Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL SENDIRI (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

DRAFT SKRIPSI

OLEH

THERESIA N.B 060502095 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL SENDIRI (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

DRAFT SKRIPSI

OLEH

THERESIA N.B 060502095 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(3)

ABSTRAK

Theresia.N.B (2010). Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan

Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Ibu Dr. Khaira Amalia

F., MBA, AK., selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, dan Bapak Drs. Liasta Ginting, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal sendiri (studi kasus pada perusahaan properti dan real

estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia).. Penulis menarik hipotesis bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Equity

(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan sektor properti dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 39 Perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 15.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa pada sektor properti dan manufaktur variabel

Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt To Equity Ratio (DER) dan Longterm Debt To Equity Ratio (LDER) dapat mengestimasi variabel Return on Equity (ROE) dalam

model analisis. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada sektor properti masing-masing variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt To

Equity Ratio (LDER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Equity (ROE) sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) dan tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) .

Kata Kunci: Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm


(4)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Perumusan Masalah 6

C. Kerangka Konseptual 7

D. Hipotesis 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

1. Tujuan Penelitian 9

2. Manfaat Penelitian 9

F. Metodologi Penelitian 10

1. Batasan Operasional 10

2. Defenisi Operasional 10

3. Populasi dan Data penelitian ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian 13

5. Jenis dan Sumber Data 13

6. Teknik Pengumpulan Data 13

7. Metode Analisis Data 14

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu 19

B. Landasan teori 21 1. Pengertian Struktur Modal... 21 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 21

3. Analisis Rasio Keuangan 24

4. Debt to Asset Ratio (DAR) 27

5. Debt to Equity Ratio (DER) 27

6. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) ... 27 7. Return on Equity (ROE) ... 28 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Jakarta 29


(5)

Halaman BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi

Return on equity 50

a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Asset Ratio…… 50 b) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio 53 c) Deskripsi Nilai Variabel Longterm Debt to

Equity Ratio ………. 56 d) Deskripsi Nilai Variabel Return on Equity 59

2. Analisis Statistik 62

3. Pengujian Normalitas 63

4. Pengujian Asumsi Klasik 64

5. Pengujian Koefisien Determinasi 67

6. Regresi Linear Berganda 68

7. Pengujian Hipotesis 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 72

B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA... VI LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm

Debt to Equity Ratio dan Return on Equity pada beberapa

perusahaan sektor properti dan real estate yang

Terdaftar Di BEI Periode 2006-2008 ... 5

Tabel 1.2 Perusahan-perusahaan yang menjadi data penelitian.. 12

Tabel 1.3 Kriteria pengambilan keputusan uji Autokorelasi... 16

Tabel 3.1 Populasi sasaran perusahaan sektor properti 26

Tabel 4.1 Deskripsi DAR Pada Perusahaan Sektor Properti di BEI Periode 2006-2008... 50

Tabel 4.2 Deskripsi DER Pada Perusahaan Sektor Properti di BEI Periode 2006-2008 53 Tabel 4.3 Deskripsi LDER Pada Perusahaan Sektor Properti di BEI Periode 2006-2008... 56

Tabel 4.4 Deskripsi ROE Pada Perusahaan Sektor Properti di BEI Periode 2006-2008 59 Tabel 4.5 Normalitas-statistik... 65

Tabel 4.6 Multikolinearitas ... 65

Tabel 4.7 Heteroskedastisitas- Uji Glesjer……….………. 66

Tabel 4.8 Autokorelasi... 67

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi... 67

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

Tabel 4.11 ANNOVA 69 Tabel 4.12 Uji t ... 69


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 8

Gambar 4.1 Histogram... 63 Gambar 4.2 Normal P-Plot... 63 Gambar 4.3 Scatterplot... 67


(8)

ABSTRAK

Theresia.N.B (2010). Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan

Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Ibu Dr. Khaira Amalia

F., MBA, AK., selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, dan Bapak Drs. Liasta Ginting, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal sendiri (studi kasus pada perusahaan properti dan real

estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia).. Penulis menarik hipotesis bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Equity

(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan sektor properti dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 39 Perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 15.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa pada sektor properti dan manufaktur variabel

Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt To Equity Ratio (DER) dan Longterm Debt To Equity Ratio (LDER) dapat mengestimasi variabel Return on Equity (ROE) dalam

model analisis. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada sektor properti masing-masing variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt To

Equity Ratio (LDER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Equity (ROE) sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) dan tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) .

Kata Kunci: Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia bisnis penuh dengan perubahan dan tantangan seperti perubahan lingkungan yang cepat, dimana lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan, seperti selera konsumen yang berubah-ubah, keadaan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, pesaing baik lokal maupun global, pemasok, serta kebijakan pemerintah. Untuk dapat terus bertahan ditengah semakin banyaknya pesaing dan perubahan dalam bisnis, maka perusahaan harus bersifat inovatif dan mampu untuk terus menerus menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, oleh sebab itu perusahaan haruslah mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar perusahaan tetap dapat bertahan dan berkembang.

Salah satu hal yang dibutuhkan dalam memanfaatkan peluang-peluang yang dapat digunakan agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang adalah modal. Modal tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan maupun untuk ekspansi atau perluasan (perkembangan perusahaan). Struktur modal yang ada di perusahaan terdiri dari modal sendiri ataupun modal pinjaman, tetapi pada umumnya perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal yang berasal dari pihak eksternal perusahaan, modal yang berasal dari pihak luar perusahaan hanyalah sebagai dana pelengkap bila dana internal perusahaan


(10)

tidak mencukupi karena pinjaman ini akan menyebabkan perusahaan untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya.

Struktur modal sangatlah penting dalam perusahaan karena perusahaan yang mampu mengelola sumber pendanaannya dengan baik (baik dana sendiri atau dana dari luar perusahaan) dan dapat mengambil keputusan pendanaan yang baik akan mengarah pada peningkatan kemakmuran pemilik modal. Oleh karena itu manajer yang bertugas mengambil keputusan pendanaan haruslah benar-benar mempertimbangkan dan memperhitungkan untuk mengambil keputusan menentukan sumber pinjaman dan besarnya pinjaman, pinjaman tersebut disesuaikan dengan kemampuan perusahaan karena hutang yang terlalu besar dapat memperbesar resiko tidak terbayarnya kewajiban (pinjaman pokok dan bunga pinjaman), oleh karena itu modal pinjaman tersebut harus benar-benar dapat dipergunakan sebaik mungkin agar memberikan keuntungan secara optimal, memaksimalkan nilai perusahaan dan juga mampu meningkatkan keuntungan bagi pemilik perusahaan.

Terdapat pertimbangan-pertimbangan tertentu dari perusahaan dalam mengatur perpaduan sumber modal mana yang akan dipakai, apabila suatu perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh banyak pemilik, maka keputusan modal kerja yang dipakai adalah dari hutang ( Astuti, 2002:138).

Struktur modal yang optimum terjadi pada laverage keuangan tertentu, dimana struktur modal sering diproksikan melalui rasio leverage. Debt to Total Asset

Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)


(11)

Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan persentase harta (asset) yang

dibiayai oleh hutang. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutangnya melalui modal sendiri. Longterm Debt to

Equity Ratio (LDER) merupakan rasio yang mencerminkan persentase penyediaan

dana oleh pemegang saham terhadap kewajiban jangka panjang.

Kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pemiliknya dapat dilihat dari tingkat pengembalian modal sendiri yang ada didalam perusahaan atau Return on Equity (ROE). ROE menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan.

Pasar modal Indonesia merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana-dana jangka panjang yang disebut efek. Pasar modal dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sumber untuk mendapatkan sumber pendanaan jangka panjang untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan dana akan mencatatkan sahamnya di bursa atau menambah volume saham dengan menerbitkan saham baru. Pihak yang menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat melalui pasar modal disebut dengan emiten. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan oleh suatu


(12)

lembaga yang disebut bursa efek. Bursa efek sebagai lembaga pendukung pasar modal telah ikut berperan dalam menunjang perkembangan-perkembangan yang ada dalam suatu negara. Melalui bursa efek, perusahaan dimungkinkan untuk mencari alternatif penghimpunan dana melalui perbankan. Perusahaan yang akan melakuka n ekspansi juga dapat memperoleh dana melalui perbankan.

Properti dan Real Estate merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor dimana investasi di sektor ini merupakan investasi jangka panjang dan properti merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan, oleh karena itu perusahaan properti dan real estate mempunyai struktur modal yang tinggi. Harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan jumlah tanah yang terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk dan penentu harga bukanlah pasar tetapi orang (pihak) yang menguasai tanah tersebut menmbuat industri properti dan real estate ini semakin banyak disukai oleh investor ataupun kreditor. Sektor properti dan real estate merupakan sektor yang paling rentan dalam industri makro terhadap fluktuasi suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang pada akhirnya akan mempengaruhi pada pada daya beli masyarakat. Suku bunga bank yang cenderung menurun, serta meningkatnya konsumsi akan gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan perumahan menjadi pemicu bergairahnya sektor properti dan real estate.

Kinerja keuangan beberapa perusahaan emiten sektor properti dan real estate berdasarkan laporan keuangan periode 2006-2008 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:


(13)

Tabel 1.1

Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio dan

Return on Equity pada beberapa perusahaan sektor properti dan real estate

yang terdaftar di BEI Periode 2006-2008 NAMA

PERUSAHAAN TAHUN DAR(%) DER(%) LDER(%) ROE(%)

PT. ALAM SUTERA REALTY TBK

2006 30.58 59.39 6.91 0.12

2007 24.71 43.22 0 1.19

2008 23.67 41.24 0 3,35

PT.BHUANATALA INDAH PERMAI TBK

2006 24.77 571.36 443.32 -327.11 2007 21.92 508.39 358.21 -44.80 2008 19.39 408.55 72.83 -422.36

PT. BUKIT DARMO PROPERTY TBK

2006 95.79 2856.83 2856.83 0.52

2007 3.42 3.93 3.93 0. 44

2008 -20.70 -19.01 -19.01 0. 44

PT. SENTUL CITY TBK

2006 3.96 4.81 4.81 0. 64

2007 3.40 3.81 3.81 2.15

2008 3.58 4.14 4.14 -0. 71

PT.BINTANG MITRA SEMESTA RAYA TBK

2006 0 0 0 -1.69

2007 0 0 0 1.38

2008 0 0 0 -5.18

PT. CITRA KEBUN RAYA AGRI TBK

2006 0 0 0 0.45


(14)

2008 0.34 0.36 0.09 1.19

PT. COWELL DEVELOPMENT TBK

2006 13.29 75.88 75.88 10.45 2007 15.84 31.71 31.71 6.50 2008 17.35 30.27 30.27 5.56

PT. CIPUTRA DEVELOPMENT TBK

2006 4.92 8.92 8.92 20.11

2007 2.96 5.86 5.86 4.43

2008 3.07 6.22 6.22 5.05

Sumber:

Perusahaan tidak akan berhutang apabila hutang tersebut tidak meningkatkan keuntungan (Martono, 2001:300). Tabel 1.1 memperlihatkan selama tahun 2006 hingga tahun 2008 kenaikan Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) tidak selalu diikuti dengan kenaikan ROE pada beberapa perusahaan di sektor property, hal ini juga bertentangan dengan pendapat Sartono (2001:124) yang menyatakan bahwa Debt to

Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio

(LDER) semakin tinggi maka Return on Equity perusahaan tersebut juga akan semakin besar.

(11 Oktober 2009, diolah)

Dengan demikian perlu dikaji fenomena ini lebih lanjut melalui penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri” (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)


(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh antara struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal sendiri pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

C. Kerangka Konseptual

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua sumber daya yang terdapat pada perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk menghitung profit perusahaan adalah Return on Equity (ROE). Rasio ini merupakan rasio pengukuran terhadap penghasilan yang dicapai pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan .

Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan tingkat tertentu.

Financial leverage menunjukkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal

maupun asset. Rasio ini bertujuan untuk mengamati seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak lain atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).

Rasio kewajiban atas aktiva (Debt To Asset Ratio), rasio kewajiban atas ekuitas (Debt To Equity Ratio) dan rasio kewajiban jangka panjang atas ekuitas

(Longterm Debt To Equity Ratio) biasanya disebut juga dengan leverage ratio. Debt to asset ratio (DAR) adalah rasio yang mengukur persentase dana yang disediakan


(16)

perhitungan rasio ini menunjukkan besarnya total hutang yang dijamin oleh aktiva total. Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (Horne, 2005:209). Long Term Debt to

Equity Ratio (LDER), menekankan persentase penyediaan dana untuk pemegang

saham terhadap kewajiban jangka panjang.

Menurut Sartono (2001:124), Return on Equity (ROE) dipengaruhi oleh besar kecilnya Debt to asset ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to

Equity Ratio (LDER) perusahaan, apabila proporsi hutang-hutang tersebut makin

besar maka Return on Equity (ROE) juga makin besar , hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) yang menyatakan bahwa variabel struktur modal secara serempak berpengaruh terhadap ROE pada industri makanan dan minuman yang tercatat di bursa efek Jakarta (BEJ), sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Alaihi (2006) yang meneliti tentang pengaruh struktur modal terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Fajar baizury & brother Banda Aceh memperoleh hasil penelitian bahwa hubungan struktur modal terhadap ROE lemah dan pengaruh struktur modal terhadap ROE negatif.

DAR (X1)


(17)

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Riyanto (2000), Sartono (2001), Horne (2005) , dimodifikasi

D. Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Terdapat Pengaruh Antara Struktur Modal yang diproksikan melalui DAR, DER, LDER Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri yang diproksikan melalui ROE pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel struktur modal yang diproksikan melalui : Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity

Ratio (DER) dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Tingkat

Pengembalian Modal Sendiri (ROE) pada Perusahaan Properti dan Real estate di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(18)

a) Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti berikutnya tentang hal yang berkaitan dengan hubungan antara stuktur modal terhadap tingkat pengembalian modal sendiri dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian.

b) Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh struktur modal yang diproksikan dalam DAR, DER, LDER terhadap tingkat pengembalian modal sendiri pada perusahaan properti dan real estate di bursa efek Indonesia.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

a. Variabel yang diteliti adalah struktur modal yang diproksikan dalam DAR, DER, LDER sebagai variabel bebas dan variabel tingkat pengembalian modal sendiri yang diproksikan dalam ROE sebagai variabel terikat.

b. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan properti dan real estate yang ada di bursa efek Indonesia dari tahun 2006-2008.

c. Data laporan keuangan perusahaan yang diteliti mulai tahun 2006 sampai tahun 2008.


(19)

2. Defenisi Operasional

a) Variabel Independen (bebas) = X 1. Debt to Asset Ratio (DAR=X1)

Rasio ini mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan (Riyanto, 1997:333)

Rumus: DAR = Total Hutang Total Asset 2. Debt to Equity Ratio (DER=X2)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri atau ekuitas (Martono, 2001:59)

Rumus:

3. Longterm Debt to Equity Ratio ( LDER = X3)

Rasio ini mengukur perbandingan hutang jangka panjang terhadap ekuitas dalam pendanaan perusahaan (Riyanto, 1997:333).

Rumus : LDER = Hutang jangka panjang Total Ekuitas b) Variabel Dependen (terikat) =Y

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Return on Equity. Rasio ini mengukur pengembalian modal yang diterima pemilik perusahaan (Abdullah, 2001: 60).

X 100 % X 100%


(20)

Rumus: ROE = Laba bersih Ekuitas

3. Populasi dan Data Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2006:72)

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008, yaitu sebanyak 39 perusahaan.

Data penelitian ini merupakan seluruh anggota populasi, jadi data penelitiannya adalah 39 perusahaan.

Adapun data penelitian yang diteliti dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Perusahaan-perusahaan yang menjadi data penelitian

No. Kode

Emiten Perusahaan

1 ASRI PT. ALAM SUTERA REALTY, TBK

2 BAPA PT. BEKASI ASRI PEMULA, TBK

3 BIPP PT.BHUANATALA INDAH PERMAI, TBK

4 BKDP PT. BUKIT DARMO PROPERTY, TBK

5 BKSL PT. BUKIT SENTUL, TBK

6 BMSR PT.BINTANG MITRA SEMESTA RAYA, TBK

7 BSDE PT.BUMI SERPONG DAMAI, TBK

8 CKRA PT. CITRA KEBUN RAYA AGRI, TBK

9 COWL PT. COWELL DEVELOPMENT, TBK


(21)

10 CTRA PT. CIPUTRA DEVELOPMENT, TBK

11 CTRP PT.CIPUTRA PROPERTI

12 CTRS PT. CIPUTRA SURYA, TBK

13 DART PT. DUTA ANGGADA REALTY , TBK

14 DILD PT. DARMALA INTILAND, TBK

15 DUTI PT. DUTA PERTIWI, TBK

16 ELTY PT.BAKRIELAND DEVELOPMENT, TBK

17 FMII PT.FORTUNE MATE INDONESIA, TBK

18 GMTD PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT, TBK

19 GPRA PT. GLOBAL LAND DEVELOPMENT, TBK

20 JIHD PT. JAKARTA INTERNASIONAL HOTEL & DEVELOPMENT, TBK

21 JRPT PT. JAYA REAL PROPERTY, TBK

22 KIJA PT. KAWASAN INDUSTRI JABABEKA , TBK

23 KPIG PT. KRIDA PERDANA INDAH GRAHA, TBK

24 LAMI PT.LAMICITRA NUSANTARA, TBK

25 LCGP PT.LAGUNA CIPTA GRIYA, TBK.

26 LPCK PT LIPPO CIKARANG, TBK

27

LPKR PT LIPPO KARAWACI, TBK

28 MDLN PT. MODERNLAND REALTY LTD, TBK

29 MKPI PT.METROPOLITAN KENTJANA , TBK

30 MORE PT. INDONESIA PRIMA PROPERTI, TBK

31 PTRA PT. PUTRA SURYA PERKASA, TBK

32 PWON PT PAKUWON JATI, TBK

33 PWSI PT. PANCA WIRATAMA SAKTI, TBK

34 RBMS PT. RISTIA BINTANG MAHKOTA SEJATI, TBK

35 RODA PT. ROYAL OAK DEVELOPMENT, TBK

36 SCBD PT. DANAYASA ARTHATAMA, TBK

37 SIIP PT. SURYA INTI PERMATA, TBK

38 SMDM PT. SURYAMAS DUTAMAKMUR, TBK

39 SMRA PT. SUMMARECON AGUNG, TBK

Sumber: Lanjutan….


(22)

4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs

b.Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan dilakukan mulai bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009.

5. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui internet.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data-data dalam penelitian ini dilakukan melalui:

a) Tahap pengumpulan data pendukung berupa penelitian terdahulu, laporan yang dipublikasikan serta pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku teks untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti.

b) Tahap obsevarsi non partisipan dengan penelitian secara tidak langsung ke perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs tahunan (annual report) dan informasi penting lainnya.


(23)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskripstif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.

b. Metode Regresi Berganda

Metode regresi berganda ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dengan Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = ROE ( Return on Equity ) a = konstanta

X1 = DAR (Debt to Asset Ratio)

X2 = DER (Debt to Equity Ratio)

X3 = LDER ( Longterm Debt To Equity Ratio )

b 1 = koefisien regresi variabel DAR

b 2 = koefisien regresi variabel DER

b 3 = Koefisien regresi variabel LDER


(24)

Sebelum data tersebut dianalisis dengan model regresi linier berganda maka sebelumnya harus memenuhi syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik :

1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui kolmogorov-smirnov.

2. Pengujian Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam satu model. Hubungan linear antara variabel independen inilah yang disebut multikolinearitas.

b) Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi.

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (periode t-1). Gejala autokorelasi dideteksi dengan


(25)

menggunakan uji Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 1.1berikut:

Tabel 1.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0<DW<dl

Tidak ada autokorelasi positif

No decision dl≤DW≤du

Tidak ada korelasi negative

Tolak 4-dl<DW<du

Tidak ada korelasi negative

No decision 4-du≤DW≤4-dl Tidak ada autokorelasi.

i if if

Tidak ditolak Du<DW<4-du

Sumber: Yamin (2009:91)

c) Uji Heterokedastisitas

Uji digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika varians residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas.

3. Uji Koefesien Determinansi ( R2)

Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilainya maka akan semakin


(26)

baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis uji koefisien regresi yang dapat dilakukan , yaitu:

1. Uji-F (uji Global)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara simultan variabel DAR, DER, LDER tidak

memenuhi model penelitian.

Ha : tidak semua bi (b1, b2, b3) sama dengan nol, maka dianggap variabel independen

telah memenuhi model penelitian terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung Ftabel pada = 5 %

H0 ditolak jika Fhitung Ftabel pada = 5 %

2. Uji-t (uji parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas


(27)

mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel DAR, terhadap

variabel ROE secara parsial.

Ha : b1 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel DAR secara parsial

terhadap variabel ROE

H0 : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel DER secara

parsial terhadap variabel ROE

Ha : b2 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel DER secara parsial

terhadap variabel ROE.

H0 : b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel LDER secara

parsial terhadap variabel ROE

Ha : b3 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel LDER secara parsial

terhadap variabel ROE.

Pada penelitian ini t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat segnifikansi (α) = 5 %.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika - t tabel t hitung t tabel pada = 5 %


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan ( 2004) yang berjudul “ Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Alas Kaki yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, diperoleh hasil bahwa variabel dari struktur modal yang terdiri dari : Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm debt to Asset Ratio (LDAR), Equity to

Asset Ratio (EAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROE)

terhadap industri alas kaki yang tercatatat di bursa efek Jakarta. Fakta empiris dapat dilihat dari Adjusted Square sebesar 0,388 dan F statistik sebesar 11,766. Sedangkan variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi struktur modal adalah DAR, namun dalam perhitungan statistik ditemukan adanya gejala multikolinearitas yang sangat kuat antara EAR dan DAR sehingga dihilangkan salah satu variabel bebas yaitu DAR (memasukkan rasio EAR dalam multiregresi dan menghilangkan DAR). LDAR dan EAR mempunyai pengaruh yang signifikan, namun LDAR yang paling signifikan mempengaruhi ROE.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Stuktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ)” menyatakan bahwa variabel struktur modal yaitu DAR, DER dan LDER secara serempak berpengaruh terhadap ROE. Hal ini ditunjukk an oleh analisis statistik, diperoleh nilai


(29)

probabilitas F=0,0000, berarti probabilitas berada di bawah level pengujian 0,000< α (0,05) berarti semua variable bebas yang digunakan dalam penelitian dapat dipakai untuk mendukung ROE perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di bursa efek Jakarta (BEJ), dimana DAR berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap ROE pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEJ, hal ini ditunjukkan oleh analisis statistik dimana

t

hitung (-1,698)<

t

tabel (1,658), DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang tercatat d BEJ, hal ini ditunjukkan analisis statistik dimana diperoleh

t

hitung (6,051)>

t

tabel (1,658). LDER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE perusahaan makanan dan minuman, hal ini ditunjukkan oleh analisis statistik, diperoleh

t

hitung (-4,904)

<

t

tabel (-1,658)

Penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Utang Jangka Pendek, Utang Jangka Panjang, dan Struktur Modal terhadap Profitabilitas Perusahaan Non-Keuangan”, menyatakan bahwa Hasil uji statistik menunjukkan bahwa utang jangka pendek berpengaruh negatif terhadap NPM dan struktur modal berpengaruh positif terhadap ROA. Utang jangka panjang tidak berpengaruh terhadap ROE, ROA, maupun NPM.

Anggreini (2006), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal terhadap Return on Equity (ROE)” Pada Perusahaan di BEJ tahun 2004, maka


(30)

melalui pengujian hipotesis dengan statistik uji-t, diperoleh kesimpulan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alaihi (2006) yang meneliti tentang “Pengaruh struktur modal terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Fajar baizury &

brother Banda Aceh”, memperoleh hasil penelitian bahwa hubungan struktur modal

terhadap ROE lemah dan pengaruh struktur modal terhadap ROE negatif. Uji t menunjukkan pengaruh struktur modal tidak signifikan terhadap ROE dimana hasil t hitung < t tabel dan menurut penelitian Handayani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan Struktur Modal Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”, hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Longterm Debt to Equity Ratio) mempunyai hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap kemampulabaan (ROE) pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

B. Landasan Teori 1. Stuktur Modal

1.1 Pengertian Struktur Modal

Stuktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Astuti, 2004:138).

1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi struktur modal

Struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.


(31)

Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor tersebut ialah:

a. Tingkat Bunga

Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.

b. Susunan Aktiva

Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang modal asing sifatnya hanya sebagai pelengkap.

c. Kadar Resiko dari Aktiva

Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva dalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva didalam suatu perusahaan, makin besar derajat resikonya. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak ada henti-hentinya, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan.

d. Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan

Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai pengaruh terhadap jenis modal yang akan ditarik. Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sekiranya dapat dipenuhi hanya dari satu sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber lain. Sebaliknya apabila jumlah modal yang dibutuhkan adalah sangat besar, sehingga


(32)

tidak dapat dipenuhi dari satu sumber saja (misalnya dengan saham biasa), maka perlulah dicari sumber yang lain (misalnya dengan saham preferen dan obligasi).

Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa, apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka dirasakan perlu bagi perusahaan tersebut untuk mengeluarkan beberapa golongan sekuritas secara bersama-sama, sedangkan perusahaan yang tidak begitu besar cukup hanya mengeluarkan satu golongan sekuritas saja.

e. Sifat Manajemen

Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan dana. Seorang manajer yang bersifat optimis yang memandang masa depannya dengan cerah, yang mempunyai keberanian untuk menanggung resiko yang besar, akan lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari hutang meskipun metode pembelanjaan dengan hutang ini memberikan beban finansial yang tetap. Sebaliknya manajer yang bersifat pesimis, yang serta takut untuk menanggung resiko akan lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari sumber intern atau dengan modal saham yang tidak mempunyai beban finansial yang tetap. f. Besarnya suatu perusahaan

Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau bergesernya kontrol dari pihak dominan dari perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil, dimana sahamnya hanya


(33)

tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannnya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibanding dengan perusahaan yang kecil.

g. Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif lebih kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dari perusahaan yang besar telah membuktikan kenyataan bahwa mereka dapat membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dari dana yang berasal dari internal.

h. Leverage operasi

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan mempunyai resiko lebih kecil.

2. Analisis Rasio Keuangan

Kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dapat dinilai oleh analisis keuangan dengan menggunakan tolak ukur berupa rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan. Analisis dan interpretasi dari macam-macam


(34)

rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman.

Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam enam kelompok dasar (Harahap, 2007:303), yaitu:

1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini terbagi menjadi current ratio, quick acid ratio, dan net working capital.

2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini terbagi atas

inventory turn over, average age of inventory, average collection period, average payment period, average purchase day, total asset turn over, dan fixed asset turnover.

3. Rasio leverage keuangan, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini terbagi atas debt to total asset ratio, debt to equity ratio, long-term debt to

equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage dan cash return on sales.

4. Rasio profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaanmemperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset


(35)

maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini terbagi atas gross profit margin,

net profit margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio.

5. Rasio penilaian, mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini merupakan ukuran yang paling lengkap, tentang prestasi perusahaan, karena mencerminkan kombinasi rasio-risiko dan rasio-hasil pengembalian. Rasio ini terbagi atas earning per share, dividend per share dividend payout ratio, price

earning ratio, book value per share, dan price to book value.

6. Rasio pertumbuhan, mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.

Bila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu :

1. Rasio-Rasio neraca ( Balance sheet ratios), ialah rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya : Current ratio,acid-test ratio, current asset

to total asset ratio, current liabilities to total assets ratio dan lain sebagainya.

2. Rasio-Rasio laporan Laba Rugi (Income statement ratio), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross

profit margin, net operating margin, operating ratio.

3. Rasio-Rasio antar laporan(Inter statement ratios), ialah rasio–rasio yang disusun dari data yang berasal data neraca dan data lainnya berasal dari

income statement ratio, misalnya : assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan lain sebagainya (Riyanto, 1995:330)


(36)

Dari berbagai jenis rasio diatas, rasio yang paling sering digunakan untuk mengukur stuktur modal adalah rasio laverage.

3. Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung risiko maka semakin besar persentasinya makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan dan semakin tinggi tinggi rasio ini berarti pula semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki ( Abdullah, 2001:51)

4 . Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan hutang dengan

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001:66).

5. Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)

Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) merupakan perbandingan antara


(37)

rendah rasio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.

Menurut Kuswadi (2004) perusahaan dengan kewajiban yang terlampau banyak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dana dari luar. Bila kewajiban dapat dimanfaatkan dengan efektif dan bila laba yang didapat cukup untuk menutupi atau membayar beban bunga secara periode, laba yang diberikan kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui leverage keuangan. Leverage keuangan tercipta ketika laba bersih perusahaan meningkat akibat penggunaan pinjaman yang memberikan beban bunga.

6. Return on Equity (ROE )

Return on Equity atau disebut juga dengan tingkat pengembalian modal sendiri

(Riyanto, 1997:44) merupakan salah satu rasio profitabilitas, Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat


(38)

pengembalian atas investasi pemegang saham (Astuti, 2004:37).Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi penghasilan yang diterima pemilik perusahaan.


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Jakarta

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.


(40)

3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)

7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.


(41)

11. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem comput er JATS (Jakarta Automated Trading Systems).


(42)

18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). (www. idx.co.id)

B. Sektor Properti

1. PT. Alam Sutera Realty, Tbk (ASRI ).

PT.Alam Sutera Realty, Tbk berdiri tanggal 3 November 1993, kegiatan utamanya adalah untuk membangun dan mengelola perumahan dan properti komersial, perkantoran, hotel, taman keluarga, pusat olahraga, pusat perbelanjaan dan fasilitas pendidikan. Visi perusahaan ini adalah: menjadi pengembang properti nasional yang terkemuka dengan mengutamakan peningkatan nilai tambah bagi seluruh pemilik perusahaan. Misi perusahaan ini adalah: memposisikan Perusahaan menjadi pengembang properti yang mengutamakan pelayanan prima dan produk


(43)

inovatif sesuai kebutuhan konsumen, memaksimalkan potensi setiap properti yang dikembangkan. Tujuan perusahaan ini yaitu: membangun akses tol dari dan menuju kawasan Alam Sutera, menciptakan infrastruktur yang berkualitas, melakukan diversifikasi usaha dengan membangun properti yang akan mendatangkan pendapatan sewa, menjaga dan meningkatkan nilai properti yang dikembangkan Perusahaan secara berkesinambungan, menjaga serta meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan

2. PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk ( BAPA )

PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis pengembang real estate berdiri tanggal 22 oktober 1993. Perusahaan ini juga terlibat dalam perdagangan, percetakan, agribisnis, pertambangan dan logistik. Perusahaan memiliki dua anak perusahaan, yang terlibat dalam pengembangan real

estate, yaitu PT. Karya Graha Cemerlang dan PT. Puriayu Lestari. Perusahaan dan

anak perusahaan memiliki dan mengoperasikan Bumi Serpong Residence, Taman Alamanda dan Kabupaten Alamanda.

3. PT.Bhuanatala Indah Permai, Tbk ( BIPP )

Perusahaan ini didirikan tanggal 21 Desember 1981, dimana perusahaan ini bergerak di sektor industri properti, real estate dan konstruksi. Perusahaan ini listing di bursa efek indonesia pada tanggal 23 Oktober 1995.


(44)

4. PT. Bukit Darmo Property, Tbk ( BKDP )

PT Bukit Darmo Property, Tbk, memiliki kegiatan utama pengembangan tanah, bangunan dan infrastruktur. Selain itu, perusahaan juga terlibat dalam pembangunan, seperti perluasan pemukiman, daerah industri, pusat perdagangan, kompleks kantor, toko, pusat-pusat perdagangan, lapangan golf dan pusat rekreasi, maupun dalam perdagangan umum seperti ekspor dan impor.

5. PT. Bukit Sentul, Tbk ( BKSL )

Perusahaan ini didirikan sebagai PT. Kharisma, pada 9 Agustus 1993, Perseroan berganti nama dari PT. Sentragriya Kharisma ke PT. Royal Sentul Highlands. Pada tanggal 28 Juli 1997, Perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tanggal 14 Januari 1998, nama perusahaan diganti menjadi PT. Bukit Sentul, Tbk. Visi perusahaan ini adalah :"Untuk menjadi bangunan Pengembang Anutan terpadu, paling indah. Sedangkan misinya adalah:"Untuk membuat Sentul menjadi yang terbaik dan paling enak didiami di Indonesia"

6. PT.Bintang Mitra Semesta Raya, Tbk ( BMSR )

PT. Bintang Mitra Semesta Raya, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis perusahaan investasi. Perusahaan juga terlibat dalam perdagangan produk-produk kimia, konstruksi, bisnis percetakan, agribisnis, sektor kelautan, real


(45)

November 1989. Anak perusahaan termasuk PT. Sinar Kompas Utama dan PT. Alvita Sunta, yang terlibat dalam pembangunan real estate.

7. PT.Bumi Serpong Damai, Tbk( BSDE )

PT. Bumi Serpong Damai, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis pengembang properti. Perusahaan terlibat dalam pengembangan real estate dengan nama BSD City yang berdiri tanggal 16 Januari 1984. Perusahaan juga terlibat dalam pembangunan properti hunian, daerah komersial, kawasan industri, pusat perbelanjaan, sekolah, pusat olahraga, pusat rekreasi, lapangan golf dan fasilitas pendidikan. Segmen usahanya dibagi ke dalam tanah, bangunan industri, rumah, ruko-ruko, pusat perbelanjaan dan kantor.

8. PT. Citra Kebun Raya Agri, Tbk ( CKRA )

PT. Citra Kebun Raya, Agri Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis real estate dan perusahaan konstruksi dan berdiri 19 September 1990. Pada tanggal 30 Juni 2008, para pemegang saham menyetujui menambah kegiatan utama perusahaan untuk sektor pertanian dan perkebunan yang mencakup budidaya, pengolahan, perdagangan dan transportasi produk pertanian. Perseroan akan mengkhususkan diri dalam budidaya perkebunan, pengolahan minyak sawit menjadi minyak sawi t mentah (CPO) dan pengolahan singkong menjadi tepung tapioka.


(46)

Didirikan 25 Maret 1981 dengan nama PT. Internusa Artacipta 1984 mulai mengembangkan hunian dari Vila Melati Mas, Serpong 2000 Mayoritas dari pemegang saham perusahaan (PT. Gama Nusapala) bergabung sebagai pemegang saham baru tahun 2004 Memulai untuk mengembangkan Hunian dari Serpong Park, Serpong. Tahun 2005 terjadi perubahan nama menjadi PT. Karya Cipta Putra Indonesia. Tahun 2007 berubah nama menjadi PT. Cowell Development, Tbk .

10. PT. Ciputra Development, Tbk ( CTRA )

PT. Ciputra Development, Tbk adalah salah satu perusahaan real estate terkemuka. Didirikan pada 22 Oktober tahun 1981, pembangunan perumahan skala besar dan komersial properti merupakan bisnis inti Ciputra Development. Berkantor pusat di Jakarta, Ciputra Development telah membentang operasinya dan saat ini mengembangkan dan mengoperasikan 21 perumahan dan properti komersial di 14 kota besar di seluruh Indonesia. Properti komersial mencakup pusat perbelanjaan, hotel, jasa apartemen dan lapangan golf. Ini sifat luas jangkauan dan mempromosikan jaringan yang kuat Ciputra Development sebagai salah satu perusahaan real estate dalam hal produk, lokasi dan segmentasi pasar. Ciputra Development juga memiliki reputasi terbaik dalam menambahkan nilai properti dan tim manajemen yang berpengalaman untuk mendukung ekspansi bisnis. Ciputra Development terdaftar pada tahun 1994. Anak perusahaan yang terdaftar adalah PT. Ciputra Surya, Tbk dan PT. Ciputra Property, Tbk, keduanya memiliki


(47)

bisnis inti yang sama seperti Ciputra Development. Visi dari perusahaan ini adalah untuk mengembangkan bisnis properti kelompok dengan semangat keunggulan dan inovasi, yang menciptakan nilai yang lebih besar dalam memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat dan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi

stakeholder. Perusahaan ini mempunyai misi untuk menjadi pelopor dalam bisnis

properti dengan berjuang untuk menjadi yang terbaik, profesional dan menguntungkan, sehingga akan menjadi pelanggan pilihan pertama, karyawan paling menarik dan tertantang di tempat kerja, para pemegang saham memiliki investasi yang paling menguntungkan dan memberi kontribusi nyata kepada bangsa.

11. PT.Ciputra Properti, Tbk ( CTRP )

Perusahaan ini berdiri tanggal 22 Desember 1984. Visi perusahaan ini adalah untuk mengembangkan bisnis properti kelompok yang beroperasi di lndonesia dan luar negeri, dengan semangat keunggulan dan inovasi, untuk menciptakan nilai yang lebih besar dalam memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat dan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi stakeholder. Misi perusahaan ini adalah untuk menjadi pelopor dalam bisnis properti, dengan berjuang untuk menjadi yang terbaik, profesional dan menguntungkan, sehingga akan menjadi pelanggan pilihan pertama, para pemangku kepentingan yang paling menguntungkan investasi, karyawan paling menarik dan menantang bangsa tempat kerja dan kontribusi nyata.


(48)

PT Ciputra Property Tbk adalah sebuah Indonesia berbasis pengembang properti komersial. Perusahaan kegiatan utama mencakup pengembangan dan penjualan real estat, termasuk kantor, pusat perbelanjaan dan sarana Segitiga Emas yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan ini memiliki visi untuk mengembangkan bisnis properti kelompok yang beroperasi di lndonesia dan luar negeri, dengan semangat keunggulan dan inovasi, untuk menciptakan nilai yang lebih besar dalam memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat dan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi stakeholder. Misi perusahaan ini adalah untuk menjadi pelopor dalam bisnis properti, dengan berjuang untuk menjadi yang terbaik, profesional dan menguntungkan, sehingga akan menjadi pelanggan pilihan pertama, para pemegang saham yang memliki investasi yang menguntungkan, karyawan yang baik dan memberikan kontribusi yang nyata.

13. PT. Duta Anggada Realty, Tbk ( DART )

Awal Duta Anggada Group dapat ditelusuri ketika pada tahun 1983 Duta Anggada Group, memulai keterlibatannya dalam pasar properti Indonesia. Perusahaan memulai dengan pengembangan strategis investasi perumahan utama kompleks, yang ditujukan untuk pasar ekspatriat internasional dan kemudian mengembangkan serangkaian utama kantor komersial dan ritel properti investasi untuk memenuhi permintaan untuk kantor dan bangunan eceran.

Dalam rangka mempertahankan posisi terdepan, Duta Anggada Group mengembangkan kemampuan untuk memasukkan pengembangan properti. Duta


(49)

Anggada Group sekarang dianggap sebagai penggerak utama dalam bisnis pengembangan properti Indonesia.

14.PT. Dharmala Intiland, Tbk ( DILD )

PT. Intiland Development, Tbk adalah pengembang properti di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sejarah kepiawaian Intiland dimulai sejak tahun 1970-an, dimulai dari Jakarta dan Surabaya.

Secara formal, perusahaan didirikan oleh Hendro S. Gondokusumo pada 10 Juni 1983 dengan nama PT. Wisma Dharmala Sakti. Masuk ke Bursa Paralel pada tahun 1989, dilanjutkan ke Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta. Setelah restrukturisasi pada 29 Juni 2007, nama perusahaan berubah menjadi PT. Intiland Development, Tbk.

15. PT. Duta Pertiwi, Tbk ( DUTI )

PT. Duta Pertiwi, Tbk merupakan dalam bidang berkantor di Duta Pertiwi berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menemukan peluang dalam pasar real estate. Dukungan dari Sinar Mas, memungkinkan perusahaan untuk bergerak dengan cepat untuk merebut investasi yang menarik untuk kepentingan pemegang saham dan klien. Duta Pertiwi adalah perusahaan pertama yang mengeksploitasi peluang penjualan strata title untuk ruang ritel di Indonesia, dengan


(50)

peluncuran Mangga Dua International Trade Centre (ITC Mangga Dua) pada tahun 1989. Duta Pertiwi juga orang pertama yang berhasil menggabungkan kondominium, ruang ritel dan kantor-kantor sebagai campuran menggunakan perkembangan superblock.

16. PT.Bakrieland Development, Tbk ( ELTY )

PT. Bakrieland Development, Tbk adalah sebuah Indonesia yang berbasis perusahaan pengelola properti. Perseroan terdiri dari kegiatan usaha pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk jasa manajemen dan investasi di bidang real estate properti dan infrastruktur. Anak perusahaannya terlibat dalam properti, apartemen, hotel dan kantor manajemen, serta pembangunan perumahan dan resor. Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai properti di Jakarta, Bogor, Bali, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan dan Tangerang

17. PT. Fortune Mate Indonesia, Tbk ( FMII )

Perusahaan ini berdiri tanggal 24 Juni 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang Property, Real estate and building construction. Perusahaan ini listing di bursa efek Indonesia tahun 2000.

18. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk ( GMTD )

PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Mei 1991. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk (Perseroan)


(51)

adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan pengembangan kota mandiri (township development). Saat ini, kegiatan usaha Perseroan adalah pengembangan kota mandiri Tanjung Bunga, berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan, yang pembangunan fisiknya telah dimulai sejak tahun 1997. Pendapatan Perseroan diperoleh terutama dari penjualan rumah dan kavling hunian, penjualan lahan siap bangun untuk komersial, dan pendapatan dari fasilitas komersial dan rekreasi yang dibangun. Sedangkan biaya-biaya perseroan terutama adalah biaya konstruksi, pemasaran dan promosi, serta beban umum dan administrasi termasuk biaya tenaga kerja (BTK).

19. PT. Global Land Development, Tbk ( GPRA )

PT. Global Land Development, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis perusahaan pengelola properti. Perseroan mengembangkan dan mengelola pusat perbelanjaan dan hiburan. Perseroan memiliki dan mengoperasikan Grand Mall Shopping Center di Bekasi. Perseroan didukung oleh kantor operasi di Bekasi, Indonesia. Pada 10 November 2008, Perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah mendirikan anak perusahaan berbasis di Singapura.

20. PT. Jakarta internasional Hotel & Development, Tbk ( JIHD )

JIHD adalah salah satu perusahaan properti terbesar yang terdaftar di Indonesia. Posisi di sektor ini bukan hanya dalam ukuran tetapi juga karena lokasi properti, 45 hektar lahan yang di Sudirman Central Business District (SCBD) adalah


(52)

dapat dikatakan sebagai saluran cukup besar yang terletak kawasan terbaik di segitiga emas Jakarta. JIHD juga merupakan pemilik Hotel Borobudur Jakarta, lima hotel bintang berlian yang ditempatkan di dalam 23 hektar taman-taman tropis yang ini terletak di jantung kota Jakarta, dekat dengan distrik bisnis utama, pusat perbelanjaan, Istana Kepresidenan dan kantor-kantor pemerintah lainnya. JIHD membuat hotel sebagai dasar yang ideal untuk bisnis dan liburan.

21. PT. Jaya Real Property, Tbk ( JRPT )

PT. Jaya Real Property, Tbk adalah properti Indonesia berbasis manajemen perusahaan. Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan perkotaan, yang meliputi kompleks perumahan dan industri, infrastruktur dan fasilitas umum. Di samping itu, Perusahaan membuat beberapa kegiatan yang berkaitan dengan investasi. Proyek-proyek Perusahaan meliputi regia Boulevard, Althia Park, Mahagoni Park, Emerald, Permata Bintaro, Senayan Bintaro, Graha Taman, Puri Bintaro dan Menteng Bintaro.

22. PT. Kawasan Industri Jababeka, Tbk ( KIJA )

PT. Kawasan Industri Jababeka, Tbk didirikan pada tahun 1989 dan merupakan yang pertama yang terdaftar publik pengembang kawasan industri di Indonesia, yang terdaftar di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1994. Perusahaan strategi bisnis adalah membangun bisnis yang menciptakan massa kritis untuk bisnis lain. Dengan strategi ini dalam pikiran, Jababeka memulai bisnisnya


(53)

dengan mengembangkan kawasan industri yang sekarang rumah bagi lebih dari 1.400 perusahaan lokal dan multinasional, seperti Unilever, Samsung dan Mattel, mempekerjakan lebih dari 600.000 pekerja yang merupakan pelanggan perumahan dan komersial perkebunan. Misi dari perusahaan ini yaitu: "Reliable, profesional dan selalu berusaha untuk melebihi harapan" sedangkan visinya : "Untuk menjadi yang paling dihormati dan pengembang kota ramah lingkungan".

23. PT. Krida Perdana Indah Graha, Tbk ( KPIG )

Perusahaan yang bergerak dalam sektor properti ini membawahi lima anak usahanya, di antaranya Plaza Indonesia, Aston, Nusadua Graha Internasional, Aston Inti Makmur, dan Multi Nitrotama Kimia.

24. PT. Lamicitra Nusantara, Tbk ( LAMI )

PT. Lamicitra Nusantara, Tbk adalah sebuah Indonesia yang berbasis perusahaan pengelola properti. Perusahaan terlibat dalam pengembangan dan operasi komersial, industri dan pusat perbelanjaan, pengelolaan pelabuhan, penanganan kargo dan konstruksi umum. Perusahaan juga terlibat dalam industri manajemen hotel. Anak perusahaan termasuk PT. Tunjungan Crystal Hotel, PT. Wiratangguh Dharmacitra, PT. Dharmabhakti Adijaya, PT. Persada Alam Nusantara dan PT Penta Persada Pertiwi. Perusahaan ini merupakan bagian dari Lamicitra Nusantara Group.


(54)

25. PT. Laguna Cipta Griya, Tbk ( LCGP )

PT. Laguna Cipta Griya, Tbk adalah pembangunan Indonesia berbasis perusahaan. Perusahaan ini terutama bergerak di bidang pengembangan dan penjualan real estate. Perusahaan juga terlibat dalam menyediakan jasa agen dan kontraktor, perdagangan umum, percetakan, pertambangan, pertanian, perkebunan, transportasi darat dan pembangunan infrastruktur listrik. Proyek Perusahaan termasuk Puri Cilegon Hijau dan Puri Krakatau Hijau di Banten, Indonesia.

26. PT. Lippo Cikarang, Tbk ( LPCK )

Saat ini PT. Lippo Cikarang, Tbk merupakan salah satu pengembang perkotaan Indonesia terbesar dan terkemuka. Memulai kegiatannya dengan pengembangan kawasan industri yang ramah lingkungan di Cikarang, Bekasi, 31 Kilometer di sebelah Timur Jakarta, bermitra dengan EJIP (East Jakarta Industrial Park) perusahaan-perusahan dari Jepang dan Hyundai Inti Development dari Korea. Perusahaan ini telah dengan sangat berhasil mengembangkan Lippo Cikarang menjadi lingkungan perumahan, komersial dan industri yang lebih baik dan lebih sehat dan dengan harmonis mengintegrasikan permukiman, fasilitas dan utilitas publik. Semua ini merupakan wujud komitmen dan kerja keras Perseroan selama delapan belas tahun dalam mengembangkan kawasan tinggal, bisnis dan mayarakat yang ramah lingkungan.


(55)

27. PT. Lippo Karawaci, Tbk ( LPKR )

Lippo Karawaci, sebagai sebuah perusahaan, telah menunjukkan kemampuan yang tangguh untuk mencapai pertumbuhan yang sangat baik selama lebih dari satu dekade, dalam beberapa periode yang paling menantang dalam sejarah Indonesia baru-baru ini. Melalui penggabungan berbagai properti, kesehatan, dan perhotelan perusahaan yang diresmikan pada 30 Juli 2004, PT. Lippo Karawaci, Tbk telah memantapkan dirinya sebagai terkemuka berbasis luas perusahaan properti di Indonesia dengan aset ditaksir bernilai lebih dari Rp 575 Juta (17 Februari 2006). Dengan sukses Lippo Karawaci yang terletak di sebelah barat ibukota Jakarta sebagai unggulan, entitas juga mencakup kota-kota baru Lippo Cikarang ke Jakarta Timur dan Tanjung Bunga di pantai Makassar - "Gateway Untuk Indonesia Timur, empat rumah sakit sebagai serta enam pusat perbelanjaan

28. PT. Modernland Realty Ltd, Tbk ( MDLN )

PT. Modernland Realty, Tbk adalah perusahaan pengembangan properti. Perseroan kegiatan utama mencakup pengembangan dan penjualan real estate, pengoperasian lapangan golf dan country club, kontraktor dan perdagangan umum. Perusahaan real estate terdiri dari proyek-proyek Kota Modern dan Apartemen Golf modern, keduanya berlokasi di Tangerang; Taman Modern dan Modern Jakarta, keduanya berlokasi di Cakung; Bukit Modern, yang terletak di Pondok Cabe, dan Padang Golf Modern, yang terletak di Tangerang.


(56)

29. PT.Metropolitan Kentjana, Tbk ( MKPI )

PT. Metropolitan Kentjana, Tbk adalah sebuah Indonesia yang berbasis pengembang properti. Perusahaan ini terlibat dalam pembangunan perumahan, bangunan perkantoran, pusat perbelanjaan dan fasilitas mereka. Kegiatan lain termasuk sewa tanah dan bangunan kantor.

30. PT. Indonesia Prima Properti, Tbk ( OMRE )

Grup kegiatan utama adalah mengembangkan dan mengelola hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran dan perumahan dan resor perkebunan dan fasilitas pendukung yang relevan. Grup portofolio properti meliputi Apartemen Puri Casablanca, Office Building Wisma Sudirman, Grand Tropic Suites Hotel, Novotel Surabaya Hotel & Suites, Mal Blok M Shopping Centre, Plaza Parahyangan dan Kompleks Perumahan Bukit Tiara.

31. PT. Putra Surya Perkasa, Tbk ( PTRA )

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 31 Mei 1981. Perusahaan beroperasi secara komersil pada tahun 1982. Adapun kegiatan utama perusahaan yaitu: Menjalankan perusahaan pembangunan ( kontraktor), menjalankan usaha di bidang perumahan ( real estate ), menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umuum, perwakilan dan atau peragenan dari perusahaan lain.


(57)

Pakuwon Jati adalah perintis Superblok, sebuah integrasi ritel, kantor, kondominium dan hotel dalam satu pembangunan skala besar. Perusahaan juga Township pengembang perumahan terkemuka di Surabaya Timur. Melalui Superblok unik dan perkembangan Township, Perusahaan mampu menghasilkan sinergi yang kuat untuk meningkatkan marjin dan mencapai skala dan efisiensi operasional. Didukung oleh diversifikasi portofolio aset, Perseroan berhasil mencapai pertumbuhan bisnis yang seimbang dan mitigates dampak negatif dari sifat siklus pasar properti Indonesia pada profitabilitas dan arus kas.

33. PT. Panca Wiratama Sakti, Tbk ( PWSI )

PT. Panca Wiratama Sakti, Tbk adalah sebuah peerusahaan di Indonesia yang berbasis perusahaan real estate. Perusahaan terlibat dalam pengembangan dan manajemen real estate, termasuk gedung perkantoran dan apartemen. Perusahaan ini juga terlibat dalam instalasi fasilitas teknis, penyediaan jasa desain interior dan perkebunan.

34. PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati, Tbk ( RBMS )

PT. Ristia Bintang Mahkota sejati, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis perusahaan pengelola properti. Perusahaan terlibat dalam pembangunan dan pengembangan Bintang Metropole dan Mahkota Simprug kompleks perumahan yang berlokasi di Bekasi dan Tangerang, masing-masing. Anak


(58)

perusahaan Perseroan yang bergerak dalam bisnis real estate termasuk PT. Royal Oak Development Asia, Tbk, PT. Bhaskara Mutu Sentosa dan PT. Citra Kebun Raya Agri, Tbk.

35. PT. Royal Oak Development, Tbk ( RODA )

PT. Royal Oak Development Asia Tbk Sebelumnya dikenal sebagai PT. Roda Panggon Harapan, Tbk berdiri tanggal 15 Oktober 1984. Kelompok kegiatan utama adalah mengembangkan properti real estate. Hal ini juga terlibat dalam perdagangan umum, kargo, percetakan, pertanian, pertambangan dan investasi.

36. PT. Danayasa Arthatama, Tbk (SCBD )

PT. Danayasa Arthatama, Tbk adalah sebuah perusahaan di Indonesia yang berbasis pengembang properti. Perusahaan ini terlibat dalam pengembangan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan fasilitas terkait. Selain itu, Perseroan juga terlibat dalam penyewaan gedung, kantor, toko dan fasilitas. Ini memiliki 19 anak perusahaan langsung, yang bergerak di bidang properti, investasi, perdagangan, pariwisata dan sektor telekomunikasi. Perusahaan pengembang bertempat di Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta Selatan.

37. PT. Surya Inti Permata, Tbk ( SIIP )

PT. Suryainti Permata, Tbk didirikan pada tahun 1990 dan bergerak dalam bidang properti dan bisnis pembangunan perumahan termasuk fasilitas-fasilitas dan


(59)

infrastruktur. Dalam 16 tahun operasi Perseroan, telah mampu berkembang dan

developrapidly.The Perusahaan memiliki pengalaman yang luas dalam manajemen

dalam pengembangan industri, perumahan, kompleks perkantoran, hotel dan gedung perkantoran. Berbagai jenis produk-produk inovatif telah dikembangkan oleh perusahaan, membuat Perseroan, PT. Suryainti Permata, bahkan lebih diakui sebagai salah satu yang paling kompetitif dalam industri properti Indonesia.

38. PT. Suryamas Duta Makmur, Tbk (SMDM )

PT. Suryamas Dutamakmur, Tbk adalah sebuah perusahaan yang berbasis pengelola properti. Perusahaan ini terlibat dalam pembangunan, pengembangan dan pengelolaan kompleks perumahan, golf dan country club, hotel dan resor yang terletak di daerah Rancamaya di Bogor, Jawa Barat. Anak perusahaan Perseroan, yang terlibat dalam sektor properti dan pengelolaan lapangan golf, termasuk PT. Saptakreasi Indah, PT. Rancamaya Asri Golf dan Country, PT. Multiraya Sinarindo, PT. Permainusa Megacitra, PT Inti Sarana Papan, PT. Cetranusa Majupermai dan PT. Golden Integritas Sejati. Perusahaan ini merupakan bagian dari Suryamas Group.


(60)

PT. Summarecon Agung, Tbk, didirikan pada tahun 1975 oleh keluarga Nagaria. Proyek pertama yang dikembangkan adalah kawasan Kelapa Gading seluas lebih kurang 10 ha. Perusahaan berkembang pesat sehingga menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Kawasan Kelapa Gading yang semula hanya seluas 10 ha kini berkembang pesat menjadi lebih dari 500 ha dan telah menjelma menjadi sebuah kota bisnis dan hunian terpadu yang dinamis.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Analisa Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi Return on Equity ( ROE ) a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Asset Ratio pada perusahaan sektor properti di

Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Tabel 4.1

Debt to Asset Ratio Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2006-2008

Emiten Perusahaan DAR (%) Rata-Rata

2006 2007 2008

ASRI PT. ALAM SUTERA REALTY, TBK 30.58 24.71 23.67 26.32


(61)

BIPP PT.BHUANATALA INDAH PERMAI, TBK

24.77 21.92 19.39 22.03

BKDP PT. BUKIT DARMO PROPERTY,

TBK

95.79 3.42 -20.70 26.16

BKSL PT. BUKIT SENTUL, TBK 3.96 3.40 3.58 3.65

BMSR PT.BINTANG MITRA SEMESTA RAYA, TBK 0 0 0 0

BSDE PT.BUMI SERPONG DAMAI, TBK 22.61 30.18 19.23 24

CKRA PT. CITRA KEBUN RAYA AGRI,

TBK

0 0.18 0.34 0.17

COWL

PT. COWELL DEVELOPMENT, TBK 13.29 15.84 17.35 15.49941

CTRA PT. CIPUTRA DEVELOPMENT, TBK 4.92 2.96 3.07 3.65

CTRP PT.CIPUTRA PROPERTI, TBK 22.72 5.40 2.74 10.29

CTRS PT. CIPUTRA SURYA, TBK 0.09 1.28 5.45 2.27

DART

PT. DUTA ANGGADA REALTY, TB 48.90 62.41 64 58.44

DILD PT. DARMALA INTILAND, TBK 32.85 10.03 17.37 20.08

DUTI PT. DUTA PERTIWI, TBK 27.51 30.27 19.68 25.82

ELTY PT.BAKRIELAND DEVELOPMENT,

TBK

6.96 6.91 14.09 9.32

FMII PT.FORTUNE MATE INDONESIA,

TBK

10.14 4.79 4.88 6.60

GMTD PT GOWA MAKASSAR TOURISM

DEVELOPMENT, TBK

3.83 11.48 10.97 8.76

GPRA PT. GLOBAL LAND

DEVELOPMENT, TBK

21.89 20.15 14.72 18.92

JIHD PT. JAKARTA INTERNASIONAL

HOTEL & DEVELOPMENT, TBK

31.66 31.53 31.52 31.57

JRPT PT. JAYA REAL PROPERTY, TBK 5.59 3.41 5.72 4.90

KIJA PT. KAWASAN INDUSTRI

JABABEKA, TBK

5.45 26.13 37.32 22.97

KPIG PT. KRIDA PERDANA INDAH

GRAHA, TBK

0 71.78 15.47 29.08

LAMI PT.LAMICITRA NUSANTARA, TBK 23.66 13.72 7.35 14.91


(62)

LCGP PT.LAGUNA CIPTA GRIYA, TBK. 26.33 6.76 2.92 12

LPCK PT. LIPPO CIKARANG, TBK 5.89 5.12 1.88 4.30

LPKR PT. LIPPO KARAWACI, TBK 28.84 27.19 27.13 27.72

MDLN PT. MODERNLAND REALTY LTD, TBK 35.58 36.76 18.35 30.23

MKPI PT.METROPOLITAN KENTJANA,

TBK

28.42 22.44 16.17 22.34

MORE PT. INDONESIA PRIMA PROPERTI,

TBK

1046.54 1305.18

-580.97

590.25

PTRA PT. PUTRA SURYA PERKASA, TBK 28.66 15.23 15.12 19.67

PWON PT PAKUWON JATI, TBK 61.83 54.88 54.06 56.92841

PWSI PT. PANCA WIRATAMA SAKTI,

TBK

69.05 73.53 78.52 73.70

RBMS PT. RISTIA BINTANG MAHKOTA

SEJATI, TBK

0.001 0 0 0.0003

RODA PT. RODA PANGGON HARAPAN,

TBK

0 0 6.54 2.18

SCBD PT. DANAYASA ARTHATAMA, TBK

20.95 20.56 18.79 20.10

SIIP PT. SURYA INTI PERMATA, TBK 0 0.31 0.15 0.15

SMDM

PT. SURYAMAS DUTAMAKMUR, TBK

75.87 61.26 21.57 52.90

SMRA PT. SUMMARECON AGUNG, TBK 55.57 41.78 73.97 57.11

Rata-Rata per Tahun 50.58 54.28 2.68 35.85 Sumber: Hasil Penelitian www.idSaham.com, 17 Desember 2009 dan diolah.

Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabel DAR (Debt to Asset Ratio) pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode penelitian tahun 2006 - tahun 2008. Pada tabel ini dapat dilihat nilai DAR pada perusahaan-perusahaan properti berfluktuasi walaupun pada beberapa perusahaan-perusahaan memiliki DAR yang stabil pada tahun penelitian. Berdasarkan tingkat DAR rata-rata per perusahaan,


(63)

nilai DAR tertinggi dimiliki oleh PT. Indonesia Prima Properti, Tbk yaitu sebesar 590,25% dan nilai DAR terendah dimiliki oleh PT. Binta Mitra Semesta Raya, Tbk yaitu sebesar 0%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai DAR tertinggi terdapat pada tahun 2007 yaitu 54,28% dan nilai DAR terendah pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,68%

Pada tahun 2006 nilai DAR rata-rata per tahun sebesar 50,58%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak 7 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 17,945%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak 32 perusahaan atau sekitar 82,05%.

Pada tahun 2007, nilai DAR rata-rata per tahun sebesar 54,28%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak 6 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 15,38%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak 33 perusahaan atau sekitar 84,62%

Pada tahun 2008, nilai DAR rata-rata per tahun sebesar 2,68 %. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak

33 perusahaan atau sekitar 84,62%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DAR rata-rata per tahun sebanyak 3 perusahaan atau sekitar 15,38%. Dari tabel 4.1 juga dapat dilihat bahwa pada tahun-tahun tertentu ada beberapa perusahaan properti yang tidak memiliki hutang, sedangkan dalam pembiayaannya pada umumnya perusahaan properti menggunakan dana dan hutang yang besar.

Dalam praktek sangat sulit menentukan titik struktur modal yang optimal, bahkan untuk membuat range untuk struktur modal yang optimalpun sulit. Oleh


(64)

karena itu, kebanyakan perusahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak menggunakan hutang atau tidak ( kesimpulan dari pertemuan tahunan

financial management Association ( FMA ) tahun 1989 )( Fachrudin, 2008:97 ).

Menurut Bringham dan Houston dalam Amalia (2008:97) eksekutif keuangan umumnya menjaga struktur modal optimalnya, misalnya dengan rasio hutang 40% - 50%, dari tabel 4.1 diatas, maka dapat dilihat rata-rata tahunan DAR dari periode penelitian tidak ada satu pun yang memenuhi stuktur modal yang optimum yang diupayakan oleh eksekutif keuangan tersebut.

b. Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio pada perusahaan sektor Properti di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008.

Tabel 4.2

Debt to Equtyt Ratio Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2006-2008

Emiten Perusahaan DER ( % ) Rata-Rata

2006 2007 2008

ASRI PT. ALAM SUTERA REALTY,

TBK 59.39 43.22 41.24 47.95

BAPA PT. BEKASI ASRI PEMULA, TBK 9582.34 166.52 72.67 3273.8

BIPP PT.BHUANATALA INDAH PERMAI, TBK 571.36 508.39 408.55 496.10

BKDP PT. BUKIT DARMO PROPERTY,

TBK

2856.83 3.93 -19.01 947.24

BKSL PT. SENTUL CITY, TBK 4.81 3.81 4.14 4.25

BMSR PT.BINTANG MITRA SEMESTA

RAYA, TBK


(65)

BSDE PT.BUMI SERPONG DAMAI, TBK 71.86 85.84 40.60 66.10

CKRA PT. CITRA KEBUN RAYA AGRI,

TBK

0 0.22 0.36 0.19

COWL PT. COWELL DEVELOPMENT,

TBK

75.88 31.71 30.27 45.95

CTRA PT. CIPUTRA DEVELOPMENT,

TBK

8.92 5.86 6.22 7.00

CTRP PT.CIPUTRA PROPERTI, TBK 0.06 0.04 0.10 0.07

CTRS PT. CIPUTRA SURYA, TBK 0.15 1.84 8.40 3.46

DART PT. DUTA ANGGADA REALTY,

TBK

184.25 314.48 278.13 258.95

DILD PT. DARMALA INTILAND, TBK 34169.65 18.15 32.49 11406.77

DUTI PT. DUTA PERTIWI, TBK 75.28 79.82 39.21063 64.77

ELTY PT.BAKRIELAND

DEVELOPMENT, TBK

12.64 9.54 26.06 16.08

FMII PT.FORTUNE MATE INDONESIA,

TBK

15.45 9.09 10.78 11.77

GMTD PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT, TBK 12.77 36.93 33.92 27.87

GPRA PT. GLOBAL LAND

DEVELOPMENT, TBK

178.17 49.92 39.14 89.07

JIHD PT. JAKARTA INTERNASIONAL

HOTEL & DEVELOPMENT, TBK

112.07 131.36 147.13 130.19

JRPT PT. JAYA REAL PROPERTY, TBK 3.54 5.72 10.25 6.50

KIJA PT. KAWASAN INDUSTRI

JABABEKA, TBK

6.41 39.64 69.50 38.52

KPIG PT. KRIDA PERDANA INDAH

GRAHA, TBK

0 318.28 18.69 112.32

LAMI PT.LAMICITRA NUSANTARA,

TBK

71.51 52.52 27.02 50.35

LCGP PT.LAGUNA CIPTA GRIYA, TBK. 44.84 7.61 3.26 18.57

LPCK PT LIPPO CIKARANG, TBK 15.29 14.34 5.59 11.745

LPKR PT LIPPO KARAWACI, TBK 82.623 68.10 71.07 73.93

MDLN PT. MODERNLAND REALTY,

TBK

83.95 86.60 32.53 67.69


(1)

Collinearity Diagnostics(a)

Model

Dimensio

n Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) DAR DER LDER

1 1 2.943 1.000 .03 .03 .02 .02

2 .693 2.060 .38 .03 .03 .10

3 .259 3.372 .56 .64 .00 .15

4 .105 5.296 .03 .30 .95 .72

a Dependent Variable: ROE

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.4754 .3064 .0353 .07581 106

Std. Predicted Value -6.737 3.576 .000 1.000 106

Standard Error of

Predicted Value .008 .057 .013 .009 106

Adjusted Predicted Value -.3652 .3662 .0368 .06921 106

Residual -.22904 .20090 .00000 .07849 106

Std. Residual -2.876 2.523 .000 .986 106

Stud. Residual -2.898 2.604 -.008 1.024 106

Deleted Residual -.25117 .21408 -.00145 .08566 106

Stud. Deleted Residual -3.010 2.682 -.007 1.040 106

Mahal. Distance .094 52.384 2.972 7.682 106

Cook's Distance .000 .942 .027 .115 106

Centered Leverage Value .001 .499 .028 .073 106


(2)

Charts

-3-2-10123

Regression Standardized Residual

0

5

10

15

20

25

Frequency

Mean = 1.91E-17 Std. Dev. = 0.986 N = 106

Dependent Variable: ROE Histogram


(3)

0.00.20.4Observed Cum Prob0.60.81.0

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: ROE Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(4)

-8Regression Standardized Predicted Value-6-4-2024

-4

-3

-2-1

0

12

3

Regressi

on Student

ized Deleted (Press)

Residual

Dependent Variable: ROE Scatterplot


(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 106

Normal Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation .98561076

Most Extreme Differences

Absolute .112

Positive .112

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z 1.148

Asymp. Sig. (2-tailed) .143

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Heteroskedastisitas-Uji Glesjer

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant


(6)

DAR .060 .037 .216 1.608 .111

DER -.002 .011 -.038 -.195 .846

LDER .017 .013 .248 1.306 .195

ROE .107 .062 .223 1.730 .087


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

0 64 93

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

8 63 108

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 82 82

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Economic Value Added Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia

33 152 93

Pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 74

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 16

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

0 1 12

ANALISIS FAKTOR PENENTU STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 16

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PAJAK TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2016

0 2 27