secara lengkap yakni aspek konteks, masukan, proses, dan keluaran. Aspek konteks ditinjau dari tujuan, visi dan misi, tuntutan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat, serta kompetensi yang dibutuhkan di industri. Aspek masukan ditnjau dari kemampuan peserta didik dan
sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Aspek proses ditinjau dari proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Aspke keluaran
ditinjau dari kompetensi yang dimiliki peserta didik, tingkat kelulusan peserta didik.
4. Model CIPP a. Pengertian CIPP
Menurut Zaini 2009: 152 model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan di Ohio State University AS. Penilaian
berdasarkan model evaluasi ini memiliki empat macam jenis yaitu 1 penilaian konteks context, 2 penilaian masukan input, 3
penilaian proses process, 4 penilaian keluaran product. Penilaian dari aspek konteks context berkaitan dengan tujuan, visi
dan misi suatu sekolah. Variabel lain yang juga perlu diperhatikan adalah perkembangan dan kebutuhan yang berkembang di lingkungan
sekitar. Evaluasi konteks berupaya menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan, populasi, serta tujuan pembelajaran.
Penilaian dari aspek
masukan input digunakan dalam pengambilan keputusan desain. Desain yang dimaksud adalah
mengenai rancangan program pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan kemampuan peserta didik dan kemampuan suatu sekolah.
Penilaian proses process digunakan dalam membimbing langkah operasional dalam pembuatan keputusan. Penilaian proses ini
menunjuk pada kegiatan yang dilakukan dalam program, kesanggupan pelaksana kurikulum dalam melaksanakan tugasnya, tanggung jawab
dari masing-masing pelaksana, pemanfaatan sarana dan prasarana untuk pembelajaran, dan pelaksanaan program yang telah terjadwal.
Penilaian keluaran product digunakan sebagai bahan pembuatan keputusan. Tingkat keterserapan materi pada pserta didik, jumlah
lulusan peserta didik, kompetensi yang dimiliki peserta didik, dan tingkat peserta didik berkecimpung di dunia industri merupakan
beberapa variabel yang termasuk dalam penilaian keluaran. Penilaian keluaran merupakan tahap akhir dari serangkaian proses evaluasi.
Robinson 2002: 1 menyebutkan bahwa evaluasi model CIPP dikembangkan pertama kali oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1960-
an. CIPP merupakan akronim dari Context, Input, Process and Product yang berarti evaluasi model ini menilai dari segi konteks, input, proses
dan keluaran yang dihasilkan. CIPP adalah pendekatan pengambilan keputusan yang
difokuskan untuk evaluasi dan menekankan penyediaan informasi yang sistematis berdasarkan program dan
pelaksanaannya. Informasi dipandang sebagai suatu nilai yang paling berharga ketika suatu program akan dilaksanakan.
Menurut Patton Robinson, 2002: 1 CIPP adalah Programme evaluation is the systematic collection of information
abut the activities, characteristics, and outcome of programmes for use by specific people to reduce uncertainties, improve effectiveness, and
make decisions with regard to what those programmes are doing and affecting.
CIPP merupakan kumpulan dari informasi yang terangkum secara sistematis mengenai akitivitas, karakteristik dan keluaran dari program
yang digunakan oleh orang-orang tertentu untuk mengevaluasi dan mengurangi kegagalan, meningkatkan tingkat efektifitas dan membuat
keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan beserta dampak yang menyertainya.
Berdasarkan berbagai jenis pemaparan mengenai Model CIPP di atas, maka dapat didefinisikan bahwa Model CIPP merupakan model
evaluasi yang mengevaluasi suatu kurikulum dilihat dari empat aspek yaitu aspek konteks, masukan, proses, dan keluaran. Informasi yang
diperoleh dalam model ini merupakan data yang sangat berharga. Data tersebut digunakan untuk mengevaluasi dan mengurangi kegagalan.
b. Pelaksanaan Evaluasi Model CIPP