15
E. Jenis-Jenis Asesmen Otentik
Jenis-jenis penilaian otentik menurut pendapat Burton dalam Bakti 2014: 3 menjelaskan sebagai berikut:
Penilaian otentik adalah sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik langsung. Pada penilaian otentik terdapat
beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di antaranya penilaian otentik termasuk di dalamnya penilaian perfomansi performance
assessment, portofolio portfolios, dan penilaian diri-sendiri student self-assessment, penugasan ProyekProjek, hasil kerja Product, dan
tertulis Paper Pen.
Penilaian otentik menurut Daryanto 2014: 126 ada beberapa jenis antara lain,
yaitu : 1
Penilaian kinerja. 2
Penilaian proyek. 3
Penilaian portofolio. 4
Penilaian tertulis. 5
Penilaian lisan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis penilaian
otentik dapat berupa penilaian performansi, portofolio, penilaian diri sendiri, penugasan, hasil kerja, dan tertulis.
Penilaian performansi Performance Assessment merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini tepat dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik menunjukkan kinerjanya. Pemantauan didasarkan pada kinerja performance yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau
permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian yang membangun
16 respon siswa, misalnya dalam hal berbicara atau menulis. Respon siswa dapat
diperoleh guru dengan melakukan observasi selama pembelajaran di kelas. Penilaian ini meminta siswa untuk menyelesaikan tugas yang komplek dalam
konteks pengetahuan, pembelajaran terkini, dan keahlian yang relevan untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Siswa dapat menggunakan bahan-
bahan atau menunjukkan hasil aktifitas tangan dalam mengatasi masalah, contoh: laporan berbicara, menulis, proyek individu maupun grup, pameran, dan
demonstrasi. Portofolio Portfolios merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
berbagai informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes bukan nilai, piagam penghargaan atau bentuk
informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik. Portofolio adalah penilaian yang meminta peserta didik menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajari berdasarkan kreteria yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari portofolio adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Jenis asesmen diri:
17 1
Asesmen langsung dan spesifik yaitu penilaian secara langsung pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek tertentu
pada mata pelajaran. 2
Asesmen tidak langsung dan holistik yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara
keseluruhan. 3
Asesmen sosio-afektif yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional, misal: peserta didik diminta membuat tulisan yang membuat
curahan perasaan. Sistem pengumpulan hasil kerja siswa yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan belajar siswa dalam jangka waktu tertentu.
Contoh penilaian portofolio, misalnya: menulis, membaca buku harian, menggambar, audio atau video, dan atau komentar guru dan siswa tentang
kemajuan yang telah dicapai siswa. Penilaian diri-sendiri Student Self-Assessment merupakan kunci dalam penilaian
otentik dan dalam pengaturan pembelajaran diri, “motivasi dan strategi untuk menyelesaikan permasalahan dengan tujuan spesifik”. Penilaian diri-sendiri
digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang di dalamnya merupakan integrasi dari kemampuan kognitif, motivasi, dan sikap
terhadap pembelajaran. Dalam pengaturan diri pembelajar, murid membuat pilihan, memilih aktivitas pembelajaran, dan merencanakan bagaimana mereka
menggunakan waktu dan sumber. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih aktivitas yang menantang, mengambil resiko, meningkatkan kemahiran
pembelajaran, dan mencapi tujuan yang telah direncanakan.