Parameter performance mesin . Mesi n Non VVT- I

71 = 0,47236447 kJ Kerja satu siklus : Kerja yang dihasilkan dari satu siklus termodinamika adalah sebagai berikut : W nett = W 1-2 W 3-4 = -0,14222797 085589207 = 0,7136641 kJ

4.2.2. Parameter performance mesin

Tekanan efektif rata rata Didefenisikan sebagai suatu tekanan yang dibayangkan bekerja pada permukaan piston pada langkah kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : mep = W nett V d Dengan nilai W nett = 0,7136641 kJ dan besarnya volume langkah V d = 0,0003245 m 3 Maka besarnya tekanan efektif rata rata adalah : mep = = 2199,27304 kPa Universitas Sumatera Utara 72 Daya indikator Merupakan daya yang dihasilkan dalam silinder motor sehingga merupakan basis perhitungan atau penentuan efisiensi pembakaran atau besarnya laju panas akibat pembakaran didalam silinder. Besarnya daya indikator W i pada putaran 3200 RPM dapat dirumuskan sebagai berikut : W i = W i = 19,0310 kW Untuk 4 silinder = 4 19,0310 kW = 76,1241 kW Daya yang dihasilkan suatu mesin pada poros keluarannya disebut sebagai daya poros brake horse power dengan besar torsi 120 Nm yang diperoleh dari spesifikasi mesin halaman 34, maka torsi dapat dihitung berdasarkan persamaan : W b = 2 3,14 120 W b = 40,192 kW Universitas Sumatera Utara 73 Besarnya torsi pada putaran 6000 rpm dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : 100,31 N.m Konsumsi bahan bakar spesifik sfc Secara tidak langsung konsumsi bahan bakar merupakan indikasi efisiensi dalam menghasilkan daya dari pembakaran bahan bakar. Laju aliran bahan bakar sebesar 0,000026724 kgdet dan daya poros W b ¸sebesar 40,192 kW maka konsumsi bahan bakar spesifik pada putaran 3200 RPM diperoleh sebagai berikut : sfc = sfc = = 0,000070923 kgKw –det = 255,3388 gram kw – jam Universitas Sumatera Utara 74 Efisiensi thermal Efisiensi ini merupakan indikasi sesungguhnya dari konvensi energi input thermodinamika menjadi energi mekanis. th = th th 0,6014 th 60,14 Efisiensi mekanis Merupakan perbandingan antara daya poros dengan Wb dengan daya indikator Wi dengan daya poros sebesar 40,192 dan daya indikator 76,1241 maka besarnya efisiensi mekanis dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : m m m 0,5279 m 52,79 Universitas Sumatera Utara 75 Efisiensi volumetrik Merupakan indikasi sejauh mana volume sapuan swept volume mesin tersebut dapat terisi fluida kerja. Dengan massa udara sebesar 0,000392836 kg, densitas udara 1,21213356 kgm 3 ,dan besar volume langkah 0,0003245 m 3 , maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : v v 0,9987 99,87 Universitas Sumatera Utara 76 Berikut adalah tabel dan grafik performance mesin Daihatsu Terios D99B dan mesin non VVT-i Tabel 4.1. Torsi Mesin Putaran RPM TORSI Nm VVT- i Non VVT- i 1500 31,83 25,31 2000 42,45 33,42 2500 53,07 41,78 3000 63,67 50,14 3500 74,29 58,50 4000 84,9 66,86 4500 95,52 75,22 5000 106,14 83,58 5500 116,75 91,94 6000 127,37 100,3 Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 4.1. Grafik Torsi Mesin Daihatsu Terios dan mesin non VVT-i Pada putaran 1500 rpm pada mesin Daihatsu Terios D99B torsi yang dihasilkan sebesar 31,83 Nm dan sedangkan pada mesin non VVT-i torsi yang dihasilkan sebesar 25,31 Nm. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 6,52 Nm. Hingga 6000 Rpm torsi yang dihasilkan mesin Daihatsu terios cenderung lebih besar dibanding dengan mesin non VVT-i, ini disebabkan oleh teknologi VVT-I yang memakai DOHC Double Over Head Chamsaft dimana cam atau nok menjadi profil cam pada poros yang membuat katup isap atau katup masuk dapat bekerja secara tepat dan fleksibel sesuai dengan putaran mesin Pada saat bekerja pada putaran rendah, mesin hanya memerlukan campuran udara dan bahan bakar yang lebih sedikit, karena tenaga yang harus dihasilkan tidak perlu besar. 20 40 60 80 100 120 140 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 non VVT-I VVT-i RPM To rsi N .m Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.2 Daya Mesin Putaran RPM Daya KW VVT-i Non VVT -i 1500 19,99 15,9 2000 26,66 20,99 2500 33,33 26,24 3000 39,99 31,49 3500 46,66 36,74 4000 53,32 41,99 4500 59,99 47,24 5000 66,66 52,49 5500 73,32 57,74 6000 79,99 62,99 Universitas Sumatera Utara 79 Gambar 4.2 Grafik Daya mesin Daihatsu Terios D99B dan mesin non VVT-i Putaran 1500 Rpm daya yang dihasilkan pada mesin Daihatsu Terios lebih besar yaitu 19,99 kW, dibanding dengan mesin non VVT-i daya yang dihasilkan sebesar 15,90 kW. Sehingga terjadi peningkatan daya sebesar 4,09 kW pada mesin Daihatsu Terios D99B. Begitu juga pada putaran 2000 Rpm hingga 6000 Rpm Daya yang di hasilkan mesin VVT-i lebih besar. OCV Oil Control valve pada saat mesin idling OCV menerima masukan dari sensor sensor selanjutnya plunger OCV bergerak maju dan membuka katup aliran oli masuk menekan di depan sudu sudu atau blade control VVT-i, sehingga putaran, roda control VVT-i menggeser maju membuat poros cam tertinggal putarannya. Dengan tertinggalnya poros cam membuat katup masuk lebih lambat, jadi tenaga yang dihasilkan mesin juga kecil sebanding dengan konsumsi bahan bakar yang masuk ke silinder mesin. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 VVT-i non VVT-i RPM D AYA KW Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 3.3. SFC dan Putaran Mesin Putaran RPM SFC grkW-jam VVT-i Non VVTi 1500 85,3238 119.6900 2000 113,7651 159,5867 2500 142,2064 199,4834 3000 170,6477 239,3807 3500 199,089 279,2768 4000 227,5309 319,1735 4500 255,9716 359,0702 5000 284,4129 398,9669 5500 312,8542 438,8636 6000 341,2955 478,7603 Universitas Sumatera Utara 81 Gambar 4.3. Grafik SFC dan putaran mesin Daihatsu Terios D99B dan mesin non VVT-i Pada putaran yang sama yaitu 1500 Rpm, konsumsi bahan bakar mesin Daihatsu Terios sebesar 85,3238 grkw-jam, sedangkan pada mesin non VVT-i sebesar 119.6900 grkw-jam. Sehingga pemakaian bahan bakar berkurang menjadi 34,3662 grkw-jam. Dengan adanya sistem VVT-i, saat bekerja pada putaran rendah waktu buka katup isap tidak perlu lama, waktu buka katup diperlambat dan tutupnya dipercepat sehingga bahan bakar yang diperlukan mesin tetap sedikit, selanjutnya, bila saat percepatan, hal itu akan menyebabkan kebutuhan mesin akan bahan bakar dan udara makin besar, katup isap membuka lebih cepat dan waktu menutup diperlambat, artinya waktu buka katup masuk lebih lama. Dengan demikian, jumlah udara dan bahan bakar yang masuk kedalam mesin jadi lebih banyak. Pada mesin non VVT-i waktu buka dan tutup katup isap selalu sama, baik saat bekerja pada putaran rendah maupun tinggi, kondisi ini akan 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 non VVT-i VVT-i RPM SF C g r kw -jam Universitas Sumatera Utara 82 membuat mesin tidak bekerja secara optimal dan efisien, baik pada putaran rendah maupun saat putaran tinggi. Sebaliknya bila mesin melakukan percepatan, kerja mesin pada putaran tinggi akan tersendat, selain itu konsumsi bahan bakar juga menjadi boros. Universitas Sumatera Utara 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN