Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pemberian Stimulasi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini “ Adakah Hubungan Pemberian Stimulasi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umun Untuk mengidentifikasi Hubungan Pemberian Stimulasi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014”. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi pemberian stimulasi anak usia 1-5 tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. b. Untuk mengidentifikasi perkembangan motorik halus anak usia 1-5 tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. c. Untuk mengidentifikasi Hubungan Pemberian Stimulasi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bidan Hasil penelitian ini diharapkan bidan dapat menerapkan pemantauan perkembangan motorik halus anak dalam memberikan asuhan kebidanan. 2. Bagi Mahasiswa Kebidanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan terutama dalam mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak dan Asuhan Bayi Neonatus. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan ilmu metodelogi penelitian yang diperoleh di bangku kuliah dan menambah pengetahuan bagi peneliti tentang pemberian stimulasi terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 1- 5 tahun. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau sumber untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara B AB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberian Stimulasi

1. Pengertian Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpanagan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap Depkes RI. 2012. 2. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi dan balita. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi dan balita. Seperti saat memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, meninabobokan atau bermain, ibu atau siapa-pun yang Universitas Sumatera Utara merawat bayi atau balita, sebaiknya melakukan stimulasi tumbuh kembang Maryunani. 2010. 3. Prinsip-prinsip stimulasi tumbuh kembang Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu : stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya, berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak, lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman, lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 empat aspek kemampuan dasar anak, gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak, berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan dan yang terakhir anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya Depkes RI. 2012. 4. Stimulasi perkembangan motorik halus Menurut Depkes RI 2012 Adapun stimulasi yang tepat diberikan terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 12-60 bulan, yaitu : a. Stimulasi pada umur 12-15 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah memasukkan benda ke dalam wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar menyusun kubus dan mainan. 2 Permainan balok, yaitu dengan mengajari anak cara menyusun balok menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya. Universitas Sumatera Utara 3 Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan lain-lain. 4 Memasukkan benda yang satu benda lainnya yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih besar. b. Stimulasi pada anak umur 15-18 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : bermain dengan balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam yang lainnya, menggambar dengan krayon, pensil atau dengan jarinya. 2 Meniup, yaitu dengan cara mengajari anak meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasa meraba busa itu. 3 Membuat untaian, yaitu dengan cara mengajari anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makaroni, dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat. c. Stimulasi pada anak umur 18-24 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : dorong agar anak mau main balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya, menggambar dengan crayon, spidol, pensil berwarna, menggambar pakai tangan. 2 Mengenal berbagai ukuran dan bentuk yaitu dengan cara membuat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak atau kardus. Universitas Sumatera Utara 3 Bermain puzzle yaitu dengan memberi anak permainan puzzle sederhana yang hanya terdiri dari 2-3 potong saja. 4 Menggambar wajah atau bentuk yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti : garis, bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, crayon dan lain-lain. Ajarkan juga cara menggambar wajah. 5 Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan yaitu dengan mengajari anak bagaimana cara membuat berbagai bentuk. d. Stimulasi pada anak umur 24-36 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : mendorong agar mau bermain puzzle, balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda lainnya, dan menggambar. 2 Membuat gambar tempelan yaitu dengan membantu anak memotong gambar-gambar majalah tua dengan gunting untuk anak-anak dan kemudian menempelnya dengan menggunakan lem. 3 Memilih atau mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya, yaitu dengan memberikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya : uang logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna, dan lain- lain. Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu menurut jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan, kemudian sedikit demi sedikit tambahkan jenisnyaa. 4 Mencocokkan gambar atau benda yaitu dengan cara menunjukkan kepada anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang sesungguhnya. 5 Konsep jumlah yaitu dengan menunjukkan kepada anak cara Universitas Sumatera Utara mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga dan sebagainya. 6 Bermain atau menyusun balok-balok yaitu dengan cara Beli atau buat satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar, anda dapat menambah jumlahnya. e. Stimulasi pada umur 36-48 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkan : Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar-gambar yang lebih sulit, bermain, mencocokkan gambar dengan benda sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya. 2 Memotong, yaitu dengan cara memberi anak gunting, tunjukkan cara menggunting. 3 Membuat buku cerita gambar tempel, yaitu dengan mengajak anak membuat buku ceritera gambar tempel. Gunting gambar dari majalah tua atau brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang menarik. Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di bawah gambar tersebut, tulis ceriteranya. 4 Menempel gambar, yaitu dengan cara membantu anak menemukan gambar atau foto menarik dari majalah potongan kertas dan sebagainya. Minta anak menempel gambar tersebut pada karton atau kertas tebal. Gantung gambar itu di kamar anak. Universitas Sumatera Utara 5 Menjahit, yaitu dengan cara menggunting sebuah gambar dari majalah, tempel pada selembar karton. Buat lubang-lubang di sekeliling gambar tersebut . 6 Menggambar atau menulis , yaitu dengan memberi anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi empat serta, menulis huruf dan juga ajari anak menulis namanya. 7 Menghitung, yaitu dengan metakkan sejumlah kacang di mangkok atau kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang tersebut di tempat lainnya. 8 Menggambar dengan jari, yaitu dengan mengajari anak menggambar dengan cat memakai jari-jarinya. 9 Cat air, yaitu dengan memberi anak cat air, kuas dan selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur ketika anak mulai menggunakan cat itu. 10 Mencampur warna, yaitu dengan cara mencampur air ke warna merah, biru dan kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak untuk meneteskan warna-warna itu selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur membentuk warna lain. 11 Membuat gambar tempel, yaitu dengan cara menggunting kertas berwarna menjadi segitiga, segi empat, lingkaran. f. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan 1 Stimulasi yang perlu dilanjutkkan yaitu : Ajari anak bermain puzzle, menggambar, menghitung dan menggelompokkan, memotong dan menempel gambar. Universitas Sumatera Utara 2 Konsep tentang “separuh atau satu”, yaitu : bila anak sudah bisa menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari kertas atau karton, gunting dua bagian. 3 Menggambar, yaitu ketika anak sedang menggambar, minta anak membuat gambar, misal : menggambar baju, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada rumah, dan sebagainya. 4 Mencocokkan dan menghitung, yaitu : bila anak sudah bisa berhitung dan kenal angka kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu di atas meja. Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di rumah seperti : kacang, batu kerikil, biji sawo. 5 Menggunting, yaitu bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang dan sebagainya. 6 Membandingkan besar atau kecil, banyak atau sedikit, berat atau ringan, yaitu dengan mengajak anak bermain menyusun 3 buah piring berbeda atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama dan menyusun piring atau gelas tersebut dari yang ukuran kecil sedikit ke besar atau banyak atau dari ringan ke berat. 7 Percobaan ilmiah, yaitu dengan menyediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan pada gelas ketika masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya anak melakukan “percobaan” ini. 8 Berkebun, yaitu dengan mengajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang hijau di dalam gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Universitas Sumatera Utara Bantu anak menyiram tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan tumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh atau bertambah besar.

B. Perkembangan Motorik Halus

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0-5 TAHUN DI BUMI AJI KECAMATAN ANAK TUHA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2 15 67

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Gonilan Kartasura.

2 21 16

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir (BBL) Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Gonilan Kartasura.

1 4 12

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA Hubungan Antara Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Kasar Pada Anak Usia Toddler Di PAUD Mekarsari Desa Pucangombo Tegalombo Pacitan.

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI.

1 2 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK HALUS DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PUSKESMAS NGORESAN.

1 1 5

Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun COVER

0 0 12

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3 - 5 TAHUN)

0 2 7

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN INSIDEN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI PERUMAHAN ADB I DESA RANTAU PANYANG TIMUR KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

0 0 56