Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit Daun Kelapa Sawit

dengan kosentrasi 0,25. Namun, yang terpenting adalah melakukan penyeleksian yang ketat terhadap bibit yang akan ditanam yaitu memilih tanaman yang berasal dari pohon induk yang resisten terhadap penyakit tajuk.

2.3. Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit

Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Kekurangan unsur hara tanaman, dapat diketahui dari gejala – gejala yang tampak pada tanaman. Kekurangan unsur hara yang berlebihan dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan dosis pupuk. - Cara pemupukan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memupuk tanaman sebagai berikut : 1. Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang – alang dan kotoran lain. Universitas Sumatera Utara 2. Pada area datar semua pupuk di tabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggir piringan. 3. Pada areal yang berteras pupuk disebar pada piringan kurang lebih 23 dari dosis dibagian dalam teras dekat dinding bukit, sisanya 13 bagian diberikan pada bagian luar teras.

2.4. Daun Kelapa Sawit

Pengambilan contoh daun bertujuan terutama untuk memperoleh data tentang kandungan unsur hara dalam daun melalui analisis laboratorium, mengingat adanya hubungan antara kandungan hara daun dengan pertumbuhan tanaman dan produksi tandan buah segar kelapa sawit. Dengan demikian kandungan hara daun digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam dalam penyusun rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit pada masa berikutnya. Cara pengambilan contoh daun dilapangan sangat mempengaruhi hasil analisis laboratorium.

2.4.1. Penentuan kesatuan contoh daun KCD

Pengambilan contoh daun didasarkan pada satu unit yang dikenal dengan kesatuan contoh daun KCD atau leaf sampling unit LSU. Satu KCD harus mencerminkan keseragaman meliputi : - Umur tanaman - Jenis tanah - Tindakan kultur teknis Universitas Sumatera Utara - Topografi dan Drainase Luas satu KCD berkisar 20 – 30 ha, namun jika keadaannya sangat seragam maka luas KCD dapat diperluas menjadi 40 ha. Luas KCD tidak dianjurkan kurang dari 10 ha agar tidak menyulitkan dalam aplikasi pemupukan dan mengefisienkan biaya analis.

2.4.2. Penomoran KCD

Nomor KCD ditulis pada pohon dipinggir jalan produksi, untuk mempermudah petugas pengambilan contoh daun maupun untuk pengawasan. Penomoran KCD di sarankan dengan sistem afdeling. Nomor terdiri atas tiga digit, digit pertama menunjukkan nomor afdeling, sedangkan digit kedua dan ketiga menunjukkan nomor KCD di afdeling tersebut. Nomor pohon umumnya dibuat pada bekas tunas an pelepah dengan warna biru.

2.4.3. Cara Penentuan Letak daun

- Daun ke 1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah terbuka seluruhnya dan jarak antara helai daun tersebut dengan daun yang lain sudah jelas nampak pada pangkal pelepah. - Daun ke 9 letaknya dibawah daun ke 1 agak ke sebelah kiri pada spiral arah kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri. - Daun ke 17 letaknya di bawah daun ke 9 agak kesebelah kiri pada spiral arah sebelah kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri. Universitas Sumatera Utara

2.5. Peranan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman Kelapa Sawit