Tingkat Kecemasan Responden Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Keluarga berdasarkan Penghasilan dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di RS. Jiwa Prov.SU Medan Tahun 2014 Variabel 1 Variabel 2 R pValue Penghasilan Tingkat Kecemasan 0,186 0,171 Hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Che Square diperoleh pValue sebesar 0,171, ketentuan signifikan apabila p0,005. Oleh karena nilai probabilitas pValue = 0,171 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan penghasilan responden.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Kecemasan Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden, mayoritas tingkat kecemasan responden sedang yaitu sebanyak 21 responden 37,5 dan minoritas tingkat kecemasan ringan sebanyak 4 responden 7,1. Menurut teori Aqib 2013, Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur-baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustasi dan pertentangan batin konflik. Orang yang mengalami kecemasan umum dengan gangguan panik mungkin tidak mengetahui dengan jelas mengapa mereka merasa ketakutan. Jenis kecemasan ini kadang- kadang dinamakan “free-floating” melayang bebas karena tidak dipicu oleh peristiwa tertentu; namun terjadi dalam berbagai situasi. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan sedang. Menurut peneliti ini bisa terjadi karena kecemasan keluarga Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan serta penghasilan. Umur yang masih muda kurang berpengalaman dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Pendidikan yang rendah juga kurang mengetahui bagaimana cara merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Pekerjaan dan penghasilan keluarga yang pas-pasan juga selalu mencemaskan kekurangan biaya yang dibutuhkan untuk mengobati anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Akan tetapi, masih dijumpai kepala keluarga yang tingkat kecemasan berat sebanyak 17 orang. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan keluarga adalah pendidikan dasar, sehingga sulit untuk menyerap informasi, dan kepala keluarga tersebut hanya bekerja sebagai buruh atau petani dengan penghasilan pas-pasan, sehingga selalu mencemaskan biaya yang dikeluarkan setiap hari dalam mengobati anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

5.2.2. Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, dari 14 responden yang tidak cemas mayoritas memiliki umur 35 – 45 tahun sebanyak 8 responden 14,3, dari 4 responden yang tingkat kecemasan ringan mayoritas berumur 35 – 45 tahun sebanyak 2 responden 3,6. Dari 21 responden yang tingkat kecemasan sedang mayoritas berumur 35 tahun sebanyak 11 responden 19,6. Dari 17 responden yang tingkat kecemasan berat mayoritas berumur 35 tahun sebanyak 10 responden 17,9. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo 2012, yang mengatakan bahwa umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang karena dengan bertambahnya usia seseorang semakin banyak pula pengetahuannya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak cemas dan tingkat kecemasan ringan mayoritas berumur 35 – 45 tahun, responden yang tingkat kecemasan sedang dan berat mayoritas berumur 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah umur responden maka semakin tinggi tingkat kecemasannya.

5.2.3. Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Pendidikan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara, Medan

0 69 9

Hubungan Spritualitas Dengan Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan Hubungan Spiritualitas Dengan Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Anggota Kelua

1 8 101

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA.

0 2 9

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

1 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 7

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah

0 2 13

PENDAHULUAN Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antipsikotik Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Poli Rawat Jalan RSJD Surakarta.

0 2 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga 2.1.1. Definisi Keluarga - Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSJD Propinsi SUMUT Medan Tahun 2014

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarganya yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSJD Propinsi SUMUT Medan Tahun 2014

0 0 7

SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTOWINANGUN - Elib Repository

0 1 64