Kompetensi Pustakawan Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pegawai pada Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang

13

2.5 Kompetensi Pustakawan

Untuk memandang persoalan kompetensi pustakawan Indonesia, niscaya kita akan melihat bahwa keinginan untuk menerapkan pengukuran kinerja berdasarkan kompetensi harus dilakukan dengan bijaksana. Pandangan tentang kompetensi harus disertai pemahaman yang benar tentang peran pustakawan dan posisinya dalam bidang ini. Terutama jelas nampak bahwa sistem kerja berbasis kompetensi memerlukan demokratisasi di tempat kerja. Sehubungan dengan hal di atas, Pendit 2008 menyatakan bahwa persoalan kompetensi pustakawan secara lebih kontekstual berhubungan dengan 3 faktor penting, yaitu: 1. Perkembangan masyarakat dan teknologi informasi yang secara langsung memengaruhi kebutuhan akan masyarakat yang kompeten di bidang informasi. Artinya, kompetensi informasi dapat menjadi kebutuhan semua pihak, bukan hanya pustakawan. Ada beberapa aspek kompetensi informasi inimenjadi bersifat umum, sehingga dapat saja masyarakat yang bersangkutan merasa bahwa tidak diperlukan profesi khusus untuk membantu mereka mencapai tingkat kompeten di bidang informasi. 2. Posisi pustakawan dalam sistem kerja yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan menentukan bagaimana kompetensi ditetapkan dan dijadikan alat ukur. Dalam hal ini, jika pustakawan merupakan pihak yang kurang memiliki posisi tawar, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan kompetensi menjadi wewenang pihak lain. Hubungan antara pustakawan dengan pihak yang mengukur pun menjadi sepihak. Padahal kompetensi harus dilihat dari sisi kedua belah pihak. 3. Ketersediaan sarana pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi merupakan harga mati jika kompetensi ingin dikaitkan dengan kinerja keseluruhan sebuah organisasi. Konsentrasi pada penetapan standar serta pengukuran kompetensi seringkali menyebabkan posisi pekerja semakin terpojok. Mereka terus dituntut untuk memenuhi standar, tetapi tidak diberi kesempatan untuk berkembang. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan sebagaimana diuraikan di butir sebelumnya. Pendapat lain Menurut Diamond dan Dragich 2001 menyatakan bahwa “seorang pustakawan dimasa kini justru lebih memerlukan kepercayaan diri dan kemampuan berkembang secara mandiri”. Sebelum menerapkan pendekatan berbasis kompetensi, seluruh jajaran pustakawan Indonesia harus terlebih dahulu memastikan ketersediaan sumberdaya profesional bagi para pustakawan 14 Indonesia.Termasuk di dalam sumberdaya ini adalah kepastian tentang posisi pustakawan di dalam kehidupan masyarakat informasi, sarana pendidikan dan pengembangan profesi, serta tanggung jawab sosial-budaya pustakawan sebagai orang profesional. Semua ini akhirnya akan bermuara pula pada otonomi pustakawan sebagai pekerja profesional. Di Indonesia jelas bahwa para pustakawan Indonesia menghadapi fenomena yang sama sebagai bagian dari masyarakat informasi yang berkembang. Sebab itu, otonomi pustakawan Indonesia menjadi taruhan besar yang akan ikut menentukan perkembangan profesi ini selanjutnya. Sementara itu, pustakawan juga memerlukan kemampuan sintesis, pemahaman situasi, etika, dan kemampuan menginterpretasi makna dari sebuah situasi dari berbagai perspektif dan sisi pandang. Seorang pustakawan Indonesia harus terus mengembangkan diri, tetapi pendidikan dan sistem pelatihan untuk melakukan hal ini kurang memadai. Pendidikan profesional bagi pustakawan Indonesia, baik melalui jalur formal maupun informal, patut mendapat sorotan yang terus menerus. Kemampuan perpustakaan di Indonesia dalam mengikuti dan mengantisipasi perkembangan zaman menjadi faktor penting jika ingin menerapkan sistem berbasis kompetensi. Pada saat yang sama juga harus ingat bahwa persoalan kompetensi pustakawan bukan hanya persoalan pihak-pihak yang akan membuat standar dan mengukur kinerja pustakawan. Pendapat lain dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki 2006 menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang tenaga perpustakaan adalah “yang memilki pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang diterapkan dalam melaksanakan tugasnya”. Senada dengan pendapat Sulistyo-Basuki di atas, Mirable yang dikutip oleh Dewiyana 2006 mendefinisikan kompetensi sebagai “suatu pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau hal-hal yang berhubungan kinerja yang tinggi dalam pekerjaan, seperti penyelesaian masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan”. Sedangkan Wicaksono 2004 bahwa kompetensi pustakawan terdiri atas beberapa Skill yaitu: 15 1. Skill Manajemen Informasi Yang termasuk dalam Skill manajemen Informasi adalah: a. Mencari informasi serta proses pencarian informasi, yang terbagi dalam: 1 Mendefinisikan kebutuhan informasi 2 Melakukan penelusuran, yaitu mempunyai keahlianskill dasar dalam melakukan penelusuran informasi. 3 Memformulasikan strategi penelusuran, pengetahuan mendasar dan komprehensif yang sumberdaya informasi yang tepat termasuk strukturnya, Skill tentang suatu subjek juga perlu. b. Menggunakan Informasi, yaitu proses menggunakan informasi terbagi dalam: 1 Evaluasi Informasi yang didapat. 2 Menilai informasi yang didapat. 3 Meng-integrasikan informasi dari berbagai sumber. 4 Memilah informasi 5 Interpretasi informasi. c. Membuat dan menciptakan informasi, merupakan output dari pembuatan informasi adalah produk yang bisa membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Dalam melakukan pengemasan ulang informasi, hal-hal penting yang harus diperhatikan: 1 Menentukan tujuan kemas ulang informasi. 2 Menentukan isi yang dianggap penting key content. 3 Memilih format yang tepat tertulis, lisan, visual tergantung audiens dan tujuan. 4 Mengerti implikasi legal dari suatu proses kemas ulang informasi, 5 Menyediakan panduan, dokumentasi dan referensi. d. Organisasi Informasi, merupakan Salah satu misi pustakawan yaitu pemakai memanfaatkan informasi. Beberapa skill yang membantu pustakawan agar pemakai mudah dalam mencari dan menggunakan informasi adalah: 1 Membuat abstrak abstracting, yaitu kemampuan untuk menulis ringkasan sesuatu yang membuat pembaca bisa menangkap dengan jelas relevansi dan pentingnya informasi yang ingin disampaikan. 2 Menyusun indeks indexing, yaitu menggunakan system klasifikasi atau taksonomi tesaurus, tajuk subjek yang ada. 3 Melakukan retensi, review termasuk pemberian informasi versi versioning system. e. Penyebaran informasi, yaitu: 1 Kemampuan menyampaikan dan mempromosikan marketing ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk tertulis, oral, presentasi. 2 Mendengar dan mengevaluasi opini dan informasi dari orang lain. 3 Menggunakan perangkat TI yang punya unsur interaktifitas tinggi seperti Portal yang memudahkan berbagi informasi. 16 4 Memfasilitasi berbagai bentuk forum berbagi informasi sharing knowledge forum antar pemakai. 2. Skill interpersonal Skill interpersonal merupakan bagi pustakawan yang berperan dalam berkomunikasi dengan pengguna dan sesama rekan kerja, terbagi atas yaitu; memampuan berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain, mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan struktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif. a. Kemampuan mendengar b. Kemampuan memberikan umpan balik yang baik beragam situasi yang dihadapi orang lain. c. Kemampuan merespon mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi. d. Kemampuan menggunakan mekanisme komunikasi formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai. e. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain, seperti menghargai kontribusi individu. f. kemampuan untuk belajar mandiri self learning skill. g. Kemampuan berinisiatif tanpa harus di suruh self initiation. h. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim. i. Cerdas dan mampu melakukan sesuatu secara terfokus. j. Memiliki jiwa entrepreneurship. 3. Skill Teknologi Informasi Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi Informasi untuk membantu semua proses kerja. Beberapa skill TI yang diperlukan : a. Desain dan Manajemen database b. Data warehousing c. Penerbitan elektronik d. Pengelolaan Hardware e. Arsitektur informasi f. Sumber informasi elektronik g. Integrasi Informasi h. Desain intranet dan ekstranet i. Aplikasi perangkat lunak j. Pemrograman k. Alur kerja l. Text processing m. Metadata n. Perangkat lunak untuk manajemen informasi information management tools. 4. Skill Manajemen Skill manajemen terdiri dari yaitu: 17 a. Administrasi, yaitu mampu membuat system administrasi yang baik bagi berbagai kegiatan yang akan dilakukan. b. Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan kegiatan lain yang terkait. c. Manajemen Perubahan, yaitu mampu mengatur berbagai kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan. d. melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait. e. Kepemimpinan, yaitu mempunyai karakter kepemimpinan. f. Pengukuran, yaitu mampu melakukan pengukuran terhadap kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan. g. Manajemen sumberdaya manusia. h. Manajemen proyek, yaitu mampu memimpin dan mengatur sebuah proyek. i. Relationship Management, yaitu ampu menjaga hubungan baik dengan sesama pustakawan dan pemakai. j. Team Building, yaitu mampu membangun tim kerja yang kompak dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan. k. Manajemen Waktu. l. Pelatihan dan pengembangan. m. Mampu melakukan perencanaan strategis dan implementasinya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa konsep kompetensi pustakawan meliputi pengetahuan manajemen informasi, keterampilan, dan kemampuan individu termasuk sifat-sifat, perilaku, dan keperibadian, serta motivasi, dan menguasai bagian TIK agar mampu melaksanakan tugasnya secara efisien dan mampu bertahan dalam pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

2.6 Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pustakawan