Permasalahan Tujuan Manfaat Daun Kelapa Sawit

Ada bermacam unsur hara yang apabila kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan gejala pada tanaman. Ada dua kelompok unsur hara yang essensial bagi tanaman, kelompok pertama disebut unsur makro dan yang kedua adalah unsur hara mikro. Unsur hara makro relatif lebih banyak diperlukan oleh tanaman, sedangkan unsur hara mikro juga sama pentingnya dengan unsur hara makro, hanya dalam hal kebutuhan akan zat – zat ini hanya sedikit. Kekurangan unsur hara Cu dianggap hanya terjadi pada tanah-tanah gambut tetapi ternyata juga dilaporkan terjadi pada tanah-tanah berpasir. Tanaman yang menderita defisiensi Cu di pembibitan, terlihat sangat kerdil. Gejala awal adalah terjadinya klorosis pada daun muda yang sudah terbuka dan warna anak daun yang menderita defisiensi Cu berubah menjadi kuning yang dimulai dari ujung daun dan akhirnya kering. Penyebab umumnya kekurangan unsur hara Cu terjadi pada : 1. Tanah berpasir 2. Tanah gambut Kekurangan unsur hara Cu terjadi jika kadar Cu daun 30 kg tandan buah segar pertanaman. Tanaman – tanaman tersebut harus diracun dan ditebang untuk memungkinkan enam tanaman disekitarnya tumbuh lebih baik. Kondisi ini menunjukkan pentingnya sensus tanaman secara rutin untuk menyeleksi tanaman – tanaman yang abnormal dan yang menunjukkan gejala kekurangan unsur hara.

1.2. Permasalahan

Universitas Sumatera Utara Beberapa jumlah kadar unsur hara Cu dan Zn yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit untuk menghindari daun kekurangan unsur hara Cu dan Zn dapat ditentukan berapa banyak pupuk Cu dan Zn yang harus diberikan pada tanaman sehingga diperoleh pertumbuhan yang cepat dan hasil buah yang maksimal.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah : Untuk mengetahui tingkat pemupukan tanaman kelapa sawit berdasarkan unsur hara pada daun kelapa sawit dengan metode AAS.

1.4. Manfaat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah daun kelapa sawit kekurangan unsur hara dan mempersiapkan beberapa banyak unsur hara yang dibutuhkan daun kelapa sawit dengan pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daun Kelapa Sawit

Daun kelapa sawit mirip daun kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang belakang sejajar. Daun – daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Produksi daun tergantung iklim setempat. Di Sumatera Utara, misalnya produksi daun mencapai 20 – 24 helaitahun. Umur daun mulai terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan segar berwarna hijau tua. Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Pemangkasan adalah pembuangan daun - daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Tujuan pemangkasan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan alami. 2. Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun. 3. Membantu dan memudahkan pada waktu panen. 4. Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancer, terutama pada fotosintesis dan respirasi. Dalam satu tahun tanaman kelapa sawit mampu menghasilkan 20 - 30 pelepah daun. Kemampuan produksi tanaman tersebut menurun menjadi 18 - 25 pelepah daun seiring dengan pertambahan umur tanaman. Dengan demikian rata – rata produksi pelepah adalah 1,5 - 2,5 pelepahbulan. Namun, hanya sekitar 8 – 22 pelepah daun yang ditemukan bunga atau buah, sedangkan pelepah lainnya tidak menghasilkan bunga atau buah. Pelepah daun yang menghasilkan bunga atau buah disebut pelepah penyangga songgoh dan pelepah yang tidak bisa menghasilkan bungaan atau buah disebut pelepah kosong. pelepah penyanggah akan ditunas bersamaan dengan panen buah, sedangkan pelepah kosong akan ditunas secara rutin dengan interval waktu tertentu di luar waktu panen. Untuk terus melangsungkan metabolisme yang baik, seperti proses fotosintesis dan respirasi maka jumlah pelepah pada setiap batang tanaman harus dipertahankan dalam jumlah tertentu sesuai umur tanaman. Untuk tanaman berumur antara 3 – 8 tahun, jumlah pelepah yang optimal sekitar 48 – 56 6 – 7 lingkaran duduk daun dan untuk tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun, jumlah pelepah sekitar 40 – 48 5 – 6 Universitas Sumatera Utara lingkaran duduk daun. Pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali untuk tanaman belum menghasilkan dan 8 bulan sekali untuk tanaman menghasilkan. Pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan alat Chisel alat pahat, egrek arit bergagang, atau kampak petik. Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menanmbah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

2.2. Penyakit Pada Daun dan Tajuk Helai Daun Kelapa Sawit