karena adanya keturunan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya misalnya: diabetes mellitus, buta warna, serta hemophilia.
Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain, sehingga dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan masyarakatpun
hendaknya juga ditunjukan pada keempat faktor tersebut. Salah satunya adalah intervensi terhadap faktor pelayanan kesehatan yaitu dalam bentuk
penyediaan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan.Upaya tersebut misalnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
pada balita yang datang ke puskesmas sehinga balita tersebut mendapatkan penanganan atau pengobatan yang sesuai dengan keluhan, dan akibatnya
membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan anak Depkes RI, 2006.
2.1.3 Landasan Teori Tentang Manajeman Terpadu Balita Sakit MTBS
2.1.3.1 Definisi MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS atau dalam bahasa inggris yaitu Integrated Management Of Childhood Illness IMCI adalah suatu
manajemen melalui pendekatan teintegrasi terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa
klasifikasi penyakit, status gizi, status imunisasi, maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan Depkes RI, 2008.
Untuk mencegah sebagian besar kematian tersebut terdapat cara yang cukup efektif yaitu dengan perawatan anak yang menderita penyakit
penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria tersebut dirawat jalan
terutama puskesmas dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS. Pengertian lain Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan
suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas kesehatan dasar meliputi upaya kuratif terdapat
penyakit pneumonia, diare, campak, malaria dan malnutrisi dan upaya promotif serta preventif yang meliputi: imunisasi, pemberian vitamin A,
dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dan menekan mordibilitas karena penyakit
tersebut Depkes RI, 2006. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan cara menatalaksana balita sakit. World Health Organization WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan
di negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian,
kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita Prasetyawati, 2012. 2.1.3.2
Tujuan MTBS
Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian global yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan
perkembangan kesehatan
anak.Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan,
promosi serta meningkatkan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan system rujukan dari
masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan
Modul MTBS 1, 2008. 2.1.3.3
Manfaat MTBS
Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dasar seperti di Puskesmas.
MTBS telah digunakan oleh lebih dari 100 negara dan terbukti dapat:
a. Menurunkan angka kematian balita
b. Memperbaiki status gizi
c. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
d. Memperbaiki kinerja tenaga kesehatan
e. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah
Selain itu, kegiatan MTBS memiliki tiga komponen yang khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam tata laksana kasus
balita sakit selain dokter, tenaga kesehatan non dokter dapat pula memeriksa dan menanganipasien apabila sudah dilatih
2. Memperbaiki sistem kesehatan perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam satu kali pemeriksaan MTBS 3.
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
danupaya pencarian
pertolongan kasus
balita sakit
meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam
pelayanan kesehatan.
2.1.3.4 Sasaran MTBS