30
4.2.2 Usia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien dispepsia rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai, persentase
jumlah penggunaan obat berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Karakteristik Jumlah Penggunaan Obat Berdasarkan Usia No
Usia Jumlah
Pasien Jumlah
R Rata-rata R
Perpasien Persentase
1 45
Tahun 45
126 2,8
41,87 2
45 Tahun
65 175
2,70 58,13
Total 110
301 2,73
100
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, total penggunaan obat pada pasien dispepsia rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Tengku Mansyur
Kota Tanjung Balai adalah sebanyak 301 R dengan rata-rata 2,73 R dimana mayoritas penggunaan resep perpasien pada pasien dispepsia berusia 45 tahun
dengan jumlah pasien 65 orang dan 175 R 58,13 .
4.3 Persentase Penggunaan Jenis Obat Berdasarkan Generik dan Non Generik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan jenis obat generik dan non generik pada pasien dispepsia rawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai, didapati mayoritas obat yang diresepkan merupakan obat generik 298 R 99,004 dan obat non generik 3 R
0,996, dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 4.6 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Generik dan Non Generik Obat Generik
Obat Non Generik Jumlah R
Persentase Jumlah R
Persentase
298 99,004
3 0,996
Obat generik merupakan obat program pemerintah yang penggunaannya diberlakukan melalui SK Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPer.11989
tanggal 28 Januari 1989, peraturan ini sangat bermanfaat sebab harga generik yang murah dapat meringankan beban masyarakat dalam hal kebutuhan obat serta
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mereka yang membutuhkan. Pemerintahan juga mewajibkan kepada semua fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah untuk menuliskan resep obat generik Sumantomo, 2006. Hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai lebih banyak menggunakan obat generik dari pada menggunakan obat non generik, hal ini dikarenakan Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai merupakan rumah sakit pemerintah yang harus mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan yang
mengharuskan penggunaan obat generik.
4.4 Persentase Penggunaan Obat Dispepsia Berdasarkan Bentuk Sediaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan obat pada penyakit dispepsia pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Tengku
Mansyur Kota Tanjung Balai berdasarkan bentuk sediaan adalah mayoritas obat yang digunakan dalam bentuk sediaan injeksi sebanyak 133 44,19, bentuk
Universitas Sumatera Utara
32 sediaan sirup sebanyak 100 33,22 dan bentuk sediaan tabletkapsul sebanyak
68 22,59. Dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Karakteristik Penggunaan Obat Dispepsia Berdasarkan Bentuk Sediaan
Obat
No Bentuk Sediaan Obat
Jumlah R Persentase
1 Injeksi
133 44,19
2 TabletKapsul
68 22,59
3 Sirup
100 33,22
Jumlah
301 100
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa dapat dilihat perbedaan bentuk sediaan obat yang paling banyak dan bentuk sediaan yang sedikit digunakan. Bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan injeksi, dikarenakan bentuk sediaan ini memiliki keuntungan yaitu efeknya timbul lebih cepat dan
teratur pemakaiannya dibandingkan dengan pemberian per oral, dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif dan tidak sadar, serta sangat berguna dalam
keadaan darurat Surahman, dkk., 2008. Data diatas dapat dilihat bahwa rute pemberian yang paling banyak digunakan selain bentuk sediaan injeksi adalah
sedian oral. Pada umumnya penggunaan obat secara oral lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sediaan topikal, karena penggunaan obat melalui oral adalah
yang paling menyenangkan, murah, penggunaannya mudah dan paling aman Anief, 2004.
4.5 Persentase Penggunaan Obat Dispepsia Berdasarkan Golongan Obat