1 1 5
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
a. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama- sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang
terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan.
c. Negara Indonesia dan Belanda merupakan Uni Indonesia-Belanda, diketuai oleh Ratu Juliana.
Isi perundingan tersebut, ternyata sangat merugikan Indonesia, karena wilayah Indonesia menjadi sempit.
2. Agresi Militer Belanda I
Belanda, ternyata melanggar perjanjian Linggajati. Pada 21 Juli 1947, Belanda tiba-tiba menyerang wilayah
Republik Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sehingga
wilayah Indonesia semakin sempit. Tindakan Belanda ini dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda I.
Tindakan agresi Militer Belanda I mendapat per- ten tangan dari dunia internasional. Pada 1 Agustus
1947, PBB memerintahkan agar Belanda dan Indonesia meng hentikan tembak-menembak. Pada 4 Agustus
1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata.
3. Perjanjian Renville
Untuk menyelesaikan perang antara Belanda dan Indonesia, PBB membentuk Komisi Tiga Negara KTN.
KTN terdiri atas Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat
dipilih oleh Australia dan Belgia. KTN memprakarsai perundingan Renville, yaitu perundingan antara
Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di atas Kapal Renville milik angkatan laut Amerika Serikat.
Perundingan tersebut berlangsung pada 17 Januari 1948. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr.
Amir Syarifudin dan delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir.
Adapun isi perjanjian Renville, yaitu sebagai berikut.
a. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian
kecil Jawa Barat, dan Sumatra.
Sumber: Album Perjuangan
Kemerdekaan, 1975
Van Mook, delegasi Belanda dalam
Perundingan Linggajati pada 10 November
1945.
Ga m ba r 8 .4
Van Mook, delegasi
Mengenal Lingkungan Sekitar untuk Kelas V
116
b. Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
Hasil perundingan Renville kembali merugikan Bangsa Indonesia, wilayah Indonesia menjadi
semakin sempit. Belanda kembali mengingkari perundingan
dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali me lancarkan agresi militernya yang dikenal
dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresinya, Belanda berhasil merebut Yogyakarta
yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia.
Kemudian, Belanda menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap,
Presiden Soekarno melalui radio ber hasil memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin
Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Sementara Republik
Indonesia PSRI dengan ibu kotanya Bukittinggi.
Agresi Militer Belanda II kembali mendapatkan pertentangan dari dunia internasional terutama negara-
negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda segera
ditarik keluar dari Indonesia.
Untuk kembali membantu menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda, PBB membentuk United Nation
Commission for Indonesia UNCI atau Komisi PBB
untuk Indonesia. UNCI memprakarsai perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.
4. Perundingan Roem-Royen
Perundingan ini dilaksanakan di Jakarta pada 7 Mei 1949. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia
dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.
Adapun isi Perjanjian Roem-Royen, yaitu sebagai berikut.
a. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
b. Menghentikan semua gerakan militer dan mem- bebaskan semua tahanan politik.
c. Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
Untuk mengembangkan
kemandirian dalam belajar dan berpikir
kritis, apakah tujuan Belanda melakukan
Agresi Militer Belanda II?
Ayo, Ja w a b