dilakukan adalah dengan membuat kuisioner daftar pertanyaan sekaligus melakukan pengamatan observasi langsung di lapangan. Data sekunder
adalah data yang didapat secara tidak langsung oleh pengumpul data, melainkan melalui perantara baik lembaga maupun pustaka. Data sekunder
diperoleh dari instansi terkait dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode yang dipakai untuk mengolah data adalah dengan analisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif
digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah dan keuntungan secara finansial produk agroindustri kopi bubuk organik, sedangkan analisis deskriptif
kualitatif digunakan untuk menelaah pengembangan usaha agroindustri kopi bubuk organik di Desa Gunung Terang, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten
Lampung Barat yang akan ditinjau dari visi dan misi aspek lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan tersebut.
1. Analisis Nilai Tambah
Untuk mengetahui besarnya nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh agroindustri kopi bubuk organik di Desa Gunung Terang, Kecamatan Way
Tenong, Kabupaten Lampung Barat digunakan metode Hayami seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Format analisis nilai tambah produk agroindustri kopi bubuk organik di Desa Gunung Terang, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung
Barat.
Output, Input, Harga 1. Output kgtahun
2. Bahan baku kgtahun 3. Input tenaga kerja langsung HOKtahun
4. Faktor konveksi 12
5. Konfeksi tenaga kerja 32
6. Harga produk Rpkg 7. Upah rata-rata tenaga kerja RpHOK
Pendapatan dan Keuntungan Rpsatuan bahan baku 8. Harga bahan baku RpKg
9. Sumbangan Input 10. Nilai produk kopi bubuk organik
4 x 6 11. a Nilai tambah
10 – 8 – 9
b Rasio nilai tambah 11a10 x 100
12. a Imbalan tenaga kerja 5 x 7
b Bagian tenaga kerja 12a11a x 100
13. a Keuntungan 11a
– 12a b Bagian keuntungan
12a10 x 100 Balas Jasa Pemilik Faktor-faktor Produksi
14. Marjin keuntungan kantor 10
– 8 a Pendapatan tenaga kerja
12a14 x 100 b Sumbangan input lain
914 x 100 c Keuntungan perusahaan
13a14 x 100 Sumber : Hayami dalam Aji 2009.
Semua nilai pada indikator yang terdapat dalam Tabel 5, dinilai berdasarkan
harga masing-masing produk atau input agroindustri yang berlaku pada tahun analisis.
Untuk mengetahui peranan agroindustri kopi bubuk organik dalam
meningkatkan nilai tambah komoditas kopi organik dapat dilihat dari analisis nilai tambah agroindustri kopi bubuk organik.
Kriteria nilai tambah NT adalah :
a. Jika NT 0, berarti pengembangan agroindustri kopi bubuk organik
memberikan nilai tambah positif. b.
Jika NT ≤ 0, berarti pengembangan agroindustri kopi bubuk organik tidak memberikan nilai tambah negatif
Dengan kata lain apabila harga bahan baku ditambah sumbangan input lain
jumlahnya lebih besar atau sama dengan nilai produk berarti agroindustri kopi
bubuk organik tidak memberikan nilai tambah NT ≤ 0 dan sebaliknya jika harga bahan baku dan sumbangan input lainnya jumlahnya
lebih kecil dari nilai produknya berarti agroindustri kopi bubuk organik memberikan nilai tambah NT 0.
2. Analisis Kelayakan Finansial