V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi, tugas, dan wewenang OJK diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yaitu menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Fungsi, tugas,
dan wewenang LPS berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan adalah menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional. Fungsi, tugas, dan wewenang BI sebagai bank sentral berdasarkan
Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan
berbagai instrumen kebijakan yang ditetapkan BI. 2.
Awal dari koordinasi yang dilakukan OJK dengan LPS dan BI dalam penanganan bank bermasalah adalah OJK melakukan pengawasan-
pengawasan rutin terhadap tingkat kesehatan bank yang sebelumnya ditangani oleh BI. Dalam menentukan bank tersebut sehat atau bermasalah, OJK
mengacu pada standar tingkat kesehatan CAMEL’S. Setelah adanya penetapan bank bermasalah oleh OJK, baru dilakukan koordinasi dengan LPS
dan BI melalui protokol koordinasi. Koordinasi kerjasama yang dilakukan OJK dengan LPS dan BI dalam upaya penanganan bank bermasalah melalui
protokol koordinasi yang terintegrasi, yaitu OJK berkoordinasi dengan BI membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan untuk mencegah bank
bermasalah. OJK menginformasikan kepada LPS mengenai bank bermasalah yang sedang dalam upaya penyehatan OJK dan kemudian LPS dapat
melakukan pemeriksaan terhadap bank terkait sesuai tugas, fungsi, dan wewenangnya dengan tetap berkoordinasi dengan OJK.
B. SARAN
Diharapkan OJK sebagai lembaga independen yang bertugas mengatur dan mengawasi yang memiliki independensi harus secepatnya memiliki acuan sendiri
atau segera membuat peraturan-peraturan atau menambah ketentuan-ketentuan dalam UU OJK yang sifatnya berkenaan dengan operasional pelaksanaan tugas-
tugasnya, yang tidak hanya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia.