mendapatkan sisa kas, selama penerimaan pengahasilan masih bisa menutup biaya variabel dan biya tetap tunai. Biaya tetap tunai adalah
biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gedung, dan biaya tetap tunai lainnya. Artinya pada
kondisi tersebut perusahan masih bisa membayar gaji karyawannya, walaupun untuk membayar biaya tetap tidak tunai penyusutan tidak
mencukupi. Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup
2.6.2 Asumsi yang digunakan dalam Break Even Point
Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik break even point tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan didalamnya.
Menurut Susan Irawati dalam
bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan
asumsi dasar yang digunakan dalam break even point adalah sebagai berikut : Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume,
sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan,
sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah. Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.
Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil
penjualan” setiap produk tetap
2.6.3 Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak
sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
a. Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put
tertentu b.
Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan c.
Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu d.
Sales mix adalah konstan Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT BEP akan
bergeser atau berubah apabila: a.
Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-
nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
b. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan
ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
c. Perubahan dalam sales price per unit .Perubahan ini akan mempengaruhi
miringnya garis total revenue TR. Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan
menggeser kebawah atau sebaliknya. d.
Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau
perbandingan antara satu produk dengan produk lain sales mix haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20 pada
produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
2.6.4 Kelemahan Break Even Point yaitu: