UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.6    Khasiat Tanaman Di  Indonesia  tanaman  kemangi  Ocimum  americanum  L.  dapat
dimanfaatkan  untuk  beberapa  kegunaan  antara  lain  sebagai  aneka  sayur,  ramuan minuman  penyegar,  dan  obat  kelainan  tubuh.  Pucuk  daun  kemangi  dapat
dimanfaatkan untuk ulam guna menambah selera makan, sedang daun kemangi dapat digunakan  untuk  bumbu  masak,  penyedap  pepes  ikan,  dll.  Biji  kemangi  dapat
dimanfaatkan  untuk  menekan  dahaga  dan  pendingin  rasa  perut.  Daun  kemangi digunakan  untuk  mengobati  demam,  peluruh  air  susu  kurang  lancar,  dan  rasa  mual.
Biji kemangi digunakan untuk mengobati sembelit Pitojo, 1996. Penelitian  yang  telah  ada  menunjukkan  bahwa  Ocimum  spp  mengandung
senyawa  yang  bersifat  insektisida,  larvasida,  nematisida,  antipiretik,  fungisida, antibakteri dan antioksidan Nurcahyati dkk., 2011; Maryati dkk., 2007.
Thaweboon  2009  telah  melakukan  penelitian  tentang  aktivitas  biologi herba  kemangi  Ocimum  americanum  L.  dilaporkan  bahwa  minyak  atsiri  Ocimum
americanum L memiliki aktivitas terhadap bakteri patogen yang terdapat dalam mulut. Hasilnya  menunjukan  bahwa  minyak  atsiri  ini  memiliki  aktivitas  antimikroba
terhadap  Streptococcus  mutans,  Lactobacillus  casei  dan  Candida  albicans.  Ketiga bakteri  memiliki  nilai  MIC  0,04  vv  dan  masing-masing  memiliki  nilai  MCC
sebesar 0,08, 0,03 dan 0,08 vv.
2.2 Simplisia Depkes, 2000
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan
bahan  yang  dikeringkan.  Simplisia  dapat  berupa  simplisia  nabati,  simplisia  hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
a. Simplisia  nabati  adalah  simplisia  yang  berupa  tanaman  utuh,  bagian  tanaman atau eksudat tanaman, eksudat tanaman ialah isi sel  yang secara spontan keluar dari
senyawa  atau  zat-zat  nabati  lainnya  yang  dengan  cara  tertentu  dipisahkan  dari tanamannya.
b. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. c. Simplisia  pelikan  atau  mineral  adalah  simplisia  yang  berupa  bahan  pelikan
atau  mineral  yang  belum  diolah  atau  telah  diolah  dengan  cara  sederhana  dan berupa zat kimia murni
2.3      Minyak Atsiri 2.3.1    Definisi
Minyak  atsiri  atau  disebut  juga  minyak  eteris  adalah  minyak  yang  bersifat mudah  menguap,  yang  terdiri  dari  campuran  zat  yang  mudah  menguap,  dengan
komposisi dan titik didih yang berbeda-beda Gueter, 1987. Pada  umumnya  minyak  atsiri  dalam  keadaan  segar  tidak  berwarna  atau
berwarna pucat, bila di biarkan akan berwarna lebih gelap, berbau sesuai dengan bau tanaman penghasilnya.  Umumnya larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam
air Dzulkarnain dkk., 1996. Minyak atsiri yang baru biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuningan
dan beberapa jenis ada yang berwarna kemerah-merahan atau biru, rasa dan bau khas, menguap pada suhu kamar, penguapan makin banyak bila suhu dinaikkan. umumnya
larut dalam etanol, dan pelarut organik lain, kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70 Guenter, 1987.
2.3.2    Kandungan Kimia Minyak Atsiri Minyak  atsiri  memiliki  sifat  khas  yaitu  tersusun  atas  berbagai  macam
komponen persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon C, Hidrogen H, dan  Okigen  O  serta  beberapa  persenyawaan  kimia  yang  mengandung  unsur
Nitrogen  N  dan  Belerang  S,  umumnya  terdiri  dari  senyawa  golongan  terpenoid dan fenil propan. Minyak ini memiliki sifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan
baik pengaruh udara, sinar matahari dan panas Sirait dkk., 1985.
2.3.3    Manfaat Minyak Atsiri
Kegunaan  minyak  atsiri  bagi  tanamannya  sendiri  untuk  menarik  serangga yang  membantu  proses  penyerbukan,  sebagai  cadangan  makanan,  untuk  mencegah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kerusakan  tanaman  oleh  serangga  atau  hewan  lain  dan  mempengaruhi  proses transpirasi.  Dalam  industri  sering  digunakan  sebagai  zat  tambahan  dalam  sediaan
kosmetika,  obat,  makanan,  rokok  dan  sebagainya.  Selain  itu  banyak  digunakan sebagai obat anti kuman dan kapang Dzulkarnain dkk., 1996.
2.3.4    Isolasi Minyak Atsiri 2.3.4.1  Metode Penyulingan Guenter, 1987
Penyulingan  adalah  proses  pemisahan  yang  berupa  cairan  atau  padatan  dari dua  macam  campuran,  berdasarkan  perbedaan  titik  uapnya  dan  proses  ini  dilakukan
terhadap minyak atsiri  yang tidak larut terhadap air. Cara memperoleh minyak atsiri dalam tanaman salah satunya adalah dengan penyulingan. Metode penyulingan ada 3
yaitu : a.   Penyulingan dengan Air
Pada  metode  ini,  bahan  yang  akan  disuling  kontak  langsung  dengan  air mendidih.  Bahan  tersebut  mengapung  diatas  air  atau  terendam  secara  sempurna
tergantung  dari  bobot  jenis  dan  jumlah  bahan  yang  disuling.  Air  dipanaskan  dengan metode  pemanasan  yang  biasa  dilakukan  yaitu  dengan  panas  langsung,  mantel  uap,
pipa  uap  melingkar  tertutup  atau  khas  dari  metode  ini  ialah  kontak  langsung  antara bahan dengan air mendidih.
b.   Penyulingan dengan Air dan Uap Pada  metode  penyulingan  ini,  bahan  olah  di  letakan  di  atas  rak-rak  atau
saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Air dapat di panaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap
jenuh  yang  basah  dan  bertekanan  rendah.  Ciri  khas  dari  metode  ini,  adalah  :  1  uap selalu  dalam  keadaan  basah,  jenuh  dan  tidak  terlalu  panas;  2  bahan  yang  disuling
hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas. c.   Penyulingan dengan Uap
Metode  ketiga  disebut  penyulingan  uap  atau  penyulingan  uap  langsung  dan prinsipnya  sama  dengan  yang  telah  di  bicarakan  diatas,  kecuali  air  tidak  diisikan
kedalam  ketel.  Uap  yang  digunakan  adalah  uap  jenuh  atau  uap  panas  pada  tekanan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lebih dari 1 atmosfir. Uap dialirkan melalui pipa berlingkar yang berpori yang terletak diatas saringan.
2.3.4.2  Metode Pengepresan
Ekstraksi  minyak  atsiri  dengan  cara  pengepresan  umumnya  dilakukan terhadap  bahan  berupa  biji,  buah  atau  kulit  buah  yang  memiliki  kandungan  minyak
atsiri  yang  cukup  tinggi.  Akibatya  pengepresan,  maka  sel-sel  yang  mengandung minyak  atsiri  akan  pecah  dan  minyak  atsiri  akan  mengalir  kepermukaan  bahan
ketaren , 1985.
2.4      Obat Kumur
2.4.1    Definisi Obat Kumur Obat kumur merupakan suatu larutan air yang digunakan sebagai pembersih
untuk  meningkatkan  kesehatan  rongga  mulut,  setetika,  dan  kesegaran  nafas  Power dan Sakaguchi, 2006. Obat kumur dapat digunakan juga sebagai agen anti-inflamasi
dan analgesik topikal Farah et al., 2009.
2.4.2    Fungsi Obat kumur
Obat  kumur  sama  seperti  pasta  gigi  mempunyai  fungsi  yang  dapat dikategorikan  sebagai  kosmetik,  terapeutik,  atau  keduanya  Harris  and  Christen,
1987.  Obat  kumur  dapat  digunakan  untuk  membunuh  bakteri,  sebagai  penyegar, menghilangkan  bau  tak  sedap,  dan  memberikan  efek  terapetik  dengan  meringankan
infeksi  atau  mencegah  karies  Combe,  1992.  Keefektifan  obat  kumur  yang  lain adalah kemampuannya menjangkau tempat yang paling sulit dibersihkan dengan sikat
gigi  dan  dapat  merusak  pembentukan  plak,  tetapi  penggunaannya  tidak  bisa  sebagai substitusi sikat gigi Claffey, 2003.
2.4.3    Komposisi Obat Kumur Menurut  Powers  dan  Sakaguchi  2006,  komposisi  obat  kumur  terdiri  atas
tiga komponen utama yaitu : 1     Bahan  aktif,  yang  secara  spesifik  dipilih  untuk  kesehatan  rongga  mulut
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
seperti antikaries, antimikroba, pemberian flouride, atau pengurangan adhesi plak.
2     Pelarut,  biasanya  yang  digunakan  adalah  air atau alkohol. Alkohol biasanya digunakan  untuk  melarutkan  bahan  aktif,  menambah  rasa,  dan
bahantambahan untuk memparlama masa penyimpanan. 3    Surfaktan, untuk menghilangkan plak pada gigi dan melarutkan bahan lain.
Sebagai bahan tambahannya digunakan flavouring agent seperti eucalyptol, mentol, timol, dan metil salisilat yang digunakan untuk menyegarkan nafas.
Volpe  1977  menyebutkan  bahan  dasar  pembuatan  obat  kumur  adalah  air, alkohol,  bahan  penyedap  rasa,  dan  bahan  pewarna.  Bahan-bahan  lain  yang  dapat
ditambahkan  yakni  humektan,  surfaktan,  bahan  antimikroba,  pemanis,  dan  bahan terapeutik.
2.4.4    Humektan
Humektan adalah suatu bahan yang dapat mempertahankan kelembapan dan sekaligus  mempertahankan  air  yang  ada  pada  sediaan.  Humektan  dapat  juga
melindungi  komponen-komponen  yang  terikat  kuat  dalam  bahan  yang  belum mengalami  kerusakan  termasuk  kadar  air,  kadar  lemak,  dan  komponen  lainnya
Jackson, 1995. Dalam sediaan obat kumur humektan berfungsi menjaga kelembutan obat  kumur  dan  mencegah  terjadinya  pengerasan.  Bahan-bahan  yang  digunakan
sebagai humektan antara lain adalah sorbitol, propilenglikol, dan gliserin Cawson dan Spector, 1987.
2.4.5    Surfaktan Surfaktan  adalah  senyawa  yang  dapat  menurunkan  tegangan  permukaan
airlarutan. Aktivitas surfaktan diperoleh karena memiliki sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki sifat polar gugus hidrofilik dapat dengan mudah larut di
dalam  air  dan  sifat  non  polar  gugus  hidrofobik  yang  mudah  larut  dalam  minyak Genaro,  1990.  Penggunaan  surfaktan  pada  obat  kumur  mempunyai  fungsi  sebagai
agen  pembusa  dan  membantu  pengangkatan  plak  dan  sisa-sisa  makanan  dari  gigi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembentukan busa pada obat kumur bertujuan menurunkan tegangan permukaan dan memungkinkan  pembersihan  sampai  ke  sela-sela  gigi.  Surfaktan  dapat  berinteraksi
dengan  kotoran-kotoran  pada  gigi  membentuk  misel,  sehingga  proses  ini  membantu pencegahan  plak  pada  gigi  Shanebrook,  2004.  Surfaktan  juga  digunakan  untuk
mencapai produk akhir yang jernih Mitsui, 1997.
2.4.6    Monografi Bahan
a.        Mentol Mentol  C
10
H
20
O  adalah  alkohol  yang  diperoleh  dari  minyak.  Mentol biasanya dihasilkan terutama dari ekstraksi minyak atsiri, tapi mentol juga dapat dibuat
dengan metode sintetis parsial atau total Armstrong, 2009. Pada obat kumur mentol digunakan sebagai agen perasa Power and Sakaguchi, 2006. Deskripsi serbuk hablur
heksagonal,  tidak  berwarna,  umumnya  seperti  jarum  dan  bau  khas  permen  sehingga digunakan sebagai pewangi. Mentol sangat mudah larut dalam etanol 95 P, minyak
lemak, dan minyak atsiri, tetapi sukar larut dalam air Depkes, 1993. b.        Gliserin
Senyawa  yang berupa cairan kental, jernih, tidak berbau, rasanya manis 0,6 kali dari sukrosa dan higroskopis Armstrong, 2009. Gliserin dapat bercampur dengan
air, etanol 95 P, tidak larut dalam kloroform P, eter P, minyak lemak, dan minyak atsiri.  Gliserin  digunakan  sebagai  humektan,  pelarut,  dan  agen  pemanis.  Gliserin
digunakan  dalam  dunia  kosmetika  sebagai  bahan  bahan  pengatur  kekentalan  pada produk shampoo, obat kumur dan pasta gigi Fauzi, 2002. Gliserin dalam obat kumur
digunakan  untuk  menjaga  agar  zat  aktif  tidak  menguap  dan  memperbaiki  stabilitas suatu bahan dalam jangka lama Jackson, 1995.
c.        Natrium sakarin Natrium sakarin C
7
H
4
NNaO
3
SH
4
O
2
,  BM 205,2 adalah garam natrium dari 1,2  benzisotiazolin-3-on  1,1-dioksida.  Deskripsi  senyawa  serbuk  atau  serbuk  hablur,
berwarna  putih,  tidak  berbau  dan  penggunaanya  adalah  sebagai  pemanis.  Natrium sakarin  sering  digunakan  dalam  formulasi  farmasi,  seperti  tablet,  obat  kumur  dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
suspensi. Daya pemanisnya sekitar 300-600 kali dari sukrosa.  Natrium sakarin lebih larut  air  dibanding  sakarin.  Natrium  sakarin  meningkatkan  sistem  rasa  dan  dapat
digunakan untuk menutupi beberapa karakteristik rasa tidak enak Rowe, 2009. d.        Air
Air  H
2
O,  BM  18,02  memiliki  deskripsi  cairan  jernih,  tidak  berwarna  dan tidak berasa, mempunyai pH cairan antara 5,0 dan 7,0. Air sering digunakan sebagai
bahan pelarut dan disimpan pada wadah tertutup rapat FI , 1995. e.       Natrium Benzoat
Natrium  Benzoat  merupakan  pengawet  berwarna  putih,  berbentuk  serbuk hingga kristal, tidak berbau dan tidak berasa. Aktivitas Na Benzoat sebagai pengawet
dapat berkurang dengan adanya interaksi dengan kaolin Rowe, 2009. f.        Tween 80
Tween  80  adalah  ester  asam  lemak  polioksietilen  sorbitan,  merupakan surfaktan nonionik dengan nama kimia polioksietilen 20 sorbitan monooleat. Rumus
molekulnya  adalah  C
64
H
124
O
26 .
Pada  suhu  25
o
C,  Tween  80  berwujud  cair,  berwarna kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit dan memiliki
pH  6  -  8.  Larut  dalam  air  dan  etanol,  tidak  larut  dalam  minyak  mineral.  Kegunaan Tween  80  antara  lain  sebagai  :  zat  pembasah,  emulgator,  dan  peningkat  kelarutan
Rowe, 2009 g.        Pewarna sintetik hijau No Indeks 42053
Pewarna sintetik hijau no.3 merupakan tepung zat warna yang berwarna hijau dan  bila  dilarutkan  dalam  air  menghasilkan  warna  hijau  kebiruan.  Zat  ini  juga  larut
dalam alkohol 95, tetapi lebih mudah larut dalam campuran air dan alkohol. Zat ini juga larut dalam gliserol dan glikol Armstrong, 2009.
2.5      Evaluasi Fisik Sediaan Obat Kumur
Evaluasi  sediaan  obat  kumur  dilakukan  untuk  mengetahui  kestabilan  dari suatu sediaan larutan selama waktu penyimpanan tertentu. Evaluasi ini dapat dilakukan
melalui pengamatan secara organoleptis rasa,  bau, warna, pengamatan secara fisika viskositas, sentrifugasi, cycling test dan pengamatan secara kimia pengukuran pH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Martin, et al., 1993; Ansel, 2005; Lachman, et al., 1994
2.6      Stabilitas Sediaan Obat Kumur
Stabilitas  diartikan  bahwa  sediaan  obat  yang  disimpan  dalam  kondisi penyimpanan  tertentu  di  dalam  kemasan  penyimpanan  dan  pengangkutannya  tidak
menunjukan  perubahan  sama  sekali  atau  berubah  dalam  batas-batas  yang diperbolehkan.  Faktor  yang  menyebabkan  ketidakstabilan  sediaan  obat  dapat
dikelompokkan  menjadi  dua.  Pertama  adalah  kecocokan  bahan  aktif  dan  bahan pembantunya sendiri yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia-fisikanya. Kedua
adalah faktor luar seperti suhu, kelembapan udara dan cahaya yang dapat menginduksi atau mempercepat jalannya reaksi. Hal penting lainnya adalah kemasan, jika digunakan
wadah yang terbuat dari bahan sintesis Voight, 1995 dalam Nabiela, 2013.
2.7      Ekstraksi Cair-cair