Latar Belakang Masalah Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pegawai pada Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang sedemikian pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi Informasi TI. Perpustakaan yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi harus berhadapan dengan apa yang dinamakan Teknologi Informasi TI. Teknologi informasi di perpustakaan selalu menjadi tolok ukur dalam bentuk kemajuan dari sebuah perpustakaan, perpustakaan juga dituntut untuk memberikan layanan informasi yang cepat dan tepat. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi pada perpustakaan adalah untuk memberikan informasi tentang pentingnya teknologi informasi bagi perpustakaan, untuk menyediakan akses informasi yang diperlukan bagi kegiatan pendidikan dan penelitian di perpustakaan, untuk mengimplementasikan sistem informasi perpustakaan, untuk meningkatkan pelayanan dan fungsi tenaga perpustakaan. Dengan perkembangan teknologi informasi pada perpustakaan, pihak perpustakaan diminta untuk menyadari bahwa pustakawan sangat berperan penting dalam kemajuan perpustakaan demi kemajuan tersebut dibutuhkan pustakawan yang memiliki kompetensi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pustakawan adalah kompetensi teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu kendala dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah mengenai sumber daya manusia SDM perpustakaan. Kondisi SDM perpustakaan di Indonesia pada umumnya adalah secara kualitas dan kuantitas masih terbatas, tidak merata dan kurang adanya kreativitas dan keinginan untuk menekuni profesi secara mendalam. Sementara itu, perpustakaan berbasis teknologi informasi menuntut pustakawan yang memiliki keterampilan di bidang database, aplikasi perpustakaan, internet, jaringan serta pengelolaan komputer. Untuk menjaga kualitas SDM , maka pustakawan sebagai pengelola 2 perpustakaan harus mempunyai persepsi dan meyakini bahwa TI merupakan bagian penting dalam pengelolaan perpustakaan. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan Dewiyana, 2006. Perpustakaan juga memerlukan kompetensi yang menunjukkan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki pustakawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar yang dimiliki profesinya. Kompetensi menunjukkan integritas pribadi dan jaminan tanggung jawab profesionalitas individu terhadap masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Seseorang dapat dinyatakan kompeten apabila menguasai pengetahuan dalam bidangnya, memiliki kemampuan dan motivasi tinggi dalam pencapaian kesuksesan. Pada perpustakaan dimasa sekarang ini kompetensi yang harus dimiliki seorang pustakawan yaitu kompetensi teknologi informasi dan komunikasi TIK. Kompetensi teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah kombinasi antara perangkat keras dan perangkat lunak dengan kemampuan jaringan komunikasi yang sangat berkaitan dengan ICT Literacy yang digunakan untuk berbagai keperluan yang harus dikuasai oleh seorang pustakawan. Literasi TIK berperan penting dalam pertumbuhan teknologi yang terbaru dalam pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan laporan dari International Literasi ICT 2007 dinyatakan bahwa “ICT Literacy sebagai penggunaan teknologi digital, alat komunikasi, dan jaringan untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi agar mampu menghasilkan pengetahuan untuk masyarakat”. Sehubungan dengan pernyataan di atas, bahwa ICT Literacy terbagi dalam lima komponen penting dalam literasi TIK, kelima komponen merupakan satu set keterampilan dan pengetahuan disajikan dalam urutan yang menunjukkan peningkatan kompleksitas yang kognitif, menurut Educational Testing Service ETS ada lima definisi ICT Literacy tersebut adalah: 1 akses, yaitu memahami cara mengakses informasi dan mengetahui bagaimana mengumpulkan serta menyimpanmenghasilkan informasi, 2 mengelola, yaitu menerapkan organisasi 3 yang ada atau skema klasifikasi, 3 mengintegrasikan, yaitu menafsirkan dan mewakili informasi, yang melibatkan meringkas informasi, membandingkan dangan kontras, 4 evaluasi, yaitu membuat penilaian tentang mutu, relevansi, kegunaan, atau efisiensi informasi, 5 membuat, yaitu mampu menghasilkan informasi dengan beradaptasi, menerapkan, merancang, menciptakan, atau authoring informasi. Penulis menggunakan model Educational Testing Service ETS di atas sebagai indikator pada penelitian ini karena Educational Testing Service ETS merupakan suatu model komponen yang mencakup keseluruhan dan menjelaskan dengan rinci tentang kemampuan atau keahlian dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang harus dimiliki seorang pegawai perpustakaan. Agar dapat mealkukan kegiatan operasional perpustakaan dengan baik pustakawan yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi TIK harus memiliki kemampuan dalam menggunakan komputer, serta memahami teknik penelusuran informasi secara on-line, serta memiliki kemampuan pada manajemen media, manajemen jaringan dan informasi. Pada era informasi ini, pegawai profesional harus memiliki latar belakang disiplin ilmu perpustakaan dan informasi. Selain itu seorang pustakawan profesional dituntut memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas pustakawan dengan motivasi yang tinggi dilandasi dengan sikap dan kepribadian yang menarik dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pengguna jasa perpustakaan. Perpustakaan umum Kabupaten Deli Serdang memiliki jumlah koleksi buku sebanyak 23.601 eksemplar dan memiliki 11 orang pegawai perpustakaan. Sehubungan dengan itu, pelayanan pada perpustakaan umum Kabupaten Deli Serdang saat ini belum berjalan secara maksimal untuk menciptakaan perpustakaan yang berbasis digital automasi, kendala yang dihadapai yaitu kurangnya pustakawan yang memilki keahlian atau menguasai bidang teknologi informasi dan komunikasi TIK sehingga menjadi suatu kendala dalam pengelolaan perpustakaan untuk mewujudkan perpustakaan yang terautomasi. Sistem automasi yang digunakan pada perpustakaan umum Kabupaten Deli Serdang saat ini tidak sepenuhnya mampu dimanfaatkan karena 4 kurangnya pustakawan yang mampu menggunakan atau mengaplikasikan sistem automasi tersebut, untuk mendukung pemanfaatan sistem automasi tersebut maka dibutuhkan pula pustakawan yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Kompetensi TIK Pustakawan Pada Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang”. Alasan penulis menetapkan judul tersebut bahwa kemajuan suatu perpustakaan sangat berpengaruh pada pengelolaan perpustakaan tersebut, dalam menciptakan perpustakaan yang memilki pelayanan yang baik oleh sebab itu sangat dibutuhkan pustakawan yang memiliki kompetensi yang baik pula, kompetensi yang dimiliki seorang pustakawan sangat berpengaruh untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang dimiliki agar dapat berjalan secara maksimal.

1.2 Rumusan Masalah