Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan selama ± 5 bulan, terhitung mulai dari bulan Mei - Oktober tahun 2015 di Laboratorium Penelitian 1, Laboratorium Penelitian 2, Laboratorium Analisa Obat dan Makanan Halal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Balitro-Cimanggu Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur pyrex, beaker glass Schott Duran, timbangan analitik KERNKB, hot plate IKA RW, stirer IKA RW, pH meter Horiba F-52, mikropipet, termometer, Gas Chromatography-Mass Spectrometry Agilent Technologies, piknometer Pyrex,Plat aluminium TLC silica gel 60 F254 Merck, viskometer ostwald, alat destilasi, spatula, lemari pendingin sanyo medicool, alumunium foil. 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah herba kemangi, minyak atsiri herba kemangi Ocimum americanum L., aquadest, natrium sulfat Na 2 SO 4 anhidrat, tween 80, gliserin, natrium sakarin, mentol, pewarna hijau no. Indeks 42053.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Penyiapan Bahan uji Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah herba kemangi Ocimum americanum L. yang di dapat di Kampung Grogol, Depok. Sampel di ambil pada tanggal 27 November 2014. Selanjutnya tanaman ini dideterminasi di Herbarium Bogoriense, LIPI, Cibinong, Bogor. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 17 3.3.2 Destilasi Minyak Atsiri Kemangi Herba kemangi diambil dalam keadaan segar sebanyak 25 kg, lalu dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan segala jenis kotoran yang melekat. Setelah pencucian selesai, kemangi di kering-anginkan selama 48 jam untuk mengurangi kadar air dan di rajang menjadi beberapa bagian. selanjutnya dilakukan proses destilasi uap-air selama 4 jam dan ditampung tetesannya selama 4 jam. Minyak atsiri yang telah berhasil di dapatkan di bebas-airkan dengan penambahan natrium sulfat Na 2 SO 4 anhidrat untuk menghilangkan kandungan air sehingga di dapat minyak atsiri kemangi murni. 3.3.3 Penentuan Komponen Kimia dalam Minyak Atsiri Kemangi Komponen kimia penyusun minyak atsiri di analisa dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa, gas pembawanya adalah helium dengan kecepatan aliran gas 0,5 mLmenit dan tekanan kolom 1,1 psi. Suhu kolom di program dari 50 o C sampai 250 o C dengan 2 tahap kenaikan. Pada tahap awal suhu kolom dibuat konstan 50 o C selama 5 menit, lalu dinaikan sampai 80 o C dengan kecepatan kenaikan 2 o Cmenit. Pada suhu 80 o C suhu dipertahankan selama 1 menit dan selanjutnya dinaikan 2 o Cmenit. Pada suhu 80 o C suhu dipertahankan selama 1 menit dan selanjutnya dinaikan menjadi 250 o C dengan kecepatan 4 o Cmenit. Kondisi pada suhu 250 o C ini di pertahankan selama 4,5 menit. Suhu injektor selama analisis berlangsung di program konstan pada suhu 225 o C, sedangkan suhu detektor tumbukan elektron konstan pada suhu 250 o C. Spektrum massa masing-masing uncak selanjutnya dibandingkan dengan spektrum massa autentik yang ada pada library bank NIST National Institute of Standard Technology Sulianti, Sri Budi., 2008 yang telah dimodifikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3.3.4 Parameter Uji Minyak Atsiri 3.3.4.1 Parameter Spesifik Depkes, 2000 1. Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas dengan cara melihat kandungan dari minyak atsiri kemangi. 2. Mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa dari minyak atsiri kemangi. 3.3.4.2 Parameter non-spesifik 1. Bobot Jenis Depkes 1995; Depkes 2000 Parameter bobot jenis adalah masa per satuan volume pada suhu kamar tertentu 25 o C yang ditentukan dengan alat khusus. Bobot jenis dari sampel minyak atsiri kemangi ditentukan dengan menggunakan piknometer. Pada suhu ruangan, piknometer yang bersih dan kering ditimbang A g. Kemudian diisi dengan air dan ditimbang kembali A1 g. Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dan piknometer dibersihkan. Minyak atsiri kemangi diisikan kedalam piknometer dan ditimbang A2 g. Bobot jenis minyak dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut : Bobot jenis ρ = A A A A   1 2 X Bobot jenis air 1 gmL 2. Indeks Bias Depkes, 1995; Guenther, 1987 Indeks bias suatu zat n adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berguna untuk identifikasi zat dan deteksi ketidakmurnian. Refraktor adalah alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan nilai indeks bias. Refraktor Pulfrich Abbe digunakan untuk analisis minyak atsiri. Pembacaan dapat langsung dilakukan tanpa menggunakan tabel konversi; minyak yang diperlukan untuk penetapan hanya berjumlah 1-2 tetes dan suhu saat pembacaan dilakukan dapat diatur baik. 3. Rotasi Optik Depkes, 1995 Rotasi optik dinyatakan dalam derajat rotasi jenis. Prosedur yang dilakukan adalah jika zat berupa cairan, atur suhu hingga 25 o C dan pindahkan ke dalam tabung polarimeter. Lakukan sebagai berikut : mulai dengan “Lakukan paling sedikit 5 kali UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pembacaan”. Lakukan penetapan blangko dengan tabung kosong kering.

4. Kelarutan dalam alkohol Guenther, 1987

Kelarutan minyak atsiri dalam alkohol dapat dilakukan dengan memasukan 1 mL minyak ke dalam 10 mL labu silinder bertutup dikalibrasi pada 0,1 mL dan tambahkan secara perlahan-lahan sejumlah kecil alkohol dengan konsentrasi tertentu kemudian dikocok. Jika dihasilkan larutan jernih, catatlah jumlah volume dan konsentrasi alkohol yang dibutuhkan

3.4 Formulasi Sediaan Obat Kumur