Pengertian Rumah Berdasarkan Peraturan dan Undang-undang

2.1.1 Pengertian Rumah Berdasarkan Peraturan dan Undang-undang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa “Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta asset bagi pemiliknya”. Rumah tinggal merupakan salah satu bangunan gedung yang mempunyai fungsi hunian, menurut undang-undang republik Indonesia tahun 2002 tentang bangunan gedung menyataka n bahwa “bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah tinggal sementara”. Undang-undang yang mengatur pengadaan perumahan dalam pelita I sampai V adalah undang-undang pokok perumahan No 1 tahun 1964. Baru tahun 1992 undang-undang tersebut diganti oleh undang-undang no.4 tahun 1992. Ditinjau dari segi materinya, dapat dikatakan bahwa Undang-undang No.4 lebih lengkap dan terinci dibandingkan dengan Undang-undang No1 tahun 1964. Dari 28 pasal dan 89 ayat undang-undang no 4 tahun 1992, dapat disarikan sebagai berikut: a. Undang-undang pokok perumaha no. 1 tahun 1964 Beberapa ayat yang terpenting dalam undang-undang tersebut antara lain:  Tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh dan menikmati perumahan yang layak,sesuai dengan norma-norma sosial, teknik, keamanan, kesehatan dan kesusilaan.  Tiap-tiap warga Negara berkewajiban ikut serta dalam usaha pengadaan perumahannya sesuai dengan kemampuannya. Universitas Sumatera Utara  Pemerintah memberikan bimbingan, berbagai fasilitas, batuan dan perangsang lainnya baik dalam pembangunan maupun pembiayaan, tanpa meninggalkan semangat gotong royong dalam masyarakat.  Pemerintah mengadakan penelitian dan perencanaan untuk perbaikan pembangunan perumahan dengan mengutamakan usaha memperendah biaya, mempertinggi mutu dan mempercepat proses pembangunan.  Pemerintah berusaha membangun perumahan setahap demi setahap bagi keperluan rakyat dan Negara, dengan memperhatikan perkembangan kota dan daerah.  Koordinasi pelaksanaan urusan perumahan dapat diserahkan kepada pemerintah Daerah Tingkat I yang selanjutnya dapat pula diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II b. Undang-undang Nomor 16 tahun 1985, tentang Rumah Susun Pembangunan rumah susun bertujuan untuk :  Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.  Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptkan lingkungan permukiman yang lengkap dan serasi dan seimbang.  Pemerintah melakukan pengaturan dan pembinaan rumah susun  Pemerintah dapat menyerahkan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pengaturan dan pembinaan rumah susun. Universitas Sumatera Utara c. Undang-undang No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman Terdapat beberapa pasal dan ayat penting yang berpengaruh pada pengadaan perumahan kota bagi masyarakat berpenghasilan rendah, antara lain:  Setiap warga Negara mempunyai hak untuk menempatimenikmatiatau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman ,serasi dan teratur.  Setiap warga Negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan dan permukiman.  Pemerintah dan badan-badan sosial atau keagamaan dapat menyelenggarakan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus . yang dimaksud dengan pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan khusus antara lain perumahan transmigrasi, korban bencana alam, perumahan dinas dan lain sebagainya.  Pemenuhan kebutuhan pemukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan pemukiman skala besar yang terencana, menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan secara bertahap.  Setiap warga Negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam pembangunan perumahan dan pemukiman. Pelaksanaan peran serta masyarakat dapat dilakukan secara perorangan atau dalam bentuk usaha bersama.  Pemerintah melakukan pembinaan dibidang perumahan dan permukiman dalam bentuk pengaturan dan pembimbingan, pemberian bantuan dan kemudahan, penelitian dan pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian. Universitas Sumatera Utara  Untuk memberikan bantuan dan atau kemudahan kepada masyarakat dalam pembangunan rumah sendiri atau memiliki rumah, pemerintah melakukan upaya pemupukan dana. Bantuan dan atau kemudahan tersebut berupa kredit perumahan. Ada 5 peraturan yang disahkan pada pelita II, untuk mengatur hal-hal sebagai berikut: a. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pihak swasta harus mengikuti persyaratan pembangunan dengan perbandingan satu rumah mewah, 3 rumah sedang dan 6 rumah murah. b. Tugas dan susunan dari anggota BKPN. c. Lingkup tugas BTN da persyaratan pembangunan perumahan rakyat d. Tata cara pembebasan tanah, tugas dan wewenang serta susunan panitia pembebasan tanah. e. Wewenang pemilik untuk merencanakan, menggunakan lahan dan penyerahan pada pihak ketiga

2.1.2 Penentuan Lokasi Perumahan yang Ideal