13
D. Asesmen Otentik
Penilaian hasil belajar peserta didik harus menggunakan penilaian yang menilai seluruh aspek dalam pembelajaran. Penilaian otentik dituntut dapat menilai semua
aspek dalam proses pembelajaran. Adapun aspek-aspek dalam pembelajaran yaitu aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Sehingga penilaian otentik harus
memperlihatkan keseimbangan antara penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan peserta didik. Pada penilaian ini guru dapat mengambil penilaian
ketika proses pembelajaran sehingga penilaian ini tidak hanya dilakukan di akhir periode pembelajaran saja. Penilaian otentik menurut Pantiwati 2013: 26
menjelaskan sebagai berikut: Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran yang harus sejalan
dengan perkembangan model dan strategi pembelajaran. Seiring dengan perkembangan kurikulum, maka asesmen yang digunakan harus
mengalami perkembangan juga. Pada kurikulum 2013, asesmen yang ditekankan adalah asesmen otentik. Asesmen otentik adalah asesmen yang
menekankan pada permasalahan atau kenyataan nyata yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Penilaian otentik menurut Kunandar 2013: 35 mendefinisikan sebagai berikut:
Penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan
berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Dasar
KD dan Kompetensi Inti KI.
Penilaian otentik menurut Mueller dalam Abidin 2012: 168 mendefinisikan bahwa seperti berikut:
Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan
untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.
14 Penilaian otentik menurut Grounlund dalam Pantiwati 2013: 12 mendefinisikan
sebagai berikut: Asesmen otentik adalah asesmen yang berpusat pada pelajar nyata seperti
kehidupan sehari-hari dan terintegrasi dalam strategi pembelajaran, bersifat berkelanjutan dan dilakukan terhadap proses dan produk.
Asesmen otentik merupakan suatu proses yang terintegrasi untuk menentukan ciri dan tingkat belajar dan perkembangan belajar peserta didik seperti yang dijelaskan
Kunandar 2013: 35: Asemen otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran oleh anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik adalah
asesmen yang menilai apa yang dipelajari siswa bukan apakah siswa tersebut belajar. Sehingga pada asesmen otentik ini tidak hanya menilai apa yang diketahui
oleh siswa saja tetapi juga menilai apa yang dapat siswa lakukan dalam proses pembelajaran.
Implementasi dari asesmen otentik harus mengikuti prinsip-prinsip:
1 Asesmen merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran.
2 Asesmen harus mencerminkan masalah dunia nyata.
3 Asesmen harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. 4
Asesmen meliputi semua aspek dari tujuan pembelajaran, baik kognitif, afektif maupun sensori motorik.
15
E. Jenis-Jenis Asesmen Otentik