Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri Model Pembelajaran Inkuiri

45 Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing lanjutan Tahap Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas siswa Tahap Pengumpulan dan Verifikasi data 1. Meminta siswa untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan permasalah yang diajukan. 2. Meminta siswa membuat jawaban sementara 1. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diberikan. 2. Membuat jawaban sementara hipotesis Tahap Pengumpulan Data Melalui Eksperimen 1. Memberikan LKS percobaan pada setiap siswa 2. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan 3. Berkeliling kesetiap kelompok untuk membimbing siswa melakukan percobaan 1. Menerima LKS Percobaan 2. Melakukan percobaan sesuai bimbingan dari guru Tahap Perumusan dan pengolahan data 1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah serta menganalisis data hasil eksperimen dan menjawab pertanyaan diskusi yang terdapat dalam LKS 2. Meminta siswa untuk merumuskan dan menyusun kesimpulan hasil percobaan 1. Mengolah serta menganalisis data hasil percobaan 2. Merumuskan dan menyusun kesimpulan hasil percobaan Tahap Analisis Proses Inkuiri 1. Membimbing siswa untuk memahami pola- pola penemuan yang telah dilakukan 2. Membimbing siswa menganalisis tahap-tahap inkuiri yang telah dilaksanakan 1. Memperhatikan dan memahami pola-pola penemuan yang telah dilakukan 2. Menganalisis tahap- tahap inkuiri yang telah dilaksanakan 46

2.10 Kerangka Pikir

Menurut Arikunto 2006: 102 penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas X adalah model pembelajaran inkuiri sedangkan aktivitas dan prestasi belajar merupakan variable terikat Y. Kerangka pikir adalah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam rangka memberi jawaban sementara tentang masalah yang akan diteliti sehingga memperjelas penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SDMI sampai dengan SMPMTs bahkan di tingkat menengah namun hanya di SMK. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS merupkan mata pelajaran tematik artinya merupakan mata pelajaran gabungan dengan mata pelajaran lain. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk rumpun ilmu social, seharusnya merupakan mata pelajaran yang menarik, apabila disajikan oleh guru dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa. Namun pada kenyataannya banyak para peserta didik 47 mengeluh karena bahan-bahan materi pelajaran disajikan kurang menarik serta membosankan di samping guru kurang mampu memilih metode pembelajarannya. Akar dari masalah mata pelajaran social adalah bahwa pembelajaran pengetahuan social lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta dan konsep-konsep yang bersifat hapan belaka. Hal ini menyebabkan pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan terasa membosankan dan dianggap oleh siswa sebagai pelajaran kedua. Demikian halnya yang terjadi di SDN 1 Raja Basa Jaya. Hal ini karena adanya beberapa hambatan yang menjadikan pembelajaran IPS tidak berhasil bahkan cenderung membosankan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan di SDN 1 Rajabasa Jaya. Salah satunya adalah inovasi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Apabila aktivitas belajar siswa baik maka yang diharapkan prestasi belajar siswa juga akan baik. Berikut kerangka berpikir penelitian. Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Kondisi pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya cenderung membosankan, kurang menarik minat siswa. Sehingga aktivitas belajar menjadi rendah. Kondisi ini berdampak langsung terhadap prestasi belajar Model yang digunakan adalah model pembelajaran Inkuiri Terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas Classrom Action Reserch dengan pendekatan kualitatif diimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 1 Raja Basa Jaya Bandar Lampung. Menurut Suharjono dalam Suharsimi Arikunto 2009: 18 Penelitian Tindakan adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai peneliti di kelas atau sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan kepada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran, jadi penelitian tindakan yaitu suatu tindakan untuk mengatasimemecahkan masalah secara berulang-ulang dengan penuh penghayatan dan apa adanya. Penelitian ini juga dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dikelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa, Hopkins, 1993: 34. 49 Penelitian tindakan bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti dan tingkat kejenuhan sudah tidak terjadi, peningkatan menjadi tolok ukur berhasilnya atau berhasilnya siklus-siklus tersebut. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan mitra sejawat. Kegiatan perencanaan awal dimulai dengan cara melakukan pengamatan dan mendiskusikan serta melakukan tindakan. Pada tahap refleksi yaitu tahap menganalisis hasil pengamatan dan tindakan. Permasalahan yang biasanya timbul perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang atau perbaikan sehingga pada akhirnya pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 1 Raja Basa Jaya Bandar Lampung dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Tindakan Kelas 3.2.1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Raja Basa Jaya Bandar Lampung pada bulan September – Oktober Tahun Pelajaran 2013 - 2014. 3.2.2 Tempat Penelitian Tindakan Kelas Setiap penelitian pasti mempunyai tempat penelitian, yaitu lokasi dimana penelitian itu dilaksanakan. Adapun lokasi yang dijadikan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini berlokasi di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung. 50

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah Guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Raja Basa Jaya Bandar Lampung berjumlah 28 orang siswa, pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014. Penelitian ini dibantu oleh observer yang merupakan teman sejawat di SD Negeri 1 Raja Basa Jaya Bandar Lampung 2. Objek dalam penelitian tindakan kelas adalah 1 aktivitas belajar, 2 hasil belajar 3 model pembelajaran inkuiri. 3.4 Operasional Tindakan Suatu penelitian harus jelas secara spisifik dari apa yang diteliti. Dalam operasional tindakan kelas ini akan dijelaskan secara terperinci dari apa yang diteliti:

3.4.1 Aktifitas Belajar

3.4.1.1 Definisi Konseptual Aktivitas belajar adalah suatu keharusan dalam kegiatan pembelajaran, karena tanpa aktivitas tidak mungkin kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, karena pembelajaran merupakan proses berpikir, membaca, mendengar termasuk memperhatikan yang kesemuanya itu dapat menunjang tercapainya hasil belajar yang diharapkan Sardiman, 2008: 95.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 TALANG TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

1 16 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDANSARI SELATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG

0 11 49

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

1 9 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMENANTI KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 27

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 79

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 REJOSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 15 47

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Minat Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Nglorog 5 Sragen 2013/2014.

0 6 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UMBULWIDODO NGEMPLAK SLEMAN.

1 9 223