Pengaruh Variasi Konsentrasi COD Awal terhadap MLSS

konsentrasi COD awal 3000 mgL rata-rata 49,68 dan alamiah 33,60. Hal ini diduga bahwa pada saat-saat awal perubahan konsentrasi umpan dari saat seeding ke konsentrasi COD awal 2000 mgL mikrorganisme masih dalam fase penyesuaian, akibatnya jumlah mikroba aktif dalam lapisan biofilm juga relatif masih sedikit belum mencapai jumlah optimum. Dengan demikian, proses penguraian bahan-bahan organik kompleks dalam limbah cair oleh mikroba anaerob menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana belum berlangsung optimum. Sedangkan pada percobaan dengan konsentrasi COD awal 3000 mgL dan alamiah, awal operasi dimulai setelah percobaan dengan konsentrasi umpan 2000 mgL selesai dilakukan. Oleh karena itu, diduga saat percobaan dimulai mikroorganisme sudah mulai memasuki fase logaritma eksponensial, sehingga jumlah mikroba anaerob dalam lapisan biofilm relatif sudah lebih banyak. Dari variasi perlakuan COD influen 2000, 3000 mgL dan alamiah, kondisi operasi dengan konsentrasi COD awal 2000 mgL dan tingi unggun 125 cm serta HRT 18 – 24 jam, merupakan yang terbaik untuk penurunan COD.

4.4.2. Pengaruh Variasi Konsentrasi COD Awal terhadap MLSS

Pengaruh variasi konsentrasi COD awal terhadap penyisihan MLSS pada pengolahan limbah cair secara biofitrasi anaerobik di dalam seluruh sistem dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9. Dari Gambar 4.8 untuk tinggi unggun 100 cm dan HRT 12 jam, dapat dilihat bahwa bila COD awal 2000 mgL kandungan MLSS rata-rata turun dari 528 mgL menjadi 138 mgL 73,78, sementara bila COD awal 3000 mgL konsentrasi MLSS Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 turun dari 689 mgL menjadi 235 mgL 65,92, sedangkan bila COD awal alami tanpa pengenceran penurunannya adalah dari 1027 mgL menjadi 547 mgL 46,72. Pada HRT 18 dan 24 jam, dapat dilihat bahwa penyisihan MLSS tidak berbeda secara signifikan dengan efisiensi penyisihan MLSS untuk HRT 12 jam baik untuk konsentrasi awal COD 2000 mgL maupun 3000 mgL atau alami. Selanjutnya dari Gambar 4.9 terlihat bahwa untuk tinggi unggun 125 cm dan konsentrasi COD awal 2000 mgL efisiensi penurunan MLSS pada HRT 12 – 24 jam berkisar antara 77,88 – 82,58 . Peningkatan konsentrasi COD awal menjadi 3000 mgL pada HRT yang sama, diperoleh efisiensi penurunan MLSS yang lebih kecil 71,66 – 75,44. Sedangkan bila digunakan konsentrasi COD awal alamiah tanpa pengenceran pada HRT yang sama, efisiensi penurunan MLSS turun lebih jauh menjadi 50,51 – 53,12. Gambar 4.8. Penyisihan MLSS dalam Reaktor pa a COD Awal 2000, 3000 mgL dan Alami, Tinggi Unggun 100 cm d 10 20 30 40 50 60 70 80 2000 3000 alamiah Konsentrasi COD influent Penyisihan MLSS, 12 jam 18 jam 24 jam Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 30 40 50 60 70 80 20 n yi si h a n M L SS, 12 jam Berdasarkan hasil percobaan sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 4.8 dan Gambar 4.9, diperoleh presentase penyisihan MLSS untuk tinggi unggun 100 dan 125 cm yang tidak berbeda nyata bila konsentrasi COD awalnya sama baik pada HRT 12, 18 maupun 24 jam. Gambar 4.9. Penyisihan MLSS dalam Reaktor pada COD Awal 2000, 3000 mgL dan Alami, Tinggi Unggun 125 cm Hasil analisis kandungan MLSS umpan segar limbah cair industri tahu menunjukkan bahwa limbah tersebut mengandung padatan tersuspensi total TSS rata- rata antara 854 – 1244 mgL. Pengenceran umpan limbah cair hingga kandungan COD awal menjadi 2000 mgL atau 3000 mgL diperoleh kandungan TSS atau MLSS rata-rata berkisar antara 525 – 665 mgL. Dengan kata lain, semakin besar konsentrasi COD awal, semakin besar pula kandungan TSS dalam aliran umpan tersebut. Kandungan padatan tersuspensi TSS yang relatif tinggi dalam aliran umpan akan membutuhkan waktu tinggal cairan yang lebih lama dalam reaktor agar dapat terlarut terhidrolisis dan terurai oleh mikroorganisme anaerob menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana. Diduga bahwa penggunaan waktu tinggal cairan HRT 12 – 24 jam dalam percobaan ini belum cukup memadai untuk berlangsungnya proses hidrolisis dan Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 degradasi biologis kandungan padatan tersuspensi dalam aliran umpan limbah cair. Peningkatan konsentrasi COD awal dari 2000, 3000 mgL dan kondisi alamiah tanpa pengenceran berarti juga peningkatan kandungan TSS dalam aliran umpan. Oleh karena sebagian besar kandungan TSS belum terurai, maka padatan tersebut menumpuk sedemikian pada bagian atas media filter dan menghambat kontak proses degradasi, akibatnya efisiensi penyisihan MLSS cenderung mengalami penurunan. Dari hasil percobaan, meskipun diperoleh penyisihan kandungan MLSS yang cukup signifikan dalam effluent, akan tetapi diduga bahwa penyisihan tersebut lebih didominasi oleh proses filtrasi ketika cairan limbah melewati unggun padatan. 4.5. Pengaruh Tinggi Unggun 4.5.1. Pengaruh Tinggi Unggun terhadap COD