Model ICT Literacy Menurut Educational Testing Service ETS

25 2 Mengidentifikasilokal versusprinter jaringan 3 Mengaturset-up, previewpekerjaan cetakdanmelakukan operasicetak. 6. Menggunakan Fasilitas Web Memahamidan menggunakanjejaring sosialserta kolaborasi fasilitas online a. Menempatkan dan membaca blog dan mendengarkan podcastmenunj ukkan keakraban dengan micro-blogging b. Menunjukkan keahlian menggunakanfeedreaders c. Menunjukkankeahlian denganalat pesan instan dan jejaring sosial. d. Menunjukkankeahlian denganfoto-sharing e. Menunjukkankeahlian dalam menggunakan file-sharingsecara online dan alat-alat kolaborasi GoogleDocs, Zoho, wiki f. Menggunakanprogramwebconferencing g. Mengidentifikasi danmenggunakanmenubantuan,tutorial danmendukung masyarakatuntuk memperolehyang diperlukan keterampilan h. Menempatkandan mengikutisumberinformasiuntuk tetap informasiteknologi baruda n alat-alatsosial. Untuk menerapkan standar kompetensi TIK bagi pustakawan merupakan sebagai pemikiran awal bagi tersedianya tenaga pustakawan yang memiliki keahlian komputer. Alasannya adalah di masa depan perpustakaan tidak akan dan tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam mengelola dan mengakses bahan-bahan perpustakaan seperti jurnal elektronik, buku elektronik, multimedia, internet, basisdata electronik. kompetensi teknologi juga menekankan bahwa semua pustakawan perlu berperan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap efektivitas kinerja pustakawan terhadap keseluruhan organisasi, dan setiap pustakawan harus mampu mengelola informasi, menggunakan teknologi informasi, dan pelestarian sumber daya informasi baik baru maupun yang sudah ada dalam semua bentuk format.

2.7 Model ICT Literacy Menurut Educational Testing Service ETS

Pada Januari 2001, Educational Testing Service ETS mengadakan sebuah penelitian skala internasional untuk mempelajari kaitan erat antara teknologi informasi dan komunikasi TIK dengan Literacy.Literacy ICT merupakan hal penting dalam pertumbuhan teknologi baru dalam pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari, berdasarkan laporan dari International 26 Literacy ICT pada Educational Testing Service ETS 2007 mendefinisikan Literacy ICT sebagai berikut:ICT literacy is using digital technology, communications tools, andor networks to access, manage, integrate, evaluate, and create information in order to function in a knowledge society. Definisi di atas dapat diartikan bahwa ICT Literacy mencakup dalam menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan jaringan untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi agar dapat menjadi pengetahuan untuk masyarakat. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, bahwa literasi TIK terbagi dalam lima komponen penting dalam ICT Literacy. Menurut Educational Testing Service ETS ada lima komponen yang merupakan satu set keterampilan dan pengetahuan disajikan dalam urutan yang menunjukkan peningkatan kompleksitas yang kognitif, lima definisi ICT Literacy tersebut adalah sebagai berikut: 1. Access - knowing about and knowing how to collect andor retrieve information. 2. Manage - applying an existing organizational or classification scheme. 3. Integrate - interpreting and representing information. It involves summarizing, comparing and contrasting. 4. Evaluate - making judgments about the quality, relevance, usefulness, or efficiency of information. 5. Create - generating information by adapting, applying, designing, inventing, or authoring information. Lima definisi ICT Literacy di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Akses, yaitu memahami cara mengakses informasi dan mengetahui bagaimana mengumpulkan serta menyimpanmenghasilkan informasi. 2. Mengelola, yaitu menerapkan organisasi yang ada atau skema klasifikasi. 3. Mengintegrasikan, yaitu menafsirkan dan mewakili informasi, juga mecakup meringkas, membandingkan informasi secara kontras. 4. Evaluasi, yaitu membuat penilaian tentang mutu informasi, relevansi, kegunaan, atau efisiensi informasi. 5. Membuat, yaitu mampu menghasilkan informasi dengan cara beradaptasi, menerapkan, merancang, menciptakan, atau authoring informasi. Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam laporan International Literacy ICT pada Educational Testing Service ETS dinyatakan bahwa ada lima asumsi utama yang membantu menentukan kerangka kerja pada ICT Literacy: 27 1. ICT secara fundamental mengubah cara hidup kita baik dalam belajar maupun bekerja. Alat teknologi dan aplikasi teknologi yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran terhadap pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi.. 2. Perkembangan ICT yang semakin pesat. 3. Penggunaan teknologi yang tidak dapat dibatasi oleh budaya, ekonomi, jenis kelamin, geografis, linguistik atau hambatan fisik. 4. Masyarakat pembuat suatu kebijakan memiliki tanggung jawab untuk menentukan komponen pengetahuan tentang teknologi digital. 5. Sebuah definisi yang dapat diterima yang mencerminkan lebih luas tentang pemahaman suatu komponen penting dari Literacy ICT akan mendorong transformasi pada keterampilan dan pengetahuan yang harus diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan bagi tenaga kerja pada masa mendatang. Educational Testing Service ETS sangat meyakini bahwa tingkat yang lebih tinggi tentang Literacy ICT memiliki potensi untuk mengubah, tidak hanya terhadap kehidupan individu dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan seseorang, tetapi pada masyarakat secara keseluruhan pula. Educatinal Testing Service ETS berharap bahwa pengembangan dan pelaksanaan penilaian yang akan memberikan bukti yang lebih efektif dan dapat diciptakan yang bertujuan untuk menerapkan Literacy ICT terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Literacy ICT yang baik dapat pula dicapai melalui pembelajar atau sebuah pengalaman yang mengintegrasikan secara kognitif dan teknik belajar secara terfokus terhadap kurikulum yang telah ditetapkan, baik secara akademis maupun teknis. Keterampilan Literacy ICT perlu diintegrasikan tepat kedalam kurikulum dalam menangani keterampilan secara kognitif, serta menangani pada teknologi informasi dan keterampilan teknis untuk memastikan adanya peningkatan Literacy ICT. 28 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian