BAB IV Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder pasien ulkus diabetik di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng pada bulan Januari 2013
hingga Desember 2014. Data pasien yang digunakan adalah pasien ulkus diabetik yang berobat rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng pada bulan
Januari 2013 hingga Desember 2014. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode Consecutive Sampling hingga dari 100 data rekam medis yang diberikan
Tim Rekam Medis RSUD Cengkareng, didapatkan 59 data yang terdiagnosis ulkus diabetik sedangkan 41 data lainnya di eksklusi karena tidak memenuhi kriteria
inklusi.
Tabel 4.1. Karakteristik Janis Kelamin Pasien Ulkus Diabetik
Variabel Jumlah n= 59
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki 25
42.4 Perempuan
34 57.6
Dari data tabel 4.1. diketahui distribusi pasien ulkus diabetik berdasarkan jenis kelamin dari 59 pasien ulkus diabetik di RSUD Cengkareng pada Januari 2013
– Desember 2014 didapatkan 42,4 25 pasien kasus laki-laki, sedangkan untuk kasus perempuan memiliki angka yang lebih tinggi yakni 57,6 34 pasien. Rasio
kasus ulkus diabetik di RSUD Cengkareng antara laki-laki dan perempuan adalah 1 : 1,36.
Hal ini sependapat dengan penelitian Sugiyanto dkk.
22
di RS Kariadi Semarang yang mendapatkan distribusi pasien ulkus diabetik berdasarkan jenis
kelamin sebanyak laki-laki 42 dan perempuan 58, Syadzwina dkk.
23
di RSUD Arifin Achmad Riau juga mendapatkan distribusi laki-laki sebanyak 43,58 dan
perempuan 56,42 , dilanjutkan dengan Witanto dkk.
24
yang mendapatkan gambaran distribusi pasien ulkus diabetik di RS Immanuel Bandung sebanyak 37
laki-laki dan 63 perempuan. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Decroli dkk.
25
yang mendapatkan distribusi jenis kelamin sebesar 71 laki-laki dan
29 perempuan di RSUP Dr M. Djamil Padang. Perbedaan ini didukung oleh penelitian Llanes dkk.
26
yang mendapatkan rasio antara laki-laki : prempuan sebesar 1 : 0,64, Chomi dkk.
30
dengan rasio 1,4 : 1 serta Raymundo dan Mendoza dkk.
27
dengan rasio 1,1 : 1. Selain itu, Madanchi dkk.
20
juga melaporkan bahwa 58 distribusi jenis kelamin dalam penelitian adalah laki-laki sedangkan 42
perempuan, serta Norafizah dkk.
28
yang mendapatkan 66,2 laki-laki sedangkan perempuan hanya 33,8. Hal ini juga diperkuat oleh Chin-Hsiao Tseng
29
yang menyatakan bahwa laki-laki merupakan salah satu faktor resiko terjadinya ulkus
diabetik. Menurut Chomi dkk.
30
, tingginya distribusi ulkus diabetik pada jenis
kelamin laki-laki kemungkinan disebabkan karena laki-laki dibandingkan dengan perempuan lebih jarang datang berkonsultasi kepada dokter dan kalaupun mereka
datang untuk berkonsultasi ke dokter, sangat sedikit informasi yang mereka ceritakan tentang kondisi mereka.
Walaupun sepintas, sedikit terlihat pola distribusi jenis kelamin perempuan dominan pada penelitian-penelitian di atas yang berasal dari Indonesia kecuali
Decroli dkk. Namun, perbedaan hasil ini terjadi mungkin karena jumlah subjek yang kurang mencukupi karena waktu pengambilan data yang minim atau sesaat
dengan segala keterbatasan penelitian, sehingga kurang menggambarkan pola distribusi jenis kelamin seperti pada umumnya.
31,32
Tabel 4.2. Karakteristik Usia Pasien Ulkus Diabetik
Variabel Jumlah n= 59
Persentase Usia
Dewasa 10
16.9 Lansia
45 76.3
Manula 4
6.8
Untuk distribusi kasus ulkus diabetik di RSUD Cengkareng berdasarkan kelompok Usia Depkes didapatkan usia dewasa 26 - 45 tahun 10 pasien atau
16,9 , kelompok usia lansia 46 – 65 tahun 45 pasien atau 76,3 dan kelompok
usia manula 65 tahun 4 pasien atua 6,8 .