Teknik Dokumentasi Teknik Observasi

44 wawancara saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan subjek. Wawancara dilakukan kepada orang-orang terdekat subjek, antara lain: a. Guru kelas yang mengajar subjek EW dan SS b. Orang lain yang berinteraksi dengan subjek BD dan YT

2. Teknik Dokumentasi

Suharsimi Arikunto 2002: 206 metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi 2005: 133 menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dokumentasi data yang dikumpulkan pada penelitian ini menggunakan kamera. Seluruh data riwayat subjek sbelum dan saat bersekolah dikumpulkan dan difoto sebagai rujukan dari informasi yang ingin digali.

3. Teknik Observasi

Sukmadinata 2005: 220 observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan. Peneliti secara tidak langsung dilakukan sebuah tes yang dilakukan oleh guru dan diamati oleh peneliti. Jadi, data yang dihasilkan tergantung pada jumlah kata yang diucapkan subjek. Menurut Spradley dalam Sugiyono, 2010: 310 observasi terdiri atas tiga komponen yaitu: 45 a. Place tempat berlangsungnya interaksi sosial di dalam kelas. b. Actor pelaku yaitu orang-orang yang sedang memainkan peranan tertentu, dalam hal ini adalah pendidik dan peserta didik. c. Activity kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial, dalam hal ini adalah kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan di dalam dan diluar kelas dengan mempertimbangkan berbagai aspek untuk diamati. Aspek-aspek tersebut antara lain: a. Kemampuan anak Kemampuan anak yang diamati adalah pada perbendaharaan ujaran, kemampuan ujaran, ketepatan suara, nada, dan fonem. b. Perlakuan guru Perlakuan yang diberikan guru untuk memberikan bantuan diamati untuk melihat sampai anak membutuhkan bantuan. c. Situasi Situasi menjadi aspek yang juga diamati karena situasi sangat berpengaruh terhadap kemauan anak untuk belajar. d. Media Media penunjang diamati untuk mengetahui kemampuan anak jika diberikan bantuan seperti gambar, huruf, dan sebagainya. 46

F. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) 1 BANTUL YOGYAKARTA

14 75 122

NASKAH PUBLIKASI SEKOLAH LUAR BIASA AUTIS BOYOLALI Sekolah Luar Biasa Autis Boyolali Berbasis Alam Dengan Penekanan Taman Terapi.

0 4 14

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 2 13

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA Strategi Pembelajaran Matematika Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa (Studi Kasus di Sekolah Mitra Ananda Colomadu Karanganyar).

0 6 10

KEGIATAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS SEKOLAH LANJUTAN AUTIS FREDOFIOS SLEMAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS.

0 0 150

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK AUTIS KELAS V SEKOLAH DASAR (SD) DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) AUTISMA DIAN AMANAH YOGYAKARTA.

15 79 195

PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI UNTUK ANAK AUTIS DI SLB CITRA MULIA MANDIRI SLEMAN YOGYAKARTA.

1 4 189

PENGURANGAN PERILAKU SELF INJURY MENGGUNAKAN PROSEDUR DIFFERENTIAL REINFORCEMENT OF ALTERNATIVE BEHAVIOR PADA SISWA AUTISTIK DI SEKOLAH LUAR BIASA CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA.

0 6 154

Pengan Ibu yang Memiliki Anak Autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Binjai

0 1 2

View of Strategi Komunikasi Guru pada Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Harapan Mandiri Yayasan Bina Autis Mandiri Palembang

0 0 15