Alur Penelitian METODE PENELITIAN
29 perempuan di RSUP Dr M. Djamil Padang. Perbedaan ini didukung oleh penelitian Llanes dkk.
26
yang mendapatkan rasio antara laki-laki : prempuan sebesar 1 : 0,64, Chomi dkk.
30
dengan rasio 1,4 : 1 serta Raymundo dan Mendoza dkk.
27
dengan rasio 1,1 : 1. Selain itu, Madanchi dkk.
20
juga melaporkan bahwa 58 distribusi jenis kelamin dalam penelitian adalah laki-laki sedangkan 42
perempuan, serta Norafizah dkk.
28
yang mendapatkan 66,2 laki-laki sedangkan perempuan hanya 33,8. Hal ini juga diperkuat oleh Chin-Hsiao Tseng
29
yang menyatakan bahwa laki-laki merupakan salah satu faktor resiko terjadinya ulkus
diabetik. Menurut Chomi dkk.
30
, tingginya distribusi ulkus diabetik pada jenis
kelamin laki-laki kemungkinan disebabkan karena laki-laki dibandingkan dengan perempuan lebih jarang datang berkonsultasi kepada dokter dan kalaupun mereka
datang untuk berkonsultasi ke dokter, sangat sedikit informasi yang mereka ceritakan tentang kondisi mereka.
Walaupun sepintas, sedikit terlihat pola distribusi jenis kelamin perempuan dominan pada penelitian-penelitian di atas yang berasal dari Indonesia kecuali
Decroli dkk. Namun, perbedaan hasil ini terjadi mungkin karena jumlah subjek yang kurang mencukupi karena waktu pengambilan data yang minim atau sesaat
dengan segala keterbatasan penelitian, sehingga kurang menggambarkan pola distribusi jenis kelamin seperti pada umumnya.
31,32
Tabel 4.2. Karakteristik Usia Pasien Ulkus Diabetik
Variabel Jumlah n= 59
Persentase Usia
Dewasa 10
16.9 Lansia
45 76.3
Manula 4
6.8
Untuk distribusi kasus ulkus diabetik di RSUD Cengkareng berdasarkan kelompok Usia Depkes didapatkan usia dewasa 26 - 45 tahun 10 pasien atau
16,9 , kelompok usia lansia 46 – 65 tahun 45 pasien atau 76,3 dan kelompok
usia manula 65 tahun 4 pasien atua 6,8 .
Dari gambaran ini, didapatkan kelompok usia tertinggi yakni kelompok usia lansia yang berkisar antara 46
– 65 tahun dengan rata-rata usia 53,9 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Madanchi dkk.
20
dan Llanes dkk.
26
yang menyatakan bahwa puncak pasien ulkus diabetik berada di dekade ke 5 dan ke 6 kehidupan.
Tidak hanya itu, Mandachi dkk.
20
dalam penelitiannya juga menguraikan bahwa dalam penelitian lain yang ditemukan didapatkan juga rerata usia pasien berkisar
antara 55-60 tahun.
33-36
Chomi dkk.
30
, Raymundo Mendoza dkk.
27
dan Decroli dkk.
25
juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa pasien ulkus diabetik terbanyak masing-masing berada pada kelompok usia 50 -59 tahun dengan rata-rata masing-
masing 53 tahun, kelompok usai 40 – 59 tahun dengan rata-rata 55,2 ± 9,5 tahun
dan kelompok usia 51 – 60 tahun dengan rata-rata usia pasien 56 + 28.2 tahun.
Hal ini kemungkinan terjadi karena pada pasien tua telah terjadi penurunan respon inflamasi, penurunan kemampuan poliferasi sel, perlambatan angiogenesis
dan memiliki laju sintesis kolagen yang lebih rendah dibandingkan dengan degradasinya.
37
Tabel 4.3. Karakteristik Pendidikan Pasien Ulkus Diabetik
Variabel Jumlah n= 59
Persentase Pendidikan Pasien
Tidak sekolah 1
1.7 SD
4 6.8
SMP 3
5.1 SMA
18 30.5
Perguruan tinggi 3
5.1
Didapatkan data untuk tingkat pendidikan pasien, terbanyak adalah tingkat SMA 18 pasien 30,5, diikuti tingkat SD 4 pasien 6,8, tingkat SMP 3 pasien
5,1 yang memiliki jumlah yang sama dengan perguruan tinggi 3 pasien 5,1 dan pasien yang tidak memiliki riwayat penddikan yakni 1 pasien 1,7.