telah diencerkan dimasukkan ke dalam 2 unit tangki umpan masing-masing sebanyak 100 liter. Untuk menjamin ketersediaan umpan ke reaktor biofilter, dilakukan penambahan
umpan limbah cair segar setiap dua hari sekali. Untuk mendapatkan waktu tinggal cairan HRT yang diinginkan sebelum proses dimulai, dilakukan pengaturan laju alir
volumetrik limbah cair menggunakan rotameter.
b. Proses Pengolahan Biofiltrasi Anaerob
Setelah pelaksanaan pembuatan biofilm pembibitan mikroba menghasilkan gas yang dapat terbakar, maka percobaan dengan umpan tanpa pengenceran dengan HRT 12
; 18 dan 24 jam dilaksanakan secara paralel dalam 6 unit bioreaktor. Umpan dari tangki umpan 1 dipompa ke dalam reaktor biofilter 2 melalui rotameter yang berfungsi
sebagai flow meter pada HRT yang ditetapkan. Di dalam zona anaerob I pada bioreaktor, limbah cair mengalir dari atas ke bagian bawah reaktor secara gravitasi melewati unggun.
Selanjutnya, dari bagian bawah zona anaerob I, limbah kemudian masuk ke bagian bawah zona anaerob II dan mengalir melewati unggun zona anaerob II secara vertikal dan keluar
melalui katup pembuangan. Limbah yang telah diolah kemudian ditampung dalam tangki effluent 4. Untuk menjamin terjadinya aliran di dalam reaktor, posisi pipa input ke zona
anaerob I dibuat lebih tinggi lebih kurang 5 cm dari pipa output dalam zona anaerob II. Selama proses degradasi substrat organik biodegradable secara anaerob di dalam
reaktor, akan terbentuk produk akhir terutama gas-gas seperti metana, karbon dioksida CO
2
, hidrogen sulfida H
2
S dan amoniak NH
3
serta biomassa. Gas-gas yang terbentuk akan mengisi ruang kosong pada bagian atas reaktor. Untuk menjamin
Amir Husin : Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed, 2008 USU e-Repository © 2008
kelangsungan proses, reaktor dilengkapi dengan botol pengaman 5 dan penangkap gas 6 yang berfungsi menampung gas-gas yang terbentuk. Sedangkan untuk memantau
jalannya proses, sampel limbah cair diambil secara periodik pada 3 titik yang berbeda melalui kran K-1, K-3 dan K-4 setiap 24 jam. Percobaan dihentikan setelah 6 enam hari
operasi atau apabila hasil analisis laboratorium terhadap parameter uji COD dan MLSS relatif stabil. Selain parameter uji tersebut, juga dilakukan pemeriksaan pH menggunakan
pH meter terhadap masing-masing sample limbah cair guna mengetahui kondisi proses di dalam reaktor. Setelah Run I selesai, percobaan dilanjutkan untuk umpan limbah cair
dengan konsentrasi COD 2000 mgL dan 3000 mgl melalui pengenceran limbah dengan air.
3.5. Prosedur Analisis