Analisa thermodinamika Proses 0-1 :

62 0,00045239 kg, densitas udara 1,2121 kgm 3 , dan besarnya volume langkah 0,00037375 m 3, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung, sebagai berikut : n v = n v = = 0,9987 = 99,87

4.2 . Mesi n Non VVT- I

4.2.1. Analisa thermodinamika Proses 0-1 :

Langkah isap, tekanan konstan, katup buang tertutup sedangkan katup masuk terbuka. Udara dianggap sebagai gas ideal. Udara dihisap masuk ke silinder dengan tekanan 1,03 atm atau 104,3647 kPa pada temperatur 27 o C atau 300 K, maka : P O = P 1 = 104,3647 kPa T 1 = 300 K = 10 B = 7,2 cm S = 7,97 cm Universitas Sumatera Utara 63 R 0,287 Kjkg.K C v = 0,718 kJkg.K Volume langkah : Merupakan volume dari langkah torak dari titik mati bawah TMB ke titik mati atas TMA. Kapasitas 4 silinder adalah 1498 CC , maka volume langkah untuk satu silinder : V d = V d = 324,5 = 0,0003245 m 3 Volume sisa : Didefenisikan sebagai volume minimum silinder pada saat torak berada di titik mati atas TMA. Dengan rasio kompresi sebesar 9,5 dan volume langkah sebesar 0,00037375 m 3 maka besarnya volume sisa : = 10 = V c = 0,000036056 m 3 Universitas Sumatera Utara 64 Volume pada titik 1 : Merupakan hasil penjumlahan volume langkah V d dengan volume sisa V c V 1 = V d + V c = 0,0003245 + 0,000036055 = 0,00036056 m 3 Massa campuran bahan bakar dan udara : Dengan tekanan 1,03 atm atau 104,3647 kPa dan volume silinder 0,00036056 m 3 pada temperatur 300 K, massa campuran bahan bakar udara adalah : m m = = = 0,00043704 kg Massa udara pembakaran m c dan massa bahan bakar m f : Sejumlah udara dihisap masuk ke dalam silinder dengan perbandingan 14,7 : 1 terhadap bahan bakar pada tekanan konstan. Udara mengisi ruangan silinder yang bertambah besar seiring bergeraknya torak Universitas Sumatera Utara 65 dari titik mati atas TMA ke titik mati bawah TMB. Untuk 1 kg bahan bakar diperlukan 14,7 kg udara dengan massa campuran m m sebesar 0,00043704 kg serta diasumsikan sisa gas hasil pembakaran 4 [lit 7] dari siklus sebelumnya, maka besarnya massa udara dan massa bahan bakar adalah : m a = 00043704 kg = 0,00039284 kg m f = 0,96 0,00043704 kg = 0,000026724 kg Tekanan dan temperatur udara sekitar mesin dapat digunakan untuk mencari densitas udara dengan persamaan sebagai berikut : = = = 1,21213357 kgm 3 Proses 1-2 : Langkah kompresi isentropik, semua katup tertutup. Torak bergerak dari titik mati bawah TMB ke titik mati atas TMA Tekanan pada titik 2 : Campuran bahan bakar dan udara yang berada didalam silinder ditekan dan dimampatkan oleh torak yang bergerak ke titik mati atas. Akibatnya, tekanan dalam silinder naik menjadi P 2 . Universitas Sumatera Utara 66 P 2 = P 1 = 104,3647 = 2621,52274 kPa Temperatur pada titik 2 : Campuran bahan bakar dan udara yang dimampatkan oleh torak yang bergerak ke titik mati atas TMA juga mengakibatkan suhu dalam silinder naik menjadi T 2 T 2 = T 1 = 300 = 753,565929 K Volume pada titik 2 : V 2 = = 0,000036056 m 3 V 2 = V c Universitas Sumatera Utara 67 Kerja persiklus 1-2 Kerja yang diserap selama langkah kompresi isentropik untuk satu silinder dalam satu siklus adalah sebagai berikut : W 1-2 = W 1-2 = = - 0,14222797 kj Proses 2-3 : Penambahan kalor pada volume konstan Kalor masuk Bahan bakar yang digunakan adalah BENSIN dengan nilai kalori bahan bakar 44400 kjkg [20] dan diasumsikan terjadi pembakaran sempurna, n c = 1 Q in = m f Q HV n c = 0,000026723 44400 = 1,18652589 kJ Temperatur pada titik 3 : Dengan menggunakan persamaan Q in = m m C v T 3 – T 2 , maka T 3 dapat diketahui : Universitas Sumatera Utara 68 T 3 = = T 3 = 4534,76991 K T 3 = T maks Volume pada titik 3 : Dari diagram P-v siklus Otto ideal Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa V 3 sama dengan V 2 V 3 = V 2 = 0,000036055 m 3 Tekanan pada titik 3 : Seiring dengan bertambahnya temperatur selama siklus tertutup volume konstan, maka bertambah pula tekanan didalam silinder. P 3 = P 2 = 2621,52274 = 15775,6634 kPa Tekanan tersebut merupakan tekanan maksimum siklus. Universitas Sumatera Utara 69 P 3 = P maksimum Proses 3-4 : Langkah Ekspansi isentropik Temperatur pada titik 4 : Setelah torak mencapai titik mati bawah TMB sejumlah kalor dikeluarkan dari dalam silinder sehingga temperatur fluida kerja akan turun menjadi T 4 . T 4 = T 3 = 4534,76991 = 1805,32442 K Tekanan pada titik 4 : Begitu juga dengan tekanan didalam silinder, mengalami penurunan menjadi P 4 . P 4 = P 3 = 15775,6634 = 628,040471 kPa Universitas Sumatera Utara 70 Volume pada titik 4 Dari diagram P-v siklus Otto Gambar 2.5 dilihat bahwa V 4 sama dengan V 1. V 4 = V 1 = 0,00036056 m 3 Kerja 3- 4 : Tekanan tinggi yang disertai pembakaran didalam silinder, membuat piston terdorong kembali ke titik mati bawah TMB. Gerakan piston tersebut menghasilkan kerja sebesar W 3-4 . W 3-4 = = – = 0,85589207 kJ Proses 4 – 1 : Proses pembuangan kalor pada volume konstan Kalor yang dibuang : Pada saat torak mencapai titik mati bawah TMB kalor dibuang sebesar Q 4-1.. Q 4-1 = Q out = m m c v T 1 – T 4 = 0,00043704 0,718 300 – 1805,32442 Universitas Sumatera Utara 71 = 0,47236447 kJ Kerja satu siklus : Kerja yang dihasilkan dari satu siklus termodinamika adalah sebagai berikut : W nett = W 1-2 W 3-4 = -0,14222797 085589207 = 0,7136641 kJ

4.2.2. Parameter performance mesin