menyebabkan kesedihan pada individu, dicela masyarakat dan kesulitan melalui tugas selanjutnya
Maryunani. 2010 Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik
halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Disetiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan
mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang
mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh
memaksa sikecil.
Tekanan, persaingan,
penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Hirmaningsih. 2010 . Motorik halus dilakukan dengan cara menggerakkan otot-otot
halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak, yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motorik
halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Stimulasi yang di lakukan sejak bayi dalam kandungan hingga lahir dan dilakukan secara terus-menerus dengan penuh kasih
sayang. akan menciptakan anak yang cerdas, dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal, mandiri, memiliki emosi yang stabil,
serta mudah beradaptasi. Septiari 2012 dalam Helmy 2013. Menurut Suherman,2005 pentingnya peran aktif orang tua dalam
memberikan rangsangan stimulasi terhadap perkembangan seorang anak. Orang tua sebagai pengasuh memiliki peranan penting dalam
Universitas Sumatera Utara
mengontrol, membimbing dan mendampingi anak- anaknya menuju kedewasaan. Dalam menuju kedewasaan, orang tua memiliki
kewajiban untuk memenuhi apa yang menjadi hak-hak anak. Untuk itu, pengetauan yang baik merupakan hal yang perlu dicapai karena
dapat menjadi salah satu faktor pendukung stimulasi terhadap perkembangan anak.
Berdasarkan hasil penelitian Helmy Bety Kosegeran tahun yaitu pengetahuan orang tua tentang stimulasi dini pada anak usia 4-5 tahun
di desa Ranoketang Atas tahun 2013 secara umum memiliki perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya dan terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi dini dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun
didesa Ranoketang Atas. Banyak stimulasi yang dapat dilakukan untuk merangsang
motorik halus anak. Salah satu penelitian Muslimat 2007 mengutamakan stimulasi dalam bentuk Senam otak brain gym
meningkatkan motorik halus siswa usia 4-5 tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin Muslimat 17 Gunungrejo Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang, terdapat perbedaan peningkatan tingkat motorik halus anak usia 4-5 tahun antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Dari hasil penelitian Yashinta tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 Tahun didapat hasil
pengukuran tingkat perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5
Universitas Sumatera Utara
tahun didapatkan bahwa sebagian besar memiliki tingkat perkembangan motorik halus yang baik 47.
2. Keterbatasan penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada pengambilan data
mengenai pemberian stimulasi peneliti mengunakan kuesioner yang diisi oleh responden tanpa melihat diberikan, belum diberikan atau tidak
diberikan stimulasi pada anak tersebut. Sehingga disini diperlukan kejujuran dari responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Selanjutnya pada pengambilan data mengenai perkembangan
motorik halus anak, peneliti hanya melakukan satu kali penilaian saja, tanpa melakukan penilaian ulang, seperti anak dengan kategori dicurigai
dan tidak dapat diuji.
3. Implikasi untuk asuhan kebidanan atau pendidikan bidan a. Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan
sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama dalam hal pemberian stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak usia 1-
5 tahun. b. Sebagai penelitian dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya
dan penelitian yang sama. Semua ilmu diharapkan mampu diimplikasikan dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP