dari   marl,   shale   napal,   berkapur,   endapan   alluvial   atau   volkanik. Ditemukan mulai dari muka laut sampai 200 m dengan iklim tropis basah
sampai subtropics dengan curah hujan tahunan antara 800 – 2000 mm
d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh   curah hujan yang tinggi dan suhu yang   rendah.   Tanah   podzol   bercirikan   miskin   unsur   hara,   tidak   subur,   dan
berwarna merah sampai kuning.  Merupakan tanah dengan bahan organik cukup tinggi   yang   terdapat   diatas   lapisan   berpasir   yang   mengalami   pencucian   dan
berawrna kelabu pucat atau terang. Dibawah horison berpasir terdapat horison iluviasi   berwarna   coklat   tua   sampai   kemerahan   akibat   adanya   iluviasi   bahan
organik dengan oksida besi dan alumunium. Tanah ini berkembang dari bahan induk endapan yang mengandung silika , batu pasir atau tufa volkanik masam.
Tanah dijumpai mulai dari permukaan laut sampai 2000 m dengan curah hujan 2500 – 3500 mmtahun  Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
Tanah   podzol   banyak   dijumpai   di   daerah   pegunungan   tinggi   Sumatra,   Jabar, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
e. Tanah Laterit
Tanah   laterit   adala   tanah   hasil   ‘pencucian’   sehingga   kurang   subur, kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat
haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai   merah.  Tanah   ini   baik   untuk   kelapa   dan   jambu   mete.  Tanah   jenis   ini
banyak   terdapat   di   Jawa   Tengah,   Lampung,   Jabar,   Kal-Bar,   dan   Sulawesi Tenggara.
f. Tanah Litosol
Tanah   litosol   adalah   tanah   hasil   pelapukan   batuan   beku   dan   batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu
miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan.
Tanah   litosol   banya   terdapat   di   P.   Sumatra,   Jawa   Tengah   dan   Timur,   Nusa Tenggara, Maluku selatan, dan Papua.
g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur gamping. Tanah ini terbagi jadi empat jenis, yakni:
1. Renzina. Tanah  ini  merupakan  hasil  pelapukan  batuan  kapur  di  daerah dengan curah hujan tinggi. Ciri tanah ini yaitu berwarna hitam dan miskin
zat hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah berkapur seperti Gunung Kidul Yogyakarta.
2. Mediteran,   meruapakn   hasil   pelapukan   batuan   kapur   keras   dan   batuan sedimen. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat. Tanah jenis ini meski
kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.
3. Mediteran Merah Kuning: merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk   batu   kapur   dengan   kadar   bahan   organik   rendah,   kejenuhan   basa
sedang sampai tinggi, tekstur berat dengan struktur tanah gumpal, reaksi tanah dari agam masam sampai sedikit alkalis pH 6.0 – 7.5. Dijumpai
pada daerah mulai dari muka laut sampai 400 m pada iklim tropis basah