Proses Degradasi Bahan Organik Kompleks dengan Biofiltrasi Anaerob

selanjutnya melekat erat pada permukaan. Kecepatan pelekatan bakteri berbeda-beda tergantung pada struktur dan daya rekatnya. Beberapa bakteri seperti substansi polimer ekstra sellular dan fimbriae memiliki struktur dan daya rekat yang kuat, sehingga dengan cepat akan melekat erat pada permukaan media. Tetapi ada juga bakteri yang membutuhkan waktu kontak yang lama agar dapat melekat erat pada permukaan media Marshall, 1992.

2.5.2. Proses Degradasi Bahan Organik Kompleks dengan Biofiltrasi Anaerob

Upaya untuk menurunkan kandungan bahan organik kompleks dalam limbah cair telah banyak dilakukan baik dengan cara aerob maupun anaerob. Proses yang banyak dilakukan antara lain proses activated sludge MetCalf Eddy, 1930; Eckenfelder, 1989; Mines Jr. dan Sherrard, 1989; Tay, 1990; dan Upe, 2001 dan Upflow Anaerobic Sludge Blanket atau UASB Speece, 1983; Lettinga et al, 1988; Vidal et al, 2001; Bal Dhagat, 2001; Gomec et al, 2005 atau reaktor lainnya. Akan tetapi pengolahan limbah cair industri tahu menggunakan biofilter anaerob dalam reaktor unggun tetap fixed-bed reactor belum banyak dilakukan. Biofilter merupakan filter dari media kerikil, batu apung, karbon aktif, plastik dan bahan padat lainnya diharapkan dapat melakukan proses pengolahan atau penyisihan bahan organik kompleks terlarut atau tersuspensi dalam limbah cair. Young 1991 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja filter anaerob aliran- vertikal, mendapatkan bahwa proses biofiltrasi dapat mendegradasi COD limbah cair domestik 90 – 96 pada laju beban COD 0,2 – 0,7 kg CODm 3 .hari, 37 o C dan hydraulic retention time HRT 25 - 37 jam. Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 Sachs et al 1978 mengolah limbah cair bahan organik sintesis dan mendapatkan penghilangan COD 80 pada laju beban 0,56 kg COD m 3 .hari, 35 o C dan HRT 36 jam. Sementara, Young 1991 memperoleh 80 – 90 untuk laju beban COD 12 – 15 kg COD m 3 . hari, 37 o C dan HRT 0,9 – 1,3 hari. Darmawan 1998 yang meneliti proses pengolahan air buangan industri dengan menggunakan kerikil, pecahan genting dan batu apung sebagai media biofilter mendapatkan, bahwa untuk bahan baku dengan kadar organik 80 mgl dengan beban permukaan 1,5 mjam diperoleh efisiensi pemisahan organik rata-rata yang diyatakan dalam bilangan permanganat masing-masing sebesar 83, 86 dan 87. Studi kemampuan biofilter anaerob untuk menurunkan kadar BOD dan COD dalam air sungai yang kotor juga telah dilakukan oleh Laura 1995 menggunakan media kerikil dengan diameter media 9 mm ⎯ 25 mm, variasi HRT 8 dan 12 jam. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa air baku dengan kadar 25 – 1000 mgl setelah dilewatkan reaktor pada kecepatan filtrasi 1 – 10 mjam diperoleh efisiensi pemisahan yang bervariasi antara 90 – 99. Uji coba penggunaan biofilter untuk mendegradasi bahan-bahan organik polutan dalam limbah cair industri tahu-tempe dengan kombinasi anaerob dan aerob berkapasitas 10 – 16 m 3 hari telah dilakukan oleh BPPT 1997a menggunakan media plastik sarang tawon. Proses yang dilakukan, mula-mula sistem dioperasikan secara anaerob, kemudian kombinasi anaerob-aerob khusus untuk tangki biofilter terakhir. Percobaan tersebut dilakukan dengan memvariasikan HRT total 16 – 24 jam. Hasil yang dicapai menunjukkan, bahwa pada proses anaerob dengan laju alir 6 – 10 m 3 hari setelah proses Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008 berjalan 4 minggu diperolah efisiensi penghilangan BOD 74,5, COD 75,4 dan TSS 84. Sedang pada proses kombinasi anaerob-aerob setelah proses berjalan 2 bulan diperoleh efisiensi penurunan BOD 89,4, COD 88,2 dan TSS 94. Dari sekian banyaknya referensi yang menyatakan kemampuan biofilter untuk menurunkan kandungan organik dalam limbah cair, penulis belum menjumpai aplikasi biofilter anaerobik dengan media batu kerikil dalam pengolahan limbah cair industri tahu. Rittmann dan McCarty 2001, menyatakan bahwa proses biofiltrasi dalam kondisi anaerob maupun aerob dapat dilakukan dengan menggunakan media kerikil, batu apung, karbon aktif, plastik serta bahan padat inert lainnya. Di samping itu, proses biofiltrasi anaerob dalam reaktor packed-bed baik aliran vertikal maupun horizontal dapat diaplikasikan untuk pengolahan limbah cair antara lain limbah rumah tangga dan perkotaan, limbah industri pengolahan bahan makanan, minuman, industri farmasi serta industri bahan kimia. Dari informasi-informasi tersebut penyusun menduga bahwa proses biofiltrasi anaerob dengan media batu kerikil juga dapat diaplikasikan dalam pengolahan limbah cair industri tahu. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini, penyusun mencoba menggunakan biofilter anaerob dalam reaktor unggun diam fixed-bed reactor dua tahap dengan media batu kerikil untuk mengolah kandungan bahan organik dalam limbah cair industri tahu.

2.5.3. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Proses Biodegradasi Anaerobik