Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Bahan yang Diuji Alat dan Bahan Penelitian

17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut hasil identifikasi boraks pada tahu di daerah Ciputat secara kualitatif dengan menggunakan uji kertas kunyit dan secara kuantitatif menggunakan titrasi asam-basa. Tabel 4.1. Hasil identifikasi kadar boraks pada tahu di daerah Ciputat Jenis Tahu Kualitatif Perubahan Warna Kuantitatif ppm Ciputat - 123,66 ± 10,44 Cimanggis - 103,05 ± 10,44 Swalayan - 103,05 ± 10,44 Keterangan : - : Tidak terjadi perubahan warna + : Pengujian pada boraks terjadi perubahan warna menjadi merah kecokelatan Catatan : tanda + = positif mengandung boraks; tanda - = tidak terdeteksi mengandung boraks. 18

4.2 Pembahasan

Pengujian secara kualitatif dengan menggunakan uji warna kertas tumerik, asam borat pro analisis P.A. dan pijer nama lain boraks di pasarnya sebagai kontrol positif menghasilkan warna jingga dan warna merah kecoklatan. Dari 9 sampel tahu yang dianalisis tidak didapatkan adanya perubahan warna. Pengujian secara kuantitatif dengan titrasi asam basa berupa pemberian HCl 37 pekat bertujuan agar terjadi reaksi antara asam klorida pekat dengan boraks. Hasil dari penambahan HCl pekat menghasilkan produk-produk, salah satunya berupa asam borat Adapun reaksinya sebagai berikut: Na 2 B 4 O 7 + 2HCl + 5H 2 O → 4H 3 BO 3 + 2NaCl Asam borat H 3 BO 3 merupakan asam lemah. Dalam melakukan proses titrasi diperlukan penambahan manitol agar dapat melepaskan ion H + sehingga dapat dititrasi dengan larutan NaOH. Hasil reaksi ini berupa larutan jernih yang tidak berwarna sehingga diperlukan penambahan fenolftalein sebagai indikator agar dapat diamati secara visual. 21 Campuran asam borat, manitol, dengan fenolftalein, jika dititrasi dengan NaOH akan menimbulkan warna merah muda. Larutan merah muda tersebut akan cepat menghilang jika labu erlenmeyer digerakkan atau diputar. Proses titrasi dihentikan sampai tercapai titik ekuivalen, yaitu ditandai dengan adanya warna merah muda yang menetap. Berdasarkan pada uji kuantitatif yang dilakukan dengan titrasi asam basa tersebut, didapatkan kadar boraks pada tahu daerah Ciputat berkisar antara 103,05 ± 10,44 – 123,66 ± 10,44 ppm Tabel 4.1.. Pada penelitian yang dilakukan oleh Raisani R 2009 didapatkan kadar boraks berkisar antara 3,76 – 117,94 ppm dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan tidak terlihat perubahan warna pada uji kualitatif. Hal ini kemungkinan disebabkan kadar boraks yang terkandung pada sampel makanan terlalu sedikit. Jika ikatan yang terjadi antara kurkumin dengan asam borat kurang kuat, maka senyawa rososianin hasil dari reaksi tersebut kurang terbentuk. Oleh sebab itu pada pengujian kualitatif tidak menghasilkan warna merah kecoklatan. Selain