Mengenal Lingkungan Sekitar untuk Kelas V
116
b. Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
Hasil perundingan Renville kembali merugikan Bangsa Indonesia, wilayah Indonesia menjadi
semakin sempit. Belanda kembali mengingkari perundingan
dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali me lancarkan agresi militernya yang dikenal
dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresinya, Belanda berhasil merebut Yogyakarta
yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia.
Kemudian, Belanda menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap,
Presiden Soekarno melalui radio ber hasil memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin
Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Sementara Republik
Indonesia PSRI dengan ibu kotanya Bukittinggi.
Agresi Militer Belanda II kembali mendapatkan pertentangan dari dunia internasional terutama negara-
negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda segera
ditarik keluar dari Indonesia.
Untuk kembali membantu menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda, PBB membentuk United Nation
Commission for Indonesia UNCI atau Komisi PBB
untuk Indonesia. UNCI memprakarsai perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.
4. Perundingan Roem-Royen
Perundingan ini dilaksanakan di Jakarta pada 7 Mei 1949. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia
dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.
Adapun isi Perjanjian Roem-Royen, yaitu sebagai berikut.
a. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
b. Menghentikan semua gerakan militer dan mem- bebaskan semua tahanan politik.
c. Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
Untuk mengembangkan
kemandirian dalam belajar dan berpikir
kritis, apakah tujuan Belanda melakukan
Agresi Militer Belanda II?
Ayo, Ja w a b
1 1 7
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
d. Akan diselenggarakan KMB antara Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik
Indonesia kembali ke Yogyakarta.
5. Konferensi Meja Bundar KMB
KMB dilaksanakan pada 23 Agustus 1949– 2 November 1949, sebagai tindak lanjut Perundingan
Roem-Royen. Dalam perundingan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Dr. Moh. Hatta, delegasi Badan
Musyawarah Negara-Negara Federal BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II, dan Belanda dipimpin oleh
Mr. Van Maarseveen, sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Adapun isi perundingan KMB, yaitu sebagai berikut.
a. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat RIS dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan
kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. b. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni
Indonesia-Belanda. c. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pe-
ngakuan kedaulatan oleh Belanda. Pada 27 Desember 1949, isi perjanjian dan hasil
perundingan KMB ditandatangani di negeri Belanda. Indonesia diwakili oleh oleh Drs. Moh. Hatta, sedangkan
Ratu Juliana sebagai wakil dari Belanda. Di Indonesia, pengakuan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX sebagai wakil dari Indonesia dan Mr. A.H.S. Lovink perwakilan dari Belanda.
Ditandatanganinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda, sejak itu, berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia
dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat.
Sumber: 30 Tahun Indonesia
Merdeka, 1978.
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den
Haag, Belanda.
Ga m ba r 8 .5
Konferensi Meja Bundar
Untuk wawasan kebangsaan dan berpikir kritis, mengapa Belanda melancarkan Agresi Militernya? Kapan Belanda mengakui kedaulatan kepada Indonesia?