tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak yang dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru
dalam memenuhi kebutuhannnya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibanding dengan perusahaan yang kecil.
g. Profitabilitas Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi,
menggunakan hutang yang relatif lebih kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dari perusahaan yang besar telah membuktikan kenyataan bahwa mereka dapat
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dari dana yang berasal dari internal.
h. Leverage operasi Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi lebih kecil
cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan mempunyai resiko lebih kecil.
2. Analisis Rasio Keuangan
Kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dapat dinilai oleh analisis keuangan dengan menggunakan tolak ukur berupa rasio dan indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan. Analisis dan interpretasi dari macam-macam
Universitas Sumatera Utara
rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman.
Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan- perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca
maupun laba rugi. Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam enam kelompok dasar Harahap, 2007:303, yaitu:
1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini terbagi menjadi current ratio, quick acid ratio, dan net working capital.
2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini terbagi atas inventory turn over, average age of inventory, average collection period,
average payment period, average purchase day, total asset turn over, dan fixed asset turnover.
3. Rasio leverage keuangan, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini terbagi atas debt to total asset ratio, debt to equity ratio, long-term debt to
equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage dan cash return on sales.
4. Rasio profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaanmemperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset
Universitas Sumatera Utara
maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini terbagi atas gross profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio.
5. Rasio penilaian, mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai
pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini merupakan ukuran yang paling lengkap, tentang prestasi perusahaan, karena
mencerminkan kombinasi rasio-risiko dan rasio-hasil pengembalian. Rasio ini terbagi atas earning per share, dividend per share dividend payout ratio, price
earning ratio, book value per share, dan price to book value. 6.
Rasio pertumbuhan, mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
Bila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu :
1. Rasio-Rasio neraca Balance sheet ratios, ialah rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca, misalnya : Current ratio,acid-test ratio, current asset to total asset ratio, current liabilities to total assets ratio dan lain sebagainya.
2. Rasio-Rasio laporan Laba Rugi Income statement ratio, ialah rasio-rasio
yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio.
3. Rasio-Rasio antar laporanInter statement ratios, ialah rasio–rasio yang
disusun dari data yang berasal data neraca dan data lainnya berasal dari income statement ratio, misalnya : assets turnover, inventory turnover,
receivables turnover dan lain sebagainya Riyanto, 1995:330
Universitas Sumatera Utara
Dari berbagai jenis rasio diatas, rasio yang paling sering digunakan untuk mengukur stuktur modal adalah rasio laverage.
3. Debt to Asset Ratio DAR