15
satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan Pratiwi, 2008.
- Fase stationer
Pada fase ini bakteri mulai ada yang mati dan pembelahan pun terhambat seiring dengan meningkatnya bakteri, meningkat juga jumlah hasil metabolisme
yang toksis. Pada saat ini terjadi jumlah bakteri yang hidup tetap sama Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, 1993.
- Fase kematian
Pada fase ini jumlah sel yang mati meningkat. Konsentrasi produk buangan yang bersifat toksis meningkat dan ketersediaan makanan untuk bakteri menurun.
Jumlah bakteri yang mati meningkat dengan cepat. Sebagian bakteri terlihat berbeda dari bakteri yang sehat pada fase log. Perubahan morfologi bakteri juga
terlihat seperti bakteri semakin panjang, terlihat bercabang, filamennya juga berubah sehingga sulit untuk diidentifikasi Engelkirk, 2010.
2.6 Pengujian Aktivitas Antimikroba
Pengukuran aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan metode difusi atau dengan metode dilusi.
a. Cara difusi
Metode yang digunakan adalah cakram kertas, silinder gelaslogam dan pencetak lubang yang diletakkan pada media agar padat yang telah dicampurkan
dengan mikroba uji dan zat yang bersifat antimikroba diteteskan ke dalam pencadang kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya area zona jernih di sekitar pencadang yang menunjukkan tidak
adanya pertumbuhan mikroba Dzen,2003.
16
b. Cara dilusi
Metode ini digunakan untuk menentukan Kadar Hambat Minimum KHM dan Kadar Bunuh Minimum KBM dari zat antimikroba. Metode ini
menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah mikroba uji. Tabung diuji dengan zat antimikroba yang telah diencerkan secara serial. Seri
tabung diinkubasi pada suhu ± 37
o
C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Selanjutnya biakan dari semua tabung yang jernih
diinokulasikan pada media agar padat, diinkubasikan pada suhu ± 37
o
C selama 18- 24 jam. Lalu diamati ada tidaknya mikroba yang tumbuh Dzen, 2003.
17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Metode penelitian meliputi pengumpulan sampel, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakteristik
simplisia, pembuatan ekstrak etanol dari simplisia secara maserasi, pengujian golongan senyawa kimia terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun nipah,
pembuatan larutan uji ekstrak etanol daun nipah dengan berbagai konsentrasi dan pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun nipah terhadap bakteri
gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, alumunium foil, autoklaf Fison, blender, bunsen, cawan petri, desikator,
inkubator Memmert, jangka sorong, jarum ose, kapas steril, kertas perkamen, laminar airflow cabinet Astec HLF 1200 L, lemari pendingin Toshiba, lemari
spengering, mikro pipet Eppendorf, neraca analitik Metler AE 200, oven Gallenkomp, penangas air, pencadang kertas, pinset, pipet tetes, rotary