Mu ccab n F Al-Ardi. Dan karya-karyanya sudah banyak diterjemahkan
ke dalam bahasa lain”Munjid, 2000: 358. Sebagai ahli fikir yang merdeka ia mempunyai aliran dalam bidang sastra
dan bahasa Arab, seorang kritikus dan penulis cerita, “Al-Ma‘ari abad 20”, dan menjadi kebanggaan rakyat Mesir dan dunia Arab, rupa-rupanya keasliannya
dalam bidang sastra dan filsafat bukan hanya diakui kalangan ilmuan Mesir saja, tetapi juga di Barat, karena selain mendapat gelar kehormatan ilmiah dari Mesir
sendiri ia juga mendapat gelar kehormatan dari Lyon, Oxford, Madrid, Montpellier dan Athena Ali, 1973: 8.
Taha Husain bukan hanya seorang kritikus yang disegani tetapi juga seorang sejarawan Islam terkenal yang menyaksikan dua perang dunia, ia juga
menjadi saksi kehancuran dinasti Islam Ottoman di Turki dengan bangkitnya gerakan kebangsaan pimpinan Kemal Pasha Attaturk. Kemal membuat perjanjian
dengan Rusia, mengusir tentara Yunani, merebut Smyrna dan menurunkan sulatan dari tahta. Turki dinyatakan sebagai republik pada tahun 1923. Attaturk menjadi
presiden dan berlaku seperti diktator sungguh-sungguh, melaksanakan perombakan seluruh kebudayaan dan mengarahkan ke dunia Barat, Islam berhenti
menjadi agama negara: huruf-huruf Arab diganti dengan huruf latin Shadily, 1973: 1365.
3.2 Sinopsis Novel
ゲヰレャや ¬やケヱ ゅョ
M War `a Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair”
Cerita ini terjadi di Spanyol. Di atas kaki bukit yang indah dan luas, berdirilah sebuah istana yang megah dan mewah. Kaki bukit itu dikelilingi
pepohonan rindang dan bunga-bunga indah serta penuh keharuman. Kehidupan di dalam istana penuh dengan gemilang kemewahan, kesenangan dan kegembiraan.
Tak jauh dari sana, di dasar bukit, di atas tanah datar dekat tepian sungai, terdapat sebuah desa. Berbeda dengan kehidupan di dalam istana, penduduk desa
itu hidup dalam kemiskinan. Mereka tinggal dalam lingkungan kumuh dan rumah- rumah petak yang sempit, beralaskan tanah.
Sebagai pembatas antara istana dan desa adalah sebuah sungai yang menyimpan banyak misteri. Setiap penduduk miskin yang mencoba menyeberang
pasti tidak akan bisa kembali lagi, hilang bagai ditelan bumi. Yang mengetahui misteri sungai tersebut adalah seorang penyair yang tinggal di istana. Ia sering
bercerita dengan sungai tersebut melalui syair-syairnya. Istana yang megah itu dihuni oleh tuan Rauf dan istrinya, Naim anak
tunggal Rauf, Ragib sang penyair yang merupakan sahabat Rauf serta para
Aswin Effendi Lubis : Analisis Metode Terjemahan Novel Kesaksian Sang Penyair, 2007 USU e-Repository © 2009
pegawai dan pembantu istana. Sang penyair merupakan satu-satunya orang dari seluruh penghuni istana yang bekomunikasi dan berkumpul dengan penduduk
desa. Sang penyair juga menjadi tempat bagi Naim dan ayahnya bercerita dan mencurahkan isi hati mereka.
Konflik diawali ketika Naim mencintai Khadijah, seorang gadis dari keluarga miskin. Khadijah anak dari Mahmud Al-Iskafi yang bekerja sebagai
tukang sol. Hubungan mereka tentu saja ditentang keras oleh ayah Naim. Tuan Rauf menginginkan Naim menikah dengan keluarga kaya dan terpandang.
Penolakan ayahnya tidaklah menyurutkan niat Naim untuk memperistri Khadijah. Ia menceritakan semua masalah yang dihadapi kepada penyair. Naim
memutuskan untuk pergi dari istana dan tinggal di ibu kota dengan Khadijah, gadis pujaanya. Ia meminta penyair memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Dan
penyairpun menyanggupinya. Ketika hal itu diberitahukan kepada Rauf, semakin bertambahlah kemarahannya. Anak semata wayangnya sendiri telah berani
menentangnya. Rauf khawatir dengan kejadian itu, penduduk desa akan memberontak untuk meminta hak-hak mereka.
Namun sayang, di dalam pelarian Naim dan khadijah, Khadijah telah dibunuh oleh kakaknya sendiri karena sang kakak ingin mempertahankan
kehormatan dan harga diri keluarganya. Sang kakak tidak ingin harga diri mereka sebagai orang miskin diinjak-injak dan dianggap menjual diri demi mendapat
harta yang berlimpah. Setelah kejadian itu, Naim pergi mengembara ke negeri yang
dikehendakinya. Bertahun-tahun ia menghilang, perjalanan itu telah membuatnya tenang dan mantap.
Sementara di dalam istana, Rauf terus memikirkan anaknya. Hanya sang penyairlah satu-satunya sahabat tempat ia berbagi suka dan duka. Pada suatu
malam, Rauf menceritakan kepada penyair rahasia besar yang selama ini disimpannya tanpa seorangpun mengetahuinya. Rahasia besar itu adalah bahwa
dia tidak merestui hubungan Naim dengan Khadijah bukanlah karena status sosial semata, melainkan karena ia telah jatuh cinta kepada gadis itu.
Aswin Effendi Lubis : Analisis Metode Terjemahan Novel Kesaksian Sang Penyair, 2007 USU e-Repository © 2009
Demikianlah sang penyair telah menyaksikan berbagai kejadian, baik di dalam istana maupun di luar istana tanpa dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat
mencatat kejadian itu dalam buku hariannya sambil memandang ke arah sungai atau duduk di tepian sungai. Dengan cara seperti itulah ia menemukan
ketenangan.
3.3 Analisis Metode Terjemahan Novel