29
3.6 Cara Pembuatan Krim
Pembuatan krim dilakukan dengan cara meleburkan fase minyak dalam cawan penguap yaitu asam stearat, setil alkohol dan avobenzone massa I. Fase
air yang terdiri dari akuades, nipagin, propilen, sorbitol dan trietanolamin dipanaskan hingga nipagin larut massa II. Massa I selanjutnya dimasukkan ke
dalam lumpang panas, ditambahkan oktil metoksisinamat diaduk perlahan. Kemudian ditambahkan massa II secara perlahan sambil diaduk konstan hingga
terbentuk massa krim. Massa krim selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam ekstrak etanol bunga brokoli yang telah diteteskan etanol 96 dan
diaduk hingga homogen, selanjutnya diteteskan oleum lavender diaduk hingga homogen. Formula 0 F
merupakan kombinasi avobenzone dengan oktil metoksisinamat yang tidak ditambahkan ekstrak etanol bunga brokoli.
3.7 Pengamatan Stabilitas Fisik Sediaan Krim
3.7.1 Pengamatan stabilitas sediaan krim secara organoleptis Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan
bentuk, warna dan bau dari sediaan blanko dan sediaan dengan ekstrak bunga brokoli
Brassica oleracea
L. selama waktu penyimpanan. Pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau tersebut dilakukan setiap minggu selama
penyimpanan 3 bulan 12 minggu. 3.7.2 Pengukuran pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH
7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH
Universitas Sumatera Utara
30 tersebut. Elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan air suling hingga 100 ml, kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. Sediaan krim
diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter setiap 4 minggu selama 12 minggu. 3.7.3 Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen, POM., 1979. 3.7.4 Pemeriksaan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit metil biru ke dalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut
adalah tipe minyak dalam air Ditjen, POM., 1985. 3.7.5 Pengujian iritasi
Pengujian iritasi kulit dilakukan dengan mengamati reaksi yang terjadi pada kulit. Uji iritasi dilakukan pada 12 relawan dengan mengoleskan krim pada
lengan dan dibiarkan selama 12 jam. Syarat sukarelawan tercantum pada surat pernyataan untuk uji iritasi dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 54.
Indeks iritasi menurut Ditjen POM 1985 adalah: 1. Tidak ada reaksi
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan vesikula +++
5. Edema dan vesikula ++++
Universitas Sumatera Utara
31
3.8 Penentuan Nilai