Perundingan Linggajati Mengenal Lingkungan Sekitar 5 Kelas 5 Nurhadi Hartitik Fitria Rahmawati 2009

Mengenal Lingkungan Sekitar untuk Kelas V 116 b. Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda. Hasil perundingan Renville kembali merugikan Bangsa Indonesia, wilayah Indonesia menjadi semakin sempit. Belanda kembali mengingkari perundingan dengan Indonesia. Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali me lancarkan agresi militernya yang dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. Dalam agresinya, Belanda berhasil merebut Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Kemudian, Belanda menangkap dan mengasingkan Soekarno-Hatta ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden Soekarno melalui radio ber hasil memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintahan Sementara Republik Indonesia PSRI dengan ibu kotanya Bukittinggi. Agresi Militer Belanda II kembali mendapatkan pertentangan dari dunia internasional terutama negara- negara Asia yang simpati akan perjuangan bangsa Indonesia. Mereka menuntut agar Belanda segera ditarik keluar dari Indonesia. Untuk kembali membantu menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda, PBB membentuk United Nation Commission for Indonesia UNCI atau Komisi PBB untuk Indonesia. UNCI memprakarsai perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.

4. Perundingan Roem-Royen

Perundingan ini dilaksanakan di Jakarta pada 7 Mei 1949. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Adapun isi Perjanjian Roem-Royen, yaitu sebagai berikut. a. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta. b. Menghentikan semua gerakan militer dan mem- bebaskan semua tahanan politik. c. Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. Untuk mengembangkan kemandirian dalam belajar dan berpikir kritis, apakah tujuan Belanda melakukan Agresi Militer Belanda II? Ayo, Ja w a b 1 1 7 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia d. Akan diselenggarakan KMB antara Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

5. Konferensi Meja Bundar KMB

KMB dilaksanakan pada 23 Agustus 1949– 2 November 1949, sebagai tindak lanjut Perundingan Roem-Royen. Dalam perundingan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Dr. Moh. Hatta, delegasi Badan Musyawarah Negara-Negara Federal BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II, dan Belanda dipimpin oleh Mr. Van Maarseveen, sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley. Adapun isi perundingan KMB, yaitu sebagai berikut. a. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat RIS dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. b. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda. c. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pe- ngakuan kedaulatan oleh Belanda. Pada 27 Desember 1949, isi perjanjian dan hasil perundingan KMB ditandatangani di negeri Belanda. Indonesia diwakili oleh oleh Drs. Moh. Hatta, sedangkan Ratu Juliana sebagai wakil dari Belanda. Di Indonesia, pengakuan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai wakil dari Indonesia dan Mr. A.H.S. Lovink perwakilan dari Belanda. Ditandatanganinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda, sejak itu, berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1978. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Ga m ba r 8 .5 Konferensi Meja Bundar Untuk wawasan kebangsaan dan berpikir kritis, mengapa Belanda melancarkan Agresi Militernya? Kapan Belanda mengakui kedaulatan kepada Indonesia?