Pembelajaran IPA Terpadu TINJAUAN PUSTAKA
24 yang dilakukan siswa mengikuti langkah-langkah metode ilmiah. Dalam
melakukan eksperimen, siswa diharapkan terampil menggunakan alat-alat eksperimen dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan. Dan yang terakhir
siswa ditanamkan sikap ilmiah berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dan sikap tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Pembelajaran IPA menurut Prihanto Laksmi dalam Trianto 2010: 142 antara lain:
1 memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan
bagaimana bersikap; 2
menanamkan sikap hidup ilmiah; 3
memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan; 4
mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya; dan
5 menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA di Sekolah Menengah Pertama SMP pada kurikulum tahun 2013 terdapat beberapa perubahan diantara adalah
konsep pembelajarannya dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science
atau “IPA Terpadu” bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Pembelajaran IPA di sekolah merujuk pada keterpaduan mata pelajaran fisika,
kimia, dan biologi dengan menggunakan metode ilmiah atau pendekatan ilmiah scientific approach. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik.
25 Tujuan pembelajaran IPA Terpadu pada dasarnya menurut Puskur dalam Trianto
2010: 155, yaitu: 1
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. 2
Meningkatkan minat dan motivasi siswa. 3
Dapat digunakan untuk mencapai beberapa kompetensi dasar secara sekaligus.
Karena menggunakan konsep keterpaduan, dalam membelajarkan IPA di sekolah memungkinkan beberapa materi dibelajarkan dalam satu proses pembelajaran
saja. Kemendikbud 2013: 4 menjelaskan bahwa ciri-ciri pembelajaran terpadu antara lain holistik, bermakna, dan aktif. Holistik merupakan suatu peristiwa yang
menjadi pusat perhatian, dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Bermakna maksudnya terdapat
keterkaitan antara konsep menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah nyata di
dalam kehidupannya. Sedangkan aktif merupakan pembelajaran terpadu yang dikembangkan melalui scientific approach, sehingga siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. IPA Terpadu merupakan pelajaran yang di dalamnya terdapat materi tentang Bab
Suhu. Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Di kehidupan sehari-hari sering terjadi perpindahan kalor jika ada perbedaan suhu dari dua benda atau lebih
baik secara sengaja ataupun yang tidak sengaja. Kalor perpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Jenis-jenis perpindahan kalor menurut Teguh 2008: 112, yaitu: Ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu:
1. konduksi hantaran, 2. konveksi aliran, dan
3. radiasi pancaran.
26 Pengertian konduksi menurut Teguh 2008: 112, yaitu:
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Contoh dari konduksi adalah
memegang besi dibakar atau dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Membakar Batang Besi
Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu: 1 Konduktor, yaitu zat yang memiliki daya hantar kalor baik.
Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll 2 Isolator, yaitu zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik.
Contoh: kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll
Pengertian konveksi menurut Teguh 2008: 116, yaitu: Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kamu dapat
memahami peristiwa konveksi, antara lain: 1 Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem
pemanasan air, dan sistem aliran air panas. 2 Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya
angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang
AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik. Contoh dari konveksi adalah proses mendidihkan air atau dapat dilihat
pada Gambar 2.2
Gambar 2.2
Mendidihkan Air
27 Pengertian konveksi menurut Teguh 2008: 116, yaitu:
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Contoh peristiwa dari radiasi adalah ketika didekat api unggun badan
terasa hangat atau dapat dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Menghangatkan Diri Di Dekat Api Unggun
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1 Permukaan benda hitam, kusam, dan kasar merupakan pemancar
dan penyerap kalor yang baik. 2
Permukaan benda putih, mengkilap dan halus merupakan pemancar dan penyerap kalor yang buruk
Dari beberapa pendapat di atas maka kalor dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Berdasarkan cara kalor berpidah dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
Konduksi adalah perpindahan kalor yang memerlukan zat perantara tetapi ketika
kalor berpindah partikel zat tidak ikut berpindah. Contoh dari konduksi adalah: a.
Membakar besi. b.
Memanaskan sendok. c.
Membakar alumunium. d.
Lempengan baja yang dibakar. e.
Plat besi dibakar.
28 Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan
partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Untuk mudah dapat memahami peristiwa konveksi, antara lain:
a. Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas.
b. Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin
dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari
permukaan laut, sehingga terjadi gerakan udara dari laut menuju ke darat yang biasa disebut angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh
nelayan tradisional untuk pulang ke daratan. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini
mengakibatkan udara panas di permukaan air laut akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat
menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari ikan.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut termoskop diferensial. Kedua bola lampu dicat dengan warna yang sama, tetapi di antara bola
tersebut diletakkan bejana kubus yang salah satu sisinya permukaannya hitam
29 kusam dan sisi lainnya mengkilap. Beberapa contoh penerapan perpindahan kalor
secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari. a. Pada siang hari yang panas, orang lebih suka memakai baju cerah daripada baju
gelap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penyerapan kalor. b. Cat mobil atau motor dibuat mengkilap untuk mengurangi penyerapan kalor.
c. Mengenakan jaket tebal atau meringkuk di bawah selimut tebal saat udara dingin badanmu merasa nyaman.
d. Dinding termos dilapisi perak.