Penilaian Status Kesehatan Dan Kelayakan Pasar Tradisional Ciputat dan Pasar Modern BSD Tahun 2014

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

Akbar Yazil Siregar (NIM: 1110101000089)

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

iv SKRIPSI 2014

Akbar Yazil Siregar

Penilaian Status Kesehatan Dan Kelayakan Pasar Tradisional Ciputat dan Pasar Modern BSD Tahun 2014

Xiii+78 halaman, 9 tabel,2 gambar, 6 lampiran. ABSTRAK

Data Ditjen Perdagangan Tahun 2007 menyebutkan sekitar seperempat dari jumlah total populasi penduduk Indonesia beraktifitas atau berkaitan dengan pasar, sementara pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit SARS dan Flu Burung. Terkait dua hal ini, maka penting kiranya untuk memperhatikan aspek kesehatan dari pasar, penelitian ini bertujuan menganalisa status kesehatan dan kelayakan pasar tradisional Ciputat dan pasar modern BSD City berdasarkan Kepmenkes No.519 tahun 2008.pada bulan Mei-Juli Tahun 2014.

Dalam penelitian ini sampel didapatkan dengan metode purposive sampling. Penilaian status kesehatan pasar dan status kelayakan pasar dilakukan melalui observasi dan analisis item-item penilaian yang tercantum pada form I dan form II untuk mendapatkan nilai status kesehatan dan status kelayakan pasar tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan status kesehatan pasar Ciputat adalah “tidak

sehat”dengan skor total 38,94% dan status kesehatan pasar Modern BSD adalah “kurang sehat” dengan skor total 67,88%. Status kelayakan pasar Ciputat adalah “kurang layak” dengan skor total 20 checklist dan status kelayakan pasar Modern BSD

adalah “baik”dengan skor total 48 checklist. Saran bagi kedua pasar tersebut agar

mengupayakan hal-hal penting terkait kesehatan pasar yang belum dimiliki seperti tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pada, menyediakan pos pelayanan kesehatan P3K, meningkatkan kualitas pengelolaan sampah dan melakukan desinfeksi pasar secara menyeluruh 6 bulan sekali.

Kata Kunci: Kesehatan, Pasar, Pasar Modern, Pasar tradisional Kepustakaan: 23 (2001-2014)


(6)

v THESIS 2014

Akbar Yazil Siregar

Valuation of Health and Appropriateness Status of Ciputat and Modern BSD City Modern Market on Year 2014

Xiii+78 pages, 9 tables,2 pictures, 6 attachments. ABSTRAK

According to Ministry of Trading in 2007, about a quarter of the Indonesia population had activity and/or correlated with the market, while the market might be a path of transmition for disease such as SARS and Bird Flu. Based on these things, it’s important to valuate the health aspects of the market, this research purposes to analyze the health and appropriateness status of the traditional market of Ciputat and Modern market of BSD City based on Health Ministry Resolution number 519 year 2008, which is done around month of may to july year 2014

Samples of this research are obtained through the method of purposive sampling, scoring of the health and appropriateness status are conducted through observations and analysis of the Health Ministry Resolution scoring items on form I and form II to acquired the score points which is describing the health and appropriateness status of the market

Results indicated the health status of Ciputat traditional market is “unhealthy”

with amount total score of 38.94% and the health status of BSD City modern market is

“semi-health” with amount of total score of 67,88%. Appropriateness status for

Ciputat traditional market is “not approriate” with 20 checklist amount of total scorea

nd BSD City Modern market is “fine” with 48 checklist amount of total score. Suggested for both of market to established places for hand washing at several areas of the market, establishe a first aid and health center and improve the quality of waste management and applying a fully market disinfection for at least once in a six months

Keywords: Health, Market, Modern Market, Traditional Market References: 23 (2001-2014)


(7)

vi

TTL : Medan, 23 Februari 1991

Alamat : Jalan Pare IV, Blok D3, Sektor 1.6, No.7, BSD, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kode Pos 15310

Agama : Islam

Gol. Darah : O

Email : [email protected] , [email protected]

Hp : 083874244292

RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun

1996 - 1997 TK Perwanis, Sei Besitang 1997 - 2003 SDN Karya Bakti

2003 - 2006 SMP Islam Swasta Cikal Harapan BSD 2006 - 2009 SMA Islam Swasta Cikal Harapan BSD

2010 – sekarang Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan

PENGALAMAN ORGANISASI

2004 – 2005 Anggota Teater SMP Islam Swasta Cikal Harapn BSD

2006 – 2009 Anggota Kelompok Riset Ilmiah Remaja (KRIR) SMA Islam Swasta Cikal Harapan

PENGALAMAN MAGANG KERJA

2012-2013 Pengalaman Belajar Lapangan(PBL) I dan II Puskesmas Pondok Jagung kabupaten Tangerang, Banten


(8)

vii Berkat Rahmat Allah Subha ahu wa Taala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsidengan judul Analisa Status Kesehatan Dan Status Kelayakan Pasar Tradisional Ciputat Dan Pasar Modern BSD Tahun 2014 .

Shalawat serta salam selalu terjunjun kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salla yang telah membawa umatnya dari dari zaman kegelapan akan iman dan pengetahuan ke zaman terang benderang akan ilmu dan pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan jenjang pendidikan S-1pada semester VIII Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan dan penyusun skripsi ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang kepada berbagai pihakatas dukungan, bantuannya, antara lain :

1. Pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Bapak Dekan Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes

2. Kepala Program Didik Kesehatan Masyarakat Ibu Fajar Ariyani M.kes, Ph.D 3. Ibu Dewi Utami, PHD selaku pembimbing I.

4. Ibu DR. Ela Laelasari, M.kes selaku pembimbing II.

5. Pihak Pengelola Pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD City.

6. Sahabat dan Saudara terdekat serta rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu memberikan senyuman dan doa yang telah mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini, terima kasih atas segala bantuan apapun.

7. Terakhir dan terutama untuk kedua orang tuadan segenap keluarga yang mendukungdi setiap waktunya.

Jakarta, 7 Maret 2015


(9)

viii

ABSTRAK iv

CURICULUM VITAE vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 3

1.3.Tujuan Penelitian 4

1.4.Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar 6

2.2. Pengertian Pasar Tradisional 6

2.3. Pengertian Pasar Modern 7

2.4. Pengertian Pasar Sehat 8

2.5. Sanitasi Tempat-tempat Umum 8

2.6. Status Kesehatan Pasar 9

2.7. Status Kelayakan Pasar 9

2.8. Vektor di Lingkungan Pasar 10

2.9. Keamanan Pangan 13


(10)

ix

3.2. Definisi Operasional 19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian 22

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 22

4.3. Populasi dan Sampel 22

4.4. Jenis Data 24

4.5 Instrumen Penelitian 24

4.6 Analisis Data 25

BAB V HASIL

5.1. Profil Pasar Ciputat 27

5.2. Profil Pasar Modern BSD 28

5.3. Hasil Penilaian Status Kesehatan Pasar 29

5.4.Hasil Penilaian Status Kelayakan Pasar 56

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian 59

6.2. Status Kesehatan Pasar 60

6.3. Status Kelayakan Pasar 68

BAB VII KESIMPULAN & SARAN

7.1. Kesimpulan 77

7.2. Saran 77


(11)

x Tabel 4.1. Penggolongan Hasil Skor Status Kesehatan 25 Tabel 4.2. Penggolongan Hasil Skor Status Kelayakan 26

Tabel 6.1. Perbandingan Penilaian Bangunan Pasar 61

Tabel 6.2. Perbandingan Penilaian Sanitasi Pasar 63

Tabel 6.3. Perbandingan Penilaian PHBS 65

Tabel 6.4. Perbandingan Penilaian Keamanan Pasar 66

Tabel 6.5. Perbandingan Penilaian Fasilitas lain-lain Pasar 67


(12)

xi

Gambar 2.1. Kerangka Teori 16


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar berdasarkan jenisnya terbagi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern, pengertian pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Adapun pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (Pepres RI No. 112, 2007).

Pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit seperti kasus kolera di Amerika Latin, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Flu Burung (Avian Influenza) di Asia (Kemenkes 519, 2008). Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran dan penularan penyakit berpotensial wabah termasuk Avian Influenza, diperlukan program pasar sehat yang merupakan salah satu upaya untuk hal tersebut.


(14)

Data Ditjen Perdagangan Dalam Negeri-Departemen Perdagangan tahun 2007 menyebutkan jumlah pasar di Indonesia sekitar 13.450 pasar Tradisional dengan 12.625 juta pedagang, sehingga diasumsikan jika setiap pedagang memiliki empat anggota keluarga, maka sekitar 50 juta orang atau hampir sekitar 25% dari populasi total Indonesia beraktifitas atau berkaitan dengan pasar tradisional (Kemenkes 519,2008).

Terkait besarnya jumlah populasi nasional maupun peran pasar tradisional bagi masyarakat dan kemungkinan pasar menjadi tempat wabah penyakit menular, maka penting kiranya untuk memperhatikan aspek kesehatan dari pasar itu sendiri.

Ada banyak pasar tradisional di Indonesia dan beberapa diantaranya masih terlihat kotor dan kumuh, namun ada pasar yang pernah diberitakan secara nasional karena bermasalah serius dalam hal kebersihannya, yaitu pasar Ciputat yang terletak di kota Tangerang Selatan, provinsi Banten (Kabar6, 2012) dan hingga tahun 2014 masalah kebersihan ini belum juga selesai (detaktangsel, 2014).

Pada observasi pendahuluan di pasar Ciputat terlihat kotornya lingkungan pasar akibat sampah sudah bertumpuk dan terlihat juga air lindi di jalan yang membuat jalan licin yang membahayakan pejalan kaki dan pengendara sepeda serta sepeda motor, sementara dalam program pengembangan kesehatan pasar dikenal istilah “pasar acuan”, yaitu pasar yang menjadi contoh pengembangan program pasar sehat, pasar acuan yang paling dekat dari pasar Ciputat adalah


(15)

pasar yang dulunya adalah pasar tradisional namun sekarang sudah berubah, pasar ini pada 2011 menjadi tempat acara pencanangan hari pasar bersih nasional, pasar ini adalah pasar modern BSD City (Kemendag, 2013).

Penelitian ini menggunakan pedoman Kepmenkes No.519 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan pasar sehat dilengkapi instrumen penilaian pasar yaitu form I (satu) untuk penilaian kesehatan pasar dan form II (dua) untuk penilaian kelayakan pasar guna menilai seperti apa perbandingan nilai status kesehatan dan kelayakan pasar tradisional Ciputat dengan pasar Modern BSD City, yang dengan pedoman dari program ini diharapkan akan berbuah output berupa hadirnya pasar sehat sesuai dengan kriteria Kementrian kesehatan untuk kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah

Pada pasar tradisional Ciputat melalui observasi pendahuluan didapati bau yang menyengat di jalan sekitar pasar, dan genangan air yang berbau tidak sedap, serta vektor-vektor penyakit di lingkungan pasar seperti lalat dan tikus. Pada observasi juga terlihat sampah berserakan dan berceceran di jalanan dan lalu lintas sehingga dipasang spanduk di pasar yang menyatakan bahwa membuang sampah di pasar adalah perbuatan yang melanggar peraturan.

Pasar modern BSD City pada observasi pendahuluan di lapangan terlihat tertata rapi, di bagian luar ada penjualan berbagai barang kebutuhan modern serta tersedia tempat-tempat sampah baik di bagian dalam maupun di luar dekat tempat parkir. Tidak tercium bau sampah membusuk dan pada observasi pendahuluan ini tidak terlihat vektor penyakit selain lalat.


(16)

Maka berdasarkan hal tersebut, peneliti berkesimpulan perlu adanya penilaian status kesehatan dan kelayakan pasar-pasar tersebut, guna mengetahui secara ilmiah sebenarnya seperti apakah status kesehatan dan kelayakan antara pasar tradisional Ciputat dibandingkan pasar acuan yaitu pasar modern BSD City.

1.3 Tujuan Umum

Menganalisa status kesehatan dan status kelayakan pasar tradisional Ciputat dan pasar modern BSD City.

1.4 Tujuan Khusus

1). Diketahuinya status kesehatan pasar berdasarkan Kepmenkes No.519 tahun 2008.

2). Diketahuinya status kelayakan pasar berdasarkan checklist Kepmenkes No.519 tahun 2008.

3). Diketahuinya perbandingan status kesehatan dan status kelayakan pasar tradisional Ciputat dengan pasar modern BSD City.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Mahasiswa Peneliti

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah, di bidang Kesehatan Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah.


(17)

1.5.2 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian kesehatan pasar lainnya.

1.5.3 Bagi Pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD City

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi tambahan sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan untuk kedepannya.

1.5.4 Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini bisa menggambarkan masalah di pasar tradisional dan pasar modern lebih jelas, sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam membuat kebijakan.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar

Menurut Permendagri No: 53/M-DAG/PER/12/2008 yang disebut pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mal, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya (Permendagri, 2008).

2.2 Pengertian Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Perpres 112, 2007).

Pasar tradisional didirikan dengan izin usaha pengelolaan pasar tradisional (IUP2T) dan umumnya barang-barang di pasar tradisional tidak dijual dengan harga tetap sehingga memungkinkan tawar-menawar antara pedagang dan konsumen (Kuncoro, 2008), di Indonesia tiga komoditas teratas pada pasar tradisional adalah sayuran sebesar 22,4%, bahan makanan dan minuman sebesar 17,2%, dan buah-buahan segar sebesar 8,9% (Suryadharma,dkk 2007).


(19)

2.3 Pasar Modern

Di dalam jurnal dinamika manajemen dijelaskan bahwa Sinaga (2004) mendefinisikan pasar modern sebagai pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain mall, supermarket, departement store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada, dan sebagainya (Aryani, 2011).

Dari sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern dan pasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya, pada pasar tradisional, kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh dinas pasar yang merupakan bagian dari sistem birokrasi.

Pasar modern umumnya dikelola oleh profesional dengan pendekatan bisnis. Selain itu, sistem pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi dimana setiap pedagang mengatur sistem bisnisnya masing-masing, sedangkan pada pasar modern, sistem pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat mengatur standar pengelolaan bisnisnya

Pasar modern didirikan dengan mengantongi Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) atau Izin Usaha Toko Modern (IUTM), toko modern masing-masing memiliki batas luas lantai penjualan yaitu: minimarket (kurang dari 400 m²), supermarket (400 m² s/d 5000 m²), hypermarket (diatas 5000 m²),


(20)

departement store (diatas 400 m²), perkulakan (diatas 5000 m²) dan pada umumnya terdapat pada kawasan kota besar (Perpres 112 tahun 2007).

2.4 Pengertian Pasar Sehat

Pasar sehat adalah kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, dan sehat yang terwujud melalui kerjasama stakeholder yang terkait dalam menyediakan bahan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat (Kemenkes 519, 2008). Pasar sehat yang tidak terwujud dengan baik adalah masalah kesehatan lingkungan, hal ini disebutkan dalam jurnal sanitasi pasar di Nigeria yang menggambarkan pasar Benin, Nigeria yang lumrah dijumpai tumpukan sampah dan binatang vektor penular penyakit menjadi penyebab tingginya angka malaria, TBC dan diare (Abejegah, 2013).

2.5 Sanitasi Tempat-tempat Umum

Sanitasi adalah perilaku yang disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

Sanitasi tempat umum termasuk diantaranya pasar, adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian dari pemanfaatan maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya/menularnya suatu penyakit (Retno, 2005).


(21)

2.6 Status Kesehatan Pasar

Status kesehatan pasar adalah penilaian dari gambaran kondisi sarana dan prasarana, manajemen pasar dan tingkat mutu aspek-aspek kesehatan di lingkungan pasar yang bersangkutan, dimana penilaiannya mengacu pada kriteria Kepmenkes No.519 Tahun 2008 pada form I yang terdiri atas 172 item penilaian.

Berdasarkan pedoman dari Kepmenkes No.519 Tahun 2008, maka penilaian dilakukan dengan mengisi nilai untuk item yang kondisi dan/atau keadaannya memenuhi persyaratan yang dicantumkan pada form I.

Untuk melakukan penilaian dan membuktikan bahwa kondisi dan/atau keadaan memenuhi persyaratan Kepmenkes sebagaimana yang tercantum pada form I, maka dilakukan berbagai metode seperti observasi, wawancara, dan pengukuran tergantung isi tuntutan dari item yang bersangkutan untuk pembuktian apakah kondisi dan/atau keadaannya sesuai standar yang ditetapkan oleh standar Kepmenkes.

Aspek penilaian form I dan penjabarannya secara garis besar adalah bangunan pasar, sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat/PHBS, keamanan pasar, fasilitas lain-lain (Kepmenkes 519, 2008).

2.7 Status Kelayakan Pasar

Status kelayakan pasar adalah penilaian dari gambaran kondisi sarana dan prasarana pasar yang berkaitan dengan perilaku perawatan fasilitas dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan lainnya yang dipakai baik oleh pedagang maupun


(22)

pengunjung pasar, dimana penilaiannya mengacu pada kriteria Kepmenkes No.519 Tahun 2008 pada form II, penilaian dilakukan dengan checklist pada kolom jika kondisi di lapangan memenuhi persyaratan yang dicantumkan dalam item penilaian pada form II, aspek penilaian secara garis besar terdiri atas bangunan pasar, bangunan kios, tempat pembuangan sampah, saluran limbah drainase, toilet, air bersih, tempat penjualan bahan pangan & makanan, pengendalian binatang penular penyakit, keamanan pasar, pencahayaan, Suhu dan kelembapan, tempat cuci tangan, tempat parkir (Kepmenkes 519, 2008).

2.8 Vektor di Lingkungan Pasar

Vektor adalah organisme pembawa parasit/bibit penyakit yang umumnya merupakan hewan kelompok arthropoda, vektor terbagi dua jenis menurut siklus hidup parasit yang dibawanya yaitu vektor biologis jika sebagian siklus hidup parasit terjadi dalam tubuh vektor tersebut, jika tidak terjadi maka disebut sebagai vektor mekanis yaitu vektor hanya membawa saja parasit tersebut namun sikus hidup parasit itu sendiri tidak terjadi pada tubuh vektor (Natadisastra, 2009)

2.8.1 Nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang termasuk dalam kelas insekta, ordo dipteral, perkembang biakannya dengan cara bertelur. Nyamuk merupakan vektor penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit Malaria, Filariasis, Demam Kuning, Demam Berdarah Dengue, Encephalitis (Komariah, 2010).

Siklus hidup nyamuk adalah telur – larva (jentik) – kepompong (pupa), dimana telur berubah menjadi jentik dalam waktu satu atau dua hari dan jentik


(23)

menjadi nyamuk dewasa dalam enam sampai delapan hari, dalam perkembang biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat berkembangbiak atau breeding place, tempat untuk mencari makan atau feeding place dan tempat untuk beristirahat atau resting place (Sumantri, 2010).

Nyamuk yang aktif mengigit pada malam hari adalah Anopheles.sp dan Colex.sp sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes, umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina (Nurmaini, 2001).

2.8.2 Lalat

Lalat merupakan serangga yang termasuk dalam genus Musca sp yang memiliki bentuk telur lonjong berwarna putih, lalat betina sekali bertelur 100-200 telur, stadium lamanya menetas 12-24 jam dipengaruhi lingkungan, vektor ini penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit Typhus abdominalis, Salmonellosis, kolera, disentri (komariah, 2010).

Dari stadium telur sampai dewasa lamanya sampai 8-20 hari, lalat berkembang biak umumnya pada sampah basah, kotoran, binatang dan tumbuhan yang membusuk dengan masa bertelur antara 4-20 hari, lalat betina dapat bertelur 4-5 kali seumur hidupnya, dengan jumlah sekali bertelur 100-150 butir (Nurmaini,2001).


(24)

2.8.3 T i k u s

Tikus adalah hewan mamalia suku muridae, tikus mempunyai penglihatan yang buruk tetapi mempunyai panca indera seperti penciuman yang tajam, tikus dapat menularkan penyakit leptospirosis, typhus dan Rat-bite fever (RBF) (Komariah, 2010).

Tikus bergerak pada malam hari dengan rambut, kumis yang panjang peka terhadap sentuhan sebagai alat navigasinya, tikus suka mencari makan di tempat sampah, lemari, selokan dan dapur, umur hidup seekor tikus rata rata mencapai 1 tahun dan pembiakan cepat terjadi selama musim hujan, apabila terdapat banyak makanan dan tempat untuk berlindung, tanda-tanda keberadaan tikus antara lain:

1. Ada dijumpai bekas gigitan yang ditinggalkan tikus 2. Alur jalan tikus pada umumnya kotor dan berminyak.

3. Di jumpai kotoran tikus yaitu kotoran yang masih lembek, mengkilap berwarna gelap untuk kotoran yang masih baru, sedaangkan kotoran yang lama ciri-cirinya keras, kering dan berwarna abu – abu.

4. Terdengar adanya suara tikus pada saat hari sudah mulai gelap (Nurmaini, 2001).


(25)

2.9 Keamanan pangan

Menurut Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (PP 28, 2004).

2.9.1 Residu pestisida dalam makanan

Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian baik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari penggunaan pestisida, mencakup senyawa turunan pestisida, seperti senyawa hasil konversi, metabolit, senyawa hasil reaksi, dan zat pengotor yang dapat memberikan pengaruh toksikologik (beracun).

Tingkat bahaya residu pestisida pada suatu bahan makanan, digambarkan melalui Batas Maksimum Residu (BMR) yaitu konsentrasi maksimum residu pestisida yang secara hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang dapat diterima pada hasil pertanian yang dinyatakan dalam miligram residu pestisida per kilogram hasil pertanian (SNI,2007).


(26)

2.9.2 Kebersihan Peralatan Makan

Peralatan makan adalah segala macam alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan dengan ketentuan peralatan makan yaitu :

a. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan memenuhi persyaratan agar selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan.

b. Peralatan dalam keadaan baik dan utuh.

c. Peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan.

d. Permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut mati dan halus.

e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat beracun.

Persyaratan Peralatan makan yaitu :

1. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan kesehatan antara lain Timah (Pb), Arsenik (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimony (Sb).

2. Peralatan tidak rusak, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap makanan.

3. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidak ada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan.


(27)

5. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak boleh mengandung E. coli per 0 cm² permukaan alat (Tumelap, 2011).

2.9.3 Escherichia coli dalam makanan

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang termasuk ke dalam golongan koliform dan secara normal hidup di dalam usus besar dan kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal sehingga digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran yang jika dikonsumsi bisa menyebabkan diare (Herlina, 2012).

2.10 Baku Mutu Air

Air erat kaitannya dengan kesehatan, terdapat sekitar 20-30 macam penyakit infektif terkait air, salah satu mekanisme penularan itu adalah waterborne mechanism, yaitu penularan melalui kuman patogen di dalam air yang menular kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakitnya antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomyelitis (Sumantri, 2010). Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas (Permenkes 416, 1990).


(28)

2.11 Kerangka Teori

Teori dalam penelitian ini dijabarkan dengan status kesehatan pasar dan status kelayakan pasar memengaruhi performa pasar sehat yang secara umum digambarkan:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

PASAR SEHAT

STATUS KELAYAKAN PASAR (bangunan pasar, bangunan kios, tempat pembuangan sampah, saluran limbah drainase, toilet, air bersih, tempat penjualan bahan pangan & makanan, pengendalian binatang penular penyakit, keamanan pasar, tempat parkir, pedagang, pengunjung)

(Sumber: Kepmenkes 519, 2008) STATUS KESEHATAN PASAR

►Lokasi

►Bangunan Pasar ►Sanitasi

►Perilaku hidup bersih dan sehat ►Keamanan

►Fasilitas lain


(29)

Penelitian ini akan menilai pasar dari status kesehatan dan kelayakannya melalui berbagai variabel atau item penilaian dimana pada form I dengan 172 item penilaian untuk dinilai dan pada form II dengan 59 item penilaian untuk dinilai dan pada akhir penelitian akan dilihat perbandingan pasar tradisional Ciputat dan pasar Modern BSD.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Form I yang digunakan dalam penilaian status kesehatan pada penelitian ini telah dimodifikasi karena keterbatasan peneliti dan item penilaian yang memerlukan penilaian profesional di bidang lain, setelah dimodifikasi maka diketahui nilai skor maksimal yang baru adalah 2.170 yang semula adalah 10.000 dan penentuan kategori kesehatan pasar dinilai dari persentase dari skor yang diperoleh dimana nilai 100% adalah nilai 2.170

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Penilaian status kelayakan pasar atau form II, berjumlah 59 item penilaian akan dinilai secara keseluruhan tanpa pengurangan item.

STATUS KESEHATAN PASAR (Bangunan Pasar, Sanitasi ,Perilaku hidup bersih dan sehat, Keamanan, Fasilitas lain )

STATUS KELAYAKAN PASAR (bangunan pasar, bangunan kios, tempat pembuangan sampah, saluran limbah drainase, toilet, air bersih, tempat penjualan bahan pangan & makanan, pengendalian binatang penular penyakit, keamanan pasar, tempat parkir, pedagang, pengunjung)

(Sumber: Kepmenkes 519, 2008)

Pasar sehat dan

layak


(31)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel

Penelitian Definisi Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Status

kesehatan pasar

Gambaran kesehatan pasar yang diperoleh dari nilai poin form I Kepmenkes No.519 Tahun 2008 tentang penilaian kesehatan pasar Checklist Form I Kepmenkes No.519 Tahun 2008, meteran, dokumentasi

- Tidak Sehat (skor <60%). - Kurang sehat (skor 60%-74,9%) - Sehat (skor 75%-100%)

Skala Rasio

2. Status kelayakan pasar

Gambaran kelayakan pasar yang diperoleh dari nilai poin form II Kepmenkes No.519 Tahun 2008 tentang penilaian kelayakan pasar

Checklist Form II Kepmenkes No.519 Tahun 2008, meteran, dokumentasi - Kurang layak (skor <37 checklist). - Cukup layak (skor 38-46 checklist) - Kelayakan baik (skor 47 checklist atau lebih)

Skala Rasio


(32)

Tabel 3.1 (Lanjutan) 3. Bangunan

pasar

Bagian dari infrastruktur pasar yang berfungsi sebagai tempat operasional kegiatan pasar. Form observasi Skor sesuai yang tercantum pada form I

dan II

Skala Rasio

4. Sanitasi Usaha kesehatan masyarakat pada pasar yang dilakukan baik oleh pengelola, pedagang dan pengunjung terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Form observasi Skor sesuai yang tercantum pada form I

dan II

Skala Rasio

5. Perilaku hidup bersih dan sehat/ PHBS

Semua perilaku kesehatan oleh pengelola, pedagang dan pengunjung pasar yang dilakukan atas kesadaran sendiri sehingga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Form observasi

Skor sesuai yang tercantum pada form I

dan II

Skala Rasio


(33)

Tabel 3.1 (Lanjutan) 6. Keamanan

Pasar

Kondisi dan kesiapan pasar secara umum dalam mengelola keamanan.

Form observasi

Skor sesuai yang tercantum pada form I

dan II

Skala Rasio

7. Fasilitas pasar

Sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas di pasar seperti tempat parkir, toilet, masjid, pos P3K.

Form observasi

Skor sesuai yang tercantum pada form I

dan II

Skala Rasio


(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan metode checklist yang berpedoman pada Kepmenkes No.519 Tahun 2008.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah pasar Ciputat, yang berlokasi di Jl.Raya Ciputat dan pasar modern BSD City.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini meliputi observasi lapangan, wawancara tidak terstruktur, dan studi literatur adalah pada bulan Mei-Juli Tahun 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasar di kota Tangerang Selatan, dan sampel didapatkan dengan metode purposive sampling, yaitu dua pasar dimana salah satu pasar tersebut adalah pasar tradisional yang telah dimodernkan serta menjadi acuan untuk pasar bersih. Serta satu pasar lagi adalah pasar tradisional yang memiliki masalah kebersihan pasar yaitu pasar tradisional Ciputat.

Penilaian status kesehatan pasar dilakukan melalui observasi dan analisis item-item yang tercantum pada form I yaitu terhadap tempat-tempat tertentu


(35)

seperti kios/los dan perlengkapannya, fasilitas pasar dan pendukungnya (seperti toilet, tangga, atap, tempat sampah, alat angkut sampah, dll) cara penilaian pada form I tergantung pada apa yang akan dinilai, seperti jarak kios maka akan dilakukan observasi dan analisis dengan bantuan alat ukur meteran.

Penilaian terhadap hal seperti situasi dan kondisi pasar/sarana prasarana pasar untuk status kesehatan pasar didapatkan melalui wawancara tidak terstruktur kepada pihak pengelola pasar, pedagang dan pengunjung di masing-masing lokasi di pasar yang pertanyaannya beragam terkait isi form I yang akan dinilai. Observasi terhadap sarana dan prasarana dilakukan menyeluruh sehingga jika ada sarana dan prasarana yang telah rusak/tidak lengkap/kondisi yang tidak semestinya maka belum dianggap memenuhi syarat seperti yang tercantum pada form I.

Penilaian status kelayakan pasar berbeda dengan status kesehatan pasar, karena yang menjadi sampel adalah 6 tempat saja, yaitu:

a.) kios/los basah (kios daging, kios ikan, kios unggas potong) b.) kios/los makanan matang/siap saji

c.) kios/los sayur mayor d.) kios/los buah

e.) kios/los barang dagangan kering (beras, kelontong, baju) f.) tempat penjualan unggas hidup;

Status kelayakan pasar dinilai yang akan diamati dari perilaku pedagang dan pengunjung kios/los masing-masing kios/los sebanyak 1 orang sebagaimana tercantum diatas.


(36)

4.4 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi dua berdasarkan pada sumber diperolehnya data tersebut, yaitu:

1). Data Primer

Data Primer dikumpulkan melalui checklist observasi 2 buah form sebagaimana telah dijelaskan dan juga melalui wawancara pihak pengelola, pedagang dan pengunjung terkait pengisian form.

2). Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui dokumen-dokumen pasar, meliputi:

A.) Struktur organisasi pasar. B.) Data unit/kios pasar.

C.) Data sumber daya manusia pengelola pasar. 4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat dan kelengkapan guna menjalankan penelitian yaitu:

1). Alat tulis.

2). Lembar observasi Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 sebagai instrumen penelitian.

3). Kamera / alat dokumentasi.

4). Meteran: untuk mengukur jarak kios, los dan lain-lain. 5). Senter kecil: pemeriksaan jentik nyamuk.


(37)

6). Dokumen pasar/data sekunder.

4.6 Analisis Data

Penilaian dalam penelitian ini akan mengikuti panduan dari Kepmenkes No.519 tahun 2008 dengan cara mencocokan kriteria yang ada di form dengan kenyataan di lapangan dengan wawancara, observasi, dan pengukuran.

Kriteria yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam form observasi maka diisi dengan skor 0 (nol). Jika sesuai kriterianya, maka diisi dengan nilai skor yang disediakan oleh form untuk item yang bersangkutan, skor-skor tersebut akan dijumlahkan dan skor-skor total akan menentukan kategori pasar tersebut, dengan penggelompokkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penggolongan Hasil Skor Status Kesehatan

Status Kesehatan Penggolongan Penilaian Form I

Pasar Tidak Sehat Jika skor kurang dari 60% Pasar Kurang Sehat Jika skor diantara 60%-74,99%

Pasar Sehat Jika skor berkisar 75%-100% (Sumber: Kepmenkes 519 Tahun 2008)

Form II digunakan untuk penilaian status kelayakan pasar, dengan total 59 item penilaian dengan checklist yang dinilai secara keseluruhan dengan hasil akhir penilaian adalah sebagai berikut:


(38)

Tabel 4.2 Penggolongan Hasil Skor Status Kelayakan

Status Kelayakan Penggolongan Penilaian Form II

Pasar Kurang Layak Jika checklist 37 buah atau kurang Pasar Cukup Layak Jika checklist berkisar 38-46 buah Pasar Kelayakan Baik Jika checklist 47 buah atau lebih


(39)

BAB 5 HASIL 5.1 Profil Pasar Tradisional Ciputat

Pasar Ciputat adalah pasar tradisional, pasar yang dikelola perusahaan daerah (PD) Pasar Jaya ini telah berdiri sejak tahun 1997 dengan luas lahan 5.670 m² dan luas bangunan 3.342 m², terdiri atas 3 lantai bangunan permanen, ruang dagang yang tersedia antara lain kios sebanyak 1.132 unit, los sebanyak 238 unit dan PKL berjumlah 276 orang, dengan jumlah total 1.646 unit dan komposisi ruang dagang berdasarkan asal-usul bangunan adalah 80% APBD dan 20% Swadaya.

Berdasarkan dokumen pasar Ciputat diketahui ruang dagang yang aktif untuk kios berjumlah 489 unit, los sebanyak 51 unit dan PKL berjumlah 276, dengan jumlah total 816 unit yang menjual setidaknya 41 jenis komoditi dagang, bidang pengelolaan pasar terdiri atas pengurus pasar, keamanan dan kebersihan.

Jumlah tenaga pengurus pasar sebanyak 5 orang, tenaga keamanan sebanyak 30 orang dan tenaga kebersihan sebanyak 21 orang, sarana dan prasarana pasar antara lain 1 unit kantor pasar di lantai 2, mushola/masjid di lantai 2 sebanyak 1 unit, MCK sebanyak 5 unit dimana sumber air bersihnya adalah air tanah, dan tempat pembuangan sementara (TPS) seluas 63m² di depan pasar dengan kondisi rusak, dan 3 unit papan reklame.


(40)

5.2 Profil Pasar Modern BSD

Pasar Modern BSD adalah pasar yang dikelola SinarMas Land ini telah berdiri sejak tahun 2004 dengan luas lahan 3 hektar dan luas bangunan 1,4 hektar.

Terdiri atas 1 lantai bangunan permanen dengan jam operasional yaitu jam 04.00 – 17.00 ini didirikan sebagai bagian dari fasilitas umum (fasum) bagi warga yang tinggal di BSD city dan berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola pasar diketahui bahwa pasar Modern BSD merupakan pasar percontohan di daerah kota Tangerang Selatan untuk pasar yang bersih dan nyaman.

Ruang dagang yang aktif untuk ruko berjumlah 100 unit, kios sebanyak 320 unit dan lapak berjumlah 296, dengan jumlah total 716 unit, bidang pengelolaan pasar terdiri atas:

a.) Pengurus pasar: sebanyak 13 orang, terdiri atas kepala pasar yang membawahi staf, admin, kasir, tenant relation (TR), dan maintenance (ME),

b.) Bagian keamanan: tenaga keamanan sebanyak 23 orang dari sumber outsourcing,

c.) Bagian kebersihan: tenaga kebersihan pasar sebanyak 4 orang.

d.) Bagian Parkir: tenaga petugas/pengawas sebanyak 40 orang dari tenaga outsourcing.

Sarana dan prasarana pasar antara lain 1 unit kantor pasar dan 1 unit kantor keamanan, 1 unit mushola/masjid, 2 unit MCK dimana sumber air bersihnya adalah PDAM, dan tempat pembuangan sementara (TPS) di sudut kanan pasar.


(41)

5.3 Hasil Penilaian Status KesehatanPasar

a.) Penilaian bangunan pasar dengan penjabarannya:

1). Penilaian penataan ruang dagang (item analisis: 5 item, yaitu apakah:

1. Pembagian area sesuai dengan peruntukkannya / zoning (analisis: pada kedua pasar area berjualan telah terkelompokkan walaupun pada pasar Ciputat belum ada papan tandanya).

2. Zoning dengan identitas lengkap (Analisis: pada pasar Modern BSD, zoning telah dibuat dengan identitasnya, sedangkan pasar ciputat tidak ada petunjuk zoning yang jelas).

3. Lebar lorong antar los minimal 1,5 meter (Analisis: pasar Ciputat belum memiliki lebar jarak seperti ini, pada pasar Modern BSD jarak lebar telah terpisah lebih dari 1,5 meter).

4. Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi tembok (analisis: pasar Modern BSD telah memenuhi hal ini, pada pasar Ciputat hal ini belum dilakukan).

5. Pestisida dan bahan berbahaya beracun terpisah dengan zona makanan dan bahan pangan (analisis: kedua pasar telah memisahkan pestisida dan bahan beracun dari zona pangan).


(42)

2.) Penilaian ruang kantor pengelola (item analisis: 1 item, yaitu apakah:

1. Tersedia toilet dan tempat cuci tangan (analisis: pada area kantor pengelola kedua pasar tersebut tersedia toilet dan tempat cuci tangan).

3). Penilaian tempat penjualan bahan pangan dan makanan (item analisis: 77 item), yang meliputi:

3.1). Penilaian tempat penjualan bahan pangan basah (item analisis: 16 item, yaitu apakah:

1. Meja tempat penjualan

a. Tahan Karat (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah pada kedua pasar melalui observasi didapati bahwa meja terbuat dari batu dan kayu yaitu bahan yang tahan karat).

b. Rata (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah di kedua pasar memiliki permukaan rata yang tidak membuat bahan yang dijual jatuh dari meja).

c. Kemiringan (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah di kedua pasar memiliki kemiringan).


(43)

d. Tinggi 60 cm (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja tempat penjualan bahan pangan basah di pasar Modern BSD telah memenuhi tinggi 60 cm, tapi tidak semua untuk pasar Ciputat).

2. Karkas daging digantung (analisis: pada kedua pasar karkas daging digantung).

3. Alat pemotong (talenan) tidak terbuat dari kayu, tidak beracun, kedap air dan mudah dibersihkan (analisis: dalam observasi terlihat talenan di kedua pasar tersebut masih terbuat dari kayu).

4. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan rantai dingin (cold chain) bersuhu (4-10°C) (analisis: pada observasi di tempat penjualan bahan pangan basah kedua pasar hal ini tidak ditemukan).

5. Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan (analisis: pada observasi di tempat penjualan bahan pangan basah kedua pasar para pedagang menyediakan baskom/ember untuk menyuci bahan pangan dan peralatannya).

6. Tempat cuci tangan dilengkapi:

a. Sabun (Analisis: Sabun tidak terlihat disediakan di area pangan basah di dua pasar tersebut).


(44)

b. Air mengalir (Analisis: pada pasar Modern BSD ada keran yang digunakan untuk membilas tangan oleh pedagang, sedangkan pengunjung hanya mencelup tangan ke baskom air).

7. Saluran pembuangan limbah:

a. Tertutup (analisis: melalui observasi tempat penjualan bahan pangan basah di pasar Ciputat tidak punya saluran pembuangan limbah, adapun pada pasar Modern BSD terlihat ada saluran pembuangan dilantai).

b. Kemiringan (analisis: dalam observasi pada saluran pembuangan pasar Modern BSD belum terlihat kemiringan ke arah lubang saluran pembuangan).

8. Tempat sampah :

a. Terpisah sampah basah & kering (analisis: pada pasar Ciputat hal ini belum dilakukan, pasar Modern BSD ada yang telah memisahkan namun tidak seluruh tong sampahnya membuat pemisahan ini).

b. Kedap air (analisis: dalam observasi pada tempat penjualan bahan pangan basah di kedua pasar, tempat sampah telah kedap air).


(45)

c. Tertutup (analisis: dalam observasi ditemukan pada tempat penjualan bahan pangan basah tempat sampah pasar ciputat terbuka, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat sampah telah tertutup semua).

9. Bebas binatang penular penyakit (vektor) & tempat perindukannya (analisis: dalam observasi terlihat bahwa tempat penjualan bahan pangan basah kedua pasar belum bebas vektor penular penyakit, yaitu masih ada lalat di kedua pasar tersebut bahkan tikus pada pasar Ciputat).

3.2). Penilaian tempat penjualan bahan pangan kering (item analisis: 10 item, yaitu apakah:

1. Meja tempat penjualan dengan: permukaan rata, mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm:

a. Permukaan rata (analisis: tempat penjualan bahan pangan kering pada kedua pasar terlihat rata dan barang-barang dapat ditata dengan rapi).

b. Mudah dibersihkan (analisis: pada kedua pasar meja mudah dibersihkan karena bentuk yang sederhana dan tidak berliku).

c. Tinggi minimal 60 cm (analisis: pada kedua pasar meja penjualan bahan pangan kering telah memenuhi tinggi


(46)

minimal 60 cm, namun pada pasar ciputat masih ada meja kecil yang tingginya kurang dari 60 cm).

2. Meja terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu (analisis: pada tempat penjualan bahan pangan kering di kedua pasar, meja dari kayu masih digunakan).

3. Tempat sampah:

a. Terpisah sampah basah & kering (analisis: pada Tempat penjualan bahan pangan kering pasar Ciputat hal ini belum dilakukan, pasar Modern BSD ada yang telah memisahkan namun tidak seluruh tong sampahnya membuat pemisahan ini).

b. Kedap air (analisis: tempat sampah pada penjualan bahan pangan kering pada pasar Modern BSD telah kedap air namun tidak pada pasar Ciputat yang terbuat dari anyaman bambu).

c. Tertutup (analisis: tempat sampah pasar ciputat terbuka seluruhnya, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat sampah telah tertutup).


(47)

4. Tempat cuci tangan dilengkapi:

a. Dengan sabun (analisis: tidak ditemukan sabun pada observasi di tempat penjualan bahan pangan kering).

b. Air mengalir (analisis: air mengalir hanya tersedia di pasar Modern BSD, di pasar Ciputat belum terdapat tempat cuci tangandi tempat penjualan bahan pangan kering).

5. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukkannya (analisis: lalat masih ditemukan pada tempat penjualan bahan pangan kering di kedua pasar tersebut).

3.3). Penilaian tempat penjualan makanan matang/siap saji (item analisis: 18 item, yaitu apakah:

1. Tempat penyajian makanan:

a. Tertutup (analisis: pada kedua pasar tersebut, tempat penyajian makanan masih ditutup seadanya atau tidak ditutup).

b. Bahan tahan karat (analisis: dalam observasi pada kedua pasar tersebut terlihat bahwa meja tempat penyajian makanan umumnya kayu yang didempul dan diberi lapisan plastik sehingga tidak berkarat).


(48)

c. Permukaan rata (analisis: meja-meja tempat makanan disajikan terlihat rata pada observasi di kedua pasar sehingga tidak membuat piring/gelas bergeser sendiri diatas meja tersebut).

d. Mudah dibersihkan (analisis: dalam observasi terlihat meja-meja di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut ada yang sudah kotor, cat terkelupas dan berkerak sehingga tidak mudah dibersihkan).

e. Tinggi minimal 60 cm (analisis: dalam observasi terlihat bahwa meja-meja di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut sudah lebih tinggi dari 60 cm).

2. Tempat cuci tangan dilengkapi:

a. Dengan sabun (analisis: pada kedua pasar tidak tersedia sabun pada tempat penjualan makanan siap saji).

b. Air mengalir (analisis: pada kedua pasar telah tersedia air mengalir pada penjualan makanan siap saji).

3. Tempat cuci peralatan:

a. Kuat (analisis: melalui observasi ditemukan bahwa umumnya di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut tempat mencuci adalah ember/baskom yang masih dalam kondisi baik, tidak terkelupas dan tidak retak).


(49)

b. Aman (analisis: melalui observasi ditemukan bahwa umumnya di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut tempat mencuci adalah ember/baskom dan posisinya ditempatkan di pinggir jalan yang bila tumpah isinya bisa mengenai pedagang/konsumen sehingga tidak tergolong aman).

c. Tidak berkarat (analisis: pada observasi di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut, yang digunakan adalah baskom atau ember, tidak ada tempat mencuci yang berkarat).

d. Mudah di bersihkan (analisis: dalam observasi terlihat bahwa tempat mencuci berupa ember dan baskom di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut mudah dibersihkan karena tingginya rata-rata setinggi lutut orang dewasa).

4. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang harus berbeda dan tidak berkarat (analisis: pada observasi di tempat makanan siap saji di kedua pasar tersebut, hal ini telah terlihat di kedua pasar tersebut).


(50)

5. Saluran pembuangan limbah:

a. Tertutup (analisis: dalam observasi di tempat makanan siap saji di kedua pasar terlihat bahwa air bekas cucian hanya ditumpahkan ke tanah di sekitar tempat penjualan makanan).

b. Kemiringan (analisis: dalam observasi di tempat makanan siap saji di kedua pasar terlihat bahwa air bekas cucian hanya ditumpahkan ke tanah yang tidak mempunyai kemiringan).

6. Tempat sampah:

a. Terpisah basah dan kering (analisis: dalam observasi di tempat makanan siap saji pada kedua pasar tidak ditemukan tempat sampah yang memisahkan berdasarkan basah dan kering).

b. Kedap air (analisis: dalam observasi di tempat makanan siap saji pada pasar Ciputat tidak ditemukan tempat sampah kedap air, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat sampah telah kedap air).

c. Bertutup (analisis: dalam observasi di tempat makanan siap saji pada pasar Ciputat tidak ditemukan tempat sampah


(51)

tertutup, sedangkan pada pasar Modern BSD tempat sampah telah tertutup).

7. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya (analisis: dalam observasi pada tempat penjualan makanan siap saji masih terlihat lalat di kedua pasar tersebut).

3.4). Penilaian area parkir (item analisis: 9 item, yaitu apakah:

1. Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar (analisis: pada pasar Modern BSD telah ada pemisahan, namun pada pasar Ciputat tidak tersedia area parkir yang memang dibangun oleh pasar sehingga pengunjung, pedagang, pengelola parkir tidak tertata dengan baik, sehingga analisis tempat parkir di pasar Ciputat dianggap tidak ada nilai).

2. Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman, becak terpisah (analisis: pada pasar Modern BSD hal ini sudah terlihat).

3. Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan hidup (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).

4. Tersedia area khusus bongkar muat (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).

5. Tidak ada genangan air (analisis: pada observasi memang tidak ditemukan genangan air pada pasar Modern BSD).


(52)

6. Tersedia tempat sampah setiap radius 10 meter (analisis: tempat sampah pasar Modern BSD ada tapi jaraknya masih berjauhan lebih dari 10 meter).

7. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).

8. Ada tanaman penghijauan (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).

9. Adanya area resapan air (analisis: pasar Modern BSD sudah memiliki hal ini).

3.5). Penilaian konstruksi (item analisis: 24 item), meliputi:

3.5.1). Penilaian atap (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Atap:

a. Kuat (analisis: pada observasi atap pasar Ciputat tidak lagi terlihat kuat karena ada bagian-bagian yang sudah bergeser, dan pada atap pasar Modern tidak terlihat hal seperti itu).

b. Tidak bocor (analisis: atap pasar ciputat telah ada yang bocor, namun pada pasar modern BSD tidak ditemukan kebocoran).


(53)

c. Tidak menjadi tempat perindukan vektor (analisis: pada observasi terlihat atap pasar ciputat ada bagian atap yang telah dipenuhi sampah sehingga diasumsikan menjadi tempat perkembangbiakan vektor, pada pasar Modern BSD atap terlihat bersih dan sangat miring sehingga tidak ada tempat air bagi jentik nyamuk).

2. Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air (analisis: melalui beberapa observasi kemiringan atap pasar cukup untuk membuat air curah mengalir kebawah pada kedua pasar tersebut pada saat hujan turun).

3. Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal petir (analisis: pada kedua pasar tersebut atap telah dilengkapi penangkal petir).

3.5.2). Penilaian dinding (item analisis: 6 item, yaitu apakah:

1. Keadaan dinding:

a. Bersih (analisis: dinding pasar Ciputat telah banyak coretan dan jamur, sementara pasar Modern BSD relatif bersih).

b. Tidak lembab (analisis: pada dinding pasar ciputat ada bagian yang lembab dan berjamur, hal yang serupa tidak ditemukan pada pasar Modern BSD).


(54)

c. Berwarna terang (analisis: pada observasi di kedua pasar tersebut, dinding di kedua pasar terlihat terang di cat warna terang seperti putih, kuning, biru, oranye).

2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari:

a. Bahan yang kuat (analisis: dalam observasi pada kedua pasar terlihat dinding sudah terbuat dari batu yang merupakan bahan yang kuat).

b. Kedap air (analisis: dalam observasi pada pasar Ciputat terlihat lapisan dinding sudah ada yang terkelupas dan bisa menangkap air yang membasahinya, pada pasar modern dinding masih terawat dan kedap air).

3. Pertemuan lantai dengan dinding harus lengkung / conus (analisis: dalam observasi pada kedua pasar tersebut hal ini sudah terlihat dari adanya lengkungan tersebut, namun pada pasar Ciputat lengkungan ini ada terihat kecacatannya).

3.5.3). Penilaian lantai (item analisis: 5 item, yaitu apakah:

1. Keadaan lantai:

a. Kedap air (analisis: dalam observasi pada pasar Modern BSD terlihat lantai telah kedap air karena dilapisi marmer,


(55)

namun pada pasar Ciputat ada lantai yang disemen yang tidak kedap air).

b. Rata (analisis: pada pasar Ciputat lantai ada yang sudah rusak dan menimbulkan lubang-lubang kecil, pada pasar Modern BSD lantainya rata).

c. Tidak licin (analisis: pada kedua pasar hal ini telah terpenuhi).

d. Tidak retak (analisis: dalam observasi pada pasar Ciputat, ditemukan lantai telah retak-retak, pada pasar Modern BSD lantai tidak ditemukan tanda keretakan).

e. Mudah di bersihkan (analisis: lantai pasar Ciputat kotorannya telah berkerak, agak sulit untuk dibersihkan. Sedangkan lantai pasar modern BSD terbuat dari marmer yang mudah dibersihkan).

2. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai kemiringan ke saluran pembuangan (analisis: pada kedua pasar air yang disiram kelantai kamar mandi terlihat masuk ke saluran pembuangan yang artinya lantai kamar mandi kedua pasar telah memilki kemiringan ke saluran pembuangan dan tidak terjadi genangan).


(56)

3.5.4). Penilaian tangga (item analisis: 2 item, yaitu apakah:

1. Terdapat pegangan tangga (analisis: dalam observasi pada kedua pasar terlihat terdapat pegangan pada tangga di pasar).

2. Kuat dan tidak licin (analisis: dalam observasi diketahui bahwa tangga di kedua pasar tersebut masih memiliki tangga yang kuat dan tidak licin).

3.5.5). Penilaian pintu dengan1 item analisis yaitu apakah kios/los penjual daging, ikan dan sejenisnya menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi binatang atau serangga penular penyakit (analisis: pada kedua pasar ditempat penjualan daging, ikan dan sebagainya hal ini belum ditemukan pada observasi).

b.) Penilaian sanitasi dengan penjabarannya:

1). Penilaian air bersih (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (analisis: dari hasil wawancara ke pada petugas toilet dan pengelola pasar serta melalui pengamatan rutin tidak didapati kejadian sering macetnya air bersih di kedua pasar).

2. Jarak sumber air bersih dengan septic tank minimal 10 meter (analisis: kedua pasar telah memenuhi syarat ini karena telah didesain dengan jamban leher angsa).


(57)

3. Pengujian air bersih dilakukan 6 bulan sekali (analisis: dari wawancara dengan pengelola kedua pasar tersebut, diketahui belum pernah ada pengujian air bersih pernah dilakukan).

2). Kamar mandi dan toilet (item analisis: 11 item, yaitu apakah:

1. Toilet: laki-laki dan perempuan terpisah dengan jumlah yang cukup:

a. Terpisah (analisis: pada pasar Ciputat dan pasar Modern BSD toilet telah terpisah).

b. Jumlah cukup (analisis: dalam observasi terlihat bahwa jumlah kamar mandi telah cukup dengan bukti tidak adanya antrean pengunjung yang mengantre masuk kamar mandi pada kedua pasar tersebut).

2. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup (analisis: dalam observasi kamar mandi tidak ditemukan bak pada kedua pasar tersebut).

3. Toilet dengan leher angsa (analisis: toilet kedua pasar telah menggunakan jamban modern yaitu leher angsa).

4. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun (analisis: dalam observasi di kamar mandi kedua pasar ditemukan wastafel, namun tidak dilengkapi dengan sabun).


(58)

5. Tersedia tempat sampah yang tertutup (analisis: pada observasi terlihat tempat sampah pasar Modern BSD telah tertutup, namun hal serupa tidak ditemukan pada pasar Ciputat).

6. Tersedia lubang septik tank yang memenuhi syarat kesehatan (analisis: pada kedua pasar lubang septik tank lancar dan tidak membuat air di toilet menggenangi lantai).

7. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan (analisis: pada pasar Modern BSD telah memenuhi hal ini, namun pada pasar Ciputat belum karena jarak kamar mandi masih ada yang berdekatan dengan lokasi berdagang).

8. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup (analisis: lantai kamar mandi di kedua pasar tidak merupakan kayu maupun tanah dan punya kemiringan yang membuat air tidak tergenang dilantai kamar mandi).

3). Penilaian pengelolaan sampah (item analisis: 15 item, yaitu apakah:

1. Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering (analisis: dalam observasi pada kedua pasar terlihat tidak setiap kios/lorong/los mempunyai tempat sampah basah dan kering).


(59)

2. Tempat sampah terbuat dari:

a. Bahan kedap air (analisis: untuk pasar Modern BSD telah memenuhi, tapi pada pasar Ciputat tempat sampah terbuat dari anyaman kayu).

b. Tidak mudah berkarat (analisis: Tempat sampah di pasar Modern BSD tidak mudah berkarat, pada pasar Ciputat tempat sampah mudah rusak jika terinjak).

c. Kuat (analisis: Tempat sampah di pasar Modern BSD tidak mudah berkarat, pada pasar Ciputat tempat sampah mudah rusak jika terinjak).

d. Tertutup (analisis: Tempat sampah di pasar Modern BSD sudah tertutup, pada pasar Ciputat tidak ditemui ada yang tertutup).

e. Mudah dibersihkan (analisis: Tempat sampah di pasar Ciputat dan pasar Modern BSD mudah dibersihkan karena terbuat dari bahan yang tidak dicat seperti plastik/logam/kayu).

3. Tersedia alat pengangkut sampah:

a. Kuat (analisis: baik pada pasar Ciputat maupun pasar Modern BSD kendaraan angkut sudah terlihat berkarat dan cat nya terkelupas).


(60)

b. Mudah di bersihkan (analisis: pada pasar Ciputat maupun pasar Modern BSD kendaraan angkut sudah tidak mudah dibersihkan)

4. Tersedia tempat sampah pembuangan sementara:

a. Kuat (analisis: sampah pada pasar Ciputat umumnya tersebar dilantai dan tengah jalan, pada Pasar Modern BSD sampah dikumpulkan dalam wadah besi).

b. Kedap air (analisis: TPS pasar Modern kedap air namun tidak tertutup).

c. Mudah di bersihkan (analisis: TPS pasar modern mudah dibersihkan karena cat pada TPS belum terkelupas).

d. Mudah di jangkau (analisis: TPS terletak di ujung paling kanan pasar dan dengan mudah dapat terlihat).

5. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit (analisis: pada kedua pasar terlihat anak lalat yang kecil di daerah tumpukan sampah yang artinya TPS masih menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit, yaitu lalat).

6. TPS tidak dijalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar (analisis: hal ini hanya terpenuhi pada pasar Modern BSD).


(61)

7. Sampah diangkut minimal 1 X 24 jam (analisis: pada kedua pasar tersebut sampah telah diangkut minimal 1 X 24 jam, dibuktikan berubah drastisnya tumpukan sampah dari hari ke hari).

4). Penilaian drainase (item analisis: 4 item, yaitu apakah:

1. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah di bersihkan (analisis: tidak ada diantara kedua pasar yang menggunakan saluran dari logam karena harga pengadaannya tergolong mahal).

2. Limbah cair harus mengalir (analisis: limbah cair mengalir pada kedua pasar, hanya saja pada pasar Ciputat lajunya sangat pelan seakan-akan tidak mengalir).

3. Tidak ada bangunan di atas saluran (analisis: hal ini telah terpenuhi pada kedua pasar).

4. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali (analisis: dari wawancara dengan pihak pengelola diketahui kedua pasar tersebut belum melakukan hal ini).

5). Penilaian tempat cuci tangan (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Lokasi mudah dijangkau (analisis: dalam observasi pada pasar ciputat tempat cuci tangan tidak mudah ditemukan kecuali ember


(62)

dan baskom yang dimiliki pedagang, pada pasar Modern BSD mudah ditemukan namun didesain pada tempat lapak pedagang).

2. Dilengkapi sabun (analisis: dalam observasi pada kedua pasar tidak terlihat sabun pada tempat cuci tangan di kedua pasar tersebut, bahkan yang didalam toilet sekalipun).

3. Tersedia air mengalir (analisis: dalam observasi pada pasar Ciputat yang ada adalah baskom air, sedangkan pada pasar Modern sudah tersedia air mengalir).

6). Penilaian binatang penular penyakit/vektor (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat dan tikus (analisis: lalat masih ditemukan di los makanan siap saji dan bahan pangan di kedua pasar tersebut).

2. Angka kepadatan tikus harus nol (analisis: pada pasar Modern BSD tidak ditemukan tikus pada observasi, namun pada pasar Ciputat ditemukan).

3. Container Index (CI) jentik nyamuk aedes tidak melebihi 5% (analisis: pada pemeriksaan jentik di kamar mandi kedua pasar tersebut dengan menggunakan senter kecil tidak terlihat jentik nyamuk disebabkan tempat penampungan air bukan bak,


(63)

melainkan ember kecil yang seringkali kosong airnya, sehingga tidak didapati jentik).

7). Penilaian kualitas makanan dan bahan pangan (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4 °C (analisis: pasar Ciputat belum melakukan hal ini, sedangkan pada pasar modern BSD hal ini sudah dilakukan).

2. Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10 °C, telur, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7 °C (analisis: kedua pasar pada observasi belum melakukan hal ini).

3. Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15 cm dari lantai, 5 cm dari dinding dan 60 cm dari langit-langit (analisis: pada observasi kedua pasar telah melakukan hal di item ini).

8). Penilaian desinfeksi pasar (item analisis: 2 item, yaitu apakah:

1. Dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan (Analisis: diketahui dari wawancara dengan pihak pengelola, kedua pasar belum melakukan hal ini).

2. Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan (analisis: mengikuti item no.1 diatas maka nilai diberi 0 (nol)).


(64)

c.) Penilaian perilaku hidup bersih dan sehat/PHBS dengan penjabarannya:

1). Penilaian pedagang dan pekerja (item analisis: 3 item, yaitu apakah:

1. Pedagang daging / unggas, ikan menggunakan alat pelindung diri (Analisis: pada pasar Ciputat pedagang mayoritas tidak menggunakan alat pelindung, sedangkan pasar Modern BSD telah menggunakan).

2. Berperilaku hidup bersih dan sehat / PHBS (analisis: pedagang pasar BSD telah memiliki PHBS yang baik dengan bukti antara lain tidak meludah sembarangan, membuang sampah ke lantai, merokok pada saat berjualan, hal serupa tidak ditemukan pada pasar Ciputat).

3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 6 bulan sekali (Analisis: dari wawancara dengan pengelola pasar, diketahui pasar belum melakukan hal ini).

2). Penilaian pengunjung (item analisis: 2 item, yaitu apakah

1. Berperilaku hidup bersih dan sehat / PHBS (analisis: pada kedua pasar masih terlihat ada pengunjung pasar yang merokok, meludah sembarangan dan buang sampah sembarangan di berbagai lokasi di pasar-pasar tersebut).


(65)

2. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas/ hewan hidup (analisis: pengunjung tidak melakukan hal ini pada kedua pasar tersebut, pengunjung hanya mencelup-celup tangan pada air di ember atau membilas dengan air botol).

3). Penilaian pengelola; item analisis: 1 item, yaitu apakah memahami dan mempunyai keterampilan tentang hygiene sanitasi dan keamanan pangan yaitu pernah mengikuti kursus/pelatihan di bidang sanitasi dan hygiene (analisis: pengelola kedua pasar telah mempunyai keterampilan ini dibuktikan dari penghargaan dan dokumentasi di ruang kantor pengelola).

d.) Penilaian keamanan pasar dengan penjabarannya:

1). Penilaian pemadam kebakaran (item analisis: 2 item, yaitu apakah:

1. Tersedia pemadam kebakaran dengan jumlah cukup dan berfungsi:

a. Ada (analisis: alat pemadam kebakaran tersedia di kedua pasar tersebut).

2. Adanya SOP penggunaan alat pemadam kebakaran (analisis: dalam observasi hal ini tidak ditemukan pada kedua pasar tersebut).


(66)

2). Penilaian keamanan (item analisis: 2 item, yaitu apakah:

1. Ada pos keamanan (analisis: pada pasar Ciputat dan pada Pasar Modern BSD pos satpam telah ada).

2. Ada personil petugas keamanan (analisis: satpam terlihat berjaga pada pasar Modern BSD, sementara di pasar Ciputat tidak terlihat petugas keamanan berseragam tapi lebih terlihat membaur di pasar dengan pedagang dan pengunjung).

e.) Penilaian fasilitas lain-lain dengan penjabarannya:

1). Penilaian tempat penjualan unggas hidup (item analisis: 7 item, yaitu apakah:

1. Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama (Analisis: Pada pasar Modern BSD hal ini tersedia, pada pasar ciputat tidak tersedia).

2. Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan pengangkut unggas tersendiri (Analisis: pada pasar Modern BSD hal ini tersedia disebelah paling kanan pasar dekat kantor keamanan, pada pasar Ciputat tidak tersedia, kendaraan pengangkut unggas hanya menepi didekat parkiran ruko).

3. Kandang tempat penampungan kuat dan mudah dibersihkan (analisis: kandang unggas pada kedua pasar terbuat dari plastik


(67)

berwarna oranye kemerahan yang dikeraskan, sehingga kuat dan mudah dibersihkan).

4. Tersedia sarana cuci tangan dengan sabun dan air bersih (Analisis: pada pasar Ciputat hal ini tidak tersedia, pada pasar Modern tersedia keran air).

5. Tersedia saluran pembuangan limbah (analisis: pada pasar modern BSD hal ini sudah tersedia).

6. Tersedia penampungan sampah terpisah dari sampah pasar (analisis: pada pasar Ciputat hal ini tidak tersedia, sebab sampah masih ditumpuk di tengah dan sekitar jalan, sedangkan pada pasar Modern hal ini telah tersedia).

7. Tersedia sarana desinfeksi khusus di pintu masuk (analisis: pada kedua pasar fasilitas ini belum tersedia).

3). Penilaian pos P3K: Tersedia ruang pos pelayanan kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan / P3K (analisis: pada observasi di kedua pasar fasilitas pos P3K tidak ditemukan / belum ada).

Dengan merujuk pada tabel 4.1, hasil akhir dari penilaian status kesehatan pasar Ciputat adalah “tidak sehat” dengan skor total 845 dari skor maksimal 2.170 yang berarti persentase status kesehatan pasar Ciputat adalah 38,94% dan status


(68)

skor maksimal 2.170 yang berarti persentase status kesehatan pasar Ciputat adalah 67,88%.

5.4 Hasil Penilaian Status Kelayakan Pasar

Penilaian kelayakan pasar terdiri atas empat belas variabel, yang dinilai item checklist yang terdapat didalamnya dimana pada item-item tersebut ada kondisi yang dipersyaratkan sebagai syarat kelayakan pasar, berikut ini adalah hasilnya:

a. Bangunan Pasar

Dari total 9 checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 9 checklist.

b. Bangunan Kios /Los

Dari total 3 checklist, pasar ciputat mendapat 1 checklist dan pasar Modern BSD 3 checklist.

c. Tempat Pembuangan Sampah

Dari total 5checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 4 checklist.

d. Saluran Limbah Dan Drainase

Dari total 3checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.

e. Toilet

Dari total 6 checklist, pasar Ciputat memenuhi 3 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 4 checklist.


(69)

f. Air Bersih

Dari total 3 checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.

g. Tempat Penjualan Makanan dan Bahan Pangan

Dari total 9 checklist, pasar Ciputat memenuhi 4 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 6 checklist.

h. Pengendalian Binatang Penular Penyakit

Dari total 3 checklist, pasar Ciputat dan pasar Modern BSD tidak memiliki nilai.

i. Keamanan Pasar

Dari total 2 checklist, pasar Ciputat memenuhi 1 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.

j. Pencahayaan, Suhu dan Kelembapan

Dari total 2 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.

k. Tempat Cuci Tangan

Dari total 2 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada pasar Modern BSD memenuhi 1 checklist.

l. Tempat Parkir

Dari total 3 checklist, pasar Ciputat tidak memiliki nilai dan pada pasar Modern BSD memenuhi 3 checklist.


(70)

m. Pedagang / Karyawan

Dari total 7 checklist, pasar Ciputat memenuhi 2 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 6 checklist.

n.) Pengunjung

Dari total 2 checklist, pasar Ciputat memenuhi 1 checklist dan pada pasar Modern BSD memenuhi 2 checklist.

Dengan menjumlahkan semua checklist maka diperoleh nilai untuk pasar Ciputat sebanyak 20 checklist yang artinya kelayakannya kurang, dan untuk pasar Modern BSD sebanyak 48 checklist yang artinya kelayakannya baik dari total 59 item checklist berdasarkan tabel 4.2.


(71)

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah pada pelaksanaan penilaian form I yang tidak semuanya dilakukan penilaian itemnya karena penilaian-penilaian tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit dan membutuhkan tenaga yang berkompeten di bidang tertentu.

Item-item yang tidak dilakukan penilaiannya adalah seperti berikut ini: a.) Pada Penilaian Konstruksi: tentang persyaratan bangunan tangga memenuhi.

b.) Penilaian Pencahayaan pasar, baik pada ruang kantor pengelola, tangga maupun keseluruhan pasar.

c.) Pada bagian penilaian sanitasi, tentang kualitas air bersih:

d.) Pada bagian penilaian sanitasi mengenai drainase: tentang pemenuhan baku mutu limbah cair.

e.) Pada bagian penilaian sanitasi, mengenai binatang penular/vektor: angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran dan angka kepadatan lalat maksimal 30 per gril net di tempat sampah dan drainase.

f.) Pada bagian penilaian sanitasi, mengenai kualitas bahan pangan: makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu 4-10 °C, tidak basi, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas, kualitas makanan siap saji sesuai peraturan dan kebersihan peralatan makanan maksimal 100 kuman per cm² permukaan dan E-coli nol.


(72)

g.) Pada bagian penilaian PHBS, mengenai pedagang dan pekerja: pemeriksaan pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular langsung seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, dll

h). Pada bagian penilaian keamanan, mengenai persentase berfungsi tidaknya alat pemadam kebakaran

i.) Pada bagian penilaian fasilitas lain-lain: penilaian fasilitas masjid dan tentang persyaratan fasilitas pemotongan unggas umum.

Keterbatasan lainnya dari penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan metode observasi yang dipengaruhi subjektifitas peneliti dalam menentukan penilaian terhadap item-item variabel kesehatan pasar.

6.2 Status Kesehatan Pasar

6.2.1 Bangunan Pasar

Penilaian melalui observasi dan wawancara tidak terstruktur untuk melakukan penilaian item pada form observasi, skor untuk bangunan pasar Ciputat adalah sebesar 411, sedangkan pada penilaian bangunan pasar modern BSD, diperoleh nilai sebesar 733 dengan penjabaran sebagai berikut:


(73)

Tabel 6.1 Perbandingan Penilaian Bangunan Pasar Bangunan Pasar

Variabel Nilai Pasar

Ciputat

Nilai Pasar Modern BSD

Penataan Ruang Dagang 60 85

Ruang Kantor Pengelola 20 20

Tempat Penjualan Bahan Pangan Basah 32 57 Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering 20 90 Tempat Penjualan Makanan Siap Saji 29 46

Area Parkir 0 95

Atap 80 100

Dinding 85 100

Lantai 45 100

Tangga 40 40

Pintu 0 0

Berdasarkan tabel 6.1 yang masih menjadi masalah bagi kedua pasar adalah pintu kios/los penjual daging, ikan dan sejenisnya menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi binatang atau serangga penular penyakit, dan ketiadaan area parkir,bangunan pasar dan kelengkapan bangunan seperti dinding, tangga, lantai erat kaitannya dengan kesehatan pasar, karena bangunan, dinding, tangga dan lantai yang licin atau tidak terawat juga membahayakan bagi orang yang berada di pasar.


(74)

Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi dalam penelitian ini seperti meja berjualan masih ada talenan yang terbuat dari kayu, tidak ada tempat cuci peralatan yang memadai, serta dinding yang lembab dan kotor (FKM Unair, 2012).

Penting untuk menyediakan pintu atau tirai pada area tertentu seperti penjualan makanan basah atau siap saji, sebab lalat adalah vektor yang berkembang biak pada sesuatu yang berbau tidak sedap (Nurmaini, 2001) dan jika hal ini terjadi maka bisa menyebabkan wabah penyakit diare pada orang yang memakan makanan yang dijual di area makanan siap saji.

6.2.2 Sanitasi

Penilaian sanitasi dalam hal ini meliputi ketersediaan air bersih, kamar mandi dan toilet, pengelolaan sampah, drainase, tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun, pengendalian binatang penular penyakit/vektor, kualitas makanan dan bahan pangan, dan desinfeksi pasar pada kedua pasar tersebut, pasar Ciputat memperoleh nilai 184 dan pasar BSD memperoleh nilai 410 seperti yang dijabarkan dalam tabel berikut:


(75)

Tabel 6.2 Perbandingan Penilaian Sanitasi Pasar Sanitasi

Variabel Nilai Pasar

Ciputat

Nilai Pasar Modern BSD

Air Bersih 60 60

Kamar Mandi dan Toilet 40 70

Pengelolaan Sampah 24 70

Drainase 50 80

Tempat Cuci Tangan 0 80

Binatang Penular Penyakit 0 40

Kualitas Bahan Pangan 10 10

Desinfeksi Pasar 0 0

Berdasarkan tabel 6.2, diketahui bahwa yang masih menjadi masalah bagi kedua pasar adalah ketiadaan pelaksanaan desinfeksi pasar yang seharusnya dilakukan sehari dalam sebulan dengan bahan desinfektan yang tidak mencemari lingkungan, agar pengendalian vektor penyakit berjalan optimal.

Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi penelitian ini seperti kondisi drainase masih terbuka, sampah basah dan sampah kering belum dipisahkan, adanya vektor seperti lalat pada penjualan bahan mentah (FKM Unair, 2012).


(76)

Pengendalian binatang penular penyakit juga masih menjadi masalah. Mengingat vektor seperti lalat, tikus masih muncul dilingkungan pasar Ciputat karena pengelolaan sampah yang belum baik (Sumantri, 2010).

Pengelolaan sampah yang belum berjalan baik (penutup pada tempat sampah untuk menghalangi vektor, jarak tempat sampah lebih dari 10 meter antara satu dengan yang lainnya, pemisahan sampah basah dan sampah kering) akan menyebabkan vektor penyakit seperti lalat dan tikus meningkat populasinya dan beresiko menyebabkan penyakit berbasis vektor seperti diare, typhus, disentri dan lain-lain, pencegahan akan penyakit berbasis vektor ini bisa dilakukan lebih efektif jika tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun.

6.2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pasar Ciputat dan Modern BSD melalui observasi disertai pertanyaan kepada pengelola dua pasar tersebut tentang pelatihan sanitasi dan keamanan pangan, didapatkan skor PHBS pasar Ciputat adalah sebesar 120 dan skor PHBS pasar Modern BSD adalah 150.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pedagang yang berjualan di pasar Ciputat masih memiliki perilaku tidak sehat seperti merokok saat berdagang, buang sampah sembarangan, meludah sembarangan, perilaku seperti ini tidak ada dalam observasi pada pedagang di pasar modern BSD.


(77)

Tabel 6.3 Perbandingan Penilaian PHBS PHBS

Variabel Nilai Pasar

Ciputat

Nilai Pasar Modern BSD

Pedagang/Pekerja 20 50

Pengunjung 0 0

Pengelola 100 100

Pengunjung pada kedua pasar tersebut belum memiliki PHBS yang baik, dalam observasi terlihat bahwa pengunjung kedua pasar tersebut masih buang sembarangan, meludah sembarangan, merokok dan tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah memegang barang dagangan seperti daging dan ikan, dalam observasi pengunjung terlihat hanya membasahi tangan dengan air setelah memegang barang-barang tersebut, bukan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Dalam penelitian kesehatan pasar yang dilakukan di pasar Kapas Krampung tahun 2012, ditemukan beberapa hal yang serupa dalam observasi dalam penelitian ini seperti PHBS pengunjung pasar yang belum baik, contohnya pengunjung masih membuang sampah sembarangan dan merokok di pasar (FKM Unair, 2012).

Pengelola pasar telah mempunyai pengetahuan hygiene sanitasi dan keamanan pangan, hal ini diketahui dari wawancara dan dokumentasi di ruang


(78)

kantor pengelola berupa piagam, sertifikat pelatihan dan alat-alat kit pelatihan keamanan pangan.

PHBS merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena merupakan program yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan yang mempunyai visi yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bemutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Wulansari, 2013).

6.2.5 Keamanan

Dari nilai maksimal sebesar 170 dan komponen yang dinilai sebanyak 7 item, keamanan pasar Modern BSD memperoleh skor 130 dan keamanan pasar Ciputat juga memperoleh skor sebesar 130.

Tabel 6.4 Perbandingan Penilaian Keamanan Pasar Keamanan Pasar

Variabel Nilai Pasar

Ciputat

Nilai Pasar Modern BSD

Pemadam Kebakaran 30 30

Keamanan 100 100

Observasi pada kedua pasar menunjukkan bahwa kedua pasar tersebut telah memiliki pendukung keamanan seperti alat pemadam kebakaran dan petunjuk penggunaannya serta pos keamanan dan personil/petugas keamanan, pos


(79)

keamanan pasar Ciputat terletak di lantai 2 dekat kantor pengelola dan pos keamanan pasar Modern ada di pintu masuk paling kanan, dimana seragam yang dipakai oleh petugas di pasar Ciputat berwarna hijau tua dan seragam petugas keamanan pasar Modern BSD berwarna putih dengan celana hitam.

6.2.6 Fasilitas lain-lain

Penilaian fasilitas lain disini adalah penilaian kesehatan tempat ibadah, penjualan unggas hidup dan pos pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dengan nilai maksimalnya adalah sebesar 180, pasar Ciputat memperoleh nilai 20 dan pasar Modern BSD memperoleh nilai 70 seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.5 Perbandingan Penilaian Fasilitas lain-lain Pasar Fasilitas Lain-lain

Variabel Pasar Ciputat Pasar Modern BSD

Tempat Penjualan Unggas 20 70

Pos P3K 0 0

Berdasarkan tabel 6.5 diketahui bahwa ketiadaan pos P3K masih menjadi masalah bagi kedua pasar tersebut, mengingat peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi 2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja dimana tempat yang jumlah pekerja/pengunjungnya melebihi 150 orang harus tersedia setidaknya 1 orang petugas P3K (Permen Transmigrasi,2008).


(80)

Tempat penjualan unggas sangat penting untuk memiliki desinfeksi di tempat masuk dan memiliki sarana cuci tangan dengan sabun agar orang yang bekerja didalamnya bisa menjaga kebersihan, hal ini penting terutama kaitannya dengan kemungkinan wabah flu burung (Avian Influenza) pada tempat yang padat unggas seperti area pemotongan dan berpotensi menyebar ke daerah sekitarnya.

6.3 Status Kelayakan Pasar

Berdasarkan panduan penilaian form II kepmenkes 519, maka hasil penilaian status kelayakan adalah pasar Ciputat kurang layak dengan skor 20 dan pasar Modern BSD kelayakan baik dengan skor 48, berikut adalah penyajian penilaian status kelayakan pasar Ciputat dan Pasar Modern BSD:

Tabel 6.6 Hasil Penilaian Kelayakan Pasar SUBSTANSI YANG

DINILAI

PENILAIAN Pasar

Ciputat

Pasar Modern

BSD

A BANGUNAN PASAR

1 Bangunan pasar terpelihara 2 Lingkungan pasar bersih

setiap hari ✔

3 Jalan dan lorong dalam pasar

tidak ada sampah berserakan ✔

4 Pasar tidak bau, tidak gelap, tidak pengap, memiliki lubang angin/ventilasi dan pencahayaan yang baik


(81)

Tabel 6.6 (Lanjutan) 5 Lantai tidak retak, rata, tidak

licin dan mudah dibersihkan ✔ 6 Lantai tidak ada genangan air 7 Semua bahan dan peralatan

yang digunakan diletakkan pada tempatnya dan tidak menghalangi jalan/lorong

✔ ✔

8 Semua fasilitas pasar terawat

baik dan bersih ✔

9 Lorong pasar tidak digunakan

untuk berjualan ✔ ✔

B BANGUNAN KIOS /LOS

1 Setiap kios/los bersih dan

tidak ada sampah berserakan ✔ 2 Tidak ada sampah menumpuk

dan membusuk ✔

3 Ada meja tempat berjualan

dan kondisi bersih ✔ ✔

C TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH

1 Mempunyai tempat penampungan sampah sementara (TPS)

✔ ✔

2 TPS tidak bau, tidak ada

sampah berserakan ✔

3 Tersedia tempat sampah di

setiap kios ✔

4 Tersedia tempat sampah di los

pasar ✔

5 Ada pemisahan sampah basah dan sampah kering


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Pasar Modern BSD