Analisis Tingkat Kepuasan Buruh Di Perkebunan Terhadap Sistem Pengupahan (Studi Kasus: PT.SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

Analisis Tingkat Kepuasan Buruh Di Perkebunan Terhadap

Sistem Pengupahan

(Studi Kasus: PT.SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH :

Novia Natalia Sembiring

070309026

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN BURUH DI PERKEBUNAN

TERHADAP SISTEM PENGUPAHAN

(Studi Kasus: PT.SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH :

NOVIA NATALIA SEMBIRING

070309026

PKP

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Melakukan Penelitian di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. A.T. Hutajulu, MS) (Ir. Hj. Lily Fauzia, MSi) NIP: 194606181980032001 NIP: 196308221988032003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

Novia Natalia Sembiring (070309026) dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Buruh di Perkebunan Terhadap Sistem Pengupahan”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011 dan dibimbing oleh Ir. A.T. Hutajulu MS, dan Ir.H. Lily Fauzia, MSi.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk mengetahui sistem pengupahan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao dan mengetahui tingkat kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode proportional random sampling yaitu berdasarkan buruh di setiap divisi perkebunan dan setiap buruh memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel di daerah penelitian dan juga supaya sampel terwakili dari semua populasi. Populasi yang dijadikan sampel adalah para buruh yang bekerja di setiap divisi perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao sebanyak 505 orang dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 30 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah Sistem Pengupahan di PT SOCFINDO Kebun Matapao belum sesuai dengan peraturan secara umum, karena baru 75 % yang sesuai dengan peraturan sementara 25 % menyangkut komponen upah/gaji pokok masih belum sesuai dengan peraturan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan terhadap sistem pengupahan yang menyangkut jaminan yakni Jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja yang diberikan perusahaan cukup memuaskan,Jaminan tempat tinggal atau perumahan yang diberikan perusahaan bagi para buruh yang cukup memadai dan layak huni, Jaminan pakaian kerja yang diberikan perusahaan yang sesuai dengan standar keamanan dalam bekerja dan cukup memuaskan, Jaminan kesegaran Jasmani dan Rohani yang diberikan PT SOCFINDO Kebun Matapao kepada buruh cukup memuaskan, Jaminan Cuti, mudah pengurusan dan harus dilaksanakan dan gaji tetap diberikan dan Tingkat kepuasan buruh terhadap sistem pengupahan di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao adalah tinggi dengan skor 50,75.

(Kata Kunci: Analisis Tingkat Kepuasan, Buruh di Perkebunan, Sistem Pengupahan)


(4)

RIWAYAT HIDUP

Novia Natalia Sembiring lahir pada tanggal 10 Januari 1989 di Matapao sebagai anak ke 2 dari 4 bersaudara dari pasangan Maju Sembiring dan Suasti Ginting, S.Pd.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar SDN 102008 Matapao dan tamat tahun 2001

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP N 1 Teluk Mengkudu dan tamat tahun 2004

3. Tahun 2004 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA N 1 Perbaungan dan tamat tahun 2007

4. Tahun 2007 diterima sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara di Program Studi Agribisnis dan lulus tahun 2011

5. Bulan Juni 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Bagan Baru , Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.

6. Bulan Mei 2011 melaksanakan penelitian di desa Matapao, Kecamatan Teluk Mengkudi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Selama menjadi mahasiswa penulis terlibat dalam organisasi IMASEP (Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian), IMKA (Ikatan Mahasiswa Karo) Mbuah Page dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM KMK) Fakultas Pertanian, USU.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasihNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Kepuasan Buruh di Perkebunan Terhadap Sistem Pengupahan”. Penelitian ini dilakukan di desa Matapao, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Salmiah, MS sebagai ketua Program Studi Agribisnis

2. Ibu Ir. A.T Hutajulu, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk mengerjakan skripsi 3. Bapak Ir.H.Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang

telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi untuk mengerjakan skripsi

4. Seluruh Staff pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya di Fakultas Pertanian umumnya

5. Bapak Kepala desa Matapao yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini

6. Para buruh sampel yang telah memberikan waktu dan kesempatan pada penulis selama penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini

Terimakasih terbesar penulis ucapkan kepada Ayahanda Maju Sembiring dan Ibunda Suasti Ginting, S.Pd untuk semua doa, dukungan, dan kasih sayang


(6)

terima kasih untuk pembaca dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua Terima kasih juga buat Kel. Gracia Damanik, Nugraha Sembiring, Frans Agape Sembiring, Afra Ginting dan keluarga besar Sembiring dan Ginting.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada KTB JoyFull Girl (Pransiska I.A. Simatupang, Martiana Laia, Meylani, ), PKK (K’June), dan adek-adek KK Serafim (Donni Siregar, Mikael Ginting, Lintong Sinaga dan Erikson Purba).

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk pembaca semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Segala kemuliaan bagi Raja di atas segala Raja.


(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN……….i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian ... 7

TINJAUANPUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 8

Landasan Teori... 9

Kerangka Pemikiran ... 16


(8)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

Metode penentuan Sampel... 20

Metode Pengumpulan Data ... 21

Metode Analisis Data ... 22

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi ... 24

Batasan Operasional ... 25

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian Sejarah Perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao ... 26

Lokasi dan Luas PT SOCFINDO Kebun Matapao ... 27

Keadaan Penduduk ... 29

Sarana dan Prasarana... 33

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Buruh Sampel Jenis Kelamin Sampel ... 35

Usia Sampel ... 36

Tingkat Pendidikan Sampel. ... 37


(9)

Lama Bekerja ... 39 Jabatan Kerja ... 39

Sistem Pengupahan Buruh di PT SOCFINDO Kebun Matapa

Upah dalam Bentuk Uang dan Natura ... 41 Upah dalam Bentuk Jaminan ... 45 Tingkat Kepuasan Buruh Terhadap Sistem Pengupahan di PT SOCFINDO Kebun Matapao

Upah dalam Bentuk Uang ... 49 Upah dalam Bentuk Jaminan ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 58 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Skoring ... 57

2. Identitas Buruh Sampel ... 35

3. Jenis Pekerjaan Sampel ... 35

4 Upah/Gaji Pokok ... 41

5. Catu Beras ... 41

6. Pemberian Cuti ... 55

7. Jaminan Tempat Tinggal atau Perumahan ... 53

8. Jaminan Pakaian Kerja ... 52

9. Jaminan Kesegaran Jasmani dan Rohani ... 51

10. Lembur/Premi Karyawan dan Pegawai PT SOCFINDO Kebun Matapao tahun 2010 ... 41


(11)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 4

2. Perbandingan Pelaksanaan Upah Lembur ... 13

3. Jumlah Buruh Berdasarkan Divisi Pekebunan ... 21

4. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 32

5. Parameter dan Kriteria Tingkat Kepuasan Buruh ... 23

6. Kebun PT SOCFINDO yang Terletak di Sumatera ... 27

7. Keadaan Penduduk... 30

8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 30

9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 31

10.Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 32

11.Sarana dan Prasarana ... 33

12.Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

13.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ... 36

14.Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37

15.Distribusi Sampel Berdasarkan Status Perkawinan ... 38

16.Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Bekerja ... 39

17.Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Gaji Pokok ... 40

18.Besarnya Upah dalam Bentuk Uang yang Diterima Buruh Setiap Bulan .... 41

19.Jumalah Beras yang Diterima Buruh ... 42

20.Besarnya Bonus dan THR yang Diterima Buruh Setiap Tahun ... 44 21.Perbandingan Sistem Pengupahan Buruh Menurut Peraturan dengan Fakta


(12)

22.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Upah Natura... 49 23.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Jaminan K3 ... 50 24.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Jaminan Perumahan ... 51 25.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Jaminan Pakaian Kerja dan

Peralata Kerja ... 52 26.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Jaminan Kesegaran Jasmani dan

Rohani ... 54 27.Frekuensi Buruh Berdasarkan Skoring Jaminan Cuti ... 55 28.Tingkat Kepuasan Buruh di Perkebunan ... 57


(13)

RINGKASAN

Novia Natalia Sembiring (070309026) dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Buruh di Perkebunan Terhadap Sistem Pengupahan”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011 dan dibimbing oleh Ir. A.T. Hutajulu MS, dan Ir.H. Lily Fauzia, MSi.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk mengetahui sistem pengupahan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao dan mengetahui tingkat kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode proportional random sampling yaitu berdasarkan buruh di setiap divisi perkebunan dan setiap buruh memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel di daerah penelitian dan juga supaya sampel terwakili dari semua populasi. Populasi yang dijadikan sampel adalah para buruh yang bekerja di setiap divisi perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao sebanyak 505 orang dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 30 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah Sistem Pengupahan di PT SOCFINDO Kebun Matapao belum sesuai dengan peraturan secara umum, karena baru 75 % yang sesuai dengan peraturan sementara 25 % menyangkut komponen upah/gaji pokok masih belum sesuai dengan peraturan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan terhadap sistem pengupahan yang menyangkut jaminan yakni Jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja yang diberikan perusahaan cukup memuaskan,Jaminan tempat tinggal atau perumahan yang diberikan perusahaan bagi para buruh yang cukup memadai dan layak huni, Jaminan pakaian kerja yang diberikan perusahaan yang sesuai dengan standar keamanan dalam bekerja dan cukup memuaskan, Jaminan kesegaran Jasmani dan Rohani yang diberikan PT SOCFINDO Kebun Matapao kepada buruh cukup memuaskan, Jaminan Cuti, mudah pengurusan dan harus dilaksanakan dan gaji tetap diberikan dan Tingkat kepuasan buruh terhadap sistem pengupahan di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao adalah tinggi dengan skor 50,75.

(Kata Kunci: Analisis Tingkat Kepuasan, Buruh di Perkebunan, Sistem Pengupahan)


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. GBHN pun telah memberikan amanat bahwa prioritas

pembangunan diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi,1995).

Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian termasuk tanaman perkebunan sebagai sektor pertanian yang terletak di daerah tropis sekitar khatulistiwa. Indonesia memiliki tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, kondisi iklim yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman, dan curah hujan rata-rata/tahun yang cukup tinggi. Semua kondisi ini merupakan faktor-faktor ekologis yang cukup baik untuk membudidayakan tanaman perkebunan (Rahardi,1995).

Sub sektor perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang secara tradisional merupakan salah satu penghasil devisa negara. Hasil-hasil perkebunan yang selama ini telah menjadi komoditi ekspor adalah karet, sawit, teh, kopi dan tembakau. Sebagian besar perkebunan tersebut merupakan perkebunan rakyat


(15)

sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar baik milik pemerintah maupun swasta (Loekman, 1998).

Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan besar swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa propinsi antara lain : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau,

Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Jawa Barat (Syamsul, 1996).

Perusahaan adalah semua jenis kegiatan yang berbentuk usaha dengan atau tanpa badan hukum, yang menggunakan atau mempekerjakan buruh/pekerja untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Skala usaha perusahaan dapat dikelompokkan sebagai usaha besar, menengah dan kecil (Nasution, 2005).

Karyawan atau sumber daya manusia (SDM) merupakan satu-satunya aset perusahaan yang bernafas atau hidup disamping aset-aset lain yang tidak bernafas atau bersifat kebendaan seperti modal, bangunan gedung, mesin, peralatan kantor, persediaan barang dan sebagainya. Keunikan aset SDM ini mensyaratkan

pengelolaan yang berbeda dengan aset lain, sebab aset ini memiliki pikiran, perasaan dan prilaku sehingga jika di kelola dengan baik mampu memberi


(16)

Sesuai dengan tujuan perusahaan perkebunan memperoleh kerja efisien, maka pola rekrutmen sistem kerja dan pengawasan dirancang sedemikian rupa untuk menghambat mobilitas sosial sehingga menciptakan kondisi ketergantungan yang tinggi kepada perusahaan perkebunan. Pengawasan yang otoriter-represif, pemukiman relatif terisolasi dari pusat peradaban dan permukiman tertutup dari pengaruh luar, menekan upah yang serendah-rendahnya agar mereka selalu berhutang merupakan paket kondisi kerja buruh yang menghambat mobilitas buruh (Situmorang, 2008).

Buruh/pekerja adalah orang yang bekerja dan secara formal mempunyai hubungan kerja sah dengan perusahaan dan menerima upah dari perusahaan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, pekerja/buruh diikat oleh suatu ikatan kerja yang disepakati bersama antara pekerja/buruh dan pengusaha, dimana kedua belah pihak berkewajiban untuk menaati dan mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati. Buruh harus memiliki kesadaran yang objektif atas pekerjaannya. Dengan demikian kerja bukan hanya semata-mata objektivitas diri manusia untuk mengangkat harga diri dan martabatnya, tetapi juga kesadaran dan eksistensinya (Nasution, 2005).

Bermacam-macam kegiatan dalam proses produksi membedakan tenaga kerja/buruh berdasarkan jenis kelamin. Tenaga kerja pria mengerjakan pekerjaan lebih berat seperti pengolahan tanah dan mengangkut hasil panen, sebaliknya tenaga kerja wanita mengerjakan pekerjaan yang lebih ringan seperti penyiangan. Tingkat partisipasi kerja wanita lebih rendah bila dibandingkan dengan pria hal ini mencerminkan bahwa daya saing kaum wanita untuk bekerja diluar rumah masih


(17)

lebih rendah dibandingkan kaum pria. Hal ini juga dapat di lihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin di Seluruh Kebun PT SOCFINDO.

Kebun Buruh Jumlah

(Orang)

Wanita Pria

Matapao Bangun Bandar Tanah Gambus Aek Loba Padang Pulau Negri Lama Sei Liput Seunagan Seumayam Lae Butar Tanjung Maria Tanah Besih Lima puluh Aek Pamingke Halimbe PSBB 64 75 108 206 27 56 109 141 100 128 58 58 74 156 49 29 441 525 758 1446 196 398 766 993 704 901 406 409 519 1096 344 204 505 600 866 1652 223 454 875 1134 804 1029 464 467 593 1252 393 233

Jumlah 1438 10106 11544

Sumber : Kantor Besar PT SOCFINDO tahun 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja pria lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja wanita. Atau perbandingan tingkat


(18)

partisipasi kerja antara pria dan wanita kurang lebih 1:8 dari jumlah keseluruhan tenaga kerja di setiap kebun.

Pengembangan profesionalisme tenaga kerja adalah merupakan syarat utama untuk menjawab tantangan pengembangan dunia usaha dan industri yang bersifat kompetitif dalam era globalisasi. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya melalui pendidikan, pelatihan serta

pengembangan di tempat kerja. Pendidikan merupakan jalur peningkatan kualitas SDM yang lebih menekankan pada pembentukan kualitas dasar, misalnya

keimanan ketaqwaan, kepribadian, kecerdasan, kedisiplinan, kreatifitas dan sebagainya. Sedang pelatihan lebih menekankan pada pembentukan dan

pengembangan profesionalisme dan kompetisi. Sementara itu pengembangan di tempat kerja merupakan jalur pemantapan aplikasi kompetisi SDM untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi (Sinuraya, 2001).

Namun, pengelolaan SDM yang tradisional biasanya terpusat pada pelaksanaan kegiatan perekrutan, seleksi dan pengujian, penempatan,

pengupahan, pelatihan transport, promosi serta berbagai tindakan kepegawaian yang lain. Pengorganisasian kerap kali juga menjadi tugas dari pengelola SDM. Bila dikaji secara seksama, maka fokus manajemen SDM yang tradisional adalah pada kepentingan perusahaan. Tugasnya adalah mengusahakan para pekerja agar dapat menjadi sember daya produksi yang efektif (Sinuraya, 2001).

Para ekonom kapitalistik memandang buruh yang bekerja dalam proses produksi sama dengan menyewakan dirinya secara utuh pada majikan. Dengan kata lain, yang dijual oleh buruh bukanlah sekedar tenaga kerjanya saja, namun


(19)

juga menjual atau menyewakan dirinya dalam jangka waktu tertentu. Nilai baru yang di tambahkan buruh terhadap barang tidak kemudian dikembalikan kepada buruh sebagai ganti kontribusi yang diberikan pada buruh adalah sebatas besaran biaya produksi dirinya. Biaya produksi buruh yang kemudian diberikan pemberi kerja merupakan nilai yang diberi perusahaan agar buruh sekedar dapat dan sanggup bekerja dan inilah yang kemudian dinamakan upah minimum seperti yang diberlakukan selama ini (Sudjana, 2002).

Dari uraian di atas tidak dapat dipungkiri bahwa buruh/tenaga kerja memang merupakan salah satu faktor produksi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan disamping tanah, modal dan manajemen. Pengkajian mengenai upah buruh perkebunan di Indonesia menjadi sangat penting. Agar buruh mendapat penghidupan yang layak maka upah yang diterima oleh buruh dari perkebunan atau perusahaan dimana ia bekerja harus mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, tingkat upah buruh dewasa ini belum dapat memenuhi kehidupan yang layak, terlihat kesenjangan yang jauh berbeda antar kinerja buruh yang tinggi dengan upah yang rendah dan Apakah buruh juga mendapat kepuasan terhadap upah yang diterimanya. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan riset tentang tingkat kepuasan buruh perkebunan terhadap sistem pengupahan. Dengan menetapkan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao sebagai objek penelitian.

Identifikasi Masalah


(20)

PT SOCFINDO Kebun Matapao, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao, dan bagaimana tingkat kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut untuk mengetahui sistem pengupahan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao dan mengetahui tingkat kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan (policy maker) di PT SOCFINDO khususnya Kebun

Matapao dalam rangka memperhatikan tingkat Kepuasan buruh perkebunan khususnya dalam sistem pengupahan, dan sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI ,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia pada tahun 1848 dan mulai

dibudidayakan secara komersial dalam bentuk perusahaan perkebunan pada tahun 1911. Dalam perkembangannya, melalui salah satu produknya, yaitu minyak kelapa sawit, kelapa sawit mampu menggantikan peran kelapa (Cocos nucifera) sebagai sumber bahan baku/mentah bagi industri pangan maupun non pangan di dalam negeri dan ditetapkan sebagai salah satu primadona ekspor non migas Indonesia yang sangat dinantikan sumbangsih pemasukan devisanya (Tim Penulis, 1992).

Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara terus-menerus mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Rizsa, 1995).

Banyak faktor yang dapat dijadikan penentu dalam membentuk kadar dan kualitas SDM. Dalam hal ini faktor yang paling utama adalah pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang dapat memanusiakan dirinya sendiri dan


(22)

tenaga kerja manusia yang berlebihan sebagai kekuatan pembangunan atau labour intensive dan menghindari terusirnya tenaga kerja akibat penggunaan teknologi yang belum mampu digunakan secara efisien (Soemartojo, 1993).

Peranan SDM dalam pembangunan tercermin pada jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun yang selalu meningkat. Berdasarkan data dari kantor Menteri Negara Kependudukan tahun 1995, tercatat di tahun 1990 sebanyak 74 juta orang. Pada tahun 2005 jumlah tersebut meningkat menjadi 112 juta orang dan pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 147 juta orang pekerja. Dari angka-angka tersebut terlihat ada peningkatan persentasi rata-rata sekitar 2,26 % per tahun (Sinuraya, 2001).

Peningkatan kualitas pekerja yang tercermin atas tingkat pendidikan rata-rata yang semakin membaik, memberi dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Begitu pula dalam upaya peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja yang disertai penerapan teknologi yang sesuai, berdampak pula terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja (Subri, 2002).

Landasan Teori

Kondisi pengupahan di Indonesia selama ini boleh dikatakan tidak mengalami perubahan yang signifikan terhadap perubahan nasib buruh menjadi lebih baik. Pada sisi kebijakan, perubahan pengupahan selama puluhan tahun tidak mampu mendongkrak kesejahteraan buruh menjadi lebih tinggi

dibandingkan masa-masa ketika regulasi kebijakan perburuhan belum menjadi prioritas pemerintah. Malah yang terjadi saat ini, sistem pengupahan yang dibangun pemerintah bersifat mengisap dan tidak bertujuan sesuai dengan


(23)

kepentingan buruh dalam memperbaiki kondisi buruh, namun lebih pada kepentingan pengusaha ataupun investasi secara umum (Hutabarat, 2006).

Bentuk-bentuk pengupahan ialah disamping upah berupa uang, juga termasuk komponen tunjangan dan jaminan lainnya. Upah berbentuk uang terdiri dari upah pokok, upah tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan, termasuk jaminan-jaminan antara lain : jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan tempat tinggal atau perumahan, jaminan konsumsi/makan di tempat kerja, jaminan pakaian kerja, jaminan kesegaran jasmani dan rohani (Sulaiman, 2008)

Agar pegawai dan pekerja yang menerima gaji atau upah merasa puas, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pemberian gaji dan upah sebagai berikut :

1. Gaji atau upah yang diberikan harus cukup untuk hidup pegawai dan keluarganya. Dengan kata lain, besarnya gaji dan upah harus memenuhi kebutuhan pokok minimum.

2. Pemberian gaji atau upah harus adil, artinya besar kecilnya upah tergantung pada berat ringannya kewajiban tanggung jawab yang dibebankan kepada pegawai yang bersangkutan. Pegawai yang pekerjaannya sulit, tanggung jawabnya berat, harus diberi gaji atau upah yang lebih banyak dari pada pegawai lain yang kewajiban dan tanggung jawabnya lebih ringan. Salah satu cara untuk menyusun skala gaji atau upah yang adil adalah dengan membuat klasifikasi atau pengelolaan jabatan.


(24)

3. Gaji atau upah harus diberikan tepat pada waktunya. Gaji atau upah yang terlambat diberikan dapat mengakibatkan kemarahan dan rasa tidak puas pegawa, yang pada gilirannya akan dapat mengurangi produktivitas pegawai.

4. Besar kecilnya gaji atau upah harus mengikuti perkembangan harga pasar. Hal ini perlu diperhatikan, karena yang penting bagi pegawai bukan banyaknya uang yang diterima, tetapi berapa banyak barang dan jasa yang dapat diperoleh dengan gaji atau upah tersebut. Jadi yang penting adalah gaji atau upah ril bukan gaji atau upah nominal.

5. Sistem pembayaran gaji atau upah harus mudah dipahami dan dilaksanakan, sehingga pembayaran dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

6. Perbedaan dalam tingkat gaji atau upah harus didasarkan atas evaluasi jabatan yang objektif

7. Struktur gaji atau upah harus ditinjau kembali dan kemungkinan harus diperbaiki apabila kondisi berubah (Moekijat, 1992).

Ketentuan upah minimum masih didasarkan kepada kebutuhan hidup minimum di setiap propinsi, seharusnya berdasarkan hidup layak terkebih dahulu, kemudian pertimbangan domisili, SDM kaum buruh, jenis-jenis usaha dan

lamanya waktu bekerja. Kebutuhan upah minimum sekarang ini belum berdasarkan pertimbangan di atas, karena baru 60% yang diberikan dari kehidupan layak (Sulaiman, 2008).

Hasil riset yang dilakukan di wilayah perkotaan, khususnya kota Medan, pengeluaran satu orang buruh lajang dalam satu bulan bisa mencapai Rp.


(25)

1.200.000,-, sedangkan untuk buruh yang sudah berkeluarga dan memiliki satu anak sebesar minimal Rp. 1.500.000,-. Jumlah nominal ini tentu saja sangat jauh dari Upah Minimum Propinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp. 935.000,- dan Upah Minimum Kota sebesar Rp. 920.000,- per bulan. Sedangkan hasil investigasi di salah satu perkebunan di Asahan, pada satu keluarga diperoleh catatan belanja selama satu bulan buruh sebatas pengeluaran rutin (belum termasuk pengeluaran seperti pakaian dan peralatan rumah tangga) dan bahwa menu makanan paling sering adalah telor dan indomie (mie instant) total pengeluaran sebesar Rp. 1.296.700,- (Anonimus, 2011).

Upah bagi pekerja merupakan hak yang harus diperoleh karena nilai sumbangsihnya dalam proses produksi menciptakan nilai tambah. Upah harus

mencerminkan nilai jabatan yang dipangku seseorang di suatu perusahaan. Nilai jabatan yang lebih tinggi akan memberikan upah yang lebih tinggi. Tidak ada kenaikan upah tanpa kenaikan nilai jabatan kecuali bagi perusahaan yang mampu dapat melakukan penyesuaian atau pemberian insentif untuk mempertahankan karyawan yang baik. Mekanisme penyesuaian diatur dalam ketentuan perusahaan dengan mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai secara individu (Anonimus, 2011).

Berdasarkan UU, perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan, dengan cara perhitungan 1/173 kali upah sebulan. Dalam hal terjadinya perbedaan tentang bersarnya upah lembur ditetapkan oleh pegawai pengawas

ketenagakerjaan kabupaten/kota atau pegawai pengawas ketenagakerjaan propinsi atau oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan pusat. Untuk lebih jelasnya


(26)

Tabel 2. Perbandingan Pelaksanaan Upah Lembur.

No Kerja Lembur Waktu Kerja 7 Jam

sehari dan 40 Jam Seminggu

Waktu Kerja 8 Jam sehari, 5 Hari Kerja, dan 40 Jam Seminggu 1 Pada hari kerja biasa Kerja lembur dimulai

sesudah jam kerja ke 7

Kerja lembur dimulai sesudah jam kerja ke 8 2 Pada hari kerja

terpendek

Kerja lembur dimulai sesudah jam kerja ke 5

Tidak ada hari kerja terpendek

7 jam pertama untuk setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

8 jam pertama untuk setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

Jam pertama setelah 7 jam dibayar 3 X upah sejam

Jam pertama setelah 8 jam dibayar 3 X upah sejam

3 Pada hari istirahat mingguan

7 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

8 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

Jam kedelapan dibayar 3 X upah sejam

Jam kesembilan dibayar 3 X upah sejam

Jam kesembilan dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam

Jam kesepuluh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam

4 Pada hari libur resmi yang jatuh pada hari biasa

7 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

8 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

Jam kedelapan dibayar 3 X upah sejam

Jam kesembilan dibayar 3 X upah sejam

Jam kesembilan dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam

Jam kesepuluh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam

5 Pada hari libur resmi yang jatuh pada hari kerja terpendek

5 jam pertama untuk setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam

Tidak ada hari kerja terpendek

Jam keenam dibayar 3 X upah sejam Jam ketujuh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam


(27)

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa upah lembur waktu kerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu lebih besar bila dibandingkan dengan upah lembur waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari kerja dan 40 jam seminggu.

Kesadaran buruh atas eksistensinya yang kini semakin meningkat harus benar-benar dijaga pertumbuhannya agar mampu membuahkan hasil berupa kesejahteraan buruh dalam arti lahir dan batin, meski kedua-duanya sangat sulit diperoleh sekaligus. Barangkali, yang pertama kali harus benar-benar

dikembangkan adalah kesadaran akan persoalan utama buruh, yaitu upah agar minimal sama dengan produktivitas yang dihasilkan untuk perusahaan.

keberadaan upah minimal ini harus benar-benar dijaga dan diperjuangkan pelaksanaannya, yang tidak hanya didasarkan semata pada mekanisme pasar, melihat berbagai kelemahan internal buruh untuk memperjuangkan sendiri, meski sudah ada kebebasan berserikat (Sudjana, 2002).

Pendapat yang menyatakan upah dapat digunakan sebagai pendorong produktivitas dapat dijelaskan antara lain dengan menggunakan teori upah efisiensi (efficiency wage theory). Menurut teori ini, produktivitas pekerja juga tergantung pada tingkat upah yang mereka terima. Ada banyak alasan empiris yang mendukung penjelasan ini, antara lain “dengan upah yang lebih tinggi, pekerja mampu mengkonsumsi makanan yang lebih baik, mereka menjadi lebih sehat dan mampu bekerja lebih keras”. Alasan ini biasanya dianggap relevan di negara-negara yang sedang berkembang, ketika status gizi penduduknya masih relatif rendah (Sudjana, 2002).


(28)

Dalam sistem pengupahan di perkebunan terdiri atas beberapa komponen, yakni: Upah pokok (Upah Minimum); tunjangan perumahan, catu terutama beras, premi, lembur, dan tunjangan pendidikan anak. Tujuh komponen upah tersebut berlaku baik perkebunan swasta Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negri (PMDN), maupun Perkebunan Milik Negara (PTPN). Namun kenyataannya hanya sedikit perusahaan perkebunan yang memberikan seluruh komponen tersebut, bahkan masih banyak perkebunan yang hanya memberikan upah pokok atau upah minimum tanpa memberikan komponen lainnya (Anonimus, 2011).

Dari sisi politis, keberadaan upah buruh memiliki arti paling penting sebagai pembangun hubungan industrial yang harmonis. Ketika upah buruh semakin meningkat, kesenjangan antara manajemen dan buruh semakin tipis, sehingga semakin kecil pula alasan buruh untuk melakukan konflik industrial atas dasar persoalan pengupahan. Artinya, jika persoalan upah dapat ditangani dengan baik, dapat dikatakan separuh persoalan buruh telah dapat diselesaikan dengan baik, sementara persoalan lain tidak cukup kuat mengobarkan konflik industrial (Sudjana, 2002).

Menurut teori Abraham Maslow, kebutuhan dan kepuasan pekerja/buruh identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materil dan non material. Dasar teori ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang

keinginannya tak terbatas atau tanpa henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya berjenjang (Umar, 1998).


(29)

Kerangka Pemikiran

Buruh/pekerja merupakan salah satu faktor produksi yang berperan penting dalam proses produksi serta dapat mempengaruhi proses produksi itu sendiri. Faktor buruh akan menghasilkan produktivitas sumber daya manusia yang akan mempengaruhi faktor-faktor produksi secara keseluruhan. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang digunakan persatuan waktu.

Tenaga kerja/buruh digolongkan menjadi 2 golongan yakni pegawai dan karyawan harian tetap. Penggolongan antara pegawai dan karyawan harian tetap ditetapkan karena prestasi kerja dan tingkat pendidikan yang dimiliki buruh. pegawai memiliki prestasi kerja lebih tinggi atau baik bila dibandingkan dengan karyawan harian tetap.

Keberhasilan suatu proses kerja tergantung pada keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh buruh. Pemakaian tenaga kerja/buruh yang memiliki keahlian yang baik akan menghasilkan produksi yang tinggi dan membuat perusahaan mendapatkan tingkat keuntungan yang besar.

Upah yang diberikan kepada buruh dihitung berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) beserta lembur ataupun premi yang diperoleh buruh selama bekerja. Besar upah yang diperoleh buruh dari perusahaan harus memenuhi kebutuhan pokok para buruh dan keluarganya. Kesejahteraan buruh harus diperhatikan sehingga buruh dapat bekerja dengan optimal seperti yang diharapkan oleh perusahaan.


(30)

Kepuasan buruh terhadap sistem pengupahan yang ditetapkan oleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan buruh dalam memenuhi kebutuhan pokok, hidup layak dan loyalitas buruh terhadap perusahaan. Loyalitas buruh terhadap perusahaan yakni merupakan kinerja buruh yang baik dan tetap setia dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak antara perusahaan (peningkatan produksi) dan buruh (peningkatan kesejahteraan).

Tingkaat kepuasan buruh di perkebunan terhadap sistem pengupahan dan upah yang diterima juga dipengaruhi oleh jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja,jaminan pensiun,jaminan perumahan,jaminan pakaian kerja dan jaminan kesegaran jasmani, rohani. Uraian diatas dapat dijabarkan secara sistematis dalam skema kerangka pemikiran berikut.


(31)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

FFFFFFFFFFFF

Keterangan :

= berpengaruh langsung KEBUN PT SOCFINDO MATAPAO

TENAGA KERJA/ BURUH

KARYAWAN HARIAN TETAP

PEGAWAI

JUMLAH DAN SPESIFIKASI

TENAGA KERJA/BURUH

UPAH TENAGA KERJA/BURUH

ANALISIS KEPUASAN BURUH

TERHADAP UPAH

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan

1. Jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja,

2. Jaminan pensiun, 3. Jaminan

perumahan, 4. Jaminan pakaian

kerja

5. Jaminan kesegaran jasmani, rohani.


(32)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian adalah sistem pengupahan buruh di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao belum sesuai dengan peraturan pengupahan secara umum, faktor-faktor seperti jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan tempat tinggal atau perumahan, jaminan pakaian kerja, jaminan kesegaran jasmani dan rohani berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao dan tingkat kepuasan buruh di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao masih rendah.


(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu penentuan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian terpilih di PT SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan dasar pertimbangan karena PT SOCFINDO Kebun Matapao memiliki sistem pengupahan yang terdiri dari upah pokok, upah tunjangan keluarga, dan adanya jaminan-jaminan antara lain : jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan tempat tinggal atau perumahan, jaminan pakaian kerja, jaminan kesegaran jasmani dan rohani.

Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penentuan sampel yang dilakukan secara proportional random sampling yaitu berdasarkan buruh di setiap divisi perkebunan dan setiap buruh memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel di daerah penelitian dan juga supaya sampel terwakili dari semua populasi. Populasi yang dijadikan sampel adalah para buruh yang bekerja di setiap divisi perkebunan di PT SOCFINDO Kebun Matapao sebanyak 505 orang dan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 30 orang seperti terperinci pada tabel 3 berikut.


(34)

Tabel 3. Jumlah Buruh Berdasarkan Divisi Pekebunan Kelapa Sawit PT SOCFINDO Kebun Matapao.

NO DIVISI Jumlah buruh Sampel Buruh Sampel Buruh

(Orang) (Orang) Pria Wanita

1 Pelintahan 125 7 6 1

2 Matapao 147 9 8 1

3 Tj. Buluh 111 7 6 1

4 Kantor 31 2 1 1

5 Pabrik 93 5 5 -

TOTAL 505 30 26 4

Sumber : PT SOCFINDO Kebun Matapao 2010

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan para buruh yang menjadi sampel dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder dari kantor PT SOCFINDO Kebun Matapao. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 4 berikut.


(35)

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

NO Jenis Data Sumber Data Metode

Pengumpulan data 1 Identitas Buruh Kantor PT SOCFINDO

Sampel

Pencatatan Data

2 Jumlah upah yang diterima buruh

Kantor PT SOCFINDO Sampel

Pencatatan Data dan wawancara

3 Jumlah Buruh Kantor PT SOCFINDO Pencatatan Data 4 Deskripsi daerah penelitian Kantor PT SOCFINDO Pencatatan Data 5 Menejemen Pengupahan Kantor PT SOCFINDO Pencatatan Data Sumber : PT SOCFINDO Kebun Matapao 2010

Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari lapangan ditabulasi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menjumlahkan dan menskor data yang diperoleh.

Untuk hipotesis mengenai sistem pengupahan buruh di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao belum sesuai dengan harapan buruh dianalisis secara deskriptif dengan mengamati dan mengumpulkan data tentang sistem pengupahan yang diterapkan di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Untuk hipotesis mengenai tingkat kepuasan buruh di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao dianalisis secara deskriptif dengan menskor data yang diperoleh seperti tertera dalam tabel 5.


(36)

Tabel 5. Parameter dan Kriteria Tingkat Kepuasan Buruh di Perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao

Parameter Kriteria Skor

A. Upah 1. Gaji Pokok

2. Beras

3. Lembur/Premi 4. Bonus

5. THR

1 – 2 1 – 2 1 – 2 1 – 2 1 - 2

Jumlah 5 Parameter 5 – 10

B. Jaminan 1. Perumahan

2. Kesehatan dan Kecelakaan Kerja 3. Pakaian dan Alat Kerja

4. Jasmani dan Rohani 5. Cuti

5 – 10 7 – 14 3 – 6 5 – 10

3 – 6

Jumlah 5 Parameter 23 – 46

Jumlah skor tingkat kepuasan buruh terhadap sistem pengupahan antara 28 - 56, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut, apabila skor yang diperoleh antara lain :

28 – 37 = Tingkat kepuasan rendah 38 – 47 = Tingkat kepuasan sedang 48 – 56 = Tingkat kepuasan tinggi

Untuk hipotesis mengenai ada pengaruh jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan tempat tinggal atau perumahan, jaminan pakaian kerja, jaminan kesegaran jasmani dan rohani terhadap tingkat


(37)

kepuasan buruh perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao dianalisis secara deskriptif dengan mengamati dan mengumpulkan data tentang sistem pengupahan yang diterapkan di perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao.

Definisi dan Batasan Operasional

Definisi

1. Buruh/pekerja adalah mereka yang bekerja dan secara formal mempunyai hubungan kerja sah dengan perusahaan dan menerima upah dari perusahaan.

2. Buruh sampel adalah buruh yang bekerja di PT SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Tingkat upah adalah besarnya biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja atas satu hari kerja yang berlaku pada setiap unit usaha tani tanpa membedakan jenis kelamin tenaga kerjanya.

4. Upah adalah besarnya imbalan berupa uang tunai rata-rata yang diterima pekerja per hari dalam satu tahun, yang diukur dalam satuan rupiah.

5. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

6. Upah Minimum Regional (UMR) adalah upah pokok terendah termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh buruh di wilayah tertentu dalam suatu propinsi.


(38)

7. Tunjangan adalah suatu imbalan yang diterima oleh buruh teratur jumlah dan pembayarannya yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun pencapaian prestasi kerja tertentu

8. Luas lahan perkebunan adalah seluas lahan yang hanya diusahakan secara efektif oleh perkebunan untuk pertanaman atau budidaya.

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di PT SOCFINDO Kebun Matapao Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2011


(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Sejarah Perkebunan PT SOCFINDO Kebun Matapao

PT SOCFINDO didirikan pada tahun 1924 dengan komoditi utama perkebunan adalah kelapa sawit (elaeis guinensis jacq). Perkebunan ini pada awalnya dimiliki oleh perusahaan Belgia yaitu Socfin Medan Indonesia yang hak konsesinya dibawah naungan pemerintah Hindia Belanda. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1926 didirikan pabrik pengolahan Kelapa Sawit yaitu perkebunan Mata Pao.

Pada tahun 1942 perusahaan ini diambil alih secara paksa oleh pemerintah Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan (1945) perusahaan ini dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia dan kemudian dikembalikan kepada Socfin pada tahun 1950.

Dari tahun 1965 sampai tahun 1967 perusahaan ini dikuasai dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah RI yang mengadakan nasionalisasi perusahaan asing menjadi perusahaan milik Negara. Pada tahun1968 perusahaan ini berubah menjadi sebuah perusahaan Nasional dalam bentuk Joint Enterprice (patungan) dengan nama PT SOCFIN INDONESIA MEDAN. Perbandingan saham yang dimiliki antara pemerintah RI dan perusahaan Belgia pada saat itu adalah 40% : 60%.


(40)

PT SOCFINDO juga memiliki beberapa cabang perusahan di pulau Sumatera. Ada 16 cabang PT.SOCFINDO di pulau Sumatera. Berikut ini merupakan nama kebun PT SOCFINDO di pulau Sumatera.

Tabel 6. Kebun PT SOCFINDO yang Terletak di Sumatera

NO Kebun Propinsi Luas (Ha) Komoditi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Matapao Bangun Bandar Tanah Gambus Aek Loba Padang Pulau Negri Lama Sei Liput Seunagan Seumayam Lae Butar Tanjung Maria Tanah Besih Lima puluh Aek Pamingke Halimbe PSBB Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Aceh Timur Aceh Barat Aceh Barat Aceh Selatan Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara 2.306,42 3.400,93 3.832,40 8.824,64 1.208,47 2.183,39 3.706,74 4.867,12 4.528,62 4.517,57 1.248,07 1.396,01 1.827,34 3.941,25 1.551,94 - Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Kelapa Sawit Karet Karet Karet Karet Karet Kelapa Sawit Sumber : Kantor Besar PT SOCFINDO tahun 2010

Lokasi dan Luas Kebun Matapao Perkebunan PT SOCFINDO.

PT SOCFINDO Kebun Matapao terletak dikecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Perkebunan Matapao hanya mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa mentah (Crude Palm


(41)

Oil/ CPO) untuk dikirim ke Tanah Gambus dan juga dieksport. Adapun tata letak perkebunan Matapao adalah sebagai berikut.

a. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah

b. Sebelah selatan berbatasan dengan PTPN III Tanah Raja

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Malaka

Luas Areal

Kebun Matapao memiliki luas 2.291,58 Ha yang areal tanamnya terbagi atas 3 Divisi dan 416,19 Ha luas areal non tanaman. Luas masing-masing divisi antara lain :

a. Divisi I Pelintahan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah dengan luas areal 749,91 Ha

b. Divisi II Matapao berbatasan dengan PTPN III Tanah Raja dengan luas areal 817,84 Ha

c. Divisi III Tanjung Buluh berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan dengan luas areal 723,83 Ha.

Iklim, Topografi dan Jenis Tanah

Iklim


(42)

SOCFINDO Kebun Matapao yang salah satunya adalah curah hujan dimana untuk mengetahui curah hujan diperlukan data curah hujan sebagai pedoman kultur teknis tanaman antara lain dalam pemupukan, hasil produksi dan kegiatan kultur teknis lain.

Topografi dan Jenis Tanah

Topografi suatu areal/lahan merupakan bentuk dari permukaan tanah/lahan tersebut yang dinyatakan dalam derajat kemiringan bentuk,keadaan. Topografi pada PT SOCFINDO Kebun Matapao pada umumnya datar dengan luas lahan seluruhnya 2.291,58 Ha.

Umumnya tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Akan tetapi, agar kelapa sawit dapat tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah jenis tanah Latosol, Pedsolik Merah Kuning dan Aluvial yang kadang-kadang meliputi pula tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai.

Secara geologis PT SOCFINDO Kebun Matapao memiliki jenis atau tekstur tanah mineral dengan ketinggian tempat 20 m dpl dengan kandungan tekstur tanah liat berpasir dan pH tanah berkisar 5 – 6.

Keadaan Penduduk

Penduduk desa Matapao berjumlah 1567 jiwa atau 356 KK. seperti tertera pada Tabel 7.


(43)

Tabel 7. Keadaan Penduduk di Desa Matapao tahun 2010

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 823 52,52%

2 Perempuan 744 47,48%

Jumlah 1567 100%

Sumber: Data Monografi Desa Matapao, 2010

Dari Tabel 8 menunjukkan keadaan penduduk desa Matapao terdiri dari Laki-laki berjumlah 823 Jiwa (52,52%) dan Perempuan berjumlah 744 Jiwa (47,48%). Dengan demikian data menunjukkan bahwa di desa ini jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan

Selanjutnya distribusi penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Matapao Tahun 2010

No Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0-5 214 13,66%

2 6-17 448 28,59%

3 18-59 621 39,63%

4 >60 284 18,12%

Jumlah 1567 100%

Sumber: Data Monografi Desa Matapao, 2010

Tabel 8 menunjukkan bahwa kelompok umur 0-5 terdapat 214 jiwa


(44)

(18,12%). Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa penduduk menurut kelompok umur 18-59 tahun adalah penduduk jumlahnya yang paling tinggi yaitu 621 jiwa (39,63%). Hal ini menunjukkan bahwa di desa ini memiliki tenaga kerja yang produktif yang lebih tinggi dibanding usia non produktif.

Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa Matapao terdiri Petani, PNS/Pensiunan, Lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Matapao Tahun 2010

No Uraian Jumlah Penduduk

(KK)

Persentase (%)

1 PNS/Pensiunan 47 5,14

2 Petani 389 43,52

3 Buruh 415 46,42

4 Lainnya 44 4,92

Total 895 100

Sumber: Data Monografi Desa Matapao, 2010

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk desa Matapao adalah bermata pencaharian sebagai Petani yaitu 389 KK atau 43,52%, sementara penduduk yang mempunyai mata pencaharian lain (Tukang, Pedagang) adalah 44 KK atau 4,92% ,penduduk yang bermata pencaharian PNS/Pensiunan sekitar 47 KK atau 5,14% dan penduduk yang bermata pencaharian Buruh adalah 415 KK atau 46,42%


(45)

Selanjutnya gambaran penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di desa Matapao Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 TK 30 4,68%

2 SD 200 31,15%

3 SMP 150 23,36%

4 SMA 200 31,15%

5 D3 28 4,36%

6 S1 34 5,30%

Total 642 100%

Sumber: Data Monografi Desa Matapao, 2010

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tingkat pendidikan (TK dan SD) sebanyak 35,83%, tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA) sebanyak 54,51% dan tingkat pendidikan tinggi (D3 dan S1) sebanyak 9,66%. Jika dilihat dari tingkatan pendidikan maka tingkatan Pendidikan

menengah (SMP dan SMA) memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 350 orang atau 54,51% sementara tingkatan pendidikan Tk dan SD sekitar 230 orang atau 35,83%, dan tingkatan Pendidikan (D3 dan S1) hanya 62 atau (9,66%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian ini memandang pendidikan formal sangat penting untuk mengubah pola pikir dan cara pandang dalam menanggapi suatu masalah dalam masyarakat.


(46)

Sarana dan Prasarana Desa

Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat desa. Sarana dan prasarana yang baik akan mendukung kelancaran perekonomian desa, termasuk dalam pemasaran hasil-hasil pertanian dan akses informasi. Sarana dan prasarana yang terdapat di desa Matapao dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Desa Matapao, Tahun 2010

No Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan  SMA

 SMP  SD

1 1

1

2 Kesehatan  Puskesmas Pembantu 1

3 Peribadatan  Gereja

 Mesjid

1 1

4 Sosial  Balai Desa 1

Sumber: Data Monografi Desa Matapao, 2010

Dari Tabel 11 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana desa penelitian di bidang pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, dan Sosial cukup baik, akan tetapi masih perlu dibenahi.

Di desa ini hanya memiliki satu unit Puskesmas Pembantu, padahal pusat kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun unuk mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang, harapan masyarakat kepada pemerintah agar


(47)

menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut.

Fasilitas peribadatan dan sosial keberadanya cukup tersedia bagi

masyarakat. Namun perlu diperhatikan dalam pemakaiannya di mana gereja dan mesjid sebagai tempat beribadah dan balai desa adalah tempat pertemuan bagi masyarakat jikalau ada rapat/perkumpulan masyarakat.


(48)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Karakteristik Sampel

1. Jenis Kelamin Sampel

Setiap perkebunan atau perusahaan selalu terdapat buruh perempuan dan laki-laki. Biasanya buruh laki-laki ditempatkan dibagian pekerjaan yang lebih kasar bila dibandingkan dengan perempuan. Di PT SOCFINDO dalam hal pengupahan buruh laki-laki atau perempuan mendapat upah yang sama sesuai dengan jabatannya. Namun buruh perempuan tidak menanggung suami dan anaknya maksudnya perus perusahaan tidak memberi tunjangan keluarga

sedangkan buruh pria memperoleh tunjangan keluarga (istri dan 3 orang anaknya). Gambaran jumlah buruh sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

26 4

86,67 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel 12 diatas dapat dikemukakan bahwa jumlah sampel laki-laki yaitu sebanyak 26 orang (86,67 %) sementara sampel perempuan yaitu terdapat 4 orang (13,33 %). Dapat disimpulkan jumlah buruh laki-laki lebih banyak dari


(49)

pada buruh perempuan. Hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan yang ada diperkebunan lebih berat dan membutuhkan buruh laki-laki dari pada buruh perempuan.

2. Usia Sampel

Umur akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu

pekerjaan/aktifitas dan lamanya masa dinas. Demikian buruh dilokasi penelitian, artinya sama masa dinas 30 tahun untuk buruh pertama masuk/diterima bekerja sebagai buruh diperkebunan PT SOCFINDO. Gambaran jumlah buruh sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1

2 3

24 - 34 35 – 45 46 – 55

9 12

9

30,00 40,00 30,00

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Berdasarkan tabel 13 diatas dapat dikemukakan bahwa rata-rata usia sampel yang bekerja di PT SOCFINDO Kebun Matapao sebagian besar kelompok umur 46 - 55 tahun yaitu sebanyak 9 orang (30,00 %), sama halnya dengan

sampel kelompok umur 24 – 34 tahun sebanyak 9 orang (30,00 %), sedangkan sampel kelompok umur 35 – 45 tahun sebanyak 12 orang (40,00 %). Secara keseluruhan rata-rata umur sampel 37,7 tahun dengan range antara 24 – 55 tahun yang artinya masih dalam usia produktif. Artinya mereka masih memiliki daya


(50)

dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mengembangkan potensi tenaga kerjanya mereka dalam bekerja sebagai buruh di perkebunan tersebut.

3. Tingkat Pendidikan Sampel

Tingkat pendidikan merupakan salah satu syarat yang diberikan perusahaan untuk mencari karyawaan. Di PT SOCFINDO pendidikan tidak mempengaruhi upah yang diterima oleh buruh. Namun jabatanlah yang

mempengaruhi upah buruh. Gaambaran jumlah buruh sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 2 3 4

SD / Sederajat SLTP / Sederajat SMU / Sederajat Akademi / Sederajat

7 5 17

1

23.33 16,67 56,67 3,33

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Bila diukur dari tingkat pendidikan dari sampel berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat sampel yang memiliki pendidikan terakhir SMU/Sederajat adalah sebanyak 17 orang (56,67 %), sedangkan sampel yang memiliki pendidikan terakhir SD/Sederajat adalah sebanyak 7 orang (23,33 %), sampel yang memiliki pendidikan terakhir SLTP/Sederajat sebanyak 5 orang (16,67 %) dan sampel yang memiliki pendidikan tereakhir lulusan Akademi/Sederajat adalah 1 orang sampel (3,33 %).


(51)

Bila dilihat dari tingkat pendidikan buruh PT SOCFINDO Kebun Matapao sudah tergolong baik artinya 60 % buruh telah tamat SMU. Hal ini disebabkan karena susahnya kehidupan pada jaman dahulu sehingga mengharuskan mereka untuk cepat bekerja, untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pada harus

bersekolah.

4. Status Perkawinan Sampel

Status perkawina sangat mempengaruhi kinerja buruh. Buruh yang sudah menikah lebih giat bekerja bila dibandingkan dengan buruh yang belum menikah, Hal ini terjadi karena buruh yang sudah menikah memiliki tanggungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan buruh yang belum menikah. Buruh yang menikah harus memikirkan istri dan anak yang menjadi tanggungan didalam rumah

tangganya. Gambaran jumlah buruh sampel berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1

2

Menikah

Belum Menikah

25 5

83,33 16,67

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Berdasarkan tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa terdapat buruh sampel terdapat sebanyak 25 orang (83,33 %) yang telah menikah dan yang belum menikah adalah 5 orang (16,67 %).


(52)

5. Lama Bekerja

Lama bekerja membuat seseorang menjadi lebih berpengalaman di dalam pekerjaannya. Di PT SOCFINDO lama bekerja seorang buruh tidak

mempengaruhi upah yang diterima buruh, buruh yang bekerja 20 tahun dengan buruh yang bekerja 5 tahun bisa menerima upah yang sama bila jabatannya sama. Gambaran jumlah buruh sampel berdasarkan lama bekerja dapat dilihaat pada tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1

2 3

1 – 10 11 – 20 21 – 29

14 7 9

46,67 23,33 30,00

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel 16 dapat dikemukakan bahwa lama bekerja rata-rata buruh adalah 10 tahun dengan range 1 – 29 tahun dimana terdapat 14 orang (46,67 %) yang pengalaman bekerjanya 1 – 10 tahun, menyusul pengalaman bekerja 21 – 29 tahun terdapat 9 orang (30,00 %) dan pengalaman bekerja 11 – 20 tahun yakni 7 orang (23,33 %). Namun menurut data yang diperoleh lama bekerja tidak mempengaruhi upah yang diterima oleh buruh PT SOCFINDO.

6. Jabatan Kerja

Jabatan seseorang di sebuaah perusahaan sangatmenentukan upah yang diterimanya, begitu juga di PT SOCFINDO, jabatan sangat mempengaruhi upah


(53)

yang diterima buruh setiap bulannya. Kenaikan jabatan akan diperoleh buruh ketikaa buruh tersebut berprestasi dalam kinerjanyanya, loyalitas buruh terhadap perusahaan sangat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk menaikkan jabatan buruh. Gambaran besarnya pendapatan buruh PT SOCFINDO Kebun Matapao yang diterima dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Gaji Pokok

No Uraian Jumlah (Orang) Range Gaji Pokok per Bulan (Rp)

1 2

Karyawan Pegawai

22 (73,33 %) 8 (26,67 %)

1.000.000 - 1.090.000 1.200.000 - 1.500.000

Jumlah 23 -

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Dari tabel 17 dapat dikemukakan bahwa dari 30 buruh sampel terdapat 22 orang (73,33 %) sebagai karyawan dan 8 orang (26,67 %) sebagai pegawai. Yang disebut karyawan adalah buruh tetap yang dikenal dengan buruh SKU (Syarat Kerja Umum) menurut perkebunan yang memperoleh upah/gaji pokok dan jaminan sosial dan bekerja secara mandiri dengan kemampuannya sendiri. Pegaawai adalah buruh tetap/buruh SKU yang memperoleh upah/gaji pokok dan jaminan sosial dengan membawahi beberapa orang karyawan, biasanya

jabatannya sebagai mandor. Gaji pokok yang diterima oleh pegawaai lebih tinggi dari pada karyawan.

II. Sistem Pengupahan Buruh di PT SOCFINDO Kebun Matapao.


(54)

Propinsi (UMP). Keadaan ini hampir berlaku di hampir semua perkebunan walaupun diberlakukaan upah pokok berdasarkan peraturan yang berlaku.

Menurut Sulaiman (2008) bentuk-bentuk pengupahan ialah disamping upah berupa uang, juga termasuk komponen tunjangan dan jaminan lainnya. Upah berbentuk uang terdiri dari upah pokok, upah tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan, termasuk jaminan-jaminan antara lain : jaminan kesehatan dan

kecelakaan kerja, jaminan pensiun, jaminan tempat tinggal atau perumahan, jaminan konsumsi/makan di tempat kerja, jaminan pakaian kerja, jaminan kesegaran jasmani dan rohani. Bagaimana keadaan dari kedua bentuk pengupaahan ini akan diuraikan secara rinci.

1. Upah dalam Bentuk Uang dan Natura

Yang dimaksud dengan upah dalam bentuk uang adalah gaji pokok, lembur/premi, bonus dan THR, seperti tertera pada tabel 18.

Tabel 18. Besarnya Upah dalam Bentuk Uang yang Diterima Buruh Setiap Bulan di PT SOCFINDO Kebun Matapao

No Uraian Karyawan Pegawai Rata-rata

1 2

Gaji Pokok (Rp/ Bulan) Lembur/Premi (Rp/Bulan)

1.090.000 481.100

1.342.000 647.300

1.216.000 564.200

Jumlah 1.571.100 1.989.300 1.770.200

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Dari tabel 18 dapat dikemukakan bahwa upah dalam bentuk uang yang diberikan setiap bulannya antara lain gaji pokok yang diterima buruh dengan 7 jam kerja rata-rata Rp. 1.216.000,- dengan perincian gaji pokok pegawai


(55)

Rp. 1.342.000,- dan karyawan Rp. 1.090.000,-. Lembur/premi yang diterima buruh diluar gaji pokok rata-rata Rp. 564.200,- dengan perincian lembur/premi pegawai Rp. 647.300,- dan karyawan Rp. 481.100,-. Dengan demikian total upah yang diterima buruh setiap bulannya (gaji pokok + lembur/premi) yakni total rata-rata upah Rp. 1.770.200,- dengan perincian pegawai Rp. 1.989.300,- dan

karyawan Rp. 1.571.100,-. Biasanya bentuk pengupahannya diterima dua kali dalam sebulan yakni pada tanggal 5 dan tanggal 19. Tanggal 19 merupakan bentuk pinjaman yang diberikan oleh perusahaan, dan biasanya diberi pinjangan sebesar setengah dari gaji pokok karyawan dan di tanggal 5 upah secara

keseluruhan diterima (gaji pokok + lembur/premi).

Selain uang tunai buruh juga menerima upah dalam bentuk natura yakni beras, dengan perincian jatah pekerja 15 Kg, Istri 10 Kg, anak 7 Kg (maksimum anak yang ditanggung 3 orang) dengan demikian jumlah beras yang diterima dapat dilihat pada tabel 19 berikut.

Tabel 19. Jumalah Beras yang Diterima Buruh PT SOCFINDO Kebun Matapao

No Uraian Karyawan Pegawai Rata-rata

1 Jumlah Beras (Kg/ Bulan) 29,91 35,15 32,53 2 Kualitas Beras

a. Kurang Baik b. Baik

3 (10 %) 19 (63,34%)

4 (13,33%) 4 (13,33%)

7 (23,33%) 23 (76,67%) 3 Kecukupan Beras

a. Tidak Cukup b. Cukup

7 (23,33%) 15 (50 %)

2 (6,67%) 6 (20 %)

9 (30 %) 21 (70 %)


(56)

Dari tabel 19 dapat dijelaskan bahwa jumlah beras setiap bulan yang diterima buruh rata-rata 32,53 Kg, dengan perincian karyawan 29,91 Kg dan pegawai 35,13 Kg.

Mengenai kualitas/mutu beras yang diterima buruh sampel dilihat dari tabel 19 diatas bahwa 23 orang sampel (76,67 %) mengatakan kulitas/mutu beras yang diterimanya adalah baik, menurut buruh sampel beras yang diterimanya layak untuk dikonsumsi. Sedangkan 7 orang sampel lainnya (23,33 %)

mengatakan bahwa sebagian beras yang mereka terima kualitas/mutunya dirasa kurang baik, hal tersebut diakui mereka karena beras yang mereka terima terkadang warna dan aromanya sudah tidak enak dan beras tersebut mempunyai kutu. Walaupun beras tersebut masih layak dikonsumsi, tetapi kualitasnya kurang baik.

Berdasarkan pemenuhan kecukupan beras pada tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa 21 orang sampel (70 %) mengatakan bahwa catu beras yang

diberikan PT SOCFINDO Kebun Matapa cukup untuk dikonsumsi dalam 1 bulan, sedangkan 9 orang sampel (30 %) mengatakan bahwa catu beras yang diberikan oleh perusahaan tidak mencukupi kebutuhan makan dalam satu bulan, hal ini dikarenakan anak pekerja lebih dari tiga orang (lebih dari baatas maksimum anak yang ditanggung oleh perusahaan). Biasanya kekuarangan beras yang dialami para pekerja beragam ada yang harus menambah 10 – 20 Kg/bulan. Biasanya

pemberian beras diberikan dua kali dalam sebulan pemberian beras pada tanggal 15 dan 30.


(57)

Disamping upah setiap bulan, buruh juga menerima pendapatan per tahun yaitu bonus dan THR. Besar bonus dan THR yang diterima buruh dapat dilihat pada tabel 20 berikut.

Tabel 20. Besarnya Bonus dan THR yang Diterima Buruh Setiap Tahun di PT SOCFINDO Kebun Matapao

No Uraian Karyawan Pegawai Rata-rata

1 2

Bonus THR

3.576.000 2.485.500

4.332.000 3.024.800

3.954.000 2.755.150

Jumlah 6.061.500 7.356.800 6.699.150

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Dari tabel 20 dapat dijelaskan bahwa Bonus yang diterima buruh dalam satu tahun adalah empat bulan gaji pokok ditambah beras pekerja (dalam bentuk uang) dan diberikan pada setiap bulan Juni sebanyak tiga bulan dan satu bulan lagi diberikan bersamaan dengan pemberian THR dengan rata-rata bonus yakni Rp. 3.954.000,-. Dengan perincian bonus karyawan sebesar Rp. 3.576.000,- dan pegawai sebesar Rp. 4.332.000,- . THR adalah Tunjangan Hari Raya dan rata-rata THR adalah Rp. 2.755.150,- dengan perincian THR karyawan sebesar Rp.

2.485.500,- per tahun dan THR pegawai sebesar Rp. 3.024.800,- per tahun. Data ini menunjukkan bahwa bonus dan THR per tahun dari pegawai lebih tinggi dari karyawan.

Bonus tersebutlah yang dapat membantu para buruh dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal ini PT SOCFINDO Kebun Matapao sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Pemberian Bonus di berikan pada


(58)

beras diberikan dalam bentuk uang), namun pada bulan juni pemberian bonus hanya tiga bulan sedangkan satu bulan lagi diberikan bersamaan dengan pemberian THR yang diberikan pada saat lebaran tiba pemberiaan tunjangan sebesar satu bulan gaji + tunjangan beras pekerja,istri dan anak.

2. Upah dalam Bentuk Jaminan

Selain upah dalam bentuk uang dan natura, buruh juga menerima upah berupa jaminan-jaminan yang terdiri dari jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja, perumahan, pakaian dan alat kerja, konsumsi ditempat kerja dan kesegaran

jasmani dan rohani. Gambaran jaminan yang diterima oleh buruh akan dijelaskan secara rinci dibawah ini.

1. Jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja.

Berdasarkan wawancara dari 30 buruh sampel mengatakan jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja dari perkebunan benar-benar dinikmati dan diterima oleh buruh, antara lain

a. Biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan untuk semua jenis penyakit.

b. Batasan opname 5 bulan.

c. Ada bantuan persalinan bagi buruh perempuan dan istri buruh. d. Gaji tetap diberikan pada waktu sakit.

e. Dirujuk ke RS perusahaan apabila sudah tidak bisa ditanggulangi di klinik perusahaan.


(59)

Informasi yang diberikan oleh buruh tersebut memberikan indikasi bahwa jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja benar-benar diterima oleh buruh dengan baik.

2. Jaminan Perumahan

Semua buruh tinggal di perumahan yang disediakan perkebunan dengan kondisi perumahan baik/layak. Fasilitas listrik disediakan oleh perusahaan tetapi pembayaran dibebankan kepada buruh sendiri, dibayar pada saat gajian akan dipotong sesuai dengan jumlah yang tertera dalm slip pembayaran listrik ditambah dengan biaya administrasi.

3. Jaminan Pakaian dan Alat Kerja

Dari 30 buruh sampel ternyata 27 orang (90 %) menerima pakaian kerja, yang keadaannya memadai. Demikian juga peralatan kerja secara lengkap

diterima oleh buruh antara lain topi, masker, sepatu, sarung tangan dan kondisinya sesuai dengan standart keamanan kerja, sementara 3 orang (10 %) buruh sampel tidak memperoleh pakaian dan peralatan kerja karena dianggap tidak perlu oleh perusahaan.

4. Jaminan kesegaran jasmani dan rohani

Fasilitas olah raga dan sarana ibadah disediakan oleh perusahaan dengan kondisi yang memadai. Disamping itu ada kebebasan dalam melaksanakan ibadah dan selalu melaksanakan perayaan hari besar keagamaan seperti halal bihalal, perayaan natal dan lain-lain. Walaupun fasilitas olah raga kurang memadai namun


(60)

5. Jaminan cuti

Menurut informasi yang dikumpulkan dari buruh, cuti harus benar-benar diambil dan dilaksanakan secara fisik tidak boleh di uangkan. Gaji tetap diberikan pada saat cuti tanpa potongan. Demikian juga pengurusan cuti sangat mudah dan lama cuti sama untuk setiap buruh yaitu 1 – 12 hari/tahun.

6. Jaminan konsumsi di tempat kerja

Konsumsi yang disediakan berupa ekstra fooding yaitu susu. Pemenuhan extra fooding atau makanan tambahan tidak diberikan kepada seluruh tenaga kerja yang ada di PT SOCFINDO, hanya beberapa pekerja yang mendapatkan makanan tambahan yakni buruh bsemprot dan buruh pupuk sedangkan yang lainnya tidak mendapat ekstra fooding.

Dari 6 jenis jaminan yang diterima oleh buruh sampel, hanya jaminan konsumsi di tempat kerja yang menjadi keluhan buruhy karena yang mendapat jaminan tersebut terbatas yaitu buruh tertentu saja, sementara jaminan lain benar-benar dinikmati oleh buruh dengan baik.

Untuk melihat keberadaan sistem pengupahan di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 21.


(61)

Tabel 21. Perbandingan Sistem Pengupahan Buruh Menurut Peraturan dengan Fakta di Lapangan Tahun 2011

No Komponen Peraturan Fakta

dilapangan

Keterangan 1 Lama Kerja/Hari 7 Jam/Hari 7 Jam/Hari Sesuai 2 Gaji Pokok

(Rp/Bulan)

≥ UMP (1.490.000)

≤ UMP (1.216.000)

Belum Sesuai

3 Lembur/Premi Peraturan Peraturan Sesuai

4 Bonus 4 X Gaji Pokok 4 X Gaji Pokok Sesuai

5 THR 1 X Gaji Pokok 1 X Gaji Pokok Sesuai

6 Catu Beras Sama besar pekerja dengan anggota

keluarga

Besar Pekerja, istri dan anak

berbeda

Belum Sesuai

7 Extra fooding Untuk semua buruh Hanya buruh tertentu

Belum sesuai

8 Jaminan a. Cuti

b. K3

c. Perumahan d. Pakaian dan alat e. Jasmani dan

Rohani √ √ √ √ √ Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Tabel 21 menyatakan bahwa, dari 12 komponen pengupahan ternyata 3 komponen pengupahan belum sesuai dengan peraturan sementara 9 komponen sesuai dengan peraturan.

Merujuk pada uiraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengupahan di PT SOCFINDO Kebun Matapao 75 % telah sesuai dengan peraturan dan 25 % yakni 3 komponen (gaji pokok, catu beras dan extra fooding), perlu ditinjau


(1)

Lampiran 6. Pemberian Cuti

Nomor Sampel

Lama Cuti Kemudahan izin cuti Menerima gaji saat cuti

Jumlah Skor Keterangan Skor Keterangan Skor

1 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

2 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

3 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

4 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

5 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

6 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

7 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

8 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

9 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

10 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

11 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

12 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

13 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

14 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

15 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

16 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

17 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

18 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

19 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

20 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

21 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

22 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

23 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

24 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

25 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

26 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

27 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

28 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

29 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

30 1-12 Hari 2 Ya 2 Ya 2

Jumlah 60 60 60


(2)

Lampiran 7. Jaminan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja No Sampel Biaya Perobatan

oleh perusahaan

Semua Jenis Penyakit

Tempat Berobat Batasan Opname Menerima Gaji selama sakit

Bantuan biaya Persalinan

Anggota Jamsostek

Keterang-an Skor Keterang-an

Skor keterangan Skor Keterang-an

Skor Keterang-an

Skor Keterang – an

Skor Keterang-an

Skor

1 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

2 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

3 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

4 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

5 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

6 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

7 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

8 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

9 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

10 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

11 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

12 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

13 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

14 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

15 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

16 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

17 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

18 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

19 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

20 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

21 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

22 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

23 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

24 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

25 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

26 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

27 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

28 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

29 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

30 Ya 2 Ya 2 RS Perusahaan 2 5 Bulan 1 Ya 2 Ya 2 Ya 2

Jumlah 60 60 60 30 60 60 60


(3)

Lampiran 8. Jaminan Tempat Tinggal atau Perumahan

No Sampel Rumah yang dihuni Kebutuhan Perumahan Fasilitas Listrik disediakan perusahaan

Fasilitas Listrik yang Diberikan Perusahaan

Pembayaran Listrik dibebankan kepada

buruh

Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan skor

1 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

2 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

3 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

4 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

5 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

6 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

7 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

8 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

9 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

10 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

11 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

12 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

13 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

14 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

15 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

16 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

17 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

18 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

19 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

20 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

21 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

22 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

23 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

24 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

25 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

26 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

27 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

28 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

29 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

30 Rumah Perusahaan 2 Beli Sendiri 1 Ya 2 Baik 2 Ya 2

jumlah 60 30 60 60 60


(4)

Lampiran 9. Jaminan Pakaian Kerja

No Sampel Fasilitas Pakaian Kerja Fasilitas Pakaian Kerja yang diberikan Pakaian Kerja Sudah memenuhi standart keamanan bekerja

Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor

1 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

2 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

3 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

4 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

5 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

6 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

7 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

8 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

9 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

10 Tidak Ada 1 Tidak ada 1 - -

11 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

12 Tidak Ada 1 Tidak ada 1 - -

13 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

14 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

15 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

16 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

17 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

18 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

19 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

20 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

21 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

22 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

23 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

24 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

25 Tidak Ada 1 Tidak ada 1 - -

26 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

27 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

28 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

29 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

30 Topi,Masker,Sepatu,Pakaian Kerja,sarung tangan 2 ada 2 Ya 2

Jumlah 60 57 54


(5)

Lampiran 10. Jaminan Kesegaran Jasmani dan Rohani No Sampel Penyediaan Fasilitas

Olah raga

Fasilitas Olah raga yang disediakan

Penyediaan sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan yang disediakan

Perayaan Hari Besar Keagamaan Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan Skor

1 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

2 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

3 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

4 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

5 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

6 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

7 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

8 Ya 2 Memadai 2 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

9 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

10 Ya 2 Memadai 2 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

11 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

12 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

13 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

14 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

15 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

16 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

17 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

18 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

19 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

20 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

21 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

22 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

23 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

24 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

25 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

26 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

27 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

28 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

29 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

30 Ya 2 Kurang memadai 1 Ya 2 Memadai 2 Ya 2

Jumlah 60 32 60 60 60


(6)

Lampiran 11. Lembur/Premi Karyawan dan Pegawai PT SOCFINDO Kebun Matapao tahun 2010 No

Sampel

Januari (Rp)

Februari (Rp)

Maret (Rp)

April (Rp) Mei (Rp) Juni (Rp) Juli (Rp) Agustus (Rp)

Sept (Rp) Okt (Rp) Nov (Rp) Des (Rp) Rata- rata 1 235.400 735.000 473.000 367.200 571.300 950.000 700.000 432.800 520.500 742.400 550.000 640.800 576.500 2 356.700 659.000 658.300 265.000 530.800 673.700 659.000 874.000 342.000 453.700 531.600 670.300 556.200 3 423.800 320.700 228.000 420.800 322.400 232.400 190.800 438.000 480.600 363.800 249.000 254.300 327.000

4 - - - -

5 - - - -- - - - -

6 334.200 290.800 329.600 225.600 290.600 357.500 228.600 354.400 395.000 310.500 219.400 283.500 301.600 7 567.000 740.300 634.800 800.000 643.700 790.400 850.500 620.400 530.500 719.300 439.000 840.600 681.400 8 467.300 438.000 668.400 532.600 421.900 832.700 468.500 450.000 621.600 435.700 432.600 500.700 514.200 9 219.400 278.500 312.400 327.600 267.300 329.100 217.300 276.500 310.400 216.000 131.600 196.400 256.900 10 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 11 250.900 480.000 582.000 370.500 260.000 460.700 562.000 575.000 328.500 347.600 665.500 420.700 441.900

12 - - - -

13 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000

14 - - - -

15 - - - -

16 450.900 673.000 376.800 287.500 642.600 370.500 557.000 643.200 487.600 558.900 448.900 641.000 565.400 17 674.300 560.400 749.800 576.300 564.500 678.800 860.400 659.300 800.000 704.000 560.800 700.000 674.000 18 750.000 783.000 568.000 630.500 750.200 681.500 543.800 785.900 840.400 619.700 650.000 500.000 675.200

19 - - - -

20 530.400 457.600 543.000 530.800 435.000 1.000.000 542.500 863.500 431.800 437.000 790.300 562.900 593.700 21 165.800 264.600 285.400 320.000 168.400 285.900 219.500 310.400 254.300 228.900 195.300 219.000 243.100

22 - - - -

23 - - - -

24 430.000 350.600 421.700 491.800 510.800 471.900 480.300 564.200 529.000 319.700 376.700 491.400 453.200 25 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 26 965.300 730.600 830.500 947.000 575.100 779.000 691.400 900.500 759.800 779.800 994.600 632.700 798.900 27 980.600 850.300 839.500 1.050.600 890.400 1.270.300 830.500 743.900 925.700 560.300 950.300 830.500 893.600 28 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 29 356.800 572.900 469.800 375.700 368.900 498.600 510.500 442.300 387.500 393.600 421.500 364.600 430.200 30 980.400 1.205.600 981.800 1.489.000 1.254.000 1.307.500 1.600.400 873.400 1.600.300 981.300 1.405.800 1.385.300 1.255.400