Perkembangan Motorik Halus PENDAHULUAN

Bantu anak menyiram tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan tumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh atau bertambah besar.

B. Perkembangan Motorik Halus

1. Pengertian Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian Depkes RI, 2012. Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh anak. Wong 2009 dalam Budianto 2013. Sedangkan motorik halus adalah keterampilan motorik yang melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus dengan menggunakan aktifitas otot-otot kecil seperti menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus Santrock. 2007. 2. Tahapan perkembangan motorik halus anak menurut umur Menurut Wong 2004 setiap tahapan perkembangan motorik halus anak berbeda, yaitu : a. Pada umur 12 bulan yaitu : anak bisa melepaskan kotak ke dalam cangkir, berusaha untuk membangun dua balok negara tetapi gagal, mencoba untuk memasukkan butir-butir ke dalam leher botol yang Universitas Sumatera Utara sempit tapi gagal, dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam sekali waktu. b. Pada umur 15 bulan yaitu : secara spontan anak dapat menjatuhkan objek ke lantai, membangun menara dari dua kotak, memegang dua kotak dalam satu tangan, melepaskan butir-butir ke dalam leher botol yang sempit, mencoret-coret secara spontan dan menggunakan cangkir dengan baik tetapi memutarkan sendok. c. Pada umur 18 bulan yaitu : membangun menara tiga sampai empat kotak, membalik halaman dalam buku, dua atau tiga lembar sekaligus, sekaligus dalam menggambar, membuat tekanan sesuai tiruan dan mengantur sendok tanpa memutar. d. Pada umur 24 bulan yaitu : membangun menara dengan enam sampai tujuh kotak, menyusun dua atau lebih kotak menyerupai kereta, membalik halaman buku pada sekali waktu dalam menggambar, meniru tekanan vertikal dan melingkar, memencet bel pintu dan diikuti salam. e. Pada umur 30 bulan yaitu : membangun menara 8 kotak, menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari baik, memegang crayon dengan jari bukan menggenggamnya, mengerakkan jari secara mandiri, menggambar, meniru tekanan vertikal dan horizontal. f. Pada umur 36 tahun yaitu : dalam menggambar meniru lingkaran, menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan gambaran wajah. Universitas Sumatera Utara g. Pada umur 48 tahun yaitu : menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar dengan baik mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya, dalam menggambar menyalin bentuk kotak. h. Pada umur 60 tahun yaitu : mengikat tali sepatu dengan menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil dengan sangat baik, dalam menggambar meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata seperti nama panggilan. 3. DDST II Denver Development Skrinning Test a. Pengertian DDST II Denver Development Skrinning Test atau Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan bayi atau anak usia 0-6 tahun yang dilakukan secara berkala dengan dengan 125 tugas perkembangan. Denver II lebih menyeluruh tapi ringkas, sederhana dan dapat diandalkan, yang terbagi dalam 4 empat sektor, yakni : sektor personal sosial kemandirian bergaul, sektor fine motor adaptive gerakan-gerakan halus, sektor language bahasa, dan sektor cross motor gerakan- gerakan kasar. Setiap tugas perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur dalam format Denver II. Pada umunya setiap pelaksanaan tes, tugas perkembangan yang perlu diperiksa pada setiap kali skrinning hanya berkisar 25-30 item, sehingga hanya memakan waktu 15-20 Universitas Sumatera Utara menit. b. Tujuan Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain ; 1 Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan. 2 Untuk mengatasi secara dini bila ditemui kelainan. 3 Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak sesuai dengan usianya. 4 Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tampak sehat. 5 Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan. 6 Memastikan bayi atau anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan. 7 Memantau bayi atau anaka berisiko mengalami kelainan perkembangan, misalnya bayi atau anak dengan masalah perinatal selama kehamilan. 8 Menjaring bayi atau anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan perkembangan. c. Manfaat pemeriksaan Denver II 1 Mengetahui tahap perkembangan yang dicapai bayi atau anak. 2 Menemukan adanya keterlambatan perkembangan bayi atau anak sedini mungkin. 3 Meningkatkan kesadaran orangtua atau pengasuh agar menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan bayi atau anak. Universitas Sumatera Utara d. Penentuan garis usia Pada garis horizontal teratas dan terbawah pada format Denver II, terdapat skala usia dalam bulan dan tahun yang dimulai dari bayi atau anak lahir hingga 6 tahun. Keterangan garis tegak kecil pada garis skala usia adalah : 1 Pada usia 0-24 bulan, jarak antara 2 tanda garis tegak kecil adalah 1 bulan. 2 Setelah usia 24 bulan sampai dengan usia 6 tahun, jarak antara 2 tanda adalah 3 bulan Suwariyah. 2013 e. Interpretasi Skor Denver II 1 Lebih, yaitu anak mampu melakukan tugas perkembangan “lulus” item uji tugas perkembangan sebelah kanan garis usia. 2 Normal, yaitu anak “gagal” atau “menolak” melakukan untuk item di sebelah kanan garis usia persentil 25-75. 3 Peringatan, yaitu anak “gagal” atau “menolak” pada uji item tugas perkembangan persentil 75-90 4 Keterlambatan, anak “gagal” atau “menolak” pada uji item tugas perkembangan. 5 Tidak ada kesempatan, yaitu orang tua atau pengasuh melaporkan bahwa anak tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan. Wong et al, 2009. f. Sektor pergerakan motorik halus Sektor pergerakan motorik haus terdiri dari 29 item, yang dimulai dari no urut 26-54 dari sektor perkembangan motorik, yaitu : Universitas Sumatera Utara 26. Mengikuti ke garis tengah P : Anak diterlentangkan. Pegang bola benang merah pada jarak 6 inch 20 cm dari muka si anak, goyangkan untuk menarik perhatiannya. Kemudian dengan perlahan-lahan gerakkan melengkung pola setengah lingkaran dari satu sisi ke sisi lain. Bila perlu hentikan sejenak untuk memancing perhatian, kemudian dilanjutkan lagi. S : Lulus apabila anak mampu mengikuti dengan matanya sampai ke titik tengah garis setengah lingkaran kepala dan mata anak tampak menoleh ke kiri dan ke kanan menyesuaikan dengan pergerakkan benang merah. Yakinkan bahwa anak telah betul-betul terarik perhatiannya sebelum di nilai gagal failure. 27. Mengikuti lewat garis tengah P : Pemeriksaan seperti No. 26 S : Lulus bila anak mengikuti gerakan benang dengan mata atau kepalanya sampai melewati garis tengah, setengah lingkaran jika lulus mengikuti melewati garis tengah, juga lulus mengikuti ke garis tengah. 28. Memegang icik-icik P : Sentuhkan tangkai giring-giring kericikankerincingan pada ujung jari atau punggung tangan anak pada waktu anak diterlentangkan, dipangku atau digendong orangtuanya. Lihat petunjuk pelaksanaan No.6 Universitas Sumatera Utara S : Lulus bila anak meraih dan memegang icik-icik selama beberapa detik. 29. Tangan bersentuhan P : Tidurkan anak terlentang tidak digendong dilengan ibu. Perhatikan apakah kedua tangannya diangkat bersama-sama ke garis tengah tubuhnya melewati dagu dan mulut. S : Lulus bila anak mengangkat kedua tangannya bersama-sama menuju ke garis tengah tubuh. 30. Mengikuti 180 derajat P : Merujuk pada item motorik halus No. 26 Lihat petunjuk pelaksanaan No. 5 S : Lulus bila anak dapat mengikuti benang dengan kepala dan matanya dengan menyusuri pola setengah lingkaran dari satu sisi tubuh ke sisi tubuh yang lain. Jika lulus mengikuti 180, anak juga lulus melewati garis tengah dan mengikuti ke garis tengah. 31. Mengamati manik-manik P : Anak dipangku orangtua sedemikian rupa sehingga tangan anak terletak di meja. Kemudian jatuhkan manik-manik atau kismis atau penggantinya tepat di depan si anak pada jarak yang mudah dijangkau. Pemeriksa boleh menunjuk atau menyentuh manik-manik atau kismis tersebut untuk menarik perhatiannya. Universitas Sumatera Utara Sebaiknya manik-manik diletakkan pada tempat yang berwarna kontras, seperti selembar kertas putih. S : Lulus bila anak melihat ke arah benda tersebut. Gagal bila anak melihat ke jari atau tangan pemeriksa. 32. Meraih P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa sehingga sikunya sejajar dengan meja dan meletakkan tangannya di atas meja. Letakkan mainan pada jarak yang mudah dijangkau si anak, kemudian suruh mengambilnya. Jenis mainan icik-icik atau benang merah. S : Lulus bila anak berusaha meraihnya dengan mengulurkan tangan ke arah objek. Tidak perlu harus menyentuh atau benar-benar berhasil mengambilnya. 33. Mencari benang P : Anak dipangku orangtuanya, tariklah perhatian si anak ke arah benang merah benang wol merah yang dipegang oleh pemeriksa. Bila si anak sudah melihatnya jatuhkan bola benang tersebut tanpa merubah posisi tangan. Seolah-olah benang menghilang. Ulangi jika respon anak tidak jelas. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 7 S : Lulus bila perhatian anak tetap kepada benang merah tersebut dan berusaha mencari kemana benang merah tersebut jatuh ke arah bawah atau ke lantai. Universitas Sumatera Utara 34. Menggaruk manik-manik P : Anak didudukkan dipangkuan orangtua sehingga sikunya sejajar dengan meja dan kedua tangan berada di atas meja, jatuhkan satu manik-manik di depan anak yang mudah dijangkau anak. Pemeriksa dapat menunjuk atau menyentuh manik-manik untuk menarik perhatian anak. S : Lulus bila anak mengambil manik-manik dengan menggunakan gerakan seluruh tangan. Pastikan manik-manik tidak melekat tapi tampak jelas kalau anak mengambilnya0. 35. Memindahkan kubus P : Anak memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang lain. Berikan anak sebuah kubus lalu berikan satu lagi pada tangan yang sama, anak akan memindahkan kubus pertama ke tangan yang lain sehingga ia dapat mengambil kubus yang kedua. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 8 S : Lulus bila anak memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang lain, tanpa menggunakan anggota tubuhnya badan, mulut atau meja secara bersamaan. 36. Mengambil 2 kubus P : Letakkan 2 kubus di atas meja di depan si anak. Suruhlah anak tersebut mengambil kubus itu dengan menarik perhatiannya atau dengan gerakkan. Pada pemeriksaan ini tidak boleh diambilkan. Anak harus mengambil sendiri. Universitas Sumatera Utara S : Lulus bila anak mengambilnya dan memegang dengan kedua belah tangan secara bersamaan masing-masing satu kubus. 37. Memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa, sehingga ia dapat meletakkan tangannya di meja. Jatuhkan manik-manik atau kismis atau pengganti lainnya yang sejenis tepat di depan anak pada jarak yang mudah dijangkau. Perhatikan cara anak mengambil benda tersebut. Pemeriksa boleh memberi contoh. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 9 S : Lulus bila si anak mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Juga bisa dinilai lulus bila anak mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan beberapa jari jika lulus memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk maka anak juga lulus mengaruk manik-manik. 38. Membenturkan 2 kubus Pemeriksaan dapat dinilai dari laporan orangtua atau pengasuh. P : Berikan satu kubus di tangan kiri dan satu kubus lain di tangan kanan anak. Usahakan supaya si anak memukul-mukulkan kedua kubus tersebut satu sama lain. Pada pemeriksaan ini pemeriksa boleh memberi contoh, tetapi tidak boleh membantu dengan menggerakkan tangan atau menyentuh tangan si anak. Jika tidak teramati, tanyakan kepada orangtua “Apakah anak dapat membenturkan benda yang lebih kecil bersama-sama Universitas Sumatera Utara dalam satu waktu?”. S : Lulus bila anak bisa mengerjakan dengan memegang kubus masing-masing tangannya. Bila pemeriksaan tidak berhasil, tanyakan kepada orang tua apakah anak dapat membenturkan benda yang lebih kecil bersama-sama dalam satu waktu. Membenturkan benda yang lebih besar seperti tutup panci tidak diberi skor lulus. 39. Menaruh kubus di cangkir P : Letakkan 3 kubus dan sebuah cangkir di ats meja dan dihadapkan anak. Dorong anak untuk memasukkan kubus ke dalam cangkir dengan memberikan contoh dan aba-aba. Pemberian contoh perlu diulangi beberapa kali. S : Lulus bila anak memasukkan kubus ke dalam cangkir minimal 1 kubus masuk dalam cangkir dan membiarkan yang lain. 40. Mencoret-coret P : Letakkan kertas dan pensil di ats meja di depan anak, pada jarak yang mudah dijangkau. Bila perlu pemeriksa boleh memberikan pensil ke tangan anak dan memotivasi anak untuk mencoret-core. pemeriksa jangan memberikan contoh bagaimana cara mencoret, perhatikan keamanan anak selam pemeriksaan terutama mata dan mulut selama penggunaan pensil. S : Lulus bila anak membuat coretan pada kertas. Coretan yang tidak disengaja dinyatakan gagal. Universitas Sumatera Utara 41. Ambil manik-manik P : Contohkan pada anak 2-3 kali uuntuk mengeluarkan manik- manik dari botol, kemudian minta anak untuk mengulanginya. Jangan menggunakan kata-kata buang atau tumpahkan. S : Lulus bila anak mengeluarkan manik-manik dari botol, atau mengambil kemudian mengeluarkan dari botol. 42. Menara dari 2 kubus P : Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus- kubus balok-balok mainan di atas meja. Pemeriksa menstimulasi anak untuk menyusunnya dengan memberi contoh setinggi mungkin. Bila perlu pemeriksaan diulangi sampai 3 kali. S : Lulus bila anak menyusun 2 balok, dengan meletakkan 1 kubus di atas kubus yang lainnya dan tidak jatuh. 43. Menara dari 4 kubus P : Cara pemeriksaan seperti No. 42 S : Lulus bila anak bisa menyusun 4 buah kubus, dengan meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya sehingga tersusun sampai 4 kubus dan tidak jatuh. Jika lulus menara dari 4 kubus, anak juga lulus menara dari 2 kubus. 44. Menara dari 6 kubus P : Cara pemeriksaan seperti No.42 Universitas Sumatera Utara S : Lulus bila anak menyusun 1 kubus di atas kubus lainnya sampai 6 buah kubus dan tidak jatuh. Jika lulus menara dari 6 kubus, anak juga lulus menara dari 4 kubus dan menara dari 2 kubus. 45. Meniru P : Anak didudukkan atau dipangku orangtua, diatur sedemikian rupa sehingga posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis. Berikan kertas dan pensil pada si anak dan mintalah kepadanya untuk mengambar garis sesuai dengan contoh yang diberikan oleh pemeriksa yaitu garis vertikal, tunjukkan bagaimana menggambar garis vertikal, tunjukkan bagaimana menggambar garis vertikal pada anak. Pemeriksa tidak boleh memegang tangan anak, percobaan dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 10 S : Lulus bila anak menggambar 1 garis atau lebih yang vertikal pada kertas, paling sedikit sepanjang 1 inch 2,5 cm dan persimpangannya atau sudut kemiringannya tidak lebih dari 30°. Garis tidak harus sempurna, lurus dan tegak. 46. Menara dari 8 kubus P : Merujuk pada item motorik halus No. 42 S : Lulus bila anak meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya sehingga tersusun sampai 8 kubus dan tidak jatuh saat anak memindahkan tangannya. Lulus menara dari 8 kubus, maka anak juga lulus menara dari 6 kubus, menara dari 4 kubus Universitas Sumatera Utara dan menara dari 2 kubus. 47. Menggoyangkan ibu jari P : Contohkan pada anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan untuk membuat genggaman dengan posisi ibu jari mengarah ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kana ke kiri hanya ibu jari. Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari dengan cara yang sama. Jangan membantu anak dengan meletakkan posisi tangan anak. Pemeriksa dapat mengatakan kepada anak untuk membuat seperti genggaman. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 11 S : Lulus bila anak dapat menggerakkan ibu jari dengan 1 tangan atau 2 tangan tanpa membuat gerakkan pada jari lainnya. 48. Mencontoh O lingkaran Copy O P : Berikan kepada anak sebuah pensil dan selembar kertas. Tunjukan kepada anak gambar lingkaran dipetunjuk pelaksanaan belakang lembar Denver II. Katakan pada anak “buat 1 gambar yang sama seperti gambar ini”. Pemeriksa tidak menyebutkan bentuk gambar dan menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan bagaimana cara membuat lingkaran. Tes dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 12 S : Lulus bila anak menggambar beberapa bentuk yang mendekatiatau sangat mendekati lingkaran yang tertutup. Universitas Sumatera Utara Gagal jika garis berkelanjutan sehingga membentuk spiral. 49. Menggambar orang : 3 bagian P : Berikan pada anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan pada anak untuk menggambar seseorang laki-laki atau perempuan, ayah, ibu, dan lain-lain. Pastikan anak telah menyelesaikan gambarnya sebelum gambar di nilai. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 16 S : Lulus bila anak menggambar 3 atau lebih bagian tubuh. Bagian yang sepasang dinilai sebagai 1 bagian misal : mata, telinga, tangan, dll. Untuk mendapatkan nilai, kedua pasangan itu haruslah digambarkan, kalau gambar itu tidak berprofil dimana gambar hanya 1 mata, 1 telinga, dan lain- lain, maka tidak mendapatkan nilai. Kecuali gambarnya dalam bentuk permukaan dalam kasus hanya ada 1 mata atau telinga, maka mendapat nilai. 50. Mencontoh + Tanda Plus Copy + P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar tanda + di belakang lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara membuatnya, katakan pada anak “buat satu gambar yang sama seperti gaambar ini” tes dapat dilakukan 3 kali. S : Lulus bila anak menggambar 2 garis yang saling berpotongan, setidaknya mendekati titik tengah. Garis tidak perlu benar- benar lurus, yang penting berpotongan. Universitas Sumatera Utara 51. Memilih garis yang lebih panjang P : Pastikan petunjuk pelaksanaan bagian belakang format Denver II dalam posisi vertikal. Perlihatkan 2 garis paralel yang berbeda panjangnya pada petunjuk pemeriksaan. 1. Tanyakan kepada anak “garis mana yyang lebih panjang?” Jangan katakan yang lebih besar. 2. Setelah anak menunjuk sebuah garis, ulangi pemeriksaan dengan merubah letak memutar lembar petunjuk pemeriksaan ke samping 90° dan tanyakan kembali. 3. Kemudian putar lagi ke bawah 180° dan ulangi pertanyaan. Paling sedikit diulangi 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 13 S : Lulus bila ketiga-tiganya benar. Bila salah satu salah, ulangi pemeriksaan 3 kali lagi. Bila 5 diantara 6 pemeriksaan benar maka juga dinyatakan lulus. Selain hasil-hasil tersebut dinyatakan gagal. 52. Mencontoh di tunjukkan P : Laksanakan item 54 mencontoh sebelum melaksanakan item ini, bila anak tidak dapat mencontoh, tunjukkan kepada anak cara menggambar, pertama-tama dengan cara menggambar 2 sisi yang berlawanan parallel kemudian 2 sisi perlawanan lain bukan menggambar emapat persegi dengan arah gerakan kontinyu atau berkelanjutan. Tes dapat dilakukan 3 kali Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15 S : Lulus bila anak menggambar empat persegi dengan 4 garis Universitas Sumatera Utara yang lurus sehingga membentuk 4 sudut. Sudut dapat dibentuk dari garis yang berpotongan, tetapi sudut harus sesuai bukan melingkar atau tajam, panjang sebaiknya. Jangan melebihi 2 kali lebar. 53. Menggambar orang : 6 bagian P : Merujuk pada item motorik halus No. 49 S : Lulus bila anak menggambar 6 bagian tubuh atau lebih, dengan ketentuan sama dengan item motorik halus No. 49. 54. Mencontoh P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar empat persegi di belakang lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara membuatnya, katakan pada anak “buat satu gambar yang sama seperti gambar ini” tes dapat dilakukan 3 kali. Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15 S : Merujuk pada syarat lulus item motorik halus No. 52 Suwariyah. 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0-5 TAHUN DI BUMI AJI KECAMATAN ANAK TUHA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2 15 67

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Gonilan Kartasura.

2 21 16

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Gonilan Kartasura.

1 4 12

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI.

1 2 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK HALUS DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PUSKESMAS NGORESAN.

1 1 5

Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun COVER

0 0 12

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3 - 5 TAHUN)

0 2 7

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN INSIDEN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI PERUMAHAN ADB I DESA RANTAU PANYANG TIMUR KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

0 0 56