pH dan Alkalinitas TINJAUAN PUSTAKA

Menururt MetCalf dan Eddy 2003, proses degradasi anaerob bahan organik kompleks menjadi gas metan dan CO 2 dalam limbah cair selain ditentukan oleh jenis mikroorganisme yang berperan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, antara lain :

a. pH dan Alkalinitas

Proses anaerob sangat sensitif terhadap perubahan pH lingkungan, oleh karena itu agar proses dapat berlangsung dengan baik, pH lingkungan harus mendekati netral, yaitu 6,6 – 7,6. Bila nilai pH kurang dari 6,6 dapat menghambat aktivitas metanogenik Rittmann dan McCarty, 2001. Dalam tahap reaksi metanogenesis dihasilkan gas metan dan CO 2 , sehingga dalam proses ini kandungan gas CO 2 cenderung meningkat dan dapat mencapai hingga 30 – 35. Oleh sebab itu, untuk memastikan pH mendekati netral diperlukan alkalinitas yang tinggi. Dalam beberapa proses sering dijumpai konsentrasi alkalinitas dalam range 3000 – 5000 mgL sebagai CaCO 3 . Untuk limbah cair yang mengandung protein dan asam-asam amino yang tinggi, alkalinitas yang cukup dapat diperoleh dari peruraian senyawa-senyawa tersebut menghasilkan NH 3 , dan bersama-sama dengan gas CO 2 dan H 2 O membentuk alkalinitas sebagai NH 4 CO 3 MetCalf dan Eddy, 2003. Dengan demikian tidak diperlukan penambahan alkalinitas untuk mengontrol pH. Untuk aplikasi limbah cair industri yang komponen substratnya hanya mengandung karbohidrat, diperlukan penambahan alkalinitas agar diperoleh pH mendekati netral. Bahan alkalinitas yang umum ditambahkan ke dalam limbah cair antara lain adalah soda CaOH 2 ; sodium Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 bikarbonat NaHCO 3 , soda abu Na 2 CO 3 , sodium hidroksida NaOH, amoniak NH 3 , atau asam bikarbonat NH 4 HCO 3 . b. Senyawa Inhibitor Menurut Parkin dan Owen 1986 kehadiran beberapa senyawa baik organik maupun anorganik dapat menjadi inhibitor atau bersifat toksik dalam proses anaerob. Garam-garam seperti Na + , K + , Ca 2+ , Mg 2+ , Cu 2+ , Cr4, Zn 2+ , Ni 2+ dan lain-lain, bahan organik seperti fenol, formaldehid, propanol, etil asetat, dan lain-lain dan bahan anorganik seperti NH 4 + ; H 2 S dan lain-lain dapat menghambat laju reaksi metanogenik bila konsentrasinya cukup tinggi. Misalnya, amonium NH 4 + dengan konsentrasi diatas 3000 mgl merupakan inhibitor yang kuat dalam proses metanogenesis McCarty dan McKinney, 1961. Keracunan sulfida merupakan masalah yang sering dijumpai dalam pengolahan limbah cair yang mengandung konsentrasi sulfat yang tinggi. Dalam proses anaerob, sulfat lebih disukai sebagai akseptor elektron dan akan dikonversi menjadi sulfida. Keracunan sulfida cenderung menjadi problem bila konsentrasi sulfida terlarut mencapai lebih kurang 200 mgl McCarty, 1964.

c. Solid Retention Time